RCA Dan FMEA-dr Santi-ARSAMA-KARS
RCA Dan FMEA-dr Santi-ARSAMA-KARS
RCA Dan FMEA-dr Santi-ARSAMA-KARS
PENGGUNAAN
RCA DAN FMEA
RCA
•RCA berfungsi untuk mengidentifikasi dan
mengkategorikan permasalahan yang menjadi
penyebab terjadinya sesuatu pada sebuah
peristiwa. Dalam proses identifikasi dan
kategorisasi, informasi yang dijelaskan tidak hanya
“apa” dan “bagaimana” namun juga mengakomodir
“ kenapa” sebuah peristiwa itu terjadi
Rooney, James J. and Houvol, Leo N Vandon. (2004)
RCA
Potential Concequences
Frekuensi/
Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood
1 2 3 4 5
Seorang perawat mendeteksi kesalahan pengobatan, tetapi dokter mencegahnya untuk melaporkannya.
Organizational/management
Kurangnya peralatan yang sesuai untuk melakukan histeroskopi, staf ruang operasi berimprovisasi menggunakan
Work environment peralatan dari set lain. Selama prosedur, pasien menderita emboli udara.
Seorang ahli bedah menyelesaikan operasi meskipun diberitahu oleh seorang perawat dan ahli anestesi bahwa
Team environment ujung kateter hisap hilang. Ujungnya kemudian ditemukan di dalam pasien, membutuhkan operasi ulang.
Seorang perawat yang terlalu banyak bekerja secara keliru memberikan insulin alih-alih obat antinausea, yang
Staffing mengakibatkan koma hipoglikemik.
Seorang magang salah menghitung dosis setara MS Contin kerja panjang untuk pasien yang telah menerima
Vicodin. Pasien mengalami overdosis candu dan pneumonia aspirasi, yang mengakibatkan dirawat ICU yang
Task-related
berkepanjangan.
Orang tua dari seorang anak laki-laki salah membaca instruksi pada sebotol asetaminofen, menyebabkan anak
Patient characteristics mereka mengalami kerusakan hati.
PSNet
Root cause analysis (RCA) digunakan untuk mengidentifikasi
faktor penyebab
Rodziewicz TL, Houseman B, Hipskind JE. Medical Error Reduction and Prevention. [Updated 2022 Dec 4]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499956/
Melalui proses RCA, RS dapat mengoptimalkan
perawatan pasien dan menerapkan langkah-langkah
untuk memitigasi kejadian buruk yang membahayakan
keselamatan pasien.
Singh G, Patel RH, Boster J. Root Cause Analysis and Medical Error Prevention.
[Updated 2022 Aug 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK570638/
Bunuh diri pasien: setiap pasien yang menerima perawatan
(termasuk perawatan gawat darurat), perawatan, atau layanan
Peristiwa sentinel juga dapat dianggap sebagai dalam pengaturan perawatan kesehatan atau 72 jam setelah
salah satu dari berikut ini, meskipun peristiwa ini pemulangan mereka.
tidak menyebabkan kematian atau cedera parah: Bayi cukup bulan mengalami kematian yang tidak terduga.
Seorang bayi diserahkan ke keluarga yang salah.
Penculikan pasien yang menerima perawatan, perawatan, atau
layanan.
Kawin lari pasien dalam pengaturan perawatan kesehatan, yang
menyebabkan bahaya bagi mereka.
Reaksi transfusi hemolitik yang membutuhkan pemberian
produk darah.
Pemerkosaan, penyerangan, atau pembunuhan siapa pun di
tempat kejadian di tempat perawatan kesehatan.
Salah Pasien, salah lokasi, atau prosedur yang salah untuk
semua prosedur invasif, termasuk pembedahan.
Retensi benda asing yang tidak diinginkan pada pasien
setelah operasi.
Fluoroskopi berkepanjangan dengan dosis kumulatif ke
bagian tubuh yang salah.
Kebakaran, nyala api, atau asap, panas, atau kilatan tak
terduga yang terjadi selama perawatan pasien.
Kematian ibu intrapartum.
