Pembahasan Neurologi
Pembahasan Neurologi
Pembahasan Neurologi
Neurologi
Oleh Faisal Bayu,MD dan Salsa Maulida,MD
Neurologi
Bimbingan UKMPPD Internal FK ULM
No. 1
Seorang pria berumur 60 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 3 jam
SMRS, menurut pengakuan istri pasien keluhan muncul tiba-tiba saat pasien sedang ingin menyuap nasi
dan langsung terjatuh, pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan GCS E3-V3-M5, Tekanan darah
210/110, pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, pada pemeeriksaan
didapatkan lateralisasi sinistra, lesi pada Nervus VII tipe central pada motorik lebih lemah pada
ekstremitas atas kiri, menurut kasus diatas, apa diagnosis dan struktur pembuluh darah yang
kemungkinan terdapat lesi?
A. Stroke Hemoragik, ACA
B. Stroke Hemoragik, MCA
C. Stroke Penyumbatan tipe Trombotik, PCA
D. Stroke Penyumbatan tipe Emboli, Vertebrobasiler Arteri
Terminologi pada PERDOSSI 2016 dan AHA 2018 adalah hanya TIA dan Stroke Ischemic
tetapi nice to know untuk tahu Terminologi Lama, karena terkadang keluar pada soal TO
Transient Ischemic Attack
Kejadian mendadak dengan gejala deficit neurologi yang reversible sempurna < 24 jam
No. 4
Pasien Perempuan berumur 65 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran sejak 9 jam yang lalu,
penurunan kesadaran mendadak saat beraktivitas mencuci piring sebelumnya pasien ada mengeluhkan
nyeri kepala dan muntah hebat, saat datang ke IGD pasien diperiksa oleh dokter dan didapatkan GCS
E1V1M3 dengan tekanan darah 200/100 mmhg nadi 49x/menit, pada pemeriksaan neurologis didapatkan
lateralisasi dextra, refleks patologis babinski (+) dextra, Sirriraj skore pasien adalah +3, apakah tatalaksana
yang tepat untuk pasien diatas
A. IV Mannitol 20% 0.25-0.5 gr/kgbb
B. IV Mannitol 5% 0.5 -1 gr/kgbb
C. IV Mannitol 10% 2-10 mcg/kgbb
D. IV Mannitol 25% 5-10 mcg/kgbb
Pencegahan terjadinya herniasi cerebri artinya mencegah atau memperbaiki tekanan intra cranial :
1. Elevasi 30o ->Untuk meningkatkan Venous Retrun, sehingga TIK menurun
2. Hiperventilasi ringan menyebabkan penurunan PCO2 -> Vasokontriksi-> TIK menurun
3. Penggunaan Osmterapi : Manitol 20% laoding dose 1 gr/kgbb dilanjutkan 0.25-0.5 gr/Kgbb
selama >20 menit diulangi 4-6 jam, jika perlu penggunaan Furosemide dosis inisial 1mg/kgbb
IV
TIPS
Aphasia transkortikal : Repetisi selalu baik, yang rusak sesuai dengan namanya, motor
(fluensi), sensoris (komprehensi) dan mixed (fluensi dan komprehensi)
No. 6
Pasien berusia 20 tahun datang ke Puskemas dengan keluhan nyeri kepala sejak kemarin, nyeri kepala
dirasa seperti berdenyut pada kepala sebelah kiri, setelah keluhan muncul didapatkan adanya hilang
penglihatan selama 1 menit dan lalu kembali normal, pasien baru pertama kali mengalami keluhan
seperti ini, pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya tekanan darah 130/90 dengan Nadi 108x/menit,
tidak ada neurological defisit, apakah diagnosis pada pasien diatas
A. Common Migraine
B. Classic Migraine
C. Transient Iscemic Attack
D. Tension Type headache
TIPS
Tatalaksana :
Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hari/minggu, yaitu dengan:
Analgetik:
• Ibuprofen 800 mg/hari
• Asetaminofen 1000 mg/hari,
• NSAIDs (Naproxen 660-750 mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari, asam mefenamat,
ibuprofen 800 mg/hari, diklofenak 50-100 mg/hari).
• Kafein (analgetik ajuvan) 65 mg.
• Kombinasi: 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein.
Pencegahan :Antidepresan
Jenis trisiklik: amitriptiline, sebagai obat terapeutik maupun sebagai
pencegahan tension-type headache.
• Antiansietas
Golongan benzodiazepin . Kekurangan obat ini bersifat adiktif, dan sulit dikontrol
sehingga dapat memperburuk nyeri kepalanya
No. 8
Pasien datang ke IGD RSUD dengan keluhan nyeri kepala berat sejak 3 jam yang lalu, nyeri kepala
dirasakan pada bagian atas mata kiri dan alis, keluhan disertai dengan keluar cairan dari hidung dan mata
kiri yang memerah, keringat juga keluar pada kepala bagian kiri saja tetapi bagian kanan tidak ada, pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya peningkatan denyut nadi 110x/menit dengan lakrimasi ipsilateral,
apakah terapi awal yang tepat yang dapat dilakukan pada pasien
A.Verapamil
B.Kortikoseroid
C.Oksigenasi 100% 7L/menit dalam 15 menit
D.Carbamazepine
E.Ibuprofen
No. 8
Pasien datang ke IGD RSUD dengan keluhan nyeri kepala berat sejak 3 jam yang lalu, nyeri kepala
dirasakan pada bagian atas mata kiri dan alis, keluhan disertai dengan keluar cairan dari hidung dan mata
kiri yang memerah, keringat juga keluar pada kepala bagian kiri saja tetapi bagian kanan tidak ada, pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya peningkatan denyut nadi 110x/menit dengan lakrimasi ipsilateral,
apakah terapi awal yang tepat yang dapat dilakukan pada pasien
A.Verapamil
B.Kortikoseroid
C.Oksigenasi 100% 7L/menit dalam 15 menit
D.Carbamazepine
E.Ibuprofen
Cluster Headache
Minimal memenuhi kriteria berikut :
