PPH Pasal 22 (Kelompok 1)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

PPh

Pasal 22
Kelompok 1
Anggota Kelompok

Nur Fadilah Ali Lisaw (A031191086)


Ivana Gunawan (A031191168)
Gregorius Wahyu Gusti Tanditasik (A031191197)
Nurfa Nurul Utami (A031191066)
Rahmat Hasan (A031191035)
01
Pengertian
Pengertian
Undang Undang Pajak Penghasilan (PPh) No.36
Tahun 2008 mengartikan PPh pasal 22 sebagai
bukti potong atau pungutan pajak yang dikenakan
kepada wajib pajak yang berhubungan dengan
aktivitas perdagangan barang.
02
Pemungut
PPh Pasal 22
Menurut Ketetapan Menteri
Keuangan:
1. bendahara pemerintah untuk memungut PPh Pasal 22 sehubungan dengan pembayaran atas
penyerahan barang;

2. badan-badan tertentu untuk memungut PPh Pasal 22 dari Wajib Pajak yang melakukan
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain; dan

3. Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut PPh Pasal 22 dari pembeli atas penjualan
barang yang tergolong sangat mewah.
03
Objek Pajak
PPh Pasal 22
OBJEK PPH 22
Pajak penghasilan yang dikenakan kepada badan badan
usaha tertentu, baik milik pemerintah maupun swasta
yang melakukan kegiatan perdagangan ekspor, impor, dan
re-impor.
Objek PPH Pasal 22
Objek pph pasal 22 sesuai peraturan Mentri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017
adalah:

● Impor barang dan ekspor


● Pembayaran atas pembelian barang
● Pembayaran atas pembelian barang dengan mekanisme uang persediaan
● Pembayaran atas pembelian barang kepada pihak ketiga
● Pembayaran atas pembelian barang dan bahan-bahan untuk keperluan kegiatan
usahanya BUMN (badan usahan milik negara)
● Penjualan hasil produksi kepada distributor
● Penjualan kendaraan bermotor
● Penjualan bahan bakar minyak
● Pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul
● Penjualan barang yang tergolong sangat mewah
04
Dasar Perhitungan
PPh Pasal 22
Dasar Pengenaan PPH 22
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 tentang Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang
Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain, berikut ini batasan nominal belanja yang dikenakan PPh
pembelian barang (PPh Pasal 22) apabila pembayaran dilakukan oleh pemungut seperti Bendahara
Pemerintah:

Belanja barang yang nilai atau harganya di bawah Rp2.000.000 hanya dikenakan PPN.
Sedangkan belanja barang yang nilai atau harganya di atas Rp2.000.000 akan dikenakan PPN dan PPh
Pasal 22.
Sedangkan, masih dalam peraturan yang sama, apabila pembayaran dilakukan oleh pemungut seperti
BUMN, maka:

Belanja barang yang nilai atau harganya di bawah Rp10.000.000 hanya dikenakan PPN saja.
Sedangkan belanja barang yang nilai atau harganya di atas Rp10.000.000 akan dikenakan PPN dan PPh
Pasal 22.
PPh Pasal 22 atas impor barang, terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk.
Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau dibebaskan dan tidak termasuk dalam pengecualian dari
pemungutan PPh Pasal 22, Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan
pabean atas impor.
05
Tarif
PPh Pasal 22
1. Impor
● Barang tertentu yang tercantum dalam Lampiran I PMK 34/PMK.010/2017 dengan
perubahan terakhir PMK 110/PMK.010/2018 sebesar 10% dari nilai impor dengan
atau tanpa menggunakan Angka Pengenal Impor (API)
● Barang tertentu yang tercantum dalam Lampiran II PMK 34/PMK.010/2017 dengan
perubahan terakhir PMK 110/PMK.010/2018 sebesar 7,5% dari nilai impor dengan
atau tanpa menggunakan Angka Pengenal Impor (API)
● Impor kedelai, gandum, dan tepung terigu, apabila menggunakan API, maka tarif
yang dikenakan sebesar 0,5% x nilai impor.

1. Pembelian barang, jika pembelian dilakukan bendahara pemerintah,DJPB dan


BUMN/BUMD tarif yang dikenakan adalah 1,5% x harga pembelian belum termasuk PPN
dan tidak final.

2. Penjualan hasil produksi, sesuai keputusan direktur jendral pajak, barang yang kena
pajak PPH pasal 22 meliputi; semen (tarif 0,25% x DPP PPN), kertas (tarif 0,1% x DPP
PPN), produk baja (0,3% x DPP PPN), dan produk otomotif (0,45% x DPP PPN) semua
tarif bersifat tidak final.

