Jembatan Suramadu (PPT by User)

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 70

Pembangunan Jembatan NasionaI Suramadu

DEPARTEMEN PEKER1AAN UMUM DEPARTEMEN PEKER1AAN UMUM


DIREKTORAT 1ENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT 1ENDERAL BINA MARGA
BALAI BESAR PELAKSANAAN 1ALAN NASIONAL V BALAI BESAR PELAKSANAAN 1ALAN NASIONAL V
EXECUTVE SUMMARY REPORT AGUSTUS 2007
POTONGAN MEMANJANG JEMBATAN SURAMADU
Sisi SurabayA
Sisi Madura
Causeway
1.458 m
36 Bentang
Appr.Bridge
672 m
9 span
( CC )
Appr. Bridge
672 m
9 span
( CC )
Main Bridge
818 m
3 span
( CCC )
Causeway
1.818 m
45 Bentang
Main Span (21 Bentang)
Panjang Total (5.438 m)
Jalan
Pendekat
4,35 km
Jalan
Pendekat
11,50 km
Jembatan Suramadu, pertamakali dikemukakan
oleh almarhum Prof. Dr. r. Sedyatmo,

BPPT mengadakan seminar tentang


terowongan bawah laut dan jembatan dengan
bentang panjang,
Dibentuk Tim Kerja yang bertugas mengkaji
kemungkinan dibangunnya jembatan
Jawa-Sumatera, Jawa-Madura dan Jawa-Bali,
KRONOLOGIS
7
Dilakukan studi awal pembangunan
jembatan Suramadu
0
14 Desember 1990 dikukuhkan Proyek
Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura
dan Pengembangan Kawasan sebagai
proyek nasionaI melalui penerbitan
Keppres Nomor 55 Tahun 0 tentang
Proyek Pembangunan Jembatan Surabaya-
Madura;
Dibentuknya Tim yang terdiri atas Tim Pengarah, Tim
Pengawas dan Koordinator Proyek
KRONOLOGIS
2
Perencanaan teknis diselesaikan oleh BPPT
bekerjasama dengan Departemen Pekerjaan
Umum
7 Terjadi krisis moneter dan ekonomi, sehingga
proyek ditunda
DESAN AWAL
KRONOLOGIS
2002
.
Review design oleh Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah
Menampung ruang bebas yang memadai bagi lalu
lintas laut
Mengakomodasi perkembangan teknologi jembatan
terkini sehingga diperoleh desain yang paling
efisien up to date dan dapat dibanggakan.
Memberi fasilitas bagi karakteristik lalu lintas lokal
yang ditandai dengan tingginya volume berbagai
kendaraan termasuk kendaraan roda dua.
Akan menjadi land mark bagi kedua pulau yang
dihubungkan serta sebagai entitas bangsa yang
telah bangkit dari krisis
KRONOLOGIS
2003
Pemancangan pertama pembangunan
Jembatan Suramadu oleh Presiden R
Megawati Soekarnoputri tanggal 20 Agustus
2003
KRONOLOGIS
KRONOLOGIS
2004
Pencanangan dimulainya pelaksanaan Pembangunan
Bentang Tengah oleh Presiden Republik ndonesia
Megawati Soekarnoputri 2 Juli 2004
Mendorong peningkatan perekonomian di Pulau Madura dan
Propinsi Jawa Timur secara keseluruhan
Mengintegrasikan Pulau Madura menjadi suatu sistem
pengembangan wilayah Gerbangkertosusila dan pembangunan
Jawa Timur secara keseluruhan.
Memacu percepatan dan pemerataan pembangunan antar daerah
dalam konteks pengembangan wilayah Gerbangkertosusila,
melalui pembangunan infrastruktur.
Mendorong peningkatan lapangan kerja yang sesuai dengan
budaya masyarakat Madura.
Mengaplikasikan teknologi jembatan gantung type cable stayed,
sekaligus menjadi training ground (ajang pelatihan) untuk
mencetak sumber daya manusia ndonesia yang ahli di bidang
konstruksi jembatan
MANFAAT
PETA LOKASI
S
U
R
A
B
A
Y
A
M
A
D
U
R
A
FOTO SATELIT
SURABAYA
MADURA
DS. TAMBAK WEDI,
KEC KEDUNGCOWEK
DS. SUKOLILO BARAT
KEC. LABANG
<

