Teknik Persidangan Dalam Organisasi
Teknik Persidangan Dalam Organisasi
Teknik Persidangan Dalam Organisasi
A.
B.
Informal
Non-formal
PENDAHULUAN
Musyawarah merupakan sebuah langkah positif yang dapat
dilakukan untuk menentukan solusi dari suatu problem maupun
proyeksi/rencana untuk suatu hal. Berdasarkan hal tersebut,
musyawarah menjadi penting untuk dilakukan suatu perkumpulan,
komunitas, organisasi dan sejenisnya dalam menyelesaikan
permasalahan maupun membuat rencana strategis pergerakannya.
Allah
memerintahkan
kita
untuk
bermusyawarah
sebagaimana difirmankan dalam al-quran :
Bermusyawaralah (kalian) dalam (menyelesaikan) suatu
perkara. Apabila kalian telah membulatkan tekad (atas putusan
musyawarah), maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal.
(QS. Ali Imran : 159)
Dalam rangka arah kebijakan organisasi, serta untuk
menyelesaikan permasalahan dalam sebuah organisasi, menjadi
wajib sifatnya dalam forum untuk berdialog dalam rangka
berdialektika yang disebut Musyawarah. Musyawarah dalam bahasa
inggris disebut dengan conference yang merupkan basic need
organization, basic need leadership dan basic need intellectual,
dalam arti kualitas manajemen organisasi/kepemimpinan seorang
organisatoris, kholifah/pimpinan organisasi dan kaum intelektual
dapat dilihat dari seberapa jauh mereka berada dalam kegiatan
forum-forum serta sidang/rapat.
Seiring perkembangan zaman, keilmuan dan permasalahan
yang terjadi, musyawarah dilakukan oleh berbagai organisasi dengan
teknik yang berbeda-beda tergantung kebutuhan dari organisasi
C.
Digunakan untuk menemukan solusi dari suatu problem dan menentukan arah
gerak/proyeksi ke depan.
a.
b.
c.
d.
UNSUR-UNSUR PERSIDANGAN
Unsur-unsur dalam persidangan adalah sebagai berikut :
1) Waktu dan Tempat Persidangan
2) Presidium sidang
a) Pimpinan sidang
b) Wakil pimpinan sidang
c) Sekretaris sidang
3) Peserta sidang
a) Peserta penuh
b) Peserta tidak penuh
c) Peserta peninjau
4) Perlengkapan sidang
a) Palu sidang
b) Draft sidang (ex : Draft Tata Tertib, AD/ART, Program Kerja, LPJ,
Lokakarya, dll)
c) Logistik
E.
Mendampingi ketua
Peserta tidak penuh : mempunyai hak bicara, tidak mempunyai hak suara
Peserta Peninjau : tidak mempunyai hak bicara dan hak suara (ex : Wartawan)
Penentuan hak bicara dan hak suara ditentukan dalam tata tertib persidangan.
5)
F.
Palu Sidang, palu menjadi unsur penting dalam suatu persidangan karena setiap
keputusan yang dibuat dalam persidangan lahir dari ketukan palu. Beberapa
aturan ketukan palu adalah sebagai berikut :
a) 1 kali ketukan
Mencabut pending
Opsi
1)
2)
3)
Afirmas
i
Justifika
si
Lobbyin
g
Voting
Opsi
: Merupakan pengajuan pendapat oleh peserta sidang disertai
dengan argumentasi dari usulan yang diopsikan
Affirmasi
: Merupakan ungkapan persetujuan terhadap suatu opsi sebagai
suara tambahan.
Justifikasi
: Merupakan argumentasi dari peng-opsi untuk memperkuat dan
memperjelas maksud opsinya ketika afirmasi dari setiap opsi sama kuat
4)
Lobbying
: Merupakan langkah face to face antar peng-opsi untuk saling
meyakinkan opsinya dengan harapan diterimanya salahsatu opsi oleh peng-opsi
5) Voting
: Merupakan langkah terakhir dari mekanisme persidangan
dengan pengambilan suara terbanyak ketika proses lobbying mengalami
kebuntuan
Selain mekanisme, yang perlu diperhatikan dari proses persidangan
adalah istilah-istilah persidangan. Beberapa istilah-istilah dalam persidangan antara lain
:
1) Rasionalisasi : Argumentasi yang diungkapkan setelah memberikan suatu opsi
atau afirmasi
2) Pending : Penundaan persidangan dalam jangka waktu tertentu
3) Peninjauan Kembali : Meninjau kembali atas keputusan-keputusan sementara
hasil sidang apabila terdapat hal yang dikira masih kurang tepat.
4) Interupsi : Media bagi peserta untuk menyampaikan sesuatu disela-sela
berjalannya persidangan. Ada berbagai macam interupsi yang digunakan sesuai
dengan kebutuhan peserta sidang, diantaranya
Order, digunakan untuk menawarkan suatu hal diluar opsi yang dinilai
lebih solutif
G. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Kuota Forum (Kuorum)
Dalam suatu persidangan, ada standarisasi kuorum sesuai yang disepakati
peserta. Apabila kuota forum tidak dapat dipenuhi oleh sebuah persidangan, maka
persidangan dianggap cacat hukum dan tidak dapat diselenggarakan, sehingga
kehadiran peserta sidang menajdi sangat penting.
2. Menentukan Batas Pembahasan dan Mekanisme.
Pembahasan harus dibatasi, apakah pembahasan dibuat perpoint, perpasal atau
per-BAB. Selain itu, mekanisme perlu ditentukan, seperti batas jumlah opsi,
afirmasi, ada atau tidaknya PK dan lain-lain.
3. Ketersediaan Draft Materi Sidang
Draft materi sidang harus selalu tersedia ketika berjalannya proses persidangan.
Persidangan menjadi tidak maksimal ketika draft sidang tersedia.
4. Tempat Persidangan dan Bentuk Forum
Bentuk lingkaran
Bentuk
lingkaran/C
setengah
"Semua orang berpikir mengubah dunia, tetapi hanya sedikit orang yang berpikir
untuk mengubah dirinya sendiri
Bentuk Kelas