Terapi Manipulasi Vertebrae
Terapi Manipulasi Vertebrae
Terapi Manipulasi Vertebrae
VERTEBRAE
M.MUDATSIR SY,Dipl.PT,SPsi,MKes
POLTEKKES SURAKARTA
PENDAHULUAN
Perkembangan TM (vertebrae) secara umum
lambat,al.karena 2 hal:
Istilah2 diagnostik yg digunakan dalam TM
yg didasarkan pada teori2 manipulatif
kurang dapat dimengerti/diterima oleh
kebanyakan profesi kesehatan/dokter
Macam2 Traksi:
1. Traksi kontinyu
2. Traksi ritmis
3. Autotraksi ritmis
4. Traksi manipulatif
Traksi ritmis
Tujuan:
Mengurangi nyeri
Mekanisme pengurangan nyeri: stimulasi
pada serabut saraf aferen tipe II dan III
yg berasal dari sendi, otot dan kulit
menyebabkan aktivitas neuron2
vasoconstrictor pra dan postganglioner
dihambat, dan mengaktifkan mekanisme
inhibisi terhadaptransmisi nocosensoris
(Oostendorp, 1988)
Lanjutannya…
Menurunkan tonus otot(hypertones).
Apabila traksi ritmis dilakukan dalam
batas nyeri(yg dpt ditoleransi), setelah
beberapa saat kmd, akibat pengaruh SSP
maka aktivitas gamma menurun sehingga
tonus otot juga turun(Cranenburgh, 1988)
MANIPULASI
Suatu gerakan pasif yg dilakukan dengan
cepat,dg kekuatan sedikit dan pasien
tidak dapat mengontrol gerakan yang
terjadi. Grkn yg terjadi tidak melampaui
batas LGS fisiologis
Tujuan:
1. Sama dengan mobilisasi
2. Memperbaiki posisi patologis
3. Memperbaiki kekakuan sendi pada
LGS akhir setelah mobilisasi
4. Memutus lingkaran patofisiologis
akibat neuro-reflektoris dll.
ANATOMI FUNGSIONAL SACRO-
ILIACA (SI)
Tipe: diartrosis/sendi sinovial
Bentuk permukaan sendi: sacrum = konkaf
dan ilium = konvek
Gerakan relatif sedikit: backward-forward
upward-downward
rotasi (terpenting)
Gerakan sendi SI berkaitan erat dg grk VL
Menurut Pitkin dan Pheasant:
Mobilitas sendi SI dapat dibuktikan in vivo, dg
mengetes grkan ilium
Semua grkn trunk pada posisi berdiri,kecuali
fleksi dan ekstensi, secara normal selalu
berkaitan dg gerkn (dua) ilium secara
antagonis pd axis transversal yg berjalan
melalui pusat symphysis pubis
Gerakan fleksi dan lateral fleksi sacrum secara
normal juga selalu berkaitan dengan grkn
(dua) ilium secara antagonis
Dari segi klinis, grkn sendi SI yang
terpenting adalah:
Gerakan yang bersifat antagonis, terjadi pd
axis transversal yg berjalan melalui pusat
symphysis pubis
Gerakan tsb selalu menimbulkan torsi pelvis,
yaitu rotasi (dua) ilium pada sacrum dg arah
yang berlawanan
Gerakan torsi/rotasi tsb terjadi pada aktivitas
berjalan normal
Sacroarthrogenic Telalgia (Pitkin dan
Pheasant)
POSISI BERDIRI
1. Statis
Pertama, Lihat dari belakang:
lipat pantat, trochantor, crista iliaca,
shoulder, scapulae, dan juga lihat kepala,
miring atau tidak.
Kedua, lihat dari samping:
Kurva servikal, torakal dan lumbal; normal,
berkurang atau lebih.
Apakah posisi kepala di depan garis gravitasi?
Jika SIAS dan SIPS lebih tinggi pada samping yang sama;
indikasi tungkai lebih panjang. Jika pada samping yg
berlawanan; indikasi torsi pelvis.
PEMERIKSAAN MENDETAIL.
PELVIS:
Pada posisi terlentang, bayangkan:
Bila pelvis terputar, satu ilium rotasi posterior dan
satunya ke anterior (thd sacrum)
Sulcus antara SIPS dan sacrum (yg totasi posterior)
lebih dalam, dan satunya lebih dangkal.
Symphysis mengalami torsi, tanpa translasi.
TEKNIK ISOMETRIK:
1. Pasien terlentang pada sisi kiri bed dengan tungkai
kiri menggantung di sisi bed
2. Terapis berdiri di samping kiri bed dan kedua
tungkai bawah menjapit ringan tungkai kiri pasien
di atas ankle.
Lanjutannya…
3. Tangan kiri terapis menstabilisasi SIAS kanan
4. Tangan kanan terapis menekan lutut kiri pasien untuk
mendapatkan Slack taken up. Tahan pd posisi itu.
5. Pasien diminta mengangkat tungkai ke atas dan
terapis menahan kira2 5 detik, kmd pasien diminta
rileks.
6. Terapis mendorong lutut kiri pasien ke arah bawah/
ekstensi
7. Ulangi nomor 5 dan 6 sampai 3 kali
Gambar Teknik Isometrik Elevasi Pubis
Kiri
KASUS:Depresi Pubis Kanan
Petunjuk Diagnosis:
Berdiri. Tes fleksi positif sisi kanan
Terlentang. Tuberculum pubicum kanan lebih
rendah
TEKNIK ISOMETRIK:
1. Pasien terlentang dg lutut dan hip kanan fleksi penuh.
2. Terapis berdiri di sisi kiri dan meletakkan lutut kanan
pasien pd axilla
Lanjutannya…
3. Letakkan kepalan tangan kiri pada tuber ischiadicum
dan tekankan ke cranial
4. Pasien diminta mendorong terapis menggunakan
lututnya dan terapis menahannya.
5. Setelah beberapa detik keduanya rileks (terapis tetap
mempertahankan posisi)
6. Terapis mendorong ke arah fleksi hip
7. Prosedur nomor 4,5 dan 6 diulangi 3 kali.
Gambar Teknik Isometrik Depresi Pubis Kanan