Stakis Oa
Stakis Oa
Stakis Oa
Oleh :
KETUT AYU WAHYU PRADNYANDARI
23421701009
Disusun Oleh:
KETUT AYU WAHYU PRADNYANDARI
23421701009
Dr. Agung Wahyu Permadi, S.ST., M.Fis I Komang Suciptha Gago, S.Ft., Ftr.
NIDN : 0830068902 NIP : 19890722014021002
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit degeneratif biasanya yang sering terjadi pada proses penuaan salah
satunya yaitu osteoarthritis. Osteoarthritis adalahgangguan pada sendi yang bergerak.
Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif, tidak meradang, dan ditandai oleh
adanya pengikisan tulang rawan sendi dan pembentukan tulang baru pada permukaan
sendi. Gangguan ini lebih banyak pada perempuan daripada laki-lakik terutama
ditemukan pada orang-orang berusia lebih dari 45 tahun.
Penyebab primer dari Osteoarthritis masih belum dapat diketahui secara pasti
namun terdapat beberapa faktor risiko yang berperan yaitu: usia, jenis kelamin, genetik,
kegemukan, dan penyakit metabolik serta faktor lainnya. Berat badan biasanya
dikaitkan dengan pemicu timbulnya Osteoarthritis Genu. Obesitas meningkat beban
sendi bertambah sehingga resultan gaya akan bergeser ke medial. Gejala dan tanda
Osteoarthritis adalah nyeri sendi, keterbatasan lingkup gerak sendi, kaku pagi,
krepitasi, deformitas, pembengkakan sendi yang asimetris, tanda-tanda peradangan,
perubahan gaya berjalan. Latihan genu jika dilakukan secara teratur akan
meningkatkan peredaran darah sehingga metabolisme meningkat dan terjadi
peningkatan difusi cairan sendi melalui matriks tulang.
Pada kasus musculoskeletal osteoarthritis genu akan terjadi nyeri pada sendi, kaku
pagi hari, krepitasi dan keterbatasan lingkup gerak sendi. Untuk mengurangi dampak
muncul maka perlu penanganan fisioterapi dengan intervensi TENS, MWD, dan terapi
latihan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Osteoarthritis genu sinistra ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Osteoarthritis genu sinistra.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Knee
2.1.1. Knee Joint
Sendi adalah tempat bertemunya dua atau lebih tulang. Sendi lutut adalah bagian
dari ekstremitas inferior yang menghubungkan tungkai atas dengan tungkai bawah. Sendi
lutut adalah sendi terbesar di tubuh dan sangat kompleks, dengan otot fleksor dan
ekstensor yang kuat serta ligamen yang kuat. Fungsi dari sendi lutut ini adalah untuk
mengkoordinasikan gerakan kaki. Tulang terhubung satu sama lain dalam banyak cara,
seperti kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia, atau otot. Ada tiga jenis sendi
yaitu, sendi fibrosa (sinartrodial) adalah sendi yang tidak bergerak, sendi kartilaginosa
(amfiartrodial) adalah sendi yang hanya dapat digerakkan sedikit, dan sendi sinovial
(diartrodial) adalah sendi yang dapat digerakkan dengan bebas. Persendian ini adalah
lokasi paling sering mengalami patologi, dengan Osteoarthritis menjadi salah satu
kondisi yang paling sering terjadi di lutut.