A. Nyeri hebat unilateral yang melibatkan daerah supraorbital atau temporal yang bertahan 15-180 menit.
B. Nyeri kepala hebat disertai satu tanda berikut : 1. Injeksi konjungtiva/lakrimasi ipsilateral. 2. Kongesti nasal
ipsilateral dan rhinorrhea. 3. Edema orbita ipsilateral 4. Keringat pada daerah frontal dan ipsilateral 5. Miosis atau
ptosis pada ipsilateral.
C. Nyeri tidak disebabkan oleh hal yang lain
Tatalaksana
Pengobatan Akut: Oksigen 100% 7 L/menit gejala menghilang dalam waktu 15 menit.
1. Dyhidroergotamine
2. Triptan (Sumatriptan)
3. Ocreotide
4. Anestesi local
Obat Pencegahan
E. Elektroenchepalongraphy
No. 12
Pasien ke poliknik dengan keluhan kejang, pasien kejang awalnya pada tangan kanan lalu menyebar
keseluruh tubuh, kejang tidak didahului oleh demam dan tidak ada provokasi yang lain, selama kejang
terjadi kurang lebih 5 menit dan keluarga mengaku kemarin pasien sempat kejang juga seperti ini tanpa
sebab yang jelas, oleh dokter, pasien disarankan melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakan
diagnosis, apakah pemeriksaan penunjang definitive untuk pasien tersebut
A. CT Scan Kontras
B. Elektromyoneurography
C. MRI
D. CT Scan Non Kontras
E. Elektroenchepalongraphy
Epilepsi
Didefinisikan adanya kejang berulang tanpa provokasi dengan interval lebih dari 24 jam tanpa
penyebab yang jelas
A= Absent
E= Excellent
No. 17
Pasien berusia 70 tahun datang ke poliklinik, dengan keluhan tremor pada tangan saat istirhat, pasien
juga merasa siku kaku dan pergerakan melambat, pasien juga merasa tidak stabil saat berjalan atau
berdiri, pasien tidak pernah meminum obat-obatan, tetapi pasien juga pernah menderita stroke 30 tahun
yg lalu, pada pemeriksaan fisik didapatkan chogwell phenomenon, resting tremor dan retropulsion test
skoring 4, apakah diagnosis pada pasien tersebut
A. Parkisonism
B. Guillain barre Syndrome
C. Demensia Vaskular
D. Parkison disease
E. Friedreich Ataxia
No. 17
Pasien berusia 70 tahun datang ke poliklinik, dengan keluhan tremor pada tangan saat istirhat, pasien
juga merasa siku kaku dan pergerakan melambat, pasien juga merasa tidak stabil saat berjalan atau
berdiri, pasien tidak pernah meminum obat-obatan, tetapi pasien juga pernah menderita stroke 30 tahun
yg lalu, pada pemeriksaan fisik didapatkan chogwell phenomenon, resting tremor dan retropulsion test
skoring 4, apakah diagnosis pada pasien tersebut
A. Parkisonism
B. Guillain barre Syndrome
C. Demensia Vaskular
D. Parkison disease
E. Friedreich Ataxia
Parkison
Parkinsonism Parkinson disease
Gejala utama berupa TRAP Gejala parkinsonism (TRAP)
• Tremor (resting tremor) dibuktikan dengan
• Rigiditas (cogwheel degenerasi ganglia basalis
rigidity) dan hasil PA ditemukan Lewy
• Akinesia / bradikinesia Body
• Postural Instability
Disebabkan oleh penyebab
lain seperti obat antipsikotik,
anti muntah
(metoclorpramide), riwayat
stroke
Tatalaksana
No. 18
Pasien bersuia 98 tahun datang dengan keluhan tremor, tremor hanya muncul saat istirahat,
pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya Rigidity, Bradikinesia, dan postural instability,
dokter mendiagnosis pasien tersebut dan memebrikan obat pada pasien, apakah obat yang
tepat untuk pasien
A. Carbidopa
B. Rivagtismine
C. Methylprednisolone
D. L-Dopa
E. Entacapone
No. 18
Pasien bersuia 98 tahun datang dengan keluhan tremor, tremor hanya muncul saat istirahat,
pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya Rigidity, Bradikinesia, dan postural instability,
dokter mendiagnosis pasien tersebut dan memebrikan obat pada pasien, apakah obat yang
tepat untuk pasien
A. Carbidopa
B. Rivagtismine
C. Methylprednisolone
D. L-Dopa
E. Entacapone
No. 19
Pasien berusia 38 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala, nyeri kepala dirasakan sejak 6 bulan yang lalu
dan terus menerus dan beberapa hari terakhir semakin nyeri, pasien juga mengeluhkan adanya pandangan
kabur dan ketidak seimbangan dalam berjalan, pasien juga mengeluhkan penurunan BB dan mual muntah,
pada pemeriksaan fisik ditemukan, GCS E4-V5-M6 Tekanan darah 150/80, N 120xmenit, RR 23x/menit. Pada
pemeriksaan neurologis didapatkan postural instability dan diplopia, Dokter menyarankan untuk
pemeriksaan CT Scan Kontras, didapatkan hasil adanya gambaran lesi irreguler, hipodense pada inti lesi dan
nampak kalsifikasi, nampak adanya edema cerebri. Untuk mengurangi tekanan intrakranial pasien, terapi
apakah yang tepat untuk pasien
A. Methylprednisolone
