A Clash of Kings
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari A Clash of Kings di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan. (Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel) |
Pengarang | George R. R. Martin |
---|---|
Perancang sampul | Steve Youll |
Negara | Amerika Serikat |
Bahasa | Inggris |
Seri | A Song of Ice and Fire |
Genre | Fantasi |
Diterbitkan | 1998 (Voyager Books/UK) 1999 (Bantam Spectra/US) |
Halaman | 761 |
Penghargaan | Locus Award for Best Fantasy Novel (1999) |
ISBN | ISBN 0-00-224585-X |
OCLC | 59667381 |
813/.54 | |
LCC | PS3563.A7239 C58 1999 |
Didahului oleh | A Game of Thrones |
Diikuti oleh | A Storm of Swords |
A Clash of Kings adalah novel kedua dalam A Song of Ice and Fire, sebuah seri fantasi epik karya penulis Amerika—George RR Martin yang diperkirakan terdiri dari tujuh volume.
Novel ini pertama kali diterbitkan pada 16 November 1998 di Inggris. Sedangkan edisi Amerika Serikat terbit pada 2 Februari 1999.[1] Seperti pendahulunya, A Game of Thrones, ia memenangkan Locus Award (pada 1999) untuk kategori Novel Terbaik dan dinominasikan untuk Penghargaan Nebula (juga pada tahun 1999) untuk novel terbaik. Pada Mei 2005 Meisha Merlin merilis novel edisi terbatas yang sepenuhnya diilustrasikan oleh John Howe.
HBO telah mengadaptasi novel ini sebagai tayangan televisi di musim kedua dari serial Game of Thrones. A Clash of Kings juga merupakan nama ekspansi pertama pada papan permainan Game of Thrones.
Ringkasan plot
[sunting | sunting sumber]A Clash of Kings menggambarkan Tujuh Kerajaan di Westeros dalam perang saudara, sementara Night's Watch melakukan pengintaian untuk menyelidiki orang-orang misterius yang dikenal sebagai wildling (orang liar). Sementara itu, Daenerys Targaryen melanjutkan rencananya untuk merebut kembali Tujuh Kerajaan.