KEALWASHLIYAHAN

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

KEALWASHLIYAHAN

DAFTAR ISI
Maktab Islamiyah Tapanuli
Madrasah Hasaniyah
Debating Club
Awal Mula Al Washliyah
Pendiri dan Ketua Umum
Tujuan dan Amal Usaha
Asas dan Akidah
Perkembangan Terkini
Makna Lambang
Organisasi Bagian
Q.S. Al-Shaff/61: 10-11
MAKTAB ISLAMIYAH TAPANULI
Diresmikan di Medan, 19 Mei 1918.
Nazir: Muhammad Ya‘qub, Ibrahim Penghulu Pekan dan Sei Kerah,
H. Ibrahim (Maidailing).
Tujuan: mengajarkan mazhab Sunni (Syafi‘i, mendidik kader ulama,
menyebarkan kebudayaan Islam, dan memajukan kesejahteraan
umat.
Guru: Syaikh Ja’far Hasan, Syaikh Muhammad Yunus, dan Syaikh
Yahya (alumnus Makkah, murid Syaikh ‘Abd al-Qadir al-Mandili).
Murid: Ismail Banda, Abdurrahman Syihab, dan Abdul Wahab
Lubis.
Pelajaran: tafsir, hadis, fikih, tauhid, mantik, dan bahasa Arab
(berbasis kitab kuning).
MADRASAH HASANIYAH
Pendiri dan guru: Syaikh Hasan Maksum (mufti
kerajaan Deli).
Syaikh Hasan Maksum: alumnus
Masjidilharam, murid sekaligus asisten Syaikh
Ahmad Khatib al-Minangkabawi, dan
penasehat Al Washliyah (Juli 1931).
Murid: M. Arsyad Thalib Lubis, Abdurrahman
Syihab, dan Yusuf Ahmad Lubis.
Pelajaran: tafsir, hadis, dan fikih (berbasis
kitab kuning dalam tradisi Sunni).
DEBATING CLUB
Didirikan oleh pelajar senior MIT pada tahun 1928.
Tujuan: mendiskusikan berbagai masalah keagamaan
dan kemasyarakatan.
Pengurus: Abdurrahman Syihab, Syamsuddin, Ismail
Banda, Adnan Nur, dan Sulaiman.
Pertemuan: setiap malam Jum’at di Petisah dan Kota
Ma’sum.
Pada tahun 1930, pengurus tidak puas dengan bentuk
dan sifat perkumpulan, sehingga bentuk dan kegiatan
perkumpulan perlu diperluas.
AWAL MULA AL WASHLIYAH (1)
Awal Oktober 1930, diadakan pertemuan di rumah Yusuf Ahmad
Lubis. Dihadiri: Abdurrahman Syihab, Adnan Nur, M. Isa. Kesimpulan:
cara memperbesar perkumpulan.
Minggu kedua Oktober, pertemuan di rumah Abdurrahman Syihab.
Dihadiri: Ismail Banda, Yusuf Ahmad Lubis, Adnan Nur, Abdul Wahab,
dan M. Isa. Kesimpulan: menyetujui untuk membangun sebuah
perkumpulan yang lebih besar. Perlu dibuat pertemuan besar dengan
mengundang guru dan pelajar.
26 Oktober 1930, diadakan pertemuan di MIT. Dihadiri kalangan
ulama, guru, pemimpin, dan pelajar (100 orang). Rapat dipimpin:
Ismail Banda, M. Arsyad Thalib Lubis, dan Syamsuddin. Kesimpulan:
membangun sebuah perhimpunan yang bertujuan “memajukan,
mementingkan, dan menambah tersiarnya agama Islam.”
Oleh Syaikh Muhammad Yunus, diberi nama Al Jam’iyatul Washliyah
(perhimpunan yang menghubungkan).
AWAL MULA AL WASHLIYAH (2)
Pengurus persiapan: Ismail Banda (ketua), M. Arsyad Thalib
Lubis (Sekretaris), M. Ja’kub (bendahara), dan anggota:
Syamsuddin, A. Malik, Abd. Aziz Efendy, Mohd. Nurdin. Tugas:
merancang AD/ART.
Peresmian Al Washliyah: 30 Nopember 1930 di MIT (Medan),
dihadiri ulama, guru, pelajar, dan masyarakat Muslim. Putusan:
Pengesahan AD/ART;
Amal usaha: taman bacaan, membuka pelajaran (madrasah/sekolah),
tabligh (dakwah), menerbitkan majalah, dan menjawab masalah-
masalah agama.
Pengurus: Ismail Banda (Ketua I), Abdurrahman Syihab (Ketua II), M.
Arsyad Thalib Lubis (Penulis I), Adnan Nur (Penulis II), M. Ja’kub
(Bendahara), anggota: Syamsuddin, Jusuf Ahmad Lubis, A. Malik, A.
Aziz Effendy. Penasehat: Syaikh Muhammad Yunus.
PENDIRI & KETUA UMUM
Pendiri: menurut Abdurrahman Syihab (1951: 2) adalah para pelajar MIT
dan Madrasah Hasaniyah, di antaranya: Ismail Banda, Abdurrahman
Syihab, M. Arsyad Thalib Lubis, Yusuf Ahmad Lubis, Adnan Nur, M. Ya’kub,
Syamsuddin, A. Malik Aziz.
Ketua Umum (1930-2020):
Ismail Banda (1930-1931),
M. Iljas
(1931),
Abdurrahman Syihab (1931-1932, 1934-1955),
T.M. Anwar (1932-1933),
M. Arsyad Thalib Lubis (1956-1958),
Udin Syamsuddin (1955-1956, 1959-1973),
Bahrum Djamil (1973-1986),
M. Ridwan Ibrahim Lubis (1986-1997),
Aziddin (1997-2010),
Muslim Nasution (2010-2012),
Yusnar Yusuf (2012-2020)