2.1.2. Tulang Knee Joint
Tulang penyusun sendi lutut terdiri dari :
a. Tulang femur adalah tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam tulang
kerangka pada bagian pangkal yang terhubung ke acetabulum untuk
membentuk kepala sendi yang disebut caput femoris. di sebelah atas dan
bawah dari columna femoris terdapat laju yang disebut throcanter mayor dan
throcanter minor, di bagian ujung membentuk persendian genu. ini memiliki
dua buah tonjolan yang disebut condylus medialis dan condylus lateralis.
diantara kedua condylus ini terdapat lekukan tempat letaknya tulang
tempurung genu (patella) yang disebut fosa condylus.
b. Tulang tibia merupakan tuang pipa terbesar sesudah tulang paha yang
membentuk persendian genu dengan os femur pada bagian ujungnya. Pada
bagian ujung berbentuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan terdapat
taju yang disebut os malleolus medialis.
c. Tulang fibula terbentuk lebih kecil pada bagian pangkal dan melekat pada os
tibia. Pada ujungnya terdapat tonjolan yang disebut os melleolus lateralis atau
mata kaki luar.
d. Tulang patella pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada
tulang femur. Jarak patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah tetap dan
yang berubah hanya jarak patella dengan femur. Fungsi patella di samping
sebagai perekat otot-otot atau tendon adalah sebagai pengungkit sendi genu.
Pada posisi fleksi genu 90 derajat kedudukan patella diantara kedua condylus
femur dan saat ekstensi maka patella terletak pada permukaan anterior femur.
2.1.3. Ligamen dan Meniskus Knee Joint
a. Ligamentum crusiatum anterior merupakan ligamen yang melekat pada
daerah intercondylaris anterior tibia dan menuju ke arah atas, ke belakang dan
lateral untuk melekat pada bagian posterior permukaan medial condylus
lateralis femoris. Berfungsi menahan hiperekstensi dan menahan bergesernya
tibia ke depan.
b. Ligamentum crusiatum posterior merupakan ligamen yang melekat pada
daerah intercondylaris posterior tibia dan menuju ke arah atas, ke depan dan
medial untuk dilekatkan pada bagian anterior permukaan lateral condylus
medialis femoris. Berfungsi menahan bergesernya tibia ke arah belakang .
c. Ligamentum collateral lateralle menempel pada condilus lateral femur sampai
ke caput fibula, sendi ini sangat kuat dari benturan dari tekanan sisi medial
genu. Berfungsi menahan gerakan varus atau samping luar.
d. Ligamentum collateral mediale merupakan ligamen yang melekat pada
condylusmedial femur dan tibia. Serat dari meniscus medial melekat pada
ligamen ini yang ikut serta untuk sering robeknya meniscus medial selama
benturan yang berlebihan. Berfungsi menahan bergesernya ke depan pada
posisi lutut fleksi 90̊.
e. Meniskus adalah lempeng berbentuk sabit fibrocartilago pada permukaan
artikular tibia. Batas perifernya tebal dan cembung. Melekat pada bursa.
Batas dalamnya cekung dan membentuk tepian bebas. Permukaan atasnya
cekung dan berhubungan langsung dengan condylus femoris. Fungsi
meniscus sebagai peredam kejut, penstabil statis, dan peredam gesekan pada
saat artikulasi.
- Meniscus medialis berbentuk huruf C lebih lebar di posterior daripada
anterior, kurang mobile daripada meniscus medialis.
- Meniscus lateralis hampir berbentuk sirkuler, lebih kecil, lebih dapat
digerakkan secara bebas
2.1.4. Bursa pada Knee Joint
Bursa merupakan suatu kantung tertutup dari jaringan areolar. Dindingnya
lembek saling terpisah oleh suatu lapisan cairan licin yang menyerupai putih telur.
Sebagian suatu pelumas dan untuk mengurangi gesekan antara tulang, otot,
tendon serta memungkinkan gerakan bebas.
a. Bursa anterior
1. Bursa suprapatellaris terletak di bawah m. quadriceps femoris dan
berhubungan erat dengan rongga sendi.
2. Bursa prepatellaris terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan
bagian depan belahan bawah patella dan bagian atas ligamenum patella.
3. Bursa infrapatellaris superficialis terletak pada jaringan subcutan diantara
kulit dan bagian depan belahan bawah ligamenum patella.
