Banjir rob
Banjir rob adalah banjir di tepi pantai karena permukaan air laut yang lebih tinggi daripada bibir pantai atau daratan di pesisir pantai. Banjir rob secara khusus diartikan sebagai banjir yang diakibatkan oleh air laut yang menggenangi daratan yang lebih rendah, tetapi sebenarnya tidak terbatas pada banjir yang berakibat oleh air laut melainkan juga curah hujan tinggi di daratan yang menyebabkan air melambat mengalir ke laut yang hasilnya akan mengakibatkan air tertahan dalam waktu yang relatif lama di daratan pesisir pantai. Fenomena ini juga diperparah oleh kondisi pasang naik air laut di waktu-waktu tertentu. Permasalahan banjir rob merupakan permasalahan serius yang dihadapi beberapa wilayah pesisir di Indonesia seperti pesisir utara Pulau Jawa, pesisir timur Sumatera Utara, pesisir pantai Kalimantan Barat dan Selatan.
Faktor utama yang mengakibatkan terjadinya banjir rob adalah kenaikan permukaan air laut, penurunan muka tanah dan abrasi pantai dalam hal ini di daratan pesisir.[1] Penurunan muka tanah merupakan faktor yang meningkatkan intensitas banjir rob di beberapa wilayah pesisir pantai utara Pulau Jawa terutama di DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak dan Gresik.[2]
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Permasalahan Rob dan Solusinya Diarsipkan 2008-10-24 di Wayback Machine.
- Semarang Terancam Terendam Rob[pranala nonaktif permanen]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Pantura Belum Selesai Tenggelam, diakses tanggal 2021-04-18
- ^ Pesisir Indonesia tenggelam: 'Ini bukan bencana alam, ini bencana buatan manusia' - BBC Indonesia, diakses tanggal 2021-04-18