Sosialisasi PS Permen LHK No.9 Tahun 2021
Sosialisasi PS Permen LHK No.9 Tahun 2021
Sosialisasi PS Permen LHK No.9 Tahun 2021
SOSIALISASI
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN NOMOR 9 TAHUN 2021
TENTANG
•
OLEH :
fungsinya
APA YANG Pemanfaatan Hutan melalui pengelolaan
AKAN Perhutanan Sosial didalam Kawasan
DIWUJUDKAN Hutan Negara dan Hutan Adat
PS? dilaksanakan untuk mewujudkan
kelestarian Hutan, kesejahteraan
Masyarakat, keseimbangan lingkungan,
dan menampung dinamika sosial
budaya, diperlukan pemberian
persetujuan, pengakuan, dan
peningkatan kapasitas kepada
Masyarakat.
Struktur Permen LHK Nomor 9 Tahun 2021
PIAPS Revisi VI
SK.4028/MENLHK-PKTL/REN/PLA.0/5/2021
Tugas Pokja PPS :
a. sosialisasi program Perhutanan Sosial kepada Masyarakat Setempat dan para
pihak terkait;
b. melakukan pencermatan terhadap PIAPS;
c. membantu fasilitasi permohonan Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial;
d. membantu melakukan verifikasi teknis permohonan Persetujuan Pengelolaan
Perhutanan Sosial;
POKJA PPS e. membantu fasilitasi penyelesaian konflik sosial dan tenurial Pengelolaan
Perhutanan Sosial;
f. membantu fasilitasi pemenuhan hak, pelaksanaan kewajiban dan ketaatan
terhadap ketentuan dan larangan bagi pemegang Persetujuan Pengelolaan
Perhutanan Sosial dan penetapan status Hutan Adat;
Pokja PPS adalah g. membantu fasilitasi penataan areal;
Ditetapkan oleh
kelompok kerja h. membantu fasilitasi penyusunan perencanaan Pengelolaan Perhutanan Sosial;
Gubernur
provinsi yang i. membantu fasilitasi pengembangan usaha Perhutanan Sosial; dan/atau
membantu j. membantu pelaksanaan pembinaan dan pengendalian.
kegiatan Masa kerja Pokja PPS
percepatan akses selama 2 tahun dan Anggota Pokja PPS :
dan peningkatan dapat diperpanjang.
a. UPT;
kualitas
Pengelolaan b. unit pelaksana teknis terkait di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
Operasional Pokja PPS
Perhutanan c. Pemerintah Daerah provinsi;
dibiayai oleh APBN/
Sosial. d. organisasi perangkat daerah provinsi bidang kehutanan;
APBD dan/atau sumber
dana lainnya yang sah e. KPH;
dan tidak mengikat f. Pemerintah Daerah kabupaten/kota;
sesuai dengan ketentuan g. Masyarakat sipil meliputi akademisi, lembaga swadaya Masyarakat dan/atau
peraturan perundang- jurnalis
undangan. h. pelaku usaha;
i. kader konservasi; dan/atau
Persetujuan Pengelolaan Masing-masing Skema
Dalam hal areal di luar PIAPS dapat diberikan persetujuan dengan pertimbangan:
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
HUTAN KEMASYARAKATAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
SUBJEK
Dalam hal areal di luar PIAPS dapat diberikan persetujuan dengan pertimbangan:
HUTAN TANAMAN RAKYAT
SUBJEK
Profesional Kehutanan/
KTH/ GAPOKTANHUT Koperasi Tani Hutan
Perseorangan
OBJEK
Areal yang dapat diberikan Persetujuan Pengelolaan HTR berupa kawasan Hutan
Produksi yang belum dibebani:
a. perizinan berusaha;
b. persetujuan penggunaan kawasan hutan; atau
c. Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial.
Ketentuan areal:
a. berada di dalam PIAPS (apabila di luar PIAPS areal harus sudah dikelola oleh
masyarakat);
b. diutamakan hutan produksi yang tidak produktif; dan/atau
c. areal sudah dikelola oleh pemohon.
Dalam hal areal berada di luar PIAPS, dapat diberikan Persetujuan Pengelolaan HTR dengan
ketentuan areal dimaksud sudah dikelola oleh Masyarakat, selanjutnya dimasukan dalam revisi
PIAPS selanjutnya.