4. Bursa infapatellaris profunda terletak diantara permukaan posterior dari
ligamenum patella dan permukaan anterior tibia. Bursa ini terpisah dari
cavum sendi melalui jaringan lemak dan hubungan antara keduanya ini
jarang terjadi.
b. Bursa superior
1. Reccessus subpopliteus ditemukann sehubungan dengan tendon m.
popliteus dan berhubungan dengan rongga sendi.
2. Bursa M. Semimembranosus ditemukan sehubungan dengan insersio m.
semimembranosus dan sering berhubungan dengan rongga sendi.
2.1.5. Membran Sinovialis pada Knee Joint
Membrane synovial adalah membrane yang melapisi sendi synovial. Membrane
ini terdiri dari jaringan lunak yang merupakan garis permukaan non-tulang rawan
pada sendi yang memiliki rongga (sendi sinovial). Fung yang penting dari
membran ini adalah memproduksi cairan sinovial. Jika pada sendi terdapat
bantalan sendi maka cairan sinovial ini biasanya pengisi bursa atau bantalan
sendi. Membran sinovialis dilapisi oleh kapsul dan melekat pada bagian pinggir
facies artikularis. Membran ini membentuk kantung yang meluas hingga tiga jari
di atas patella dan di bawah m. Quadriceps femoris pada bagian anterosuperior
sendi membentuk bursa supraptellaris. Pada bagian posterior sendi, membran
sinovialis meluas ke bawah pada permukaan dalam tendon m. Popliteus
membentuk bursa popliteus. Selain itu, membran sinovial melipat ke anterior dari
posterior capsula disekitar ligamen cruciatum bagian depan. Akibatnya, ligamen
cruciatum tidak dibasahi cairan sinovial karena terletak di belakang rongga
sinsinovial itu sendiri (Sholehah 2019).
2.1.6. Otot penggerak Knee Joint
Sendi ltut memiliki fungsi sebagai stabilitas aktif sekaligus penggerak dalam
aktivitas dari sendi lutut.
a. Otot Ekstensor : m. Quadriceps Femoris (Vastus medialis, vastus intermedius,
vastus lateralis, rectus femoris).
b. Grup Otot Fleksor: m. Gracilis, m. Sartorius dan m. Semi tendinosus.
c. Grup Otot Rotasi: dijaga oleh grup otot flexor baik grup medial/endorotasi
(m. Semi tendonosus, semi membranosus, sartorus, gracilis, dan popliteus)
dan grup lateral eksorotasi (m. Biceps femoris, m. Tensor fascialata)
(Yuliadawarti dan Rosadi, 2021).
ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
● Nama : Ny. A
● Umur : 54 tahun
● Alamat : Kampung Jawa, Jl. Ahmad Yani
● Agama : Islam
● Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil
Interpretasi :
Range of motion pada saat gerakan pasif terbatas pada gerakan
fleksi knee sinistra dengan endfeel patologis.
Gerakan Isometrik pada Sendi Gerakan Nyeri Tahanan
Knee Dextra dan Sinistra Knee Sinistra Fleksi + Mampu melawan
Ekstensi + tahanan disertai nyeri
Knee Dextra Fleksi -
Ekstensi - Mampu melawan
tahanan maksimal
Interpretasi :
Pada knee sinistra pada gerakan fleksi mampu melawan tahanan
namun disertai dengan nyeri.
Test Spesifik
Test Spesifik Hasil
Test Krepitasi (+) adanya bunyi “kruk” pada lutut sebelah kiri
Balotement test (+) adanya perpindahan cairan dalam lutut dan patella terangkat
Diagnosa Banding
Diagnnosis Banding Test Spesifik Hasil
ACL Anterior drawer test (-)
PCL Posterior drawer test (-)
Chondromalsia Condromalsia (-)
Pengukuran
Pengukuran Alat Ukur Hasil
Lingkup gerak Goniometer Knee Sinistra Hasil
sendi Aktif S : 0̊ - 0̊ - 120̊
Pasif S : 0̊ - 0̊ - 125̊
Pasif S : 0̊ - 0̊ - 135̊
Interpretasi :
Luas gerak sendi dengan menggunakan goniometer
didapatkan hasil perbedaan lingkup gerak sendi
pada knee.