B. Mannitol
C. Furosemide
D. Spirnolactone
No. 19
Pasien berusia 38 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala, nyeri kepala dirasakan sejak 6 bulan yang lalu
dan terus menerus dan beberapa hari terakhir semakin nyeri, pasien juga mengeluhkan adanya pandangan
kabur dan ketidak seimbangan dalam berjalan, pasien juga mengeluhkan penurunan BB dan mual muntah,
pada pemeriksaan fisik ditemukan, GCS E4-V5-M6 Tekanan darah 150/80, N 120xmenit, RR 23x/menit. Pada
pemeriksaan neurologis didapatkan postural instability dan diplopia, Dokter menyarankan untuk
pemeriksaan CT Scan Kontras, didapatkan hasil adanya gambaran lesi irreguler, hipodense pada inti lesi dan
nampak kalsifikasi, nampak adanya edema cerebri. Untuk mengurangi tekanan intrakranial pasien, terapi
apakah yang tepat untuk pasien
A. Methylprednisolone
B. Mannitol
C. Furosemide
D. Spirnolactone
Edema Cerebri
Edema vasogenic : terjadi celah BBB yang diakibatkan oleh infeksi atau keganasan (meningtis, tumor
otak) yang menyebabkan kerusakan sel neuron
Pemeriksaan penunjang
EMNG : RNS dan Singel fiber elektromyografi adalah alat diagnose paling sensitive
Tes Serologis : Mendeteksi antibodi pada reseptor asetilkolin (Achr-Ab) -> paling spesifik, tapi tidak
100% sensitif
Untuk pasien MG Achr-Ab (-)/ seronegative Myasthenia Gravis (SNMG) -> tes antibodi AntiMuSK
(muscle specific tyrosine kinase) dapat (+)
Tatalaksana
Jenis tatalaksana Dekrispsi
E. Traumatic neuritis
No. 23
Pasien usia 34 tahun datang ke IGD dengan keluhan lumpuh pada kaki sejak 5 hari yang lalu,
kelumpuhan pada kaki awalnya hanya kebas dan tidak dapat merasa tetapi lama kelamaan
pasien tidak dapat menggerakan kaki, 2 minggu yang lalu pasien diare, pada pemeriksaan fisik
didapatkan TTV normal, refleks fisiologis (-) pada ekstremitas bawah, tonus otot (-), apakah
diagnosis pada pasien ini
A. GBS
B. Mystenia Gravis
C. Poliomyelitis
D. Tranverse myelitis
E. Traumatic neuritis
Guilain Barre Syndrome
Klasifikasi/Tipe
Tatalaksana
No. 24
Seorang wanita usia 50 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan mata sukar membuka, terutama di sore hari.
Keluhan membaik di pagi hari setelah bangun tidur. Selain itu, pasien mengaku suara menjadi serak
terutama di sore hari. Riwayat trauma, DM dan hipertensi disangkal. Pemeriksaan fisik kesadaran CM, TD
130/90 mmHg, HR 100x/m, RR 20x/m, dan suhu 370C. Pemeriksaan neurologis, ptosis (+) pada saat pasien
diminta melihat ke suatu titik selama 30 detik. Refleks patologis (-). Apa terapi yang tepat pada pasien?
A. Inj Dexamethasone 20 mg/KgBB
B. Citicolin 2x500 mg
C. Pregabalin 1x75 mg PO
D. Piridostigmine 4x60 mg PO
E. IVIG
No. 24
Seorang wanita usia 50 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan mata sukar membuka, terutama di sore hari.
Keluhan membaik di pagi hari setelah bangun tidur. Selain itu, pasien mengaku suara menjadi serak terutama
di sore hari. Riwayat trauma, DM dan hipertensi disangkal. Pemeriksaan fisik kesadaran CM, TD 130/90
mmHg, HR 100x/m, RR 20x/m, dan suhu 370C. Pemeriksaan neurologis, ptosis (+) pada saat pasien diminta
melihat ke suatu titik selama 30 detik. Refleks patologis (-). Apa terapi yang tepat pada pasien?
A. Inj Dexamethasone 20 mg/KgBB
B. Citicolin 2x500 mg
C. Pregabalin 1x75 mg PO
D. Piridostigmine 4x60 mg PO
E. IVIG
No. 25
Pasien berusia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 minggu yang lalu, nyeri terus
menerus dan dirasakan memberat saat membungkuk dan duduk terlalu lama, pasien juga 1 minggu yang lalu
terdapat riwayat trauma (+), pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 160/90, N 101x/menit T 38.9, tes
lasegue (+) pada motorik didapatkan 4/5, apakah tanda redflag pada pasien, kecuali
A. Demam
B. Usia tua
C. Riwayat trauma
D. Hipertensi
E. Gangguan Neurologis
No. 25
Pasien berusia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 minggu yang lalu, nyeri terus
menerus dan dirasakan memberat saat membungkuk dan duduk terlalu lama, pasien juga 1 minggu yang lalu
terdapat riwayat trauma (+), pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD 160/90, N 101x/menit T 38.9, tes
lasegue (+) pada motorik didapatkan 4/5, apakah tanda redflag pada pasien, kecuali
A. Demam
B. Usia tua
C. Riwayat trauma
D. Hipertensi
E. Gangguan Neurologis
Low Back Pain
Nyeri pada punggung bawah yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu kelainan pada tulang, sendi
tulang belakang, saraf hingga otot.
