TEMPLATE - DRK - Arianti (2) (1) .PPTX New 9-7-24
TEMPLATE - DRK - Arianti (2) (1) .PPTX New 9-7-24
TEMPLATE - DRK - Arianti (2) (1) .PPTX New 9-7-24
KLINIK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. F DENGAN
G2POA1 HAMIL 36-37 MINGGU POST SC
1. Identitas Pasien
Nama : NY. F
Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamain : Perempuan
No MR : 00-41-47-29
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kembangan, Jakarta barat
Tgl MRS : 16 Juni 2024
Tgl Operasi : 17 Juni 2024
Tgl Pengkajian : 17 Juni 2024
Indikasi : G1P0A0 H37 minggu (IVF) dengan Elektif
1. Pengkajian Pasien
1. Keluhan utama : pasien rencana operasi SC
2. Riwayat penyakit sekarang : tidak ada, pasien rencana operasi SC elektif
3. Riwayat penyakit dahulu : tidak ada riwayat penyakit, riwayat FET November 2023
4. Riwayat penyakit dalam keluarga : tidak ada
5. Riwayat tranfusi darah : tidak ada
6. Riwayat alergi : tidak ada
7. Hasil laboratorium : Hemoglobin : 12.6, eritrosit : 4,35, Leukosit : 9,880, Hematokrit: 36,4, APTT : 24,7 detik.
8. Hasil CTG, DJJ, USG, : terlampir
9. Riwayat menstruasi : Menarche usia: 13 tahun siklus: 21 hari selama 7 hari, teratur
10. Keluhan saat menstruasi : tidak ada keluhan
11. Status perkawinan : menikah ( 1 kali )
12. Riwayat kehamilan : hamil ini
2. Pemeriksaan fisik
1. Tanda- tanda vital : TD: 120/80 mmHg, Suhu : 36,8 derajat celsius, Nadi : 85 x/ menit, Pernapasan : 22x /menit
2. Respirasi : Pola nafas normal, suara napas : Vesikuler, tidak ada suara tambahan, irama napas teratur, tidak ada batuk dan sekresi.
3. Kardiovaskular: Warna kulit normal, denyut nadi teratur,akral hangat, irama jantung normal, pulsasi kuat.
4. Neurologi : GCS : E: 4 V: 5 M:6, kesadaran : composmentis, skelera dan konjungtiva : normal, penglihatan: tidak ada kelainan, tanpa alat bantu
penglihatan, pendengaran: tidak ada kelainan, tidak menggunakan alat bantu pendengaran, bicara/artikulasi : jelas, sensorik/motorik : tidak ada
kelainan , kekuatan otot : Kuat
5. Urologi : BAK : (frekuensi > 5x sehari, warna: Kuning jernih, keluhan saat BAK: tidak ada, alat bantu : terpasang cateter urine, Gastrointestinal: Mulut
: tidak ada kelainan, gigi tidak ada kelainan, lidah tidak ada kelainan, tenggorokan : tidak ada gangguan menelan, Tonsil normal, kelenjar tiroid
normal, abdomen: supel, bising usus: 25x/menit, nafsu makan baik, tidak ada mual / muntah,frekuensi makan 3x/hari, diet saat ini : makan biasa
bertahap, BAB : frekuensi: 1x/hari, keluhan BAB: tidak ada.