JALAN AKSES SURABAYA


4.35 KM
JALAN AKSES MADURA
.50 KM
BURNEH
JEMBATAN SURAMADU 5.43 KM
LOKASI
240 m
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU
SURABAYA MADURA
0 m
520 m
70 m 70 m m
2004 - 2007
2004 - 2005
2003
causeway
causeway
Aproach & main bridge
240 m
SPESIFIKASI TEKNIS
JEMBATAN SURAMADU
%ipe jembatan cable-stayed juga memiliki nilai estetika yang
tinggi sehingga tipe struktur ini akan dapat berfungsi sebagai
land mark untuk kota Suramabaya dan Pulau Madura. Dari
segi struktur, jembatan cable stayed merupakan tipe struktur
yang tergolong canggih.
Cause Way Digunakan bentang jembatan sepanjang 40 meter,
dengan tipe struktur atas berupa PC girder.
Approach bridge Digunakan bentang 80 meter dengan tipe struktur
atas dari box girder beton yang dilaksanakan
secara balance cantilever.
Main bridge. Digunakan tipe jembatan cable-stayed.
KONSTRUKSI
ARAH SURABAYA >>
1 bentang 40.25 m + 35 bentang @40. 5 m
<< ARAH MADURA
1 bentang 40.25 m + 44 bentang @ 40. 5 m
DETAIL CAUSEWAY
DETAIL CAUSEWAY
Terdiri dari 36 bentang untuk sisi Surabaya dan 45 bentang sisi Madura dengan panjang masing-masing
40 meter. Konstruksi bangunan diatas menggunakan PC Girder. Sedangkan untuk bagian bawah
menggunakan pondasi pipa baja bersiameter 60 cm dengan panjang rata-rata 25 meter untuk sisi
surabaya dan 27 untuk sisi Madura
Untuk bangunan atas menggunakan beton Presstressed Box Girder dengan bentang
80 meter sebanyak 7 bentang, baik untuk sisi Surabaya maupun sisi Madura.
Sedangkan struktur bawah terdiri dari pondasi bored pile berdiameter 180 cm dengan
panjang 60-90 meter
DETAIL CAUSEWAY
BANGUNAN BAWAH
PONDAS
PLE CAP
BANGUNAN ATAS
BALOK PC GRDER BENTANG 40 M
PILE CAP
PONDASI
BAJA 60 CM TEBAL 12 MM
KEDALAMAN 21 33 M
DETAIL CAUSEWAY
Approach Bridges (Surabaya and Madura side)
o Type of structure : Balanced cantilever box girder
o Total length : 672 m for each side
o Span length : 80m
o Pier : Reinforced concrete hollow-type
o Foundation : Bore piles F 1.80m, and F 2.20m and F 2.40m, and
the length of 45m depth.
DETAIL CAUSEWAY
ARAH SURABAYA >>
9 bentang @ 80 m
<< ARAH MADURA
9 bentang @ 80 m
DETAIL APPROACH BRIDGE
DETAIL APPROACH BRIDGE
DETAIL APPROACH BRIDGE
Dari Proyek nduk, Pembangunan dan Pembinaan hingga Satuan Kerja
MELALU Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wlayah No: 320/ KPTS/
M/ 2003 dibentuk Proyek nduk Pembangunan Jembatan Surabaya Madura (Suramadu).
Secara institusi Proyek nduk Pembangunan Jembatan Suramadu berada di bawah
pembinaan dan tanggung jawab Direktur Jenderal Prasarana Wilayah melalui Direktur
Prasarana Wilayah Tengah.
Tujuan dibentuknya Proyek nduk Pembangunan Jembatan Suramadu adalah:
Terlaksananya pembangunan jembatan antarpulau sebagai bagian dari sistem jaringan
prasarana wilayah yang terpadu dalam menunjang kelancaran distribusi dan mobilitas
orang, barang dan jasa yang efisien dan selaras dengan moda transportasi lain
Tercapainya profesionalisme, kemandirian dan akuntabilitas Pemerintah dalam
pembangunan jembatan dan prasarana wilayah lainnya .
2 m 434 m 2 m
DETAIL MAIN SPAN
DETAIL MAIN SPAN
Type of structure : Cable stayed
o Pylon height : 140m (concrete)
o Stayed cable : PWS (Parallel Wire Strands)
o Bridge girder : Steel box girder with reinforced concrete deck slab
o Foundation : Bore piles F 2.40m, pile length varies 65.5m - 71.5m
PyIon Ieg shoe
Lower pyIon Ieg
Lower strut
MiddIe pyIon Ieg
MiddIe strut
Upper pyIon Ieg
Upper strut
PYLON
,:80,
POTONGAN
MAIN SPAN
,:80,
POTONGAN
CAUSEWAY
,:80,
POTONGAN
APPROACH BRIDGE
PERSIAPAN PELAKSANAAN
PENGUKURAN
EDM (EIectronic Distance Measurement)
Adakalanya harus melakukan pengukuran