No. 26
Laki – laki 65 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan wajah mencong ke kanan setelah
bangun tidur 2 jam SMRS. Nyeri kepala dan muntah disangkal. Pasien sempat berbicara
pelo dan mengalami kelemahan tubuh sisi kiri disertai rasa kebas pada wajah dan badan
yang lemah. Riwayat trauma disangkal. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah
150/80 mmHg, denyut nadi 92x/m, laju napas 20x/m, suhu 37⁰C. GCS E4M5V6, tanda
rangsang meningeal (-). Motorik hemiparese sinistra, parese N. VII dan XII sinistra tipe
UMN. Visus dalam batas normal. Dimanakah letak lesi yang paling mungkin?
A. Arteri cerebellaris
B. Arteri cerebri media
C. Arteri cerebri anterior
D. Arteri vertebrobasilaris
E. Arteri cerebri posterior
B. Arteri Cerebri Media
Keyword:
- Laki – laki 65 tahun wajah mencong ke kanan, bicara pelo, kelemahan sisi kiri,
kebas, hipertensi
- Hemiparese sinistra, parese N. VII dan XII sinistra tipe UMN
- Tidak ada nyeri kepala dan muntah
- Visus normal
Referensi: PPK Neurologi PERDOSSI (2016), Buku Ajar Neurologi FKUI (2017)
PENATALAKSANAAN UMUM SKDI 3B
Stabilisasi Hemodinamik • Pemberian cairan kristaloid/koloid IV, apabila TD rendah, berikan vasopresor
Referensi: PPK Neurologi PERDOSSI (2016), Buku Ajar Neurologi FKUI (2017)
PENATALAKSANAAN SPESIFIK SKDI 3B
Stroke iskemik Stroke hemoragik
● Trombolisis → rtPA (alteplase) 0,6-0,9 mg/kg ● Pengendalian tekanan darah
○ Pemberian <4,5 jam onset stroke ○ Target TD sistolik <140 mmHg
● Trombektomi mekanikal ○ Terapi: nikardipin, labetalol
○ Onset <6 jam serta memenuhi kriteria ● Koreksi koagulopati
● Antikoagulan → warfarin, NOAC ○ Koreksi dengan transfusi faktor/trombosit
○ Pada etiologi kardioemboli ● Tata laksana bedah
● Antiplatelet → aspirin 325 mg, klopidogrel 75 mg ○ Dekompresi/evakuasi hematom sesuai indikasi
○ Pada etiologi trombotik ○ Pemasangan VP shunt sesuai indikasi
Perdarahan subaraknoid
● Manajemen hipertensi
○ Target TD sistolik <160 mmHg
○ Terapi: labetalol, nikardipin, dll
● Pencegahan vasospasme
○ Nimodipin 6 x 60 mg
● Pencegahan rebleeding
○ Neurointervensi → coiling aneurisma
○ Pembedahan → clipping aneurisma
Referensi: PPK Neurologi PERDOSSI (2016), Buku Ajar Neurologi FKUI (2017)
D. Pemasangan O2
Jawaban lain:
A. Infus cairan hiperosmoler 🡪 penurunan peningkatan TIK memang bisa
menggunakan ini, namun ini bukan tatalaksana paling awal. Pasien juga harus di
CT scan dulu
B. Infus cairan hipoosmoler 🡪 berbahaya!
C. Elevasi kepala 30 derajat 🡪 setelah stabilisasi ABC
D. Pemasangan O2
E. Infus mannitol 🡪 seperti penjelasan poin A
No. 3
Tn. A, 65 tahun, datang ke IGD dengan keluhan kebas di tubuh kiri dan pelo sejak bangun
tidur 4 jam yang lalu. Kelemahan anggota gerak disangkal. Pasien memiliki riwayat
merokok dan minum alkohol. Pemeriksaan fisik menunjukkan GCS 456, TD 160/100 mmHg,
Nadi 92 x/m, RR 20x/m, Suhu 36⁰C, pemeriksaan neurologis menunjukkan gangguan
sensoris di tubuh bagian kiri. Setelah dirawat inap 6 hari, keluhan pasien menghilang.
Apakah diagnosis pasien?
