Manajemen Persediaan Kelompok 5
Manajemen Persediaan Kelompok 5
Manajemen Persediaan Kelompok 5
2. Persediaan Lain-Lain
5. Persediaan Lain-Lain
Sama seperti pada perusahaan dagang, persediaan lain-lain dalam perusahaan
manufaktur terdiri dari persediaan kantor plastik, kardus, alat-alat kantor dan lain
sebagainya.
PENTINGNYA PERSEDIAAN
Persediaan sangatlah penting bagi sebuah perusahaan karena
persediaan digunakan untuk :
Sifat Biaya : Jumlah nya tetap pada stiap kali pemesanan dilakukan.
Rumus Perhitungan :
Sifat Biaya : Semakin kecil jumlah persediaan, semakin besar biaya kehabisan
persediaan. Begitupun sebaliknya. Dengan asumsi factor lainnya tetap.
PENENTUAN PERSEDIAAN PENGAMAN
YANG OPTIMAL
Pengertian Umum : Safety stock atau stok pengaman adalah persediaan yang
sengaja dilebihkan jumlahnya untuk mengantisipasi permintaan yang tinggi. Safety
stock bisa dikatakan sebagai persediaan cadangan yang berada di luar kebutuhan
utama.
PENGERTIAN MENURUT BEBERAPA AHLI
Menurut Slamet 2007:161, yaitu jumlah persediaan bahan minimum yang harus dimiliki oleh
perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku, sehingga tidak
terjadi stagnasi.
Untuk menaksir besarnya safety stock, dapat dipakai cara yang relatif lebih teliti yaitu dengan
metode sebagai berikut:
a. Metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata.
Rumus untuk menghitung safety stock adalah sebagai berikut:
Safety stock = Pemakaian maksimum –Pemakaian rata-rata Lead time
b. Metode statistika. Untuk menentukan besarnya safety stock dengan metode ini, dapat digunakan
program komputer kuadrat terkecil least square.
Menurut M.Nafarin 2004:87, persediaan pengaman safety stock adalah persediaan inti dari bahan yang harus
dipertahankan untuk menjamin kelangsungan usaha. Persediaan pengaman tidak boleh dipakai kecuali dalam
keadaan darurat, seperti keadaan bencana alam, alat pengangkut bahan kecelakaan, bahan di pasaran dalam
keadaan kosong karena huru hara, dan lain-lain. Persediaan pengaman bersifat permanen, karena itu persediaan
bahan baku minimal persediaan pengaman termasuk kelompok aktiva.
Menurut Awat 1999:479, safety stock ialah persediaan tambahan yang diperlukan selalu siap digudang untuk
menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan stock out. Dengan demikian, safety stock dapat dianggap
sebagai jumlah persediaan minimal yang harus selalu siap digudang. Berdasarkan konteks diatas, maka persediaan
pengaman safety stock merupakan persediaan bahan minimum yang perlu disediakan di gudang untuk menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan stock out.
Penentuan besarnya persediaan pengaman safety stock dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Safety stock = Pemakaian maksimum – Pemakaian rata-rata Lead time
A. Pengendalian Persediaan Yang Optimal
Optimalnya persediaan merupakan persyaratan yang dasar bagi setiap perusahaan supaya bisa
menghasilkan kinerja operasi yang efektif dan efisien serta untuk kelangsungan aktivitas perusahaan
selanjutnya.
Permintaan dalam pengendalian persediaan dibagi menjadi dua yaitu permintaan stokastik dan
permintaan deterministik. Menurut Sobel et al., (2001) permintaan tidak diketahui sampai dengan
permintaan itu diterima disebut dengan permintaan stokastik. Sedangkan permintaan deterministik, variabel
dan ukuran diketahui pasti. Akan tetapi didalam nyatanya hal seperti ini jarang ditemukan.
B. Jenis-Jenis Persediaan
Persediaan bisa dibagi menurut posisi dan jenis barang tersebut, yaitu:
a. Persediaan barang berwujud yang dipergunakan kedalam proses produksi. Barang tersebut didapatkan dari
perusahaan yang membuat atau menghasilkan bahan baku untuk perusahaan lain yang
menggunakannya, sumber dayaalam atau dari supplier. Hal tersebut dinamakan dengan persediaan bahan
baku (raw material) Persediaan barang yang terdiri dari komponen dan dimiliki dari perusahaan yang lain
dan dapat secara langsung diasembling atau dirakit dengan komponen yang lain tanpa harus melalui proses
produksi sebelumnya.
b. Persediaan bahan penolong atau pembantu (supplies), yaitu persediaan barang yang dibutuhkan dalam
proses produksi, akan tetapi tidak merupakan komponen barangjadi. Persediaan barang yang merupakan
keluaran dari tiap komponen dalam proses produksi atau sudahdiolah.
Economic OrderQuantity (EOQ)
Economic Order Quantity yang merupakan salah satu perhitungan yang digunakan dalam
menentukan kuantitas atau jumlah pesanan bahan baku di dalam perusahaan. EOQ
(Economic Order Quantity) merupakan jumlah bahan yang dibeli pada setiap kali
pembelian dengan biaya yang paling minimal.
Ada beberapa yang memang harus ada untuk menghitung EOQ, diantaranya adalah:
2. Biaya Penyimpanan
- Syarat atau Asumsi Dasar dalam Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ)
Asumsi dasar economic order quantity (EOQ) perlu dilakukan karena dalam analisa EOQ ini memerlukan perhitungan
dan pertimbangan yang digunakan oleh perusahaan dalam menentukan berapa jumlah pesanan bahan baku yang akan
perusahaan beli.
