PPH Pasal 22 (Kelompok 1)
PPH Pasal 22 (Kelompok 1)
PPH Pasal 22 (Kelompok 1)
Pasal 22
Kelompok 1
Anggota Kelompok
2. badan-badan tertentu untuk memungut PPh Pasal 22 dari Wajib Pajak yang melakukan
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain; dan
3. Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut PPh Pasal 22 dari pembeli atas penjualan
barang yang tergolong sangat mewah.
03
Objek Pajak
PPh Pasal 22
OBJEK PPH 22
Pajak penghasilan yang dikenakan kepada badan badan
usaha tertentu, baik milik pemerintah maupun swasta
yang melakukan kegiatan perdagangan ekspor, impor, dan
re-impor.
Objek PPH Pasal 22
Objek pph pasal 22 sesuai peraturan Mentri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017
adalah:
Belanja barang yang nilai atau harganya di bawah Rp2.000.000 hanya dikenakan PPN.
Sedangkan belanja barang yang nilai atau harganya di atas Rp2.000.000 akan dikenakan PPN dan PPh
Pasal 22.
Sedangkan, masih dalam peraturan yang sama, apabila pembayaran dilakukan oleh pemungut seperti
BUMN, maka:
Belanja barang yang nilai atau harganya di bawah Rp10.000.000 hanya dikenakan PPN saja.
Sedangkan belanja barang yang nilai atau harganya di atas Rp10.000.000 akan dikenakan PPN dan PPh
Pasal 22.
PPh Pasal 22 atas impor barang, terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk.
Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau dibebaskan dan tidak termasuk dalam pengecualian dari
pemungutan PPh Pasal 22, Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan
pabean atas impor.
05
Tarif
PPh Pasal 