A. RIND
B. Stroke iskemik
C. TIA
D. Prolonged RIND
E. Stroke in evolution
D. Prolonged RIND
Keyword:
- Laki – laki 65 tahun wajah mencong ke kanan, bicara pelo, kelemahan sisi kiri,
kebas, hipertensi
- Hemiparese sinistra, parese N. VII dan XII sinistra tipe UMN
- Tidak ada nyeri kepala dan muntah
- Visus normal
Referensi: PPK Neurologi PERDOSSI (2016), Buku Ajar Neurologi FKUI (2017)
PENATALAKSANAAN UMUM SKDI 3B
Stabilisasi Hemodinamik • Pemberian cairan kristaloid/koloid IV, apabila TD rendah, berikan vasopresor
Referensi: PPK Neurologi PERDOSSI (2016), Buku Ajar Neurologi FKUI (2017)
PENINGKATAN TIK
Doktrin Monro-Kellie CPP = MAP - ICP
Herniasi Otak
Perdarahan subaraknoid
● Manajemen hipertensi
○ Target TD sistolik <160 mmHg
○ Terapi: labetalol, nikardipin, dll
● Pencegahan vasospasme
○ Nimodipin 6 x 60 mg
● Pencegahan rebleeding
○ Neurointervensi → coiling aneurisma
○ Pembedahan → clipping aneurisma
Referensi: PPK Neurologi PERDOSSI (2016), Buku Ajar Neurologi FKUI (2017)
C. Pemasangan nasal canule O2
Jawaban lain:
A. Infus mannitol 🡪 CT scan dulu untuk konfirmasi stroke hemoragik
B. Infus cairan hipoosmoler 🡪 bahaya
C. Pemasangan nasal canule O2
D. Elevasi kepala 20-30 derajat 🡪 setelah stabilisasi ABC
E. Resusitasi cairan 🡪 sepertinya tidak ada tanda-tanda dehidrasi dan C dilakukan
setelah B
No. 5
Pasien perempuan 40 tahun dibawa ke IGD dalam keadaan tak sadar setelah mobilnya
mengalami tabrakan 1 jam lalu. Tekanan darah 90/75 mmHg, nadi 90x, napas 20x, suhu
36,7 derajat, dan pada pemeriksaan neurologis ditemukan pupil pinpoint. Temuan
tersebut diakibatkan lesi dengan ketinggian setinggi…
A. Mesencephalon
B. Midbrain
C. Medulla oblongata
D. Diensefalon
E. Pons
E. Pons
Keyword:
- Perempuan 40 tahun, penurunan kesadaran 1 jam lalu
- Mobilnya tabrakan 🡪 riwayat trauma
- Pupil pinpoint 🡪 lesi setinggi pons
Orientasi baik 5
Disorientasi 4
Respon verbal
Kata-kata inkoheren 3
(Verbal)
Suara yang tidak berbentuk kata-kata 2
Pola Pupil dan Pernapasan
Tidak ada respons 1
Mematuhi perintah 6
Melokalisasi nyeri 5
Ekstensi (deserebrasi) 2
Stabilisasi Hemodinamik • Pemberian cairan kristaloid/koloid IV, apabila TD rendah, berikan vasopresor
Referensi: PPK Neurologi PERDOSSI (2016), Buku Ajar Neurologi FKUI (2017)
C. Saline fisiologis
Jawaban lain:
A. Cairan hyperosmolar 🡪 untuk stabilisasi ABC yg diperlukan yang fisiologis
B. Cairan koloid 🡪 baru diberikan bila kristaloid tak efektif
C. Saline fisiologis
D. Cairan hipertonik 🡪 hyperosmolar = hipertonik
E. Transfusi darah 🡪 diberikan bila ada perdarahan masif
No. 7
Pasien perempuan 45 tahun dirawat di ICU dalam keadaan koma selama 1 bulan sejak
kepalanya cedera berat karena jatuh dari lantai 5. Pasien terpasang ventilator untuk
bernapas. Kondisi pasien terus memburuk dan laju napas pasien sudah dibawah laju
ventilator. Dokter ingin melakukan pemeriksaan untuk mengkonfirmasi apakah telah
terjadi mati batang otak pada pasien. Diantara ini tidak termasuk pemeriksaan yang perlu
dilakukan oleh dokter tersebut adalah…
A. Refleks kornea
B. Tes kalori
C. Gag reflex
D. Refleks menelan
E. Refleks cahaya
D. Refleks menelan
Keyword:
- Perempuan 45 tahun, koma setelah jatuh dari lantai 5, dirawat di ICU
- Laju napas dibawah ventilator 🡪 skor terendah untuk napas dalam Four Score
- Kondisi terus memburuk
Cowan R, Miles B. Brain stem death. Anaesth Intensive Care Med [Internet]. 2018
Oct 1 [cited 2021 Aug 22];19(10):523–6
Cameron EJ, Bellini A, Damian MS, Breen DP. Confirmation of brainstem death.
Pract Neurol [Internet]. 2016 Apr 1 [cited 2021 Aug 22];16(2):129–35.
D. Refleks menelan
Jawaban lain
A. Refleks kornea 🡪 masih diperiksa
B. Tes kalori 🡪 salah satu tes terpenting
C. Gag reflex 🡪 masih diperiksa
D. Refleks menelan
E. Refleks cahaya 🡪 masih diperiksa
No. 8
Pasien laki – laki 70 tahun dibawa ke IGD karena merasa sesak napas. Pada pemeriksaan
neurologis, ditemukan ptosis dan miosis unilateral di mata kanan, serta anhidrosis pada
wajah sebelah kanan. Dokter memesan pemeriksaan CT scan dan ditemukan pasien punya
tumor di apeks paru. Kumpulan gejala neurologis pada mata dan wajah pasien adalah…
A. Sindrom Pancoast
B. Sindrom vena kava superior
C. Sindrom Horner
D. Sindrom Weber
E. Sindrom Hemiparesis Alternans
C. Sindrom Horner
Keyword:
- Laki-laki 70 tahun, sesak 🡪 gangguan paru / jantung
- Ptosis, miosis, dan anhidrosis unilateral 🡪 sindrom Horner
- Tumor di apeks paru 🡪 Pancoast tumor
Etiologi
First-order Second-order Third-order
CVA Pancoast tumor Diseksi arteri karotid
Kanagalingam S, Miller NR. Horner syndrome: clinical perspectives. Eye Brain [Internet].
2015 Apr 10 [cited 2021 Aug 11];7:35. Available from: /pmc/articles/PMC5398733/
C. Sindrom Horner
Jawaban Lain:
A. Sindrom Pancoast 🡪 tidak hanya berisi sindrom Horner, tapi memang disebabkan oleh
tumor Pancoast juga
B. Sindrom vena kava superior 🡪 manifestasi sebagai kongesti vena pada wajah sehingga
wajah kemerahan. Disebabkan tumor paru juga
C.