KH. DR Masyirul Khamis, SH


MM (2021-2026)
TUJUAN
NO. MUKTAMAR TUJUAN
1 Rapat 30 November Tudjuan perkumpulan ini ialah memadjukan, mementingkan dan menambah
1930 tersiarnja Agama Islam.
2 Rapat 29 Juli 1934 Tudjuan perkumpulan ini ialah berusaha menunaikan tuntutan Agama Islam.

3 Kongres VII, di Medan, Melaksanakan tuntutan Agama Islam dan kesempurnaan kedaulatan
11-14 April 1951 Republik Indonesia jang berdasarkan ke-Tuhanan Jang Maha Esa.

4 Muktamar XII, di Langsa, Melaksanakan tuntutan Islam untuk kebahagiaan dunia achirat
30 November-4
Desember 1962

5 Muktamar XV, di Melaksanakan tuntutan agama Islam untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pekanbaru, 25-27
September 1978
6 Muktamar XVIII, di 1. Mengamalkan ajaran Islam untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Bandung, 24-28 2.Mewujudkan masyarakat yang beriman, bertakwa, aman, damai, adil,
November 1997 makmur dan diridhai Allah swt. dalam negara kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila.
3.Menumbuhkan gairah dan dorongan yang kuat dalam masyarakat
Indonesia untuk turut berperan serta secara aktif dalam
pembangunan
nasional.
7 Muktamar XXI, di Jakarta, Al Washliyah bertujuan menegakkan ajaran Islam, amar ma’ruf nahi munkar
22-24 April 2015 untuk terciptanya masyarakat beriman, bertaqwa, cerdas, amanah, adil,
makmur yang diridhai Allah SWT.
AMAL
USAHA:
Pendidikan, Dakwah, Amal Sosial, Pemberdayaan Ekonomi Umat

Majelis Tabligh/Tazkier yang mengurusi masalah dakwah.


Majelis Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan
yang mengurusi lembaga-lembaga pendidikan.
Majelis Zending Islam yang mengurusi masalah penyiaran
agama Islam di kawasan minoritas Muslim.
Majelis Penerangan yang mengurusi masalah media
cetak sebagai alat penerangan agama Islam kepada
publik.
Majelis Penyantun Fakir, Miskin, dan Yatim yang mengurusi
masalah kehidupan orang-orang fakir, miskin dan anak yatim.
Majelis Studiefonds yang mengurusi masalah pengadaan
beasiswa untuk pelajar.
Majelis al-Fatwa yang bertugas memberikan khittah dan
keputusan terhadap suatu masalah agama dan organisasi.
ASAS DAN AKIDAH
NO. MUKTAMAR ASAS DAN AKIDAH
1 Kongres VII, di Medan, 11-14 Perkumpulan ini berasas Islam, dalam hukum Fikhi
April 1951 bermazhab Sjafi‘i dan dalam I’tiqad Ahlussunnah wal
Djama’ah

2 Muktamar XII, di Langsa, 30 Pekumpulan ini berazas Islam, dalam hukum fikih
November-4 Desember 1962 bermazhab Sjafi’i dan dalam i’tiqad Ahlussunnah wal
Djamaah.

3 Muktamar XV, di Pekanbaru, Perkumpulan ini berlandaskan Pancasila dan UUD 45.
25-27 September 1978 Perkumpulan ini berasaskan Islam, dalam hukum fikih
bermazhab Syafi‘i dan dalam i’tikad Ahlussunnah wal
jama’ah.

4 Muktamar XVIII, di Bandung, Al Washliyah berakidah Islam, dalam ‘iktikad dan hukum
24-28 November 1997 fikih bermazhab Ahlus Sunnah wal Jama‘ah dengan
mengutamakan mazhab Syafi‘i.