6. Integumen : Warna: normal, turgor: baik, kulit tampak bersih, tidak ada luka.
7. Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari: mandiri
8. Muskuloskeletal : tidak ada kelainan, tidak menggunakan restrain, resiko jatuh rendah.
9. Pola tidur : tidur siang : 1-2 jam, tidur malam: 7-8 jam, tanpa bantuan
10. Skrining nyeri : tanggal 17-6-2024, Provocatif(pencetus nyeri): adanya sayatan luka operasi,Quality( kualitas nyeri ) : nyeri tajam, seperti disayat
pisau, Region( lokasi nyeri): area abdomen bagian bawah (Suprapubis), Saverity( skala nyeri): 2-3, Time( Waktu terjadinya nyeri): setiap melakukan
pergerakan
1. PSIKO SOSIAL EKONOMI/ SOSIAL BUDAYA:
1. Tinggal : bersama suami
2. Dukungan Sosial : Suami dan keluarga
3. Kondisi lingkungan rumah: Lantai tidak licin, tangga rumah ada , penerangan cukup, tempat tidur
aman, WC, aman posisi duduk/jongkok ada pegangan, kebersihan lingkungan : bersih
4. Akses pelayanan kesehatan terdekat: Klinik
5. Pekerjaan: swasta
6. Status psikologis: cemas
7. Status mental: kooperatif
8. Spritual: Agama Islam
9. Komunikasi/kebutuhan edukasi ( pasien dan keluarga) : Bicara: normal, kebutuhan penterjemah: tidak,
Kemampuan baca tulis: Baik, Kendala fisik : tidak ada, kesediaan pasien dan keluarga menerima
informasi: Ya, tidak ada hambatan komunikasi, penyampaian informasi dengan lisan dan tulisan,
informasi yang dibutuhkan pasien dan keluarga: Perawatan luka, manajemen nyeri, penatalaksanaan
perawatan,terapi atau obat dan lainnya.
ANALISA DATA
Data Etiologi Problem
Ds: Pasien mengatakan nyeri setelah operasi terasa setiap mau bergerak dan Agen pencedera fisik (Insisi) Nyeri akut (D.007)
berganti posisi
Do: Ku baik, Kes CM, akral hangat, nadi teraba kuat, TD: 137/82 mmhg N: 90
x/menit RR: 22 x/menit S: 36,7C SpO2 : 97% Keadaan luka : terdapat luka
operasi di Suprapubis tertutup kassa steril daryatul dan hypafix, rembesan luka
tidak ada, kontraksi terba keras dan bulat, TFU sejajar pusat, perdarahan
pervagina minimal.
pengkajian nyeri:
Provocatif(pencetus nyeri): adanya sayatan luka operasi
Quality( kualitas nyeri ) : nyeri tajam, seperti disayat pisau,
Region( lokasi nyeri): area abdomen dan ekstermitas bagian bawah,
Saverity( skala nyeri): 2-3,
Time( Waktu terjadinya nyeri): dirasa setiap melakukan pergerakan
ANALISA DATA
Ds: Adanya luka post op menyebabkan keterbatasan Defisit perawatan diri( D.0109)
Pasien mengatakan belum bisa melakukan gerak dalam melakukan aktivitas
perawatan diri sendiri
Do:
pasien tidak mampu mandi sendiri, ganti baju,
ke toilet secara mandiri
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
Nyeri akut (D.007) b.d Agen pencedera fisik (Insisi) Setelah diberikan Asuhan Keperawatan selama 2x24 Manajemen Nyeri Observasi :Lokasi, karakteristik,
jam diharapkan nyeri menurun dan tekanan darah stabil durasi, frekuensi, kualitas, intesitas nyeri.Identifikasi
dengan kriteria hasil : Keluhan nyeri menurunTekanan skala nyeri.Identifikasi respon nyeri non
darah membaikFrekuensi nadi membaikMampu verbal.Identifikasi faktor yang memperberat dan
mengontrol nyeriMampu melakukan teknik relaksasi memperingan nyeri.Identifikasi pengetahuan dan
dan distraksi secara mandiri.Skala nyeri sedang sampai keyakinan tentang nyeri.Observasi ttv dan Ku
ringan.Wajah pasien sudah rileksPasien mampu pasien.Observasi kontraksi dan
menyatakan rasa nyaman setelah nyeri perdarahan.Terapeutik :Berikan teknik non
berkurang.Uterus terba membulat farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.Fasilitasi
istirahat dan tidur.Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri .Berikan posisi yang nyaman
Edukasi : Edukasi penyebab, periode, dan pemicu
nyeri.Edukasi strategi meredakan nyeri.Edukasi teknik
relaksasi nafas dalam.Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.Anjurkan untuk mobilisasi bertahap.Edukasi