dengan Metode Polygon karena adanya
penghalang-penghalang yang terdapat di
lapangan.
Alat ini tidak dapat digunakan pada segala
cuaca, misal hujan atau malam hari.
Waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan pengukuran
lebih lama.
Pengukuran mempergunakan alat
dengan %otal Station atau juga dikenal
dengan EDM (Electronic Distance
Measurement) mempunyai
keterbatasan-keterbatasan dalam
penggunaannya, a.l.
adalah system satelit navigasi /
surveying instrument yang digunakan
untuk penentuan posisi di atas
permukaan bumi, dengan mengacu ke
suatu datum global yang berupa
Ellipsoid
METODA PENGUKURAN
GPS(Global Positioning System)
Prinsip dasarnya adalah dengan
pengikatan kebelakang (resection),
yaitu pengukuran jarak secara simultan
ke beberapa satelit GPS yang
koordinatnya telah diketahui.
Keuntungan Penggunaan GPS
1. Dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung waktu dan cuaca
2. Wilayah cakupan yang cukup luas, karena satelit GPS memiliki ketinggian orbit
yang cukup tinggi (20.000 km diatas bumi)
3. Tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi topografis daerah survei (dibanding
metode teristris seperti pengukuran poligon)
4. Posisi GPS mengacu ke suatu datum global yang sama yang dinamakan WGS
1984
5. Dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya luas (orde mm s.d
puluhan meter)
6. Tidak dikenakan biaya dalam pemakaian (selama pengguna memiliki alat
penerima)
7. Receiver GPS semakin modern dan semakin terjangkau harganya
8. Pengoperasian alat penerima GPS lebih mudah
9. Surveyor GPS tidak dapat memanipulasi data
10. Banyaknya satelit GPS,maka semakin banyak bidang dan instansi yang
menggunakan GPS tanpa khawatir tidak kebagian
1. Membuat patok Rancana BM AKS1 & AKS2 di sekitar titik center line Surabaya
dan AW2 & AW1 di sekitar center line Madura
AKS2
AKS1
SN01
Titik
Acuan
AW2
AW1
2. Menempatkan Receiver GPS di titik SM01, AKS2, AKS1, AW1 dan AW2 untuk
mendapatkan koordinat dari satelit (membuat Poligon)
U
4. Titik AKS1, AKS2, AW1 & AW2 selanjutnya sebagai BM (Bench Mark) untuk
menentukan koordinat desain, Azimuth dan jarak antara Surabaya dengan Madura
S0 N0
AKS2
AKS1
SN01
Titik
Acuan
AW2
AW1
5. Hasil Azimuth dan jarak dari GPS di kontrol lagi dengan menggunakan TOTAL STATION
Azimuth = 3S46'23,337S6"
]arak = S.446,302m
3. Hasil data Satelit diproses dengan software untuk menjadikan data koordinat absolut
menjadi koordinat diferensial dengan acuan koordinat SM01
Sta = 0+000
Xm = 636.404,706
Ym = 3.202.830,400
U
Sta = S+443,610
Xm = 636.784,2431
Ym = 3.202.263,327
Jarak = 5.43m
Pengukuran Pasang Surut dilakukan untuk mendapatkan ketinggian patok
S
0
& M
0
, dimana dengan mengamati Pasut tersebut dapat diperoleh
Permukaan Air Laut rata-rata (MSL) yang nantinya dipakai sebagai referensi
tinggi untuk titik-titik yang ada dipermukaan bumi.
Metode Pengukuran Pasut dilakukan dengan pengamatan pasang surut pada Tide
Pole dan dicatat setiap jam selama 15 hari
Pengamatan Pasut dilakukan pada dua sisi di Surabaya dan di Madura untuk
mendapatkan ketinggian patok S0 dan M0.
Pengukuran pasut di kedua sisi akan memberikan referensi tinggi yang sama karena
prinsip air adalah mengisi tempat yang sama tinggi.
Metode Pengukuran Pasut
Pengukuran Pasut di Surabaya dan di Madura
HSO = Tinggi Patok SO
HMO = Tinggi Patok MO
AHSO-MO = HMO HSO
Tide PoIe
Tide PoIe
Waterpass
Waterpass
Surabaya
Madura
SO
MO
MSL
HWL
LWL
HSO
HMO
AH
Membebaskan area seluas
550.000 m2 di perairan Selat
Madura khususnya Alur
Pelayaran Timur Surabaya
(ATPS) dari Ranjau dan bahan
Peledak sisa Perang Dunia ,
yang dalam hal ini berada
