III. Resep Dan Copy Resep

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

Mayaranti Wilsya, S.Far., Apt., M.Sc.

RESEP
dan
COPY
RESEP
Resep
Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter , dokter
gigi atau dokter hewan yang diberi ijin berdasarkan peratu
ran perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker pengel
ola apotik untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan b
agi penderita.
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe
(ambillah).
Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru tertera nama dan
jumlah obat.
Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin.
Lembaran resep umumnya berbentuk persegi panjang dengan
ukuran lebar 10-12 cm dan panjang 15-20 cm
 Yang berhak menulis resep adalah :
Dokter
Dokter gigi, terbatas pd pengobatan gigi & mulut
Dokter hewan, terbatas pengobatan hewan.
 Dokter gigi diberi ijin menulis resep dari segala macam obat untuk
pemakaian melalui mulut, injeksi (parentral) atau cara pemakaian
lainnya, khusus untuk mengobati penyakit gigi dan mulut.
 Sedangkan pembiusan / patirasa secara umum tetap dilarang bagi
dokter gigi (S.E.) Depkes No. 19/Ph/62 Mei 1962.
R esep disebut juga Formulae Medicae, dan terbagi at
as:
 
1. Formulae officinalis
yaitu resep yang tercantum dalam buku farmakope
atau buku lainnya dan merupakan standar

2. Formulae magistralis
yaitu resep yang ditulis oleh dokter menurut pen
dapatnya sendiri, kadang-kadang merupakan gabung
an formula officinalis dengan penambahan/pengura
ngan. Inilah yang pada umumnya disebut resep
Dalam resep harus memuat :

• Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi dan do
kter hewan.
• Tanggal dan tempat penulisan resep (inscriptio)
• Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap
obat atau komposisi obat (invocatio)
• Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
• Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dgn UU yg
berlaku (subscriptio)
• Nama obat, jumlah dan cara membuatnya (praescriptio atau ordin
atio)
• Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokte
r hewan.
• Tanda seru & paraf dokter utk resep yg mengandung obat yg juml
ahnya melebihi dosis maksimal.
Ketentuan Lainnya dalam peresepan :

Untuk Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pd hewan.

Untuk Resep yg mengandung narkotika tidak boleh ada iterasi (ulangan) ;


ditulis nama pasien tdk boleh m.i. = mihi ipsi = untuk dipakai sendiri; alamat
pasien dan aturan pakai (signa) yg jelas, tidak boleh ditulis sudah tahu aturan
pakainya (usus cognitus).

Apoteker tidak dibenarkan mengulangi penyerahan obat atas dasar resep yang
sama apabila pada resep aslinya tercantum tanda n.i. ( ne iteratur = tidak boleh
diulang)
 Bila dokter ingin agar resepnya dapat diulang, maka dalam resep
ditulis Iteratie. Dan ditulis berapa kali resep boleh diulang.
Misalkan iteratie 3 X, artinya resep dapat dilayani 1 + 3 kali
ulangan = 4 X . Untuk resep yang mengandung narkotika, tidak
dapat ditulis iteratie tetapi selalu dengan resep baru.

 Bila  dokter tidak ingin resepnya yg mengandung obat keras


tanpa sepengetahuan diulang, dokter akan menulis tanda N.I. =
Ne iteratur = tidak boleh diulang.

 Resep yg tidak boleh diulang adalah resep yg mengandung


narkotika atau obat lain yg ditentukan oleh Menkes melalui
Kepala Badan POM.
Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera dokter
dapat memberi tanda :
Cito : segera
Urgent : penting
Statim : penting
P.I.M : Periculum In Mora = berbahaya bila
ditunda.
 
Ditulis pada bagian atas kanan resep, apoteker harus
mendahulukan pelayanan resep ini termasuk resep antidotum .
 
Komponen Resep Menurut
Fungsi

1. Remidium Cardinal, adalah obat yang berkhasiat


utama.

2. Remidium Ajuvans, adalah obat yang menunjang


bekerjanya bahan obat utama
3. Corrigens, adalah zat tambahan yang digunakan untuk memperbai
ki warna, rasa dan bau dari obat utama.

Corrigens dapat kita bedakan sebagai berikut :


a) Corrigens Actionis, digunakan untuk memperbaiki kerja z
at berkhasiat utama.
Contohnya pulvis doveri terdiri dari kalii sulfas, ipecacuanh
ae radix, dan opii pulvis. Opii pulvis sebagai zat berkhasiat
utama menyebabkan orang sukar buang air besar, karena itu dib
eri kalii sulfas sebagai pencahar sekaligus memperbaiki kerja
opii pulvis tsb.
b) Corrigens Odoris, digunakan untuk memperbaiki bau dari obat. C
ontohnya oleum Cinnamommi dalam emulsi minyak ikan.
c) Corrigens Saporis, digunakan untuk memperbaik
i rasa obat. Contohnya saccharosa atau sirupus simpl
ex untuk obat - obatan yang pahit rasanya.
d) Corrigens Coloris, digunakan untuk memperbaiki warna o
bat . Contohnya obat untuk anak diberi warna me
rah agar menarik untuk diminum.
e) Corrigens Solubilis, digunakan untuk memperbaiki kelarut
an dari obat utama. Contohnya Iodium dapat mudah larut dalam
larutan pekat KI / NaI
4. Constituens / Vehiculum / Exipiens, merupakan zat
tambahan. Adalah bahan obat yang bersifat netral dan dipakai
sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk, sehingga menjadi
obat yang cocok. Contohnya laktosum pada serbuk, amylum
dan talcum pada bedak tabur.