D. Sindrom Weber 🡪 gangguan nervus okulomotor akibat stroke di midbrain
E. Sindrom Hemiparesis Alternans 🡪 gangguan nervus VII dan nervus spinalis akibat stroke
di pons
No. 9
Pasien laki – laki 25 tahun dibawa ke IGD setelah jatuh dari lantai 2 1 jam lalu dan kedua
kaki pasien menjadi lumpuh. GCS pasien E4M6V5. Kekuatan motorik pada kedua tungkai 0.
Sensasi raba halus, nyeri, raba kasar, dan propriosepsi kedua tungkai semuanya menurun.
Tatalaksana yang diberikan adalah…
A. Imobilisasi, metilprednisolon 300 mg tiap 8 jam
B. Imobilisasi, metilprednisolon 30 mg/kgBB loading dose selama 15 menit, dilanjutkan 5,4
mg/kgBB/jam untuk 23 jam kedepan
C. Metilprednisolon 30 mg/kgBB loading dose selama 15 menit, dilanjutkan 5,4
mg/kgBB/jam untuk 23 jam kedepan
D. Imobilisasi, metilprednisolon dosis tinggi IV selama 47 jam
E. Metilprednisolon dosis tinggi IV selama 47 jam
B. Imobilisasi, metilprednisolon 30 mg/kgBB loading dose
jamKeyword:
-
kedepan
Laki-laki 25 tahun, jatuh sejak 1 jam 🡪 onset < 3 jam
- Kedua kaki lumpuh 🡪 paraparesis 🡪 trauma medulla spinalis, tractus motoric kedua
sisi terkena
- GCS E4M6V5 🡪 tidak ada penurunan kesadaran
- Kekuatan motoric 0 di kedua kaki 🡪 mengkonfirmasi paraplegia
- Gangguan sensasi raba, nyeri, dan propriosepsi 🡪 seluruh tractus sensorik terkena
Diagnosis: trauma medulla spinalis
TRAUMA MEDULA SPINALIS SKDI 2
Transeksi spinal komplit Trauma Fungsi sensorik dan motorik terganggu di bawah lesi
Referensi: PPK Neurologi PERDOSSI (2016), Buku Ajar Neurologi FKUI (2017)
B. Imobilisasi, metilprednisolon 30 mg/kgBB loading dose
jamPilihan
kedepanlain:
A. Imobilisasi, metilprednisolon 300 mg tiap 8 jam 🡪 tidak ada dosis ini untuk trauma
medulla spinalis
C. Metilprednisolon 30 mg/kgBB loading dose selama 15 menit, dilanjutkan 5,4
mg/kgBB/jam untuk 23 jam kedepan 🡪 tidak ada imobilisasi, trauma medspin harus
diimobilisasi
D. Imobilisasi, metilprednisolon dosis tinggi IV selama 47 jam 🡪 untuk onset 3-8 jam
E. Metilprednisolon dosis tinggi IV selama 47 jam 🡪 untuk onset 3-8 jam, tidak ada
imobilisasi
No. 10
Seorang pasien perempuan 20 tahun korban kecelakaan lalu lintas dibawa ke IGD 45 menit
setelah kejadian. Pasien merasa sesak, batuk – batuk, dan mengeluhkan rasa perih di
punggung yang ketika diperiksa terlihat ada lecet. Pada pemeriksaan fisis, ditemukan
gangguan sensoris dari regio epigastrium kebawah hingga telapak kaki. Ketinggian lesi
medulla spinalis berada pada sekitar…
A. L1-L2
B. T2-T4
C. T6-T8
D. C1-C3
E. C4-C7
C. T6-T8
Keyword:
- Perempuan 20 tahun 45 menit pasca KLL
- Sesak, batuk
- Lecet dan perih di punggung 🡪 trauma di punggung, dapat mengenai medulla
spinalis
- Gangguan sensori dari epigastrium kebawah 🡪 yang terkena adalah tractus
sensorik, bukan saraf perifer / radiks
Diagnosis: spondylitis TB
JARAS SENSORIK & MOTORIK SKDI 4
Jaras Sensorik (Ascenden) Jaras Motorik (Descenden)
JARAS SENSORIK & MOTORIK SKDI 4
Lokasi Korteks - kornu anterior Kornu anterior - otot 0 Refleks tidak ada
Refleks
Meningkat, patologis
Menurun, patologis (-)
3+ Meningkat
(+)
4+ Hiperaktif
Tonus Meningkat Menurun
a. Gangguan mood
b. Transient ischemic attack
c. Delirium
d. Demensia Alzheimer
e. Demensia Vaskular
D. Demensia Alzheimer
Keywords:
Diagnosis: Demensia
D. Demensia Alzheimer
DEMENSIA
Sindrom penurunan fungsi intelektual berat, sehingga mengganggu aktivitas hidup keseharian
D. Demensia Alzheimer
D. Demensia Alzheimer
D. Demensia Alzheimer
Jawaban Lain:
a. Gangguan mood 🡪 mood manik, hipomanik, atau depresif; tidak ada gangguan kognitif
b. Transient ischemic attack 🡪 defisit neurologis akut reversible dalam 24 jam
c. Delirium 🡪 penurunan kesadaran akut terhadap lingkungan sekitar, terdapat kebingungan parah
e. Demensia Vaskular 🡪 umumnya pasca stroke, ada faktor risiko vascular (HT, DM, penyakit jantung)
No. 13
Pasien laki-laki usia 25 tahun ke IGD dengan kelemahan keempat anggota gerak. Sebelumnya pasien terjatuh 7
jam yang lalu dari ketinggian. Pasien juga mengeluhkan sesak dan gangguan BAK. Reflek patologis positif,
terdapat keluhan sensorik. Obat apa yang diberikan?