Model EOQ ini juga sangat mudah untuk diterapkan oleh perusahaan apabila syarat-syarat dari penerapan EOQ ini
dapat dipenuhi, diantaranya adalah berikut ini:
1. Permintaan dapat ditentukan secara pasti atau konstan untuk jangka waktu penggunaan satu periode/ satu tahun.
2. Item yang dipesan bersifat independen, yaitu permintaan item yang dipesan bebas dengan item lain atau item yang
dipesan satu macam produk dan tidak berhubungan satu sama lain dengan produk lain.
3. Pesanan dapat diterima dengan segera dan pasti dalam waktu tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa syarat atau asumsi dasar dalam perhitungan EOQ pemesanan antara satu item dengan item yang
lainnya tidak saling berkaitan, harga bahan baku selalu konstan, permintaan yang pelanggan juga dianggap konstan dalam
satuan waktu dan satuan order. Perusahaan tidak boleh mengalami stockout bahan baku artinya dalam gudang harus selalu
memiliki persediaan bahan baku.
- Faktor-Faktor Yang Mendasari Adanya Metode Economic Order Quantity
Jumlah tingkat permintaan atas barang sudah diketahui dan merata setiap tahun
Lead time atau waktu yang dibutuhkan dalam pemrosesan suatu barang atau produk dari awal hingga akhir
tidak mengalami fluktuasi atau peningkatan
2. Tidak adanya pembayaran dengan menggunakan uang tunai dan tidak adanya diskon yang tersedia atas
suatu barang atau produk.
3. Pengisian persediaan barang atau produk tidak mengalami keterlambatan serta pesanan atas barang atau
produk dikirimkan sesuai dengan jumlah yang diminta oleh konsumen
- Rumus Formula Economic Order Quantity (EOQ)
Formula EOQ
R = Jumlah barang yang dibutuhkan. Biasanya jumlahnya kamu dapat lihat dari kebutuhan barang ditahun
sebelumnya.
S = Biaya pemesanan.
I = Biaya penyimpanan pada setiap unit (holding costs per unit), jangan lupa, untuk biaya ini bentuknya
dalam persen (%).
Reorder Point(ROP)
Pada tingkat persediaan berapa pemesanan harus dilakukan agar barang datang tepat pada waktunya disebut dengan
Reorder Point(ROP).
Adapun rumus dari ROP (Reorder Point) adalah :
ROP = Lt × Q
Keterangan :
Yang dimaksud dengan System Quantity Reorder Point adalah jumlah persediaan yang di order kembali sangat tergantung
pada kebutuhan persediaan untuk proses konversi, pada kenyataannya penggunaan persediaan bahan tidak pernah
konstan dan selalu bervariasi.
MANAJEMENT PERSEDIAAN DENGAN
KLASIFIKASI ABC
Analisis ABC merupakan aplikasi persediaan yang menggunakan prinsip pareto. Prinsip ini menyatakan
bahwa “critical view and trivial many”. Prinsip ini mengajarkan untuk memfokuskan pengendalian persediaan
kepada jenis persediaan yang bernilai tinggi atau kritikal daripada yang bernilai rendah atau trivial.
Penggunaan Aplikasi pada industry Banyak digunakan untuk manajemen pasokan, sistem persediaan dan stok
memeriksa metode, analisis ABC sering diterapkan untuk desain sistem perhitungan siklus. Sebagai contoh,
sebuah gudang atau pabrik toko mungkin memilih untuk menghitung A item, dari senilai tinggi sekali
seperempat, tapi B item hanya dua kali setahun dengan dan C item hanya dihitung sekali.
B. PRINSIP MANAJEMENT PERSEDIAAN YANG MENERAPKAN KLASIFIKASI ABC :
1. Kelas A merupakan barang-barang yang memberikan nilai yang tinggi. Walaupun kelompok A ini hanya
diwakili oleh 20% dari jumlah persediaan yang adatetapi nilai yang diberikan adalah sebesar 80%.
2. Kelas B merupakan barang-barang yang memberikan nilai sedang. Kelompok persediaan kelas B ini
diwakili oleh 30% dari jumlah persediaan dan nilai yang dihasilkan adalah sebesar 15%.
3. Kelas C merupakan barang-barang yang memberikan nilai yang rendah. Kelompok persediaan kelas C
diwakili oleh 50% dari total persediaan yang ada dan nilai yang dihasilkan adalah sebesar 5%.
Untuk melakukan analisis ABC dengan satu kriteria maka dapat dilakukan langkah langkah sebagai
berikut:
Analisis Pemakaian
1. Mendaftar semua item yang akan diklasifikasi, beserta dengan data rata-rata pemakaian item logistik
per tahun dan data rata-rata harga untuk setiap itemnya.
2. Mengalikan rata-rata pemakaian per tahun dengan rata-rata harga untuk setiap item untuk mendapatkan
nilai penggunaan per tahun tiap item.
3. Mengurutkan nilai penggunaan per tahunnya mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil. Jumlahkan
secara kumulatif nilai penggunaan per tahunnya.
4. Mengkonversikan jumlah kumulatif tiap item menjadi prosentase kumulatif. Prosentase inilah yang
menjadi ukuran item dalam menentukan kelompok item tersebut.
- MANFAAT KLASFIFIKASI ABC :
Analisis klasifikasi ABC memiliki beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut:
a. Membantu manajemen dalam menentukan tingkat persediaan yang efisien.
b. Memberikan perhatian pada jenis persediaan utama yang dapat memberikan cost benefit yang besar bagi
perusahaan.
c. Dapat memanfaatkan modal kerja (working capital) sebaik-baiknya sehingga dapat memacu pertumbuhan
perusahaan.
d. Sumber-sumber daya produksi dapat dimanfaatkan secara efisien yang pada akhirnya dapat meningkatkan
produktifitas dan efisiensi fungsi-fungsi produksi