TATA CARA PERMOHONAN HD, HKM, HTR
Kelengkapan Berkas Permohonan:
1. Perdes Keputusan Kepala Desa (Khusus HD); > 14 hari sejak
2. Identitas Pemohon (FC KTP & KK); diterima surat
3. Gambaran umum wilayah; Pemohon/Subyek
pengembalian, tidak
4. Pakta Integritas; Persetujuan dilengkapi maka
5. Peta Usulan 1:50.000; dan permohonan BATAL
6. Surat pembentukan kelompok/akta pendirian dengan sendirinya
koperasi (untuk HKm & HTR)
Menteri
Mengajukan
menugaskan Dikembalikan untuk
Dirjen PSKL permohonan kpd diperbaiki maksimal 14 hari
Menteri secara manual
Direktur Jenderal PSKL membentuk atau elektronik
Tim:
Tidak Memenuhi
Tim Verifikasi Verifikasi Administrasi (3 Hari Syarat
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Tim Verifikasi Verifikasi Teknis (7 hari sejak Syarat Dirjen PSKL a.n. Menteri
Teknis diterbitkan surat tugas) MENOLAK Persetujuan
Memenuhi Syarat
PEMBENTUKAN DAN
PENGUATAN
SOSIALISASI PENYUSUNAN NKK
KELEMBAGAAN
KELOMPOK
• Dilakukan oleh: Dirjen, • Dilaksanakan oleh Pengelola • Dilakukan oleh Pemegang
Organisasi perangkat daerah, Hutan, Pemegang Perizinan Perizinan Berusaha
Kepala UPT, Pengelola Hutan, Berusaha Pemanfaatan Hutan, Pemanfaatan Hutan atau
Pemegang Perizinan Berusaha atau Pemegang Persetujuan Pemegang Persetujuan
Pemanfaatan Hutan, dan/atau Penggunaan Kawasan Hutan. Penggunaan Kawasan Hutan
Pemegang Persetujuan dengan Kelompok Masyarakat.
Penggunaan Kawasan. • Difasilitasi oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, atau • NKK memuat: Identitas para
• Dapat dibantu oleh POKJA PPS POKJA PPS. pihak, areal dan peta, rencana
dan obyek, biaya kegiatan, hak
• Materi: Tujuan, Hak, • Kegiatan: Penyusunan AD/ART, dan kewajiban, jangka waktu,
Kewajiban, Pendampingan, Membuat rencana pembagian hasil, dan
Pengawasan, Pelaporan, dan pemanfaatan lahan dan penyelesaian perselisihan.
Pengendalian Pembentukan koperasi.
KETENTUAN PENGATURAN BAGI HASIL
Tidak Memenuhi
Verifikasi Administrasi Syarat
Tim Verifikasi
(3 hari kerja sejak
Administrasi
permohonan diterima)
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Tim Verifikasi Verifikasi Teknis (7 hari sejak Syarat Dirjen PSKL a.n. Menteri
Teknis diterbitkan surat tugas) MENOLAK Persetujuan
Memenuhi Syarat
Dalam hal peraturan daerah hanya memuat substansi pengaturan, keberadaan MHA
yang wilayahnya berada dalam kawasan hutan negara ditindaklanjuti dengan pembentukan
panitia oleh bupati/wali kota untuk melakukan identifikasi dan pemetaan Wilayah Adat dan
hasilnya ditetapkan dengan keputusan pengakuan MHA oleh bupati/wali kota.
Hutan Adat
Wilayah Indikatif Hutan Adat (WILHA)
Dalam hal permohonan penetapan Hutan Adat belum dilengkapi dengan peta Wilayah
Adat, Menteri dapat memfasilitasi pelaksanaan identifikasi dan pemetaan Wilayah Adat
Pelaksanaan identifikasi dan pemetaan Wilayah Adat dilaksanakan oleh tim terpadu
yang dibentuk dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
Hasil kegiatan identifikasi dan pemetaan Wilayah Adat disampaikan kepada bupati/wali
kota sebagai dasar penerbitan keputusan pengukuhan keberadaan MHA dan/atau
penetapan Wilayah Adatnya sebagai dasar penetapan status Hutan Adat.
• Dalam hal belum ada Perda, Menteri menetapkan WILHA setelah bupati/walikota
menerbitkan keputusan pengukuhan keberadaan MHA dan penetapan Wilayah MHA ybs.
