Buatan manusia
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Benda Buatan atau Artifisial (keadaan buatan atau buatan manusia) adalah keadaan menjadi produk buatan manusia yang disengaja, alih-alih terwujud terjadi secara alami melalui proses yang tidak melibatkan atau membutuhkan aktivitas manusia. Zat artifisial tidak selalu berkonotasi negatif, karena dapat juga mencerminkan kemampuan manusia untuk mereplikasi bentuk atau fungsi yang muncul di alam, seperti jantung buatan atau kecerdasan buatan. Ilmuwan politik dan pakar kecerdasan buatan Herbert A. Simon mengamati bahwa "beberapa benda buatan adalah tiruan dari benda-benda di alam, dan tiruan itu dapat menggunakan bahan dasar yang sama seperti yang ada di benda alam atau bahan yang sangat berbeda.[1] Simon membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. buatan dan sintetis, yang pertama adalah tiruan dari sesuatu yang ditemukan di alam (misalnya, pemanis buatan yang menghasilkan rasa manis menggunakan formula yang tidak ditemukan di alam), dan yang terakhir adalah replikasi dari sesuatu yang ditemukan di alam (misalnya, gula yang dibuat di laboratorium yang secara kimiawi tidak dapat dibedakan dari gula alami).[1] Beberapa filsuf telah melangkah lebih jauh dan menegaskan bahwa, di dunia deterministik, "semuanya adalah alami dan tidak ada benda buatan", karena segala sesuatu di dunia (termasuk segala sesuatu yang dibuat oleh manusia) adalah produk dari hukum fisika di dunia.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Herbert A. Simon, The Sciences of the Artificial (1996), p. 4.
- ^ Qinglai Sheng, Philosophical Papers (1993), p. 342.