5 Muktamar XXI, di Jakarta, Al Washliyah berasaskan Islam, beri’tikad Ahlus Sunnah Wal
22-24 April 2015 Jama’ah, dalam fikih bermazhab Syafi’i.
ISLAM, SYAFI’IYAH, SUNNI
Manusia diserukan Alquran untuk menjadikan Islam sebagai pedoman hidup
sebagaimana disebutkan dalam Q.S. al-Rûm/30: 30; Q.S. Ali ‘Imrân/3: 19; Q.S. al-
Mâ’idah/5: 3 dan 83.
Nukman Sulaiman: agama Islam meliputi sifat-sifat = sosial (Q.S. al-Mâ‘ûn/107:
1-3), ekonomi (Q.S. al-Qashash/28: 77) dan politik (Q.S. al-Nûr/24: 55).
Arti mazhab Syâfi‘i: (1) segala sesuatu yang digerakkan atas nama organisasi
harus dalam batas-batas yang diizinkan hukum fikih menurut mazhab Syâfi‘i; (2)
segala pertikaian yang terjadi dalam perkumpulan ini diputuskan sesuai dengan
mazhab Syâfi‘i. (3) Ketentuan tersebut berlaku dalam perkumpulan dan atas
nama perkumpulan, sedangkan anggota-anggota Al Washliyah bebas
memperluas pahamnya dan mengamalkan ilmunya.
Sunni: akidah mazhab ini yang sesuai dengan jalan Nabi Muhammad Saw. para
sahabat, dan jalan orang-orang saleh terdahulu. Mazhab Ahlussunnah
Waljamaah sebagaimana Hadis Nabi menjadi golongan yang selamat dari api
neraka dan golongan yang akan masuk surga.
SEBARAN AL WASHLIYAH
Menjelang akhir tahun 2017, Al Washliyah sudah memiliki 25
pimpinan wilayah di Indonesia, terutama di Aceh, Jawa Barat,
Banten, Kalimantan Selatan, dan Bali
Al Washliyah belum memiliki pengurus di 9 provinsi, atau
sudah pernah memiliki pengurus tetapi tidak aktif, di
antaranya Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Jawa Timur,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, NTT, Papua, Papua
Barat, dan Yogyakarta.
Al Washliyah memiliki pengurus, kader, dan amal usaha yang
tersebar di hampir seluruh kawasan Indonesia.
Al Washliyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar
di Indonesia sebagaimana Muhammadiyah dan Nahdlatul
Ulama.
MAKNA LAMBANG
(dalamMedan Islam, 24 Oktober
1935)
Bulan terbit: mengisyaratkan bulan purnama yang memancarkan
cahayanya di alam, yaitu peringatan bahwa agama Islam akan
berkembang meratai seluruh alam.
Lima bintang bersatu: simbol rukun Islam (termasuk salat lima waktu)
sebagai fundamen yang kokoh menyinari jasmani dan rohani untuk
menunaikan perintah Ilahi demi mencapai kemuliaan dunia dan
akhirat.
Warna putih: simbol keimanan orang-orang mukmin bagaimana
cahaya bulan yang baru terbit, cahayanya terus bersinar dan tidak
akan lenyap sampai hari Kiamat.
Dasar berwarna hijau: simbol kesucian jasmani dan rohani, budi
pekerti, dan lemah lembut dalam mencapai kemuliaan dan
perdamaian di bumi.
Cahaya bulan dan bintang: agama Islam dan umat Muslim, dengan
jalan lemah lembut, tidak akan dapat dibendung ; ibaratkan air yang
akan meratai seluruh bumi.
ORGANISASI BAGIAN
Muslimat Al Washliyah yang dikhususkan untuk kaum wanita dewasa. Didirikan dalam
Muktamar ke-III tanggal 12 Januari 1935 di Medan.
Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA) yang dikhususkan untuk kaum pemuda. Didirikan
pada Muktamar ke-III Al Washliyah di Medan pada tanggal 12- 11- 1935.
Angkatan Puteri Al Washliyah (APA) yang ditujukan untuk kaum puteri. Didirikan pada
Muktamar ke-VII di Medan pada tanggal 14 Juni 1947.
Ikatan Pelajar Al Washliyah yang ditujukan kepada kalangan pelajar. Organisasi ini berdiri
di Medan pada tanggal 30 November 1953.
Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) yang ditujukan untuk kalangan
mahasiswa. HIMMAH didirikan di Medan pada tanggal 30 November 1959 dalam
Muktamar ke-XI Al Washliyah di Medan.
Ikatan Sarjana Al Washliyah (ISARAH) yang ditujukan kepada kalangan sarjana. Didirikan
pada Muktamar XIII Al Washliyah di Bandung pada tanggal 20-27 Oktober 1966 di
Bandung. ISARAH pernah berubah nama menjadi Himpunan Cendikiawan Al Washliyah
(HIMCA).
Ikatan Guru dan Dosen Al Washliyah (IGDA) yang ditujukan kepada kalangan guru dan
dosen. Awalnya bernama Ikatan Guru Al Washliyah (IGA) yang didirikan dalam Muktamar
XIII Al Washliyah di Bandung pada tanggal 20-27 Oktober 1966 di Bandung. Tetapi,
Muktamar VIII IGDA di Bandung pada tanggal 18-20 Februari 2011 memutuskan IGA
menjadi IDGA.
Q.S. AL-SHAFF/61: 10-12
(MADANIYYAH)
Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu
Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat
menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?
(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu
mengetahui,
Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan
memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat
tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah
kemenangan yang agung.

Anda mungkin juga menyukai