Nyeri VAS Jenis Nyeri Nilai
Nyeri Diam 3/10
Nyeri Tekan 7/10
Nyeri Gerak 7/10
Interpretasi :
Pengukuran nyeri berdasarkan jenis nyeri yang
dibagi menjadi nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri
gerak.
Skala nyeri 0 : Tidak Nyeri
Skala nyeri 1-3 : Nyeri Ringan
Skala nyeri 4-7 : Nyeri Sedang
Skala nyeri 8-10 : Nyeri Berat
Hasil pengukuran :
Nyeri diam : 3/10
Interpretasi :
Penilaian kekuatan otot memiliki karakteristik
yaitu :
0 : tidak ada kontraksi
1 : adanya kontraksi namun tidak ada gerakan
2 : full ROM, tidak bisa melawan tahanan
3 : full ROM, bisa melawan tahanan
4 : full ROM, bisa melawan gravitasi dan tahanan
minimal
5 : ful ROM, melawan gravitasi dan tahanan
maksimal
Interpretasi :
Dalam penilaian WOMAC memiliki kategori yaitu
:
0 : tidak ada
1 : ringan
2 : sedang
3 : berat
4 : sangat berat
- Inspeksi statis : Tidak terlihat ada tanda-tanda inflamasi seperti perubahan warna, Lutut kiri tampak
Pemeriksaan Fisik lebih besar daripada lutut kanan, Kaki klien berbentuk genu varum
- Inspeksi dinamis : Pasien datang dengan kondisi jalan sedikit pincang karena dominan menumpu
sebelah kanan, Pasien terlihat mampu naik ke bed sendiri dan saat turun dari bed menggunakan kaki
kanan sebagai tumpuan
- Palpasi : Suhu lokal kedua lutut sama, Terdapat nyeri tekan pada lutut kiri, Spasme pada otot gastroc
Aktif : knee sinistra masih terbatas karena adanya nyeri pasa saat menggerakkan kaki kearah fleksi
PFGD knee
Pasif : pada saat gerakan pasif terbatas pada gerakan fleksi knee sinistra dengan endfeel patologis.
Isometrik : knee sinistra pada gerakan fleksi mampu melawan tahanan namun disertai dengan nyeri.
ROM: keterbatasan lingkup gerak sendi pada gerakan aktif pada gerakan fleksi knee sinistra.
Terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi pada gerakan pasif sinistra pada gerakan fleksi
Pengukuran knee
Test krepitasi (+), fluctuation test (+), balotement test (+)
Nyeri : diam : 3/10, tekan : 5/10, gerak: 5/10
Kekuatan otot : fleksi (5/5), ekstensi (2), radial deviasi dan ulnar deviasi (3/5)
Kemampuan fungsional : 53, dikategorikan berat
Antoprometri : selisih antara lingkar segmen knee dextra dan knee sinistra yaitu 1,5 cm
X-Ray Terlihat
penyempitan
ruang sendi dan
adanya osteofit
CT-Scan
MRI
Laboratorium
Dll*
DIAGNOSIS
ICF Coding
a. Impairment (Body Structure & Body Function Impairment)
1. Body Structure
- Knee joint (s75011)
2. Body function
- Mobility of joint functions (b710) keterbatasan pada gerakan fleksi
lutut
- pain in joint (b28016) nyeri pada lutut saat digerakkan
- Sensation of muscle spasm (b78010) terdapat spasme pada otot
gastroc
b. Activity Limitation
- Squatting (d41010) tidak bisa jongkok
- mantaining a standing position (d4154) tidak berdiri dalam waktu
yang lama
- walking long distance (d4501) tidak bisa berjalan lama
- Climbing (d4551) kesulitan dalam naik turun tangga
c. Participation of Restriction
- Doing housework (d640.1) tidak dapat melakukan pekerjaan rumah saat
berdiri lama, naik turun tangga
- Socializing (d9205) tidak bersosialisasi kalau berdiri
- Community life (d910) klien kesulitan mengikuti gotong royong di