Morbiditas ibu yang parah.
Menurut tinjauan data yang dikumpulkan oleh JC, terdapat kategori
umum kesalahan klinis yang mengakibatkan kematian pasien, yang dapat
dicegah melalui analisis akar penyebab, telah diidentifikasi.
Rumah sakit melakukan penyelidikan akar penyebab dan tindakan dikembangkan untuk
mendidik seluruh staf medis tentang interaksi obat-obat.
RCA dirancang untuk membantu menemukan penyebab kesalahan dan sampai ke sumbernya.
untuk menemukan penyebab tersembunyi atau penyebab kesalahan.
Individu dalam tim RCA berfokus terutama pada sistem dan proses, bukan pada tindakan
individu.
Tim mengidentifikasi perubahan dalam sistem dan proses yang akan meningkatkan kinerja dan
mengurangi insiden kejadian sentinel yang sama.
RCA harus mengarah pada rencana aksi yang mencakup strategi yang mengidentifikasi dan
mengurangi risiko kejadian serupa di masa depan.
Karena keselamatan pasien adalah tujuan lembaga kesehatan, pelaporan harus didorong.
Informasi dari laporan harus dibagikan dan dipublikasikan ke seluruh organisasi untuk
mencegah kesalahan di masa mendatang.
Rodziewicz TL, Houseman B, Hipskind JE. Medical Error Reduction and Prevention. [Updated 2022 Dec 4]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499956/
PASIEN JATUH
48 jam
Grading risiko
Evaluasi risiko
Tidak
Kelola
risiko
Ya
1: Organize a Team
2: Define the Problem INISIASI & RUMUSKAN
3: Study the Problem 1
MASALAH
1 Rumusan Masalah
Investigasi Kejadian /
2 Pemetaan Kejadian
Penanggulangan Risiko
5
URUTAN AKTIFITAS Bahan dan Cara
PENYUSUNAN LAPORAN RCA
Identifikasi Insiden dan ruang lingkupnya Laporan Insiden, Risk Grading
1: Menyusun Tim
2: Perumusan Masalah yang Lengkap
a. Membentuk Tim RCA
Tim dibentuk secara ad hoc, terdiri dari :
1. staf yang berkaitan dengan bidang yang berhubungan dengan kejadian yang tidak diharapkan
2. staf yang memiliki tugas untuk meningkatkan mutu pelayanan.
3. staf yang memililki kewenangan untuk memutus
4. staf yang memiliki pengetahuan yang luas mengenai pelayanan kesehatan.
5. Keikutsertaan staf yang terkait langsung dimungkinkan namun harus disesuaikan dengan kejadian tergantung dengan situasi dan kondisi. Selain itu juga dapat
diikutsertakan, atau
Jumlah anggota tim tidak lebih dari 9 (Sembilan) orang.
Ahli dapat dihadirkan dalam pertemuan tim sewaktu-waktu diperlukan.
Pemimpin atau ketua tim harus merupakan orang yang memiliki pengetahuan, minat dan kemampuan untuk melakukan RCA. Pemimpin berperan sebagai fasilitator
yang mampu membangun komunikasi terbuka dan mengaktifkan partisipasi anggota tim.
b. Merumuskan masalah
Masalah yang akan dianalisis menggunakan RCA adalah kejadian sentinel atau kejadian yang menyebabkan kematian atau cedera berat atau kasus yang setelah
dilakukan grading memerlukan analisis RCA.
Kejadian yang akan dianalisis berfokus kepada kejadian “salah” bukan mengapa kejadian tersebut terjadi. Merumuskan kejadian dengan menggunakan kata tanya:
Apa, Siapa, Dimana, Kapan dan Bagaimana.
Kejadian didefinisikan dengan satu-dua kalimat pernyataan yang sederhana. Misal: operasi dilakukan pada area yang salah.
2
3: Mengkaji Masalah
4: Menentukan masalah Apa
5: Identifikasi Faktor Proses yang Berkontribusi
Melakukan pengumpulan data: kronologis, laporan keselamatan pasien,
wawancara, observasi. Pengumpulan data dicatat dalam bentuk tertulis, foto-
foto, rekaman wawancara, dan rekaman video. Pengumpulan data akan
menghasilkan data berupa pernyataan saksi dan observasi, bukti fisik dan
bukti dokumen.