a. Metilprednisolon
b. Oksigen
c. Tramadol
d. Metotrexat
e. Parasetamol
A. Metilprednisolon
Keywords:
b. Oksigen 🡪 salah
c. Tramadol 🡪 salah
d. Metotrexat 🡪 salah
e. Parasetamol 🡪 salah
No. 14
Seorang anak 5 tahun diantar ibunya selama 1 tahun terakhir sering mengedipkan matanya dengan cepat
beberapa kali. Mengedipkan mata sempat berhenti jika si ibu menyuruh berhenti, namun mata berkedip
kembali. Gangguan yang dialami oleh anak tersebut adalah?
a. ADHD
b. Myoclonic
c. Tourette syndrome
d. OCD
e. Retardasi mental
C. Tourette syndrome
Keywords:
- Anak 5 tahun sering mengedipkan matanya dengan cepat beberapa kal sejak 1 tahun
- Mengedipkan mata berhenti jika ibu menyuruh berhenti, namun berkedip kembali
a. ADHD 🡪 gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas: tidak fokus mengerjakan sesuatu, perhatian
mudah teralihkan, ceroboh
b. Myoclonic 🡪 kedutan atau spasme otot yang tiba-tiba dan sementara: cegukan, hypnic jerks
d. OCD 🡪 adanya pikiran obsesif dan perilaku kompulsif untuk menghilangkan pikiran tersebut: takut kotor
sehingga harus mencuci tangan berkali-kali
e. Retardasi mental 🡪 gangguan kognitif, kesulitan berbicara, masalah belajar
No. 15
Tn. Ranap berusia 32 tahun datang ke dokter mengeluhkan nyeri kepala sejak 1 minggu. Keluhan dirasakan
seperti tertekan dan terikat terutama di daerah dahi dan kepala bagian belakang. Pemeriksaan fisik normal, TD
120/80, HR 75, RR 20. Pemeriksaan neurologis normal. Terapi awal yang tepat adalah?
a. Cetirizine
b. Sumatriptan
c. Acetaminophen
d. Ergotamin
e. Kortikosteroid
C. Acetaminophen
Keywords:
a. Cetirizine 🡪 salah
b. Sumatriptan 🡪 terapi abortif u/ migrain dengan aura & cluster headache
d. Ergotamin 🡪 terapi abortif u/ migrain tanpa aura & cluster headache
c. Kortikosteroid 🡪 salah
No. 16
Tn. Rajal dibawa keluarganya ke IGD karena penurunan kesadaran sejak 3 jam yang lalu. Pasien diketahui
memiliki riwayat hipertensi namun jarang berobat. Pada pemeriksaan didapatkan adanya kaku kuduk positif.
Apakah kemungkinan diagnosis yang tepat?
a. Perdarahan intracerebral
b. Perdarahan subarachnoid
c. Perdarahan subdural
d. Perdarahan epidural
e. Keganasan
B. Perdarahan subarachnoid
Keywords:
a. MRI
b. CT Scan
c. EMG
d. EEG
e. BMD
E. BMD
Keywords:
Diagnosis: osteoporosis
E. BMD
E. BMD
● Pemeriksaan Penunjang
○ X-ray → fraktur kompresi / fraktur patologis
○ Dual-energy X-ray absorptiometry (DXA) 🡪 u/ mengukur
BMD (Bone Mineral Density)
■ Osteoporosis→ T-score < -2.5
■ Osteopenia → -2.5 < T-score < -1.0
○ FRAX → probabilitas terjadi fraktur dalam 10 tahun
- Pencuci laundry
- Nyeri di tangan
- Tinnel sign (+)
b. Guyon tunnel syndrome – Kompresi n. ulnaris saat melewati kanal Guyon di pergelangan tangan: keluhan
sensorik sisi palmar jari 4-5, kelemahan/atrofi hipotenar dan interoseus
c. Tarsal tunnel syndrome – Kompresi n. tibialis posterior saat melewati terowongan tarsal: keluhan sensorik
ibu jari dan telapak kaki
d. Tendinitis 🡪 nyeri pada tendon, biasanya di bahu, siku, lutut
e. Tendosinovitis – inflamasi pada tendon dan selubung tendon: nyeri memberat ketika diigerakkan, tenderness
No. 19
Bayi perempuan berusia 3 hari dibawa ke IGD RS dengan keluhan tidak menyusu sejak 1 hari yang lalu. Keluhan
disertai demam, tubuh kaku, kejang oto, dan mulut mencucu. Ibu melahirkan pasien dengan normal ditolong
dukun bayi. Ibu pasien tidak pernah kontrol ke fasilitas Kesehatan selama kehamilan. Terapi definitive yang
tepat?