pasien untuk menjaga luka operasi agar tetap bersih dan
kering.Kolaborasi :Kolaborasi pemberian terapi
analgetik, jika diperlukan
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
Resiko Infeksi (D.0142) b.d Efek prosedur invasif Setelah diberikan Asuhan Keperawatan selama 2x24 TindakanObservasi :Monitor tanda dan gejalan infeksi
jam diharapkan tidak ada resiko infeksi dengan kriteria lokal dan sistemik Terapeutik :Batasi jumlah
hasil : Tidak ada kemerahan, perdarahan dan pengunjungBerikan perawatan kulit pada aera
hematoma pada area luka operasi.Tidak ada tanda- edemaCuci tangan sebelum dan sesudah kontak
tanda demam dan menggigil.Jaga kebersihan tangan dengan pasien dan lingkungan pasienPertahankan
dan jaga luka operasi supaya tetap bersih dan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi Edukasi :
kering.Tidak ada cairan berbau busukTidak ada Jelaskan tanda dan gejala infeksiAjarkan cara mencuci
Sputum berwarna hijau.Tidak ada jaringan tangan dengan benarAjarkan etika batukAjarkan cara
Nekrosis.Kerusakan JaringanKerusakan lapirasn memeriksa kondisi luka operasiAnjurkan
kulitPigmentasi abnormal meningkatakan asupan nutrisiAnjurkan meningkatkan
asupan cairan Kolaborasi :Kolaborasi pemberian terapi
antibiotik, jika diperlukan
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
Defisit perawatan diri( D.0109) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam Tindakan Observasi :
diharapkan perawatan diri meningkat dengan ktiteria 1.dentifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai
hasil : usia
• Kemampuan mandi meningkat 2.Monitor tingkat kemandirian
• Kemampuan mengenakan pakaian meningkat 3. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
• Kemampuan ke toilet meningkat berpakaian, berhias dan makan.
• Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri Terapeutik :
meningkat 1. sediakan lingkungan yang terapeutik
2. Siapkan keperluan pribadi
3. dampingi dalam melakukan perawatan diri
4. Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
5. jadwalkan rutinitas perawatan diriEdukasi: 6.ajarkan
melakukan perawatan diri secara kinsisten sesuai
kemampuan.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN HARI KE 1
I 17-6-2024 jam : 16.00 Nyeri akut (D.007) b.d Agen • Identifkasi lokasi, S:
pencedera fisik (Insisi) karakteristik, durasi, Pasien mengatakan nyeri pada
frekuensi, kualitas, intensitas area operasi terutama pada
nyeri. ektermitas bawah jika bergerak
• Identifikasi skala nyeri. atau berganti posisi
• Identifikasi respon non O:
verbal. Kes CM, K/U pasien tampak
• Monitor keberhasilan terapi kesakitan dan meringis setiap
komplementer yang sudah bergerak/ berganti posisi, akral
diberikan. hangat, nadi teraba kuat.
TD:137/82 mmhg
N: 90x/menit RR: 22 x/menit
SpO2: 97%
Nyeri luka operasi dibagian
suprapubis (+) skala 3, seperti
di tusuk-tusuk, dirasa saat
bergerak/berganti posisi
A:
Nyeri Akut b.d Agen pencedera
fisik (Insisi) (belum teratasi)
P:
Intervensi dilanjutkan
DP Tgl dan Jam Tindakan Diagnosa Implementasi Evaluasi
II 17-6-2024 jam : 16.00 Resiko Infeksi (D.0142) b.d • Monitor tanda dan gejalan S:
Efek prosedur invasif infeksi lokal dan sistemik. Pasien mengatakan nyeri pada
• Edukasi tanda dan gejala luka jahitan operasi
infeksi. O:
• Cuci tangan sebelum dan Kes CM, K/U sakit sedang,
sudah kontak dengan pasien akral hangat, nadi terba kuat.
dan lingkungan pasien. TD:137/82 mmhgN:90
• Edukasi pasien untuk x/menitRR: 22 x/menitSpO2:
menjaga luka operasi supaya 100%Terdapat luka operasi di
tetap bersih dan kering. Suprapubis tertutup kassa steril
• Edukasi pasien untuk daryatul dan hypafix, rembesan
mobilisasi bertahap. luka tidak ada, kontraksi terba
keras dan bulat, TFU sejajar
pusat, perdarahan pervagina
minimal.