pada bagian Trase Proyek
Jembatan Suramadu
Pelaksana :
TNI Angkatan Laut
Daerah pembersihan ranjau
PEMBERSIHAN RANJAU
ILUSTRASI SCANING RANJAU
Alat pendeteksi logam
Alat pengukur kedalaman GPS Alat detektor logam di laut
Operasi SABER SURAMADU status 3 Februari 2003
Operasi SABER SURAMADU status 3 Februari 2003
P E N G U J I A N & P E N E L I T I A N
MENGAPA DIPERLUKAN WIND TUNNEL TEST ?
WIND TUNNEL TEST
dentifikasi parameter ketakstabilan aeroelastik
dentifikasi tingkat kenyamanan
dentifikasi beban angin steady
Pengujian Dilaksanakan dengan Section dan Full Model
Pada bulan Desember 2003 dilakukan Wind Tunnel
Test di laboratorium LAGG Serpong untuk Section
Model, dengan tujuan :
Studi Kasus Tacoma Narows Bridge (tahun 40)
Tidak mempertimbangkan
faktor angin daIam
perencanaan
Runtuh akibat angin dengan
kecepatan 40 mph
WIND TUNNEL TEST
STUDY KASUS
TACOMA NARROW
STUDY KASUS
WIND TUNNEL TEST
Section Model Test
WIND TUNNEL TEST
Full Model Test
Model Jembatan dilakukan aliran angin turbulen dengan kecepatan 0 20
m/detik pada terowongan (ekivalen dengan 90 m/detik kondisi aktual)
nduksi vortex terjadi pada kecepatan angin 3.5 m/detk pada terowongan
(ekivalen dengan 15.75 m.detik pada kondisi aktual dengan amplitudo 15 cm
Gejala fenomena flutter terjadi pada kecepatan angin mendekati 20 m/detik
pada terowongan (ekivalen dengan 90 m / detik kondisi aktual)
PROTEKSI
COATING
CATHODIC PROTECTION
TDAL AND SPLASH ZONE
GLASS FLAKES EPOXY
COATNG
SUBMERGED AND EMBEDDED ZONE
ALUMINIUM ALLOY SACRIFICIAL ANODE
SPECIAL BLENDED CEMENT
Bahan pengikat hidrolis special yang dibuat
dengan menggiling bersama-sama terak semen
portland, gypsum dan bahan silica amorf
Digunakan untuk bangunan yang
memerlukan ketahanan sulfat tinggi dan
digunakan untuk kondisi di lingkungan laut
SEMEN
PENGGUNAAN BAHAN
Pekerjaan Beton pada proyek jembatan Suramadu menggunakan
bahan semen type khusus yaitu Special Blanded Cement (SBC)
yang diproduksi secara khusus oIeh PT. Semen Gresik yang
merupakan riset bersama antara PT. Semen Gresik dengan Proyek
Jembatan Suramadu.
KeIebihan Dari Semen Jenis ini adaIah
a. Tahan terhadap serangan suIfat dan ChIor maupun
Iingkungan yang agresif pada daerah Iaut.
b. Panas Hidrasi yang terjadi Iebih keciI biIa dibandingkan
dengan semen type Iain.
c. PermiabiIitas Iebih keciI dari semen type Iain.
Sehingga dari keIebihan diatas penggunaan Semen type SBC ini
akan mampu meIindungi beton dari serangan korosi.
PENGGUNAAN SEMEN
No. Kegiatan Spesifikasi Teknis
PeIaksanaan di
Iapangan
A. BANGUNAN ATAS
1. Pondasi T Pipa Baja
() Tiang Pancang
( t ) Tebal Tiang Pancang
Mutu Baja
= 600 mm
t = 12 mm
ASTM 252
= 600 mm
t = 12 mm
ASTM 252
2. Kawat Las ESAB.7018 ESAB.7018
3. Kalendering 10 pukulan terakhir < 2,5 CM 1,5 cm - 2,3 Cm
4. Coating - Glass flake Glass flake Permax 3000
5. Pile Cap
- Mutu Beton
- Mutu Besi
K.350
U 32
K.400
U 32
6 Kathodic Protection
- Efisiensi Anode ( % )
- Pengukuran Potensial (mV)
> 90 %
< - 800 mV
91,06 % s/d 94,48 %
- 883 , - 833 , -834 mV
B. BANGUNAN BAWAH
1. PC Girder
- Mutu Beton Prategang
- Kabel Stressing
- K.500
- o
t
= 100 kg / mm
2
> K.500
221,8 kg / mm
2
2. Beton Lantai
- Besi Tulangan
Mutu Beton
- U 32
- K.350
- U 32
- >K.400
3. Rubber Bearing
Tensile Strength Mpa
Adhesive Strength (lbs/inch)
D 412 min. 15,5
D 429 min. 40
21,4
68,9
HasiI Pengujian
A K T I F I T A S P E L A K S A N A A N
P E M A N C A N G A N
P E M A N C A N G A N
P E M B E S I A N
P E N G E C O R A N
PENGECORAN PILAR
GIRDER LAUNCHING
PEMANCANGAN DI LAUT
GIRDER LAUNCHING
GIRDER LAUNCHING
Sisi Madura
Sisi Madura
Sisi Surabaya
JEMBATAN SURAMADU

Anda mungkin juga menyukai