a. Imunisasi DPT
b. Diazepam
c. Fenobarbital
d. Ampisilin
e. Serum anti Tetanus
E. Serum anti Tetanus
Keywords:
- Bayi perempuan usia 3 hari, tidak menyusu sejak 1 hari yang lalu
- Demam, tubuh kaku, kejang otot, mulut mencucu
- Persalinan normal ditolong dukun bayi
- Tidak pernah kontrol ke fasilitas kesehatan selama kehamilan
a. Lumbal pungsi
b. PET
c. EMG
d. EEG
e. Single PET
D. EEG
Keywords:
Diagnosis: epilepsi
D. EEG
Kejang
Tanda dan gejala yang timbul sepintas akibat aktivitas neuron
di otak yang berlebihan dan abnormal serta sinkron
Epilepsi
Gangguan otak yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi
secara terus menerus untuk terjadinya suatu bangkitan
epileptik, dan ditandai adanya faktor neurobiologis, kognitif,
psikologis, dan konsekuensi sosial akibat kondisi tersebut
Istilah
Grand mal: kejang umum tonik klonik
Petit mal: kejang absans
D. EEG
Klasifikasi Bangkitan Deskripsi
Atonik
Kehilangan tonus otot → “Pasien jatuh”
2. 1 bangkitan tanpa provokasi dengan Absans (Petit Mal) Kehilangan kesadaran → “Bengong”
a. Cetirizine
b. Sumatriptan
c. Acetaminophen
d. Betahistin Mesilat
e. Kortikosteroid
B. Sumatriptan
Keywords:
- Laki-laki 25 tahun
- Nyeri kepala hebat
- Mata dan hidung berair 🡪 gejala otonom
- PF umum dan neurologis normal
a. Cetirizine 🡪 salah
c. Acetaminophen 🡪 untuk TTH
d. Betahistin Mesilat 🡪 untuk vertigo akibat Meniere’s disease
e. Kortikosteroid 🡪 salah
No. 23
Seorang laki-laki 25 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran. Sejak dua minggu yang lalu
pasien mengalami demam tidak begitu tinggi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk dan Brudzinski (+).
Pemeriksaan pungsi lumbal didapatkan warna xantochrome, morfonuclear 85%, polymorphonuclear (15%),
protein 152 gr/dL dan glukosa 40 gr/dL. Terapi yang tepat?
a. Asiklovir
b. Ampicilin
c. Kortikosteroid
d. Antituberkulosis
e. Acetaminophen
D. Antituberkulosis
Keywords:
Diagnosis: Meningitis TB
D. Antituberkulosis Karakteristik Analisis CSS
Rasio
Kondisi Hitung Sel Protein Glukosa Warna
Serum:CSS
Keruh (yellowish
Infeksi bakteri ↑ (dominan PMN) ↑ ↓
turbid)
N/↑ (dominan
Infeksi virus N/↑ N/↓
MN)
Perdarahan
↑ (dominan RBC) ↑ N
subaraknoid
Multipel
N N/↑ N/↓
sklerosis
Metastasis
leptomeninge N ↑ N/↓
al
Sindrom
N ↑ N
Guillain-Barré
D. Antituberkulosis
Tanda Rangsang Kaku kuduk
Meningeal (TRM)
Tanda Brudzinski
Tanda Kernig
Tanda Lasegue
Tes Lasegue
D. Antituberkulosis
MENINGITIS
Meningitis Bakterialis Meningitis TB Meningitis Kriptokokus
● Etiologi: N. meningitidis, S. ● Etiologi: M. tuberculosis ● Etiologi: Cryptococcus sp.
pneumonia, S. aureus ● Onset subakut ● Onset subakut
● Onset akut ● Gejala: nyeri kepala, kaku ● Gejala: nyeri kepala hebat,
● Gejala: demam, nyeri kepala, kuduk, penurunan kesadaran ● PP: encapsulated yeast pada
kaku kuduk ● PP: ditemukan MTB dari cairan pewarnaan tinta India atau
● Terapi: 3rd gen cephalosporin otak (BTA, GeneXpert, Kultur) antigen kriptokokus
(ceftriaxone) ● Terapi: OAT 9 bulan ● Terapi: Amfoterisin B +
Flukonazol
D. Antituberkulosis
Jawaban Lain:
a. Asiklovir 🡪 salah
b. Ampicilin 🡪 salah
c. Kortikosteroid 🡪 salah
e. Acetaminophen 🡪 salah
No. 24
Seorang pasien berusia 36 tahun datang dengan keluhan mata turun sebelah kanan dan tidak berkeringat. Pasien
sebelumnya memiliki penyakit tumor mediastinum. Diagnosis yang tepat adalah?
a. Sindrom Horner
b. Sindrom Miller Fischer
c. Sindrome Cushing
d. Miastenia Gravis
e. Bells Palsy
A. Sindrom Horner
Keywords:
- Pasien 36 tahun
- Mata turun sebelah kanan 🡪 ptosis
- Tidak berkeringat 🡪 anhidrosis
- Riwayat tumor mediastinum
b. Sindrom Miller Fischer 🡪 salah satu spektrum GBS: kelemahan otot, gerakan tidak terkontrol, hilangnya
refleks gerak, penglihatan ganda
c. Sindrome Cushing 🡪 akibat tingginya hormone cortisol: moon face, buffalo hump, striae abdomen
d. Miastenia Gravis 🡪 penyakit autoimun pada neuromuscular junction: kelemahan pada otot yang memberat
akibat aktivitas, dan membaik setelah istirahat
e. Bells Palsy 🡪 paralisis CN VII perifer unilateral akut idiopatik: kelemahan satu sisi wajah, penurunan lakrimasi,
hiperakusis, penurunan saliva
No. 25
Tn. Tulus berusia 35 tahun datang ke dokter mengeluhkan pusing berputar sejak 2 minggu. Pemeriksaan fisik
normal, TD 120/80, HR 75, RR 20. Pemeriksaan neurologis Romberg test (+). Terapi awal yang tepat adalah?
a. Cetirizine
b. Sumatriptan
c. Acetaminophen
d. Betahistin Mesilat
e. Kortikosteroid