A:
Resiko Infeksi b. Efek prosedur
invasif (belum teratasi)
P:
Intervensi di lanjutkan
DP Tgl dan Jam Tindakan Diagnosa Implementasi Evaluasi
II 18-6-2024 jam : 16.00 Resiko Infeksi (D.0142) b.d • Monitor tanda dan gejalan S:
Efek prosedur invasif infeksi lokal dan sistemik. Pasien mengatakan nyeri pada
• Edukasi tanda dan gejala luka jahitan operasi sudah
infeksi. berkurang
• Cuci tangan sebelum dan Kes CM, K/U sakit sedang,
sudah kontak dengan pasien akral hangat, nadi terba kuat.
dan lingkungan pasien. TD:123/72 mmhg N:80
• Edukasi pasien untuk x/menitRR: 20 x Terdapat luka
menjaga luka operasi supaya operasi di Suprapubis tertutup
tetap bersih dan kering. kassa steril daryatul dan
• Edukasi pasien untuk hypafix, rembesan luka tidak
mobilisasi bertahap. ada.pasien rencana ganti verban
sebelum pulang
A:
Resiko Infeksi b. Efek prosedur
invasif (belum teratasi)
P:
Intervensi di lanjutkan
DP Tgl dan Jam Tindakan Diagnosa Implementasi Evaluasi
I 19-6-2024 jam : 10.00 Nyeri akut (D.007) b.d Agen • Identifkasi lokasi, S:
pencedera fisik (Insisi) karakteristik, durasi, Pasien mengatakan nyeri pada
frekuensi, kualitas, intensitas area operasi jauh berkurang
nyeri. O:
• Identifikasi skala nyeri. Kes CM, K/U pasien sudah
• Identifikasi respon non tidak tampak kesakitan dan
verbal. meringis, pasien tampak lebih
• Monitor keberhasilan terapi fresh, nadi teraba kuat.
komplementer yang sudah TD:112/82 mmhg
diberikan. N: 85x/menit RR: 20 x/menit
Nyeri luka operasi dibagian
suprapubis (+) skala 8, pasien
rencana pulang tunggu hasil
bilirubin bayi
A:
Nyeri Akut b.d Agen pencedera
fisik (Insisi) (sudah teratasi)
P: pasien sudah boleh pulang
Intervensi dihentikan
DP Tgl dan Jam Tindakan Diagnosa Implementasi Evaluasi
II 19-6-2024 jam : 10.00 Resiko Infeksi (D.0142) b.d • Monitor tanda dan gejalan S:
Efek prosedur invasif infeksi lokal dan sistemik. Pasien mengatakan nyeri pada
• Edukasi tanda dan gejala luka jahitan operasi sudah
infeksi. berkurang
• Cuci tangan sebelum dan Kes CM, K/U sakit sedang,
sudah kontak dengan pasien akral hangat, nadi terba kuat.
dan lingkungan pasien. TD:112/82 mmhg N:85
• Edukasi pasien untuk x/menitRR: 20 x Terdapat luka
menjaga luka operasi supaya operasi di Suprapubis tertutup
tetap bersih dan kering. kassa steril daryatul dan
• Edukasi pasien untuk hypafix, rembesan luka dan
mobilisasi bertahap. tanda infeksi tidak ada.pasien
sudah ganti verban oleh dokter
A:
Resiko Infeksi b.d Efek
prosedur invasif (sudah teratasi)
P:
Intervensi dihentikan
DP Tgl dan Jam Tindakan Diagnosa Implementasi Evaluasi