masyarakat karena keterbatasan gerak lutut sehingga kesulitan dalam
aktivitas menggunakan kaki dalam waktu lama
d. Contextual Factor
1. Personal Factor
- Personal care providers and personal assistants (e340) keinginan untuk
sembuh untuk diri sendiri dan semangat untuk sembuh
2. Environmental Factor
- Support and relationships, other specified (e398) keluarga mensupport
untuk sembuh
I. Diagnosis Fisioterapi
Nyeri gerak dan keterbatasan gerak sendi lutut, spasme gastroc et causa osteoarthritis
genu dextra
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam (fraktur dan tindakan operasi yang dilakukan tidak mempengaruhi
jiwa dan sistem kardiovaskuler)
Quo ad sanam : dubia ad bonam (terjadinya komplikasi yang ditimbulkan oleh OA genu
jika tidak diberikan pertolongan dengan cepat maka tidak bisa berjalan,
kekakuan sendi )
Quo ad cosmeticam : bonam (tidak mengganggu penampilan penderita)
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam (aktivitas fungsional pasien baik namun ragu-ragu)
PLANNING
I. Jangka Pendek
- Menghilangkan nyeri
- Meningkatan lingkup gerak sendi
- Mengurangi spasme otot gastroc
II. Jangka Panjang
- Meningkatkan kemampuan fungsioal pada kegiatan berdiri lebih lama
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak, mencuci dan lain
sebagainya
- MWD F : 2450MHz
Pasien posisi tidur I : 50 mA Munzirin, R. M. (2020).
terlentang. Arahkan T : 10 menit Penatalaksanaan
MWD padaotot Fisioterapi Pada
gastroc. Beri jarak 3- Penderita
5 cm Osteoartritis Knee
Dextra Di Rumah
Sakit Rsj Prof. Dr.
Soerojo Magelang.
Research of Service
Administration …,
1(2), 7–13.
https://ejournal.man
dalanursa.org/index.
php/Rehat/article/vi
ew/3170
Terapi Latihan - Stretching pasif F : 2x sehari Brett A Bousquet., et. al.
Pasien tidur I : 8 hitungan 10 2018. Post-Operative
terlentang repetisi Criterion Based
T : 2 set Rehabilitation of Acl
Repairs: A Clinical
Commentary.
International Journal of
Sports Physical Therapy
Vol. 12 (2) 293.
I.Edukasi
Edukasi Evidence Based
- Pasien diminta pada saat berjalan diusahakan tidak menumpu kaki Pratama, A. D. (2019).
sebelah kanan agar kaki yang sehat lama kelamaan tidak ikut sakit Intervensi
- Pasien dianjurkan untuk melanjutkan exercise dirumah yang sudah Fisioterapi pada
diberikan terapis. Kasus
- Pasien disarankan untuk mengurangi beraktivitas seperti berjalan Osteoarthritis
jauh dan berdiri lama. Genu di RSPAD
- Melakukan latihan di rumah sesuai dengan dosis yang diberikan Gatot Soebroto.
guna mempercepat pemulihan fungsional tentang latihan yang Jurnal Sosial
dapat dilakukan dirumah Humaniora
Terapan, 1(2).
https://doi.org/10.7
454/jsht.v1i2.55
II.Home Program
Home Program Evidence Based
- Pasien melakukan latihan aktif secara mandiri di rumah, seperti Brett A Bousquet., et. al.
latihan quadriceps set exercice, 8 repetisi 2 set selama 8 2018. Post-Operative
detik/hitungan; latihan ankle pumping 10 repetisi 2 set selama 8 Criterion Based
hitungan Rehabilitation of Acl
Repairs: A Clinical
Commentary. International
Journal of Sports Physical
Therapy Vol. 12 (2) 293.
Pratama, A. D. (2019).
Intervensi Fisioterapi
pada Kasus
Osteoarthritis Genu di
RSPAD Gatot
Soebroto. Jurnal
Sosial Humaniora
Terapan, 1(2).
https://doi.org/10.745
4/jsht.v1i2.55
EVALUASI
I. Evaluasi
Poin Evaluasi Hasil
Lingkup Gerak Sendi
Knee Sinistra Hasil
Aktif S : 0̊ - 0̊ - 120̊
Pasif S : 0̊ - 0̊ - 125̊
Interpretasi :
Pengukuran nyeri berdasarkan jenis nyeri yang dibagi menjadi nyeri
diam, nyeri tekan dan nyeri gerak.
Skala nyeri 0 : Tidak Nyeri
Skala nyeri 1-3 : Nyeri Ringan
Skala nyeri 4-7 : Nyeri Sedang
Skala nyeri 8-10 : Nyeri Berat
Kemampuan fungsional
Berjalan 4
Menaiki tangga 4
Nyeri Pada malam hari 2
Istirahat 0
Membawa beban 3
Kekakuan Kaku di pagi hari 3
Kekuan yang 3
terjadi di
kemudian hari
Fungsi Menuruni tangga 4
fisik
Menaiki tangga 4
Berdi dari duduk 3
Berdiri 4
Berbelok ke lantai 2
Berjalan diatas 2
permukaan yang
datar
Masuk/keluar 4
mobil/menaiki
motor
Pergi berbelanja 1
Menaruh kaos kaki 1
Berbaing di tempat 0
tidur
Duduk 2
Keluar/masuk 2
toilet
Melakukan tugas 1
rumah tangga
ringan
Melakukan tugas 4
rumah tangga berat
Skor yang didapat yaitu 53, masih dikategorikan interpretasi berat.
CLINICAL EDUCATOR
2. I Komang Suciptha Gago, S.Ft., Ftr ( )
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Dimas Adi, And Irine Dwitasari Wulandari. 2019. “Penatalaksanaan
Fisioterapi Pada Osteoarthtritis Knee Billateral Dengan Modalitas Tens , Laser
Dan Terapi Latihan Di Rsud Bendan Kota Pekalongan.” Pena Jurnal Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi 33(2):1. Doi: 10.31941/Jurnalpena.V33i2.895.
Budiman, N. T., & Widjaja, I. F. (2020). Gambaran Derajat Nyeri Pada Pasien
Osteoarthritis Genu Di Rumah Sakit Royal Taruma Jakarta Barat.
Tarumanagara Medical Journal, 2(2), 372–377.
Https://Doi.Org/10.24912/Tmj.V3i1.9744
Pratama, A. D. (2019). Intervensi Fisioterapi Pada Kasus Osteoarthritis Genu Di
Rspad Gatot Soebroto. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 1(2).
Https://Doi.Org/10.7454/Jsht.V1i2.55
Suriani, Sri, S. Indra Lesmana, Fisioterapis Rs Sekayu, And Fakultas Fisioterapi
Universitas Esa Unggul. 2013. “Lebih Baik Menurunkan Nyeri Daripada
Latihan Quadricep
Factor internal
Usia
Conceptual factor
CLINICAL REASONING
Factor external
Osteoarthritis genu
Dukungan keluarga
Sozializing Doing
Joint cartilage housework
degenerative
Activity
Limitation
Climbing
Fragmentasi dan Walking
erosi cartilago long
Maintain a distance
Squatting
standing
Hipertrofi subchondral position
asteofit
Spasme otot
Penurunan gastroc
LGS
Stretching
ROM Exercise, pasif, TENS, US
MWD