Melakukan wawancara dengan menggunakan pertanyaan terbuka dan pada
akhir wawancara dilakukan konfirmasi terhadap hasil wawancara tersebut
untuk memastikan kesesuaian informasi yang dicatat dengan yang
disampaikan saat wawancara.
Melakukan pemetaan urutan kejadian dengan menggunakan satu kalimat berisi
1 subjek dan 1 predikat. Alur berjalan secara linier yang dimulai dari kejadian
yang paling lampau hingga kejadian yang tidak diharapkan
3
1. Peristiwa yang jika tidak ada maka kejadian yang tidak diharapkan tersebut tidak
terjadi.
2. Dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang terdiri dari kata benda dan kata kerja.
4. Titik awal untuk bertanya MENGAPA di dalam mencari akar masalah (Five Why)
TETAPKAN UPAYA
PENANGGULANGAN RISIKO
d. Act (Implementasi)
5. Jika uji coba tidak berhasil, dilakukan modifikasi dan siklus uji coba diulang
kembali
Teknik uji coba proses dapat juga dilakukan dengan Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA).
d. Membuat prioritas terhadap bentuk kegagalan yang mungkin terjadi dalam proses.
7
IMPLEMENTASI UPAYA
PENANGGULANGAN RISIKO
02 04 06
01 05
03 Mencegah
Fokus pada potensi
FMEA cocok utuk kegagalan sebelum
Diagram alur proses kegagalan proses suatu
terjadi
tindakan preventif. sistem
Kapan menggunakannya?
• Menganalisa kegagalan
• Apa yang berdampak tinggi atau sering terjadi?
• Peningkatan proses
• Memperkenalkan atau mengubah praktik kerja
• Desain ulang tempat kerja
• lokasi baru, peralatan baru, pergantian staf
2000+:
SEJARAH FMEA Most industries,
including healthcare
1970s:
Aviation, Oil & Gas; Auto industry;
• Tahun 60’ an oleh NASA untuk Food industry
proyek pendaratan manusia ke 1960s:
NASA
bulan.
1949 : US Military
5 Najafpour et al. (2017) melakukan evaluasi risiko proses transfusi darah dalam pengajaran
rumah sakit umum dengan menggunakan metode FMEA
6 Ofek et al. (2016) menganalisis risiko terkait dengan pengenalan perubahan kebijakan
rumah sakit terkait penggunaan solusi kalium klorida intravena untuk
mengurangi bahaya pasien
7 Aranaz-Andres et al. (2017) Menggunakan FMEA dlm penggunaan oral syringe pada pemberian
obat cair oral .
PENELITIAN MENGENAI FMEA
AUTHOR HASIL
8 Flegar Mestric et al, 2017 Proses pra analitik di lab. FMEA menurunkan risiko kegagalan serta + 50% peningkatan mutu
9 Yuangguang et al, 2017 FMEA pada proses pelayanan Radiosurgery Gamma Knife di Rumah Sakit. Implementasi
pendekatan FMEA pada gamma knife memungkinkan pemahaman yg lebih dalam tentang proses
keseluruhan diantara semua professional terlibat dlm perawatan pasien & membantu
mengidentifikasi kelemahan yg potensial.
10 Arena Jimenez et al , FMEA di ruangan HD menganalisis 21 kesalahan ( 1 di setiap 62 perawatan HD) terutama terkait
2017 Teknik HD dan administrasi obat yg diresepkan.
11 Nasim et al , 2018 FMEA proses pelayanan di ICU yaitu intervensi ECMO ( Extracorporeal Membrane
Oxygenation). FMEA untuk identifikasi kelemahan dan kegagalan dari complex proses,
meningkatkan kualitas pelayanan ECMO
12 Gaur, 2019 FMEA di ruang operasi. Dg FMEA dapat memperbaiki manajemen daftar, atau penjadwalan
ulang, mengurangi waktu pasien, memperbaiki alur pelayanan, memperkuat program bedah one day
care dan mendirikan klinik pra anestesi, meningkatkan keseluruhan atau efisiensi pelayanan operasi
di rumah sakit
Area Terapan FMEA di Bidang Kesehatan
Mengenal Metode FMEA (Failure Mode and Effects Analysis) dan
HFMEA (Healthcare Failure Mode and Effects Analysis)
• Keselamatan pasien pada saat pengobatan -> pemicu National
Center for Patient Safety (NCPS) -> metode analisis risiko
keselamatan pasien.