3. Pembelian bahan untuk keperluan industri, jenis ini juga dikenakan kepada eksportir
dan pedagang pengumpul dengan tarif 0,25% x harga pembelian dan ini tidak termasuk
06
Menghitung Pajak
Terutang
PPh Pasal 22
Perhitungan PPh Pasal 22 atas Pembelian Barang oleh Instansi Pemerintah

PT DTC berkedudukan di Jakarta, menjadi pemasok alat-alat tulis kantor bagi Dinas Pendidikan
Kota Tangerang Selatan. Pada tanggal 1 Oktober 2015, PT DTC melakukan penyerahan barang
kena pajak dengan nilai kontrak sebesar Rp11.000.000 (nilai sudah termasuk PPN). Maka,
berapakah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

1 Nilai kontrak termasuk PPN Rp11.000.000


2 DPP (100/110) x Rp11.000.000 Rp10.000.000
3 PPN dipungut (10% dari DPP) Rp1.000.000
4 PPh Pasal 22 yang dipungut (1,5% x Rp10.000.000) Rp150.000

Jadi, besarnya PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Dinas Pendidikan Kota
Tangerang Selatan sebesar Rp150.000. PPh Pasal 22 = 1,5% x harga
pembelian tidak termasuk PPN.
PERHITUNGAN PPH PASAL 22 ATAS IMPOR BARANG
Pada tanggal 1 Januari 2016, PT ABC mengimpor barang dari Jerman dengan harga faktur US$100.000. Barang
yang diimpor adalah jenis barang yang tidak termasuk dalam barang-barang tertentu yang ditentukan dalam
Peraturan Menteri Keuangan No. 16/PMK.010/2016. Biaya asuransi yang dibayar di luar negeri sebesar 5% dari
harga faktur dan biaya angkut sebesar 10% dari harga faktur.

Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10%. Kurs yang ditetapkan Menteri
Keuangan pada saat itu sebesar US$1= Rp10.000. Hitunglah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Ditjen Bea Cukai
jika PT ABC memili API (Angka Pengenal Impor) dan jika tidak memiliki API

a. Harga faktur (cost) US$100.000


b Biaya asuransi (insurance) (5% x US$100.000) US$5.000
c Biaya angkut (freight) (10% x US$100.000) US$10.000
CIF (cost, insurance & freight) (a+b+c) US$115.000
d. CIF (dalam rupiah) (US$115.000 x Rp10.000) Rp1.150.000.000
e. Bea masuk (20% x Rp1.150.000.000) Rp230.000.000
f Bea masuk tambahan(10% x Rp1.150.000.000) Rp115.000.000
Nilai Impor (d+e+f)Rp1.495.000.000

Jadi, PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC, jika PT ABC memiliki API (2,5% x Nilai Impor):
2,5% x Rp1.495.000.000 = Rp37.375.000
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC jika PT ABC tidak memiliki API (7,5% x Nilai Impor):
7,5% X Rp1.495.000.000 = Rp112.125.000
Perhitungan PPh Pasal 22 yang Dipungut oleh Pertamina dan Badan Usaha Selain
Pertamina
PT Pertamina selaku produsen bahan bakar minyak, gas, dan pelumas menyerahkan bahan bakar minyak senilai
Rp300.000.000 (tidak termasuk PPN) kepada non-SPBU. Maka, berapakah PPh Pasal 22 yang dipungut?
PPh Pasal 22 yang dipungut atas penyerahan bahan bakar minyak adalah:
0,3% x Rp 300.000.000 = Rp900.000

Perhitungan PPh Pasal 22 atas Penjualan Hasil Produksi Industri Tertentu


Pada bulan Agustus, PT Semen Sentosa menjual hasil produknya kepada PT Indah Bahagia senilai
Rp825.000.000. harga tersebut sudah termasuk PPN sebesar 10%.
Pada bulan April, PT Gerhana yang bergerak dalam industri kertas menjual hasil produksinya senilai
Rp550.000.000 kepada PT Halilintar. Harga tersebut sudah termasuk PPN sebesar 10%.
Pada bulan Juli, PT Baja Perkasa menjual hasil produknya kepada PT Adi Karya senilai Rp1.100.000.000. Harga
tersebut sudah termasuk PPN sebesar 10%
1 DPP PPN = (100/110) x Rp825.000.000 Rp750.000.000
0,25% x Rp750.000.000 Rp1.875.000
2 DPP PPN = (100/110) x Rp550.000.000 Rp500.000.000
0,25% x Rp500.000.000 Rp500.000
3 DPP PPN : (100/110) x Rp1.100.000.000 Rp1.000.000.000
0,25% x Rp1.000.000.000 Rp3.000.000
Thanks
Do you have any
questions?

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai