Infeksi 2021
Infeksi 2021
Infeksi 2021
•Toksoplasma kongenital :
•Sulfadiazin dosis 50-100 mg/kg/hari dan pirimetamin 0,5-1mg/kg setiap 2-4 hari
selama 20 hari.
•Penderita imunodifisiensi :
•Sulfadiazin danPirimetamin dosis SDA.
•Profilaksis :
•Tindakan paling efektif berupa perlindungan atas populasi yang berisiko seperti
ibu hamil dengan seronegatif.
Upaya profilaksis
•Dianjurkan makan daging dan sayuran yang dimasak. Ookista mati dgn
pemanasan 90ºC selama 30 detik.
•Hepatitis :
•Virus Hepatitis B (VHB) bumil di Indonesia 1-5%.
•Inf. akut pd kehamilan 🡪 hepatitis fulminan 🡪 mortalitas tinggi pd ibu dan bayi :
abortus dan terjadi HPP krn ggn pembekuan darah akibat ggn fungsi hati.
•Bayi : penularan vertikal (+) setelah dewasa 60-90% akan menjadi pengidap
kronik VHB, 30% kanker hati / sirosis hati 40 thn kemudian.
•Predisposisi penularan vertikal : titer DNA-VHB tinggi, infeksi akut pd TM III,
persalinan lama dan mutasi VHB.
•VHB : infeksi nosokomial pd tenaga medik dan paramedik terutama dari pasien
dgn HBsAg dan HBeAg (+).
Infeksi Virus
•Pencegahan Hepatitis :
•Kewaspadaan universal (universal precaution) : hindari hub seks dan pemakaian
alat / bahan dari pengidap.
•Vaksinasi bagi seluruh nakes.
•Imunisasi :
•Vaksinasi HB bagi semua BBL.
Penanganan bumil dgn HVB
•Pd inf akut VHB dan hepatitis fulminan (sangat ikterik, nyeri perut
kanan atas, kesadaran menurun, urobilin dan bilirubin (+), SGOT/SGPT
tinggi) 🡪 pervaginam usahakan trauma sekecil mungkin.
1 4 12% 8 7 3
% % % % %
Penularan meningkat dengan meningkatnya viral load yaitu 12% pada mereka yang
mempunyai jumlah viral load < 1000 RNA/ ml dibandingkan dengan 29% pada mereka
dengan yang mempunyai jumlah viral load >10.000 RNA/ml.
2. FAKTOR IBU
Penurunan status kekebalan ibu, tercermin dari jumlah CD4. Peningkatan risiko penularan
dari ibu ke anak jika CD4 ibu jumlahnya < 700/mm3. Transmisi meningkat hampir linear
dengan penurunan jumlah CD4.
Faktor Maternal viral
load
■ Merupakan faktor
terpenting
■ Terjadi terutama pada
awal infeksi dan pada
fase AIDS
■ Risiko tertinggi terjadi
ketika
– Terinfeksi sewaktu hamil
tua/menyusui
– Wanita hamil dgn gejala
AIDS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TRANSMISI HIV
3. FAKTOR OBSTETRIK
Kontak kulit secara langsung, yaitu kontak antara selaput lendir bayi dan ibu melalui
sekresi cairan serviko-vaginal . HIV-1 dalam cairan sekresi serviko-vaginal akan
meningkat 4 kali lipat selama kehamilan. Persalinan melalui operasi sesaria elektif dapat
menyebabkan tingkat transmisi < dari 1%.
4. FAKTOR BAYI
> 30% infeksi HIV perinatal akan terjadi melalui ASI. Selama menyusui, risiko penularan
yang diperkirakan sekitar 30%. Risiko penularan melalui ASI juga tergantung pada faktor-
faktor lain, seperti stadium penyakit ibu, abses payudara, mastitis, puting yang retak .
Mekanisme Penularan HIV dari Ibu
ke Anak / Bayi
• Infeksi melewati plasenta
• Persalinan
• ASI
IBU
●Stigma sosial
●Kematian meningkat
Faktor Risiko Penularan HIV dari Ibu ke Anak
➢ Maternal ➢ Obstetrik
● Viral load yang tinggi ● Kelahiran per vaginam vs Sectio
(>5.000copies/ml misal saat Caesarea
terjadi serokonversi) ● Ketuban pecah dini yg terbengkalai
● Karakteristik Virus ● Perdarahan Intrapartum (Kala II)
● CD4<200/ T limfosit count) ● Chorio amnionitis
● Defisiensi imun ● Prosedur invasif (misal episiotomi,
● Infeksi virus, bakteri, parasit spt forceps, vakum)
malaria saat kehamilan
● Defisiensi vitamin A
● IDUs
➢ Bayi
● Prematuritas (BBLR rendah) < 34
● Banyak pasangan seksual
mg
● ASI/Mastitis
● Luka dimulut bayi
Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Bayi dan
Kegiatan Pendukungnya
- Penyuluhan HIV/AIDS ;
Perempuan Usia Reproduktif Cegah Penularan HIV - Pelatihan Perubahan
Perilaku ;
- Penyebar luasa n Materi
Cetak tentang
HIV Positif HIV Negatif Pencegahan HIV ;
- La yanan VCT; dll.