• NCPS dibentuk pada tahun 1999 dengan tujuan mengurangi atau
mencegah bahaya yang dapat timbul pada saat perawatan atau
pengobatan di rumah sakit (patientsafety.va.gov).
• NCPS ini berada di bawah
Veterans Affairs Office of Quality, Safety and Value pemerintah
Amerika Serikat (patientsafety.va.gov).
• Pada tahun 2001 NCPS mulai mempelajari analisis risiko yang dipakai
di industri yaitu FMEA.
• Berdasarkan hasil investigasi, NCPS memandang FMEA tradisional
tidak dapat memenuhi kebutuhan penerapan di kesehatan (DeRossier,
2002).
• NCPS -> dibutuhkan penyesuaian terhadap indikator penilaian risiko
pada FMEA tradisional sesuai dengan kebutuhan kesehatan sehingga
lahirlah konsep HFMEA (Healthcare Failure Mode and Effect Analysis)
Artikel FMEA
FMEA
FMEA memiliki kepraktisan yang tinggi untuk peningkatan kualitas layanan kesehatan dan
pengurangan kesalahan dan telah banyak digunakan untuk meningkatkan proses layanan
kesehatan di rumah sakit.
Dalam penelitian ini mendukung akademisi dan praktisi dalam mengadopsi FMEA secara
efektif untuk secara proaktif mengurangi risiko perawatan kesehatan dan meningkatkan
keselamatan pasien, serta memberikan wawasan kebaruan.
“FMEA has high practicality for healthcare quality improvement and error reduction and has been prevalently
employed to improve healthcare processes in hospitals. This research supports academics and practitioners in
effectively adopting the FMEA tool to proactively reduce healthcare risks and increase patient safety, and provides
an insight into its state-of-the-art.”
Liu, C., Zhang, J., Ping, J., & Wang, L. (2020). Failure mode and effects analysis for proactive healthcare risk evaluation: A systematic literature
review. Journal of Evaluation in Clinical Practice, 26(4), 1320-1337. https://doi.org/10.1111/jep.13317
Joint Commission Resources, 2010
FMEA
1.Tetapkan Topik FMEA dan Bentuk Tim
2.Gambarkan Alur Proses, & Brainstorming Modus
Kegagalan / Failure Mode
3.Identifikas Modus Kegagalan & Dampaknya (Hazard
Analysis)
4.Identifikas Prioritas Modus Kegagalan
5.Identifikasi Akar Penyebab Modus Kegagalan
6.Disain ulang Proses
7.Analisis dan Test Proses Baru
8.Implementasi dan Monitor Proses Baru
No LANGKAH OUTPUT
1 Tetapkan Topik FMEA dan Bentuk Tim Topik dan Tim
2 Gambarkan Alur Proses, & Brainstorming Modus Alur Proses tergambar
Kegagalan / Failure Mode
3 Identifikas Modus Kegagalan & Dampaknya (Hazard Modus kegagalan &
Analysis) dampaknya
4 Identifikas Prioritas Modus Kegagalan Daftar Prioritas Modus
Kegagalan
5 Identifikasi Akar Penyebab Modus Kegagalan Akar Penyebab Modus
Kegagalan
1. Alur Proses
Buat Alur Proses, bila perlu dibuat Subproses dan buat masing-
masing diagramnya.
Bila Proses Baru: Bagaimana seharusnya
Bila Proses Lama: Bagaimana saat ini Buat Flowchart
untuk diagram proses
• LANGKAH 2A : GAMBARKAN ALUR
PROSES
Tahapan Proses :
• Jelaskan proses setiap kegiatan sesuai
kebijakan dan prosedur yang berlaku.