• Dalam hal sudah ada Perda (pengaturan) serta keputusan pengukuhan keberadaan MHA
dan penetapan MHA ybs dari bupati/walikota , Menteri menetapkan status hutan adat
tanpa dilakukan verifikasi ulang.
Hutan Adat
Penegasan Status Wilayah Adat terhadap Hutan Negara
Pasal 75 (>>> Pasal 237 PP 21/2021)
(1) Wilayah Adat yang telah ditetapkan dalam Keputusan Penetapan Status
Hutan Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan/atau Pasal 73
ayat (6) dikeluarkan dari hutan negara.
(2) Wilayah Adat yang telah dikeluarkan dari hutan negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria berhutan ditetapkan statusnya
sebagai Hutan Adat.
(3) Wilayah Adat yang telah dikeluarkan dari hutan negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta penetapan status
Hutan Adat sesuai dengan kondisi penutupan dan penggunaan lahannya.
TAHAPAN PENETAPAN STATUS HUTAN ADAT
Kelengkapan Berkas Surat
Permohonan:
a. Identitas MHA; > 180 hari tidak
b. Peta wilayah adat di ttd Ketua MHA; dilengkapi maka
c. Perda/keputusan Gubernur/Bupati Walikota
Pemangku Adat permohonan
tentang pengukuhan MHA; dan DITOLAK
d. Surat penyataan.
Menteri
Mengajukan Dikembalikan dalam 3 hari
menugaskan
Dirjen PSKL permohonan kpd kerja untuk diperbaiki
Menteri secara manual maksimal 180 hari
• Hutan hak yang berfungsi konservasi dan lindung dapat diubah statusnya
menjadi hutan negara berdasarkan kesepakatan antara pemilik dan
Pemerintah.
• Dalam hal hutan hak ditetapkan menjadi hutan negara dengan fungsi
konservasi atau fungsi lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemerintah memberikan ganti rugi kepada pemegang hak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Peralihan hak tidak dapat mengubah fungsi hutan tanpa persetujuan
Menteri.
• Penetapan status Hutan Adat dan Hutan Hak dilakukan dengan
memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah.
TAHAPAN PENETAPAN STATUS HUTAN HAK
Kelengkapan Berkas Permohonan:
a. Bukti hak atas tanah yang sah sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Peta lokasi areal yang dimohon; Pemegang Hak
c. Rekomendasi dari Bupati/Wali kota; dan
d. Surat pernyataan dari pemegang hak.
Menteri
Mengajukan
menugaskan Dikembalikan dalam 3 hari
Dirjen PSKL permohonan kpd kerja untuk diperbaiki
Menteri secara manual
Direktur Jenderal PSKL membentuk Tim: atau elektronik
Telah memenuhi
Pasal 84
(1)Gubernur melakukan identifikasi, inventarisasi
dan registrasi terhadap Hutan Rakyat. Pasal 85
(2)Hasil identifikasi, inventarisasi dan registrasi Dalam rangka menjamin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam daftar Hutan Rakyat
kecukupan tutupan hutan
provinsi. di wilayah provinsi,
(3)Gubernur melaporkan kepada Menteri daftar gubernur menyampaikan
Hutan Rakyat yang sudah diregistrasi pada laporan luas Hutan Rakyat
masing-masing provinsi. yang telah diregistrasi
(4)Pemilik Hutan Rakyat yang terdaftar dapat
memperoleh bantuan berupa sarana produksi
kepada Menteri.
dan/atau Pendampingan.
Pelimpahan Kewenangan Persetujuan Pengelolaan PS
Pasal 86
Gubernur dapat
Mengajukan Dikembalikan untuk diperbaiki
menugaskan
OPD permohonan kpd maksimal 7 hari kerja sejak
Gubernur permohonan dikembalikan
Tidak Lengkap
Tim Verifikasi Verifikasi Administrasi (2 hari
Administrasi sejak permohonan masuk)
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Tim Verifikasi Syarat
Gubernur MENOLAK
Verifikasi Teknis (7 hari kerja)
Teknis Persetujuan
Memenuhi Syarat
HAK KEWAJIBAN
Pengelola atau Pemegang Perizinan: Pengelola atau Pemegang Perizinan:
a. melaksanakan kegiatan pengelola hutan a. melaksanakan pemberdayaan Masyarakat
atau kegiatan usaha pengelolaan hutan Setempat melalui Persetujuan Kemitraan
sesuai dengan peraturan perundang- Kehutanan;
undangan; dan
b. membayar PNBP dari kegiatan; dan
b. mendapat perlindungan dari perusakan
c. melindungi mitranya dari gangguan
lingkungan hidup dan hutan.
perusakan lingkungan hidup dan
kehutanan.
Mitra: Mitra:
a. mentaati NKK;
a. mendapat keuntungan yang setimpal dari
hasil kegiatan dengan NKK; dan b. menjaga dan melindungi areal bersama
mitranya; dan
b. mendapat bimbingan teknis dari pengelola
hutan atau pemegang perizinan berusaha c. membayar PNBP dari kegiatan kecuali
pemanfaatan hutan atau persetujuan pengelola atau pemegang perizinan berusaha
penggunaan kawasan hutan. Pemanfaatan Hutan bersedia membayar
PNBP.
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PEMANGKU HUTAN ADAT
Kategori Pendamping
1. Pendamping Pemerintah 2. Pendamping Mandiri
Direkrut Kementerian/Pemda dan direkrut LSM dan dikoordinasikan oleh KLHK
dikoordinasikan serta ditetapkan oleh kepala serta ditetapkan oleh kepala UPT
UPT; dan
Prinsip Pendamping:
Kriteria Pendamping: 1. Transparan;
1. Kompetensi teknis; 2. Akuntabel
2. Kompetensi manajerial; 3. Tidak diskriminatif;
3. Kompetensi umum. 4. Partisipatif;
5. Keterbukaan.
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN
Jangka Benah dilakukan dengan menerapkan (1) Pada kawasan Hutan Produksi , jangka benah dilakukan dalam
strategi Jangka Benah meliputi: jangka waktu 1 daur selama 25 tahun sejak masa tanam.
a. menyusun rencana Jangka Benah sebagai (2) Pada kawasan Hutan Lindung atau Hutan Konservasi, jangka
bagian rencana kelola Perhutanan Sosial; benah dilakukan dalam jangka waktu 1 daur selama 15 tahun
sejak masa tanam.
b. penanaman tanaman melalui teknik
agroforestri yang disesuaikan dengan (3) Dalam hal tanaman sawit telah mencapai umur 25 tahun pada
kondisi biofisik dan kondisi sosial; Hutan Produksi dan 15 tahun pada Hutan Lindung dan Hutan
Konservasi, tanaman sawit di bongkar dan ditanami pohon.
c. penanaman tanaman kehutanan paling
sedikit 100 btg/ha paling lambat 1 tahun (4) Jenis tanaman pokok kehutanan untuk Hutan Lindung dan
setelah mendapatkan Persetujuan Hutan Konservasi harus memenuhi ketentuan:
Pengelolaan Perhutanan Sosial dengan a. berupa pohon penghasil hasil hutan bukan kayu; dan
menerapkan sistem silvikultur atau teknik b. dapat berupa pohon berkayu dan tidak boleh ditebang.
budidaya sesuai dengan tapak ekologinya di (5) Penanaman tanaman pokok kehutanan pada Hutan Produksi,
sela-sela tanaman sawit; dan tidak Hutan Lindung, dan Hutan Konservasi dilakukan paling lambat 1
melakukan peremajaan tanaman kelapa tahun setelah mendapat Persetujuan Pengelolaan Perhutanan
sawit selama masa Jangka Benah. Sosial.
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
01
Teguran tertulis
Dikenakan kepada pemegang persetujuan Pengelolaan
Perhutanan Sosial apabila tidak melaksanakan kewajiban
dan/atau melanggar larangan yang telah ditetapkan.
Denda administrasi
03
Pembekuan persetujuan Pengelolaan Perhutanan
Sosial
Dikenakan kepada pemegang persetujuan Pengelolaan
Perhutanan Sosial apabila tidak menindaklanjuti teguran tertulis
yang ditetapkan
04
Pencabutan persetujuan Pengelolaan Perhutanan
Sosial
Dikenakan kepada pemegang persetujuan Pengelolaan
Perhutanan Sosial apabila tidak menindaklanjuti teguran tertulis
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak pembekuan persetujuan
Pengelolaan Perhutanan Sosial.
Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial (1)