Materi Manajemen Sampel Difteri Mikrobiologi
Materi Manajemen Sampel Difteri Mikrobiologi
Materi Manajemen Sampel Difteri Mikrobiologi
2019 - 2020
Difteri penyakit endemik Paling banyak di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI
di berbagai negara di Jakarta, Kalimantan Timur, dan Aceh.
dunia. (Peta persebaran kasus difteri)
• Difteri adalah penyakit akut yang mengancam nyawa dan menular yang disebabkan Corynebacterium
diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran mukosa dan kulit. Ada hampir 100 spesies
Corynebacteria
• Morfologi : bakteri batang gram positif, tidak bergerak,tidak membentuk spora, bersifat aerob, bentuk
seperti palu (granula metakromatik)
• Diagnosis pasti dari difteri melalui konfirmasi laboratorium dengan mengisolasi Corynebacterium
diphteriae dan tes toksigenitas.
• Jenis spesimen berupa swab tenggorok(Oropharing) / Swab hidung(Nasopharing) .
DESKRIPSI
Kuman Penyebab Corynebacterium diphtheriae
4. Siapkan kapas lidi steril dan masukkan ke dalam lubang hidung sampai ke nasofaring
5. Usapkan dengan memutar swab kapas lidi secara merata sepanjang rongga hidung , Jangan menekan kapas lidi pada lubang
hidung apabila dirasa ada sumbatan
Pengemasan
• Tutup tabung Amies media dengan parafilm / micropore
• Masing –masing tabung dibungkus tissue kemudian dimasukkan dalam kantung plastik klip
disusun rapi tegak lurus dalam rak tabung (posisi spesimen tidak boleh terbalik)
• Masukkan ice pak pada dasar dan sisi sisi cool box agar suhu tetap dingin (2 – 4 oC)
• Tulis alamat lengkap lab tujuan dan nama petugas penanggung jawab dan telp
TABUNG SPESIMEN DIBUNGKUS DENGAN
PARAFILM (AGAR KEDAP AIR)
5.PENGIRIMAN SPESIMEN/SAMPEL
Inokulasi
Uji Biokimia
35˚C 24 jam
Uji Toksigenitas
PROSEDUR PENGUJIAN
Dilarutkan ke
dalam 1L Disterilkan
40 gram base
agar ditimbang
aquadestilata dengan
lalu autoklaf
dipanaskan Sampel: usap
tenggorok
Perbandingan sampel
yang tumbuh dan tidak
tumbuh pada media
CTBA
Diamati di bawah
Pewarnaan Albert
mikroksop
Campuran1.000x
dituang ke lubang-lubang
pada tray
Diinkubasi selama 24 jam
Granula Metakromatik
Uji ESC
Esculin Esculetin + Fe Kompleks besi fenolik
Positif : warna merah (coklat)
Negatif : tidak berwarna Positif ESC : perubahan menjadi warna coklat gelap /
hitam gelap
Uji Urease
Uji PYR Negatif : tidak terjadi perubahan warna.
Positif : merah. Negatif : tidak berwarna.
Uji Pyrazinamid (NH2)2CO + 2H2O → CO2 + H2O + 2NH3
Positif : merah atau merah muda. Negatif : kuning
PyrazinamidA + H2O Asam pirazinoik + NH3
Positif : oranye-merah atau coklat.
Negatif: tidak ada perubahan warna
Hasil uji positif
Uji Katalase
2H2O2 → 2H2O + O2.
Positif : terbentuknya gelembung.
Hasil uji negatif
Negatif : tidak terbentuk gelembung
5.REAKSI UJI BIOKIMIA
• Glukosa
Fermentasi Karbohidrat • Ribosa
• Xilosa
• Mannitol
Pengendapan
Lisis sel protein dan Pencucian 1 Pencucian 2 Elusi DNA
DNA
(Buffer AL) DNA (Buffer AW1) (Bufer AW 2) (Buffer AE)
C.diptheriae
PROSEDUR PENGUJIAN
8. Visualisasi DNA
7. Pemeriksaan PCR
20 µL mix PCR
Dibuat reagen PCR mix dimasukkan ke
dalam tube PCR
Hasil identifikasi
Nomor APIWEB™.
No PCR
Sampel
Significant Taxa
1.680 bp
1 M529 C.diphtheriae mitis C.diphtheriae/tox
2 M563 C. diphtheriae mitis C.diphtheriae/tox
3 M677 C.diphheriae mitis C.diphtheriae/tox
a: DNA marker 4 M678 C.diphheriae mitis C.diphtheriae/tox
b: kontrol positif
5 M794 C.diphtheriae gravis C.diphtheriae/tox
c: kontrol negative 20 dari 22 sampel adalah C.diphtheriae toksigenik.
d: positif toksigenik 6 M1885 C.diphtheriae mitis C.diphtheriae/non-tox
TERIMA KASIH