- Pengobatan ARV;
Perempuan Post - Dukungan Psikologis,
- Pengobatan Infeksi
Partum
HIV Positif Sosial & Perawatan
Oportunistik;
- Bantuan Pemeriksaan
Kesehatan;
- Layanan Support Group
- Perawatan Anak,
Imunisasi;
- Bantuan Finansial; dll
PEMBERIAN ARV UNTUK MENGURANGI PENULARAN
HIV DARI IBU KE BAYINYA
Kondisi Klinis Ibu Rejimen untuk Ibu Rejimen untuk Bayi
5 Odha hamil dengan indikasi Sesuai skenario 4, tetapi lebih baik menggunakan regimen
pengobatan ARV tetapi tidak yang paling efektif dari yang ada
mulai menggunakan ARV
6 Odha hamil dengan TB aktif Bila dipertimbangkan untuk mulai
OAT yang sesuai untuk pengobatan ARV,
perempuan hami l tetap gunakan:
- AZT + 3TC + SQV/r ; atau
diberikan - d 4T + 3TC + SQV/r
Bila pengobatan dimulai pada
trimester III, gunakan :
- AZT + 3TC + EFV ; atau
- d4T + 3TC + EFV
Bila tidak akan m enggunakan
pengobatan ARV , ikuti skenario 4.
7 Odha dalam masa persalinan Untuk ibu yang belum diketahui
yang tidak diketahui status HIV status HIV -nya, bila ada waktu,
tawarkan pemeriksaan dan
konseling, bila tidak, lakukan
pemeriksaan dan konseling
segera setelah persalina n
(dengan persetujuan) dan ikuti
skenario 8.
Bila hasil tesnya HIV positif:
- Berikan NVP dosis tunggal; - NVP dosis tunggal 72
jam pertama
bila persalinan sudah t erjadi
jangan berikan NVP tetapi ikuti
skenario 8
atau atau
Odha yang datang pada saat - AZT + 3TC pada saat persalinan
persalinan tetapi belum pernah dilanjutkan hingga 1 minggu - AZT + 3TC selama 1
mendapatkan pengobatan ARV setelah persalinan minggu
8 Bayi lahir dari Odha yang belum - NVP dosis tunggal
pernah me ndapat obat ARV sesegera
mungkin , ditambah
- AZT selama 1 minggu
(usahakan diberikan
sebelum 2 hari)
ACTG 076 Protocol
Persalinan pervaginam
• Risiko penularan meningkat jika terjadi
Ketuban Pecah Dini
• Bila terjadi KPD 4 jam atau lebih
Informasi saat konseling
Jarang terjadi
●Ibu yang malnutrisi
●ASI dicampur dg susu formula
●Luka pada mulut bayi
ASI vs Susu Formula
•Penyebaran yang sangat cepat dan transmisi antar manusia dari COVID-19. (Ro =
2,5)
•Perubahan dan update pedoman nasional terkait COVID-19 pada ibu hamil mengikuti
kondisi terkini sesuai dengan scientific evident.
•Tidak semua FKTP & FKRTL memiliki SDM dan fasilitas kesehatan yang sama
dalam mengelola maternal dengan covid-19
•Ada wilayah dengan penemuan kasus yang masih tinggi sementara ada wilayah
dengan kasus tergolong relatif stabil dan terkendali.
RCOG, 2020 :
•Kehamilan dan persalinan tidak meningkatkan risiko infeksi
•Perubahan sistem imun fisiologis pada ibu hamil, berhubungan dengan gejala
infeksi COVID-19 yang lebih berat.
Kesimpulan:
•Berdasarkan data yang terbatas, tidak ada bukti transmisi COVID-19
dari ibu ke janin. (Maret 2020)
•Skrining Universal pada semua ibu hamil yang akan melahirkan perlu dilakukan secara
rutin
•Jika tidak dapat dilakukan universal swab maka bisa diganti dengan metode skrining lain
•Metode skrining: gejala klinis, riwayat kontak/perjalanan, rapid test, darah lengkap
(limfopenia, NLR > 5.8), dan CT scan atau foto thoraks
•Penilaian saat admisi sesuai standar: beratnya covid, tanda vital, &
kesejahteraan janin
1.Pembengkakan payudara
•Terjadi pada hari ke-2 dan ke-4 setelah
melahirkan pada ibu yang tidak menyui atau
setiap saat ketika memberi ASI dihentikan.
•Insidensi : <5% setelah persalinan per vaginam, tetapi 5 sampai 10 kali lebih tinggi setelah persalinan melalui bedah sesar
•Faktor resiko: persalinan dengan bedah sesar, ketuban pecah memanjang, pemeriksaanvagina berulang-ulang,
pengangkatan plasenta secara manual dan pemantauan janin internal.
•Endometritis merupakan diagnosis klinis yang ditandai oleh demam, kepekaan uterus, sekret vagina purulen yang berbau
tidak enak, dan atau peningkatan jumlah perdarahan per vaginam. Kondisi ini paling sering terjadi pada hari ke-5 sampai
hari ke-10 setelah persalinan.
•Pengobatan: antibiotik spektrum luas (sampai pasien membai secara klinis dan tidak mengalami demam selama 24-48
jam) dan dilatasi serta kuretase (jika dicurigai adanya hasil konsepsi yang tertinggal).
•Kondisi merupakan infeksi nekrotik pada fasia superfisial yang menyebar secara cepat
di bagian jaringan dinding abdomen, bokong dan atau paha yang mengarah ke
septikemia dan kegagalan sirkulasi.
•Dignosis : edema pada kulit, perubahan warna menjadi biru-cokelat, atau gangren yang
jelas dengan hilangnya sensasi atau hiperestesia.