* CI and RPN are the same: but, both terms are used in the literature
MENENTUKAN PROBABILITAS
/ OCCURANCE (O)
DESKRIPSI CONTOH
LEVEL
1 MINOR Tidak akan dirasakan / diketahui oleh pasien dan tidak akan
berefek pada proses.
Dapat berdampak pada pasien dan dapat menimbulkan
beberapa efek pada proses.
2 MODERAT Kegagalan dapat mempengaruhi proses pelayanan kesehatan
tetapi menimbulkan kerugian minor .
Dapat berdampak pada pasien dan dapat menimbulkan efekl
yang sangat besar.
3 MAYOR Kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih besar terhadap
pasien.
4 MAYOR Dapat membuat pasien mengalami luka parah dan
INJURY menimbulkan efeka yang besar pula pada proses.
5 TERMINAL Sangat berbahaya : kegagalan akan berakibat pada kematian
INJURY dan menimbulkan efek yang sangat besar terhadap proses.
Menentukan Kemudahan Terdeteksi ( Detectability )
FMEA Number_____________________________________
Team Members_1._________________________________
_4._________________________________
_2._________________________________
_5._________________________________
_3._________________________________
_6._________________________________
Are different levels and types of knowledge represented on the team? YES
NO
Responsible
Concurrence
Management
Action
Failure Mode: First
Person
Type
Single Point
Detectability
Actions or Rationale for
Weakness?
Evaluate failure mode
Probability
Haz Score
Potential Causes (Control, Outcome Measure
Measure ?
Proceed?
before determining Stopping
Existing
Severity
Accept,
Control
potential causes
Eliminate)
Jadi, bagaimana cara kerjanya dalam praktik?
Habraken MM, Van der Schaaf TW, Leistikow IP, Reijnders-Thijssen PM. Prospective risk analysis of health
care processes: a systematic evaluation of the use of HFMEA in Dutch health care. Ergonomics.
2009;52(7):809-19
Tujuan
Untuk mengidentifikasi mode kegagalan
dlm perawatan pasien kritis
dan untuk mengaktifkan sarana dan
prosedur yang diperlukan untuk deteksi.
Untuk membuat penilaian kuantitatif dari
setiap mode kegagalan.
Untuk merekomendasikan tindakan yang
ditujukan untuk mengurangi kegagalan
kemungkinan dalam proses perawatan
pasien sakit kritis
Kegagalan tersebut dengan Risk Priority
Number (RPN) lebih tinggi dari 300.
Pemilihan nomor tersebut ditentukan oleh
kompleksitas pasien yang sakit kritis.
Alat FMEA digunakan di ICU Gregorio
Rumah Sakit Universitas Umum Marañón
(HGUGM).
https://riskonnect.com/healthcare/what-is-risk-management-in-healthcare/
https://dhge.org/about-us/blog/risk-management-in-healthcare
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559326/
Robyn Clay-Williams, CAHO-ISQua Webinar 28: Application of FME A to healthcare risk management, 2023, Macquarie Univ , Sydney, Australia.
Joint Commission Resources, 2010, Failure Mode and effect Analysis, Proactive Risk Reduction
DeRosier, J., Stalhandske, E., Bagian, J.P., & Nudell, T (2002). Using Health Care Failure Mode and Effect Analysis:
The VA National Center for Patient Safety's Prospective Risk Analysis System(PDF).The Joint Commission Journal on Quality Improvement, Volume
27 Number 5:248-267, 2002.
https://www.patientsafety.va.gov/docs/hfmea/PSQHarticle.pdf
Adopting the Healthcare Failure Mode and Effect Analysis to Improve the Blood Transfusion Processes, January 2012
The International Journal of Industrial Engineering: Theory, Applications and Practice 19(8):320-329
https://www.researchgate.net/publication/260126415_Adopting_the_Healthcare_Failure_Mode_and_Effect_Analysis_to_Improve_the_Blood_Transf
usion_Processes
TERIMA KASIH