Contoh resep berdasarkan fungsi bahan obatnya

R/ Sulfadiazin 0,500 - Remidium Cardinale

Bic. Natric 0,300 - Remidium Ajuvans

Saccharum 0,100 - Corrigens Saporis

Lact. 0,200 - Constituens


Pelayanan Resep di Apotek
Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan
dokter hewan.
Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab
apoteker pengelola apotek.
Apoteker wajib melayani resep sesuai dgn tanggung
jawab dan keahlian profesinya yg dilandasi pd kepentingan
masyarakat.
Apoteker tidak diizinkan mengganti obat generik yg
ditulis di dalam resep dgn obat paten.
Bila pasien tidak mampu menebus obat yg tertulis dlm
resep, apoteker dpt mengganti obat paten dgn obat generik
atas persetujuan pasien.
Pengelolaan Resep
Resep yg telah dikerjakan, disimpan menurut urutan
tanggal dan nomor penerimaan / pembuatan resep.
Resep yg mengandung narkotika harus dipisahkan dari
resep lainnya, tandai garis merah di bawah nama obatnya.
Resep yg telah disimpan melebihi 3 tahun dapat
dimusnahkan dan cara pemusnahannya adalah dgn cara
dibakar atau dgn cara lain yg memadai
 Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker pengelola b
ersama dgn sekurang-kurangnya seorang petugas apotek
.

 Pada pemusnahan resep harus dibuat berita acara pemu


snahan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, r
angkap 4 dan ditanda-tangani oleh APA bersama dengan
sekurang-kurangnya seorang petugas apotik.

 Pada saat pemusnahan harus dibuat berita acara pemus


nahan yang mencantumkan :
a. Hari & tanggal pemusnahan
b. Tanggal yang terawal dan terakhir dari resep
c. Berat resep yg dimusnahkan dlm kilogram.
Kode etik penulisan resep
1. Resep menyangkut kerahasiaan jabatan kedokteran dan
kefarmasian
2. Karena itu resep hanya boleh diperlihatkan kepada:
a. dokter yang bersangkutan
b. pasien dan keluarga pasien
c. tenaga medis yang merawat
d. apoteker dan tenaga farmasis yang bersangkutan
e. aparat pemerintah untuk pemeriksaan
f. petugas asuransi untuk klem pembayaran
Tujuan penulisan resep

1. Memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi


2. Meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat
3. Untuk cross check
4. Apotek buka lebih lama dari praktek dokter
5. Tidak semua obat dapat diserahkan langsung kepada pasien
6. Pemberian obat lebih rasional
7. Pelayanan berorientasi kepada pasien bukan kepada obat
8. Sebagai medical record yang dapat dipertanggungjawabkan
Singkatan Latin Yang Sering
Digunakan Dalam Resep
a. Tentang Waktu
ohc (omni hora cochlear) : tiap jam, 1 sendok makan
obhc (omni bihorio cochlear) : tiap 2 jam, 1 sendok makan
o3hc (omni trihorio cochlear) : tiap 3 jam, 1 sendok makan
pc (post coenam) : setelah makan
ac (ante coenam) : sebelum makan
m (mane) : pagi-pagi
v (vespere) : sore
n (nocte) : malam
b. Tentang Pemberian Obat
imm (in manum medici) : diserahkan ke dokter
dcf (da cum formula) : berikan dengan formula (tulis
dalam etiket)
n.i. (ne iteratur) : tidak boleh diulang
iter 3x (iteratur ter) : diulang 3x
did (da in dimidio) : berikan separuhnya
di2 plo (da in duplo) : berikan dua kalinya
COPY RESEP (SALINAN RESEP)
 Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotik, selain memuat
semua keterangan yang terdapat dalam resep asli juga harus
memuat :
 Nama dan alamat apotik
 Nama dan nomer izin apoteker pengelola apotik.
 Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotik
 Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet
(nedetur) untuk obat yang belum diserahkan dan pada resep dengan
tanda ITER …X diberi tanda detur orig / detur …..X
 Nomor resep dan tanggal pembuatan.
Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum, afschrif.

Apabila Apoteker Pengelola Apotik berhalangan melakukan tugasnya,


penandatanganan atau pencantuman paraf pada salinan resep yang
dimaksud diatas dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Apoteker
Pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status yang
bersangkutan.

 Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep


atau dokter yang merawatnya sekarang, penderita sendiri dan petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-
undangan yang berlaku (contohnya petugas pengadilan bila diperlukan
untuk suatu perkara).
ETIKET OBAT
Etiket untuk sediaan farmasi terdiri dari 2 macam,
yaitu etiket putih dan etiket biru (berwarna).

Etiket putih untuk obat dalam, etiket biru untuk


obat luar.
Pada etiket harus tercantum:
Nama, alamat dan no.telp, nama dan no SIPA Apoteker
Pengelola Apotek
Nama, tempat, tanggal ditulisnya etiket
Nama pasien dan aturan pakai yang jelas dan dimengerti
Paraf pembuat obat.
 Selain etiket, kalau dianggap perlu ditempelkan juga kertas
peringatan lainnya, misalnya “ Kocok Dahulu”, “Tidak Boleh
Diulang Tanpa Resep Dokter”, dan lain-lainnya.
Sesuaikanlah aturan pakai dan nama pasien yang tertera di
resep dengan di etiket.

Anda mungkin juga menyukai