Ansonia latidisca
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada April 2016. |
Ansonia latidisca | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | A. latidisca
|
Nama binomial | |
Ansonia latidisca Inger, 1966
|
Ansonia latidisca, umumnya dijuluki katak sungai Sambas atau katak pelangi Borneo, adalah spesies katak kecil yang ditemukan kembali pada tahun 2011 setelah tidak pernah terlihat lagi semenjak tahun 1924.[1] Spesies ini dapat ditemui di Indonesia dan Malaysia. Habitat alaminya adalah sungai dan hutan tropis atau subtropis yang lembap di dataran rendah. Katak ini terancam karena kehilangan habitat.
Ciri
[sunting | sunting sumber]Tiga spesimen A. latidasca yang ada berukuran kecil, dengan panjang antara 30 hingga 50 mm.[2] Mereka punya kaki kurus panjang dan kulit belakang berwarna hijau terang, ungu dan merah.[3] Bintik-bintik berwarna pada kulit belakang itu tidak rata tetapi "berkerikil" dan mirip kutil. Ahli amfibi Robin Moore memberitahu National Geographic bahwa kulit semacam itu "biasanya merupakan tanda-tanda adanya kelenjar racun."[4]
Herpetolog Indraneil Das, pemimpin tim yang menemukan kembali katak ini, menjuluki pewarnaannya "seperti lumut" dan menyatakan bahwa hal tersebut mungkin merupakan adaptasi untuk berkamuflase di kulit pohon berlumut.[3]
Status konservasi dan penemuan kembali
[sunting | sunting sumber]Menurut daftar Global Search for Lost Amphibians yang dibuat oleh Conservation International pada tahun 2010, katak A. latidasca merupakan salah satu dari 10 katak yang paling dicari di dunia. Katak ini sudah tidak terlihat semenjak tahun 1924.[3] Sebelum ditemukan kembali, gambaran tentang katak ini diperoleh dari spesimen yang dikumpulkan pengelana pada tahun 1920-an.[2]
Pada Juli 2011, ilmuwan dari Universitas Malaysia Sarawak yang dipimpin oleh Dr. Indraneil Das menemukan dan mengambil gambar tiga spesimen di Gunung Penrissen, Sarawak Barat.[5] Para ilmuwan menolak memberi tahu letak pasti si katak karena takut disalahgunakan oleh pemburu gelap dan penjual binatang peliharaan internasional.[3]
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ ""Lost" Amphibian Stages Amazing Reappearing Act in Borneo after Eluding Scientists for 87 years". Conservation International. Diakses tanggal 14 July 2011.
- ^ a b Bryner, Jeanna (13 July 2011). "'Lost' Rainbow Toad Rediscovered After 87 Years". LiveScience.
- ^ a b c d Lin, Thomas (15 July 2011). "After 8 Decades, Tiny Toad Resurfaces in Asia". NY Times. Diakses tanggal 16 July 2011.
- ^ Than, Ker. "Rainbow Toad Rediscovered, Photographed for First Time". National Geographic.
- ^ "Lost rainbow toad is rediscovered". BBC. 14 July 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-14. Diakses tanggal 2011-07-14.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Inger, R., Das, I., Stuebing, R., Lakim, M. & Yambun, P. 2004. Ansonia latidisca. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. Downloaded on 21 July 2007.