Teknik Persidangan Organisasi
Teknik Persidangan Organisasi
Teknik Persidangan Organisasi
ORGANISASI
1. DASAR PEMIKIRAN
Permusyawaratan dalam MUBES/KONGRES/RAKER
membutuhkan persidangan-persidangan. Hal ini dilakukan
secara fokus dan berimbang untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari
pemahaman dan ketaatan terhadap aturan didalam sebuah
persidangan.
Persidangan didefinisikan sebagai pertemuan formal
organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya
untuk
menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah
Ketetapan. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat
kepada seluruh elemen organisasi selama belum diadakan
perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya
final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak,
hadir ataupun tidak hadir ketika persidangan berlangsung.
JENIS-JENIS PERSIDANGAN
1)Sidang Pleno
a.Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
b.Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
c.Sidang Pleno dipandu oleh Steering Committee
d.Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala
sesuatu yang berhubungan dengan Permusyawaratan.
2) SIDANG PARIPURNA
Kewajiban Peninjau:
a.Mentaati tata tertib
persidangan/permusyawaratan
b.Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
3.Presidium Sidang
a.Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta
Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang
dipandu oleh Panitia Pengarah
b.Presidium Sidang bertugas untuk memimpin
dan mengatur jalannya persidangan seperti
aturan yang disepakati
peserta
c.Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin
dan menjalankan tata tertib persidangan
4. ATURAN KETUKAN PALU dan kondisi-kondisi lain :
1 kali ketukan :
a.Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
b.Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang
poin perpoin (keputusan sementara).
c.Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak
gaduh.
d.Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang
waktunya tidak terlalu lama sehingga peserta sidang tidak
perlu meninggalkan tempat sidang.
e.Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang
dianggap keliru.
2 kali ketukan :
Untuk menskorsing atau mencabut skorsing
dalam waktu yang cukup lama, misalnya
istirahat, lobying,
sembahyang,makan.
Skorsing ialah penundaan persidangan untuk
sementara waktu.
Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam
menyelesaikan perbedaan pendapat dalam
pengambilan keputusan
3 kali ketukan :
1.Membuka sidang
“Dengan mengucap Bismilahirahmanirahim, sidang
pleno I saya nyatakan dibuka. “ tok…….tok…….tok
2.Menutup sidang
“Dengan mengucap Alhamdulillahriabilalamin, sidang
pleno I saya nyatakan ditutup.” Tok……..tok……..tok
5. Menskorsing sidang
“Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit”
tok……….tok.
6.Mencabut skorsing
“Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya
nyatakan sidang dilanjutkan“ tok…….tok
Fungsi Rapat
1.Penyampaian informasi
2.Pemecahan masalah
3.Mengidentifikasi masalah.
4.Menentukan alternatif.
5.Menguji alternatif.
6.Rapat implementasi.
PROSEDUR
PENYELENGGARAAN RAPAT
1.Persiapan
a.Menyiapkan rencana.
b.Menyiapkan agenda rapat.
c.Menyiapkan kertas kerja.
d.Menyiapkan pembicara/peserta.
e.waktu.
f.Pengambilan keputusan.
g.Penutupan rapat.
2.Pelaporan dan Evaluasi
a.Pelaporan
-Jelas, lengkap dan singkat.
-Pembuat laporan harus mengikuti rapat secara penuh.
-Isi : tanggal/jam, jumlah peserta, pembicara, pokok
pembicaraan, keputusan.
b.Evaluasi
-Dilakukan bersama panitia/pengurus.
-Yang dievaluasi adalah semua kegiatan rapat dari
persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
Yang berperan dalam Rapat
1.Pemimpin Rapat.
2.Peserta Rapat.
3.Undangan dan nara sumber.
4.Materi/bahan rapat.
5.Tata ruang dan tempat duduk.
PERSYARATAN PEMIMPIN
RAPAT
1. Prasaran
A.Penyajian bahan pokok oleh satu atau
beberapa orang pembicara dengan prasaran
tertulis (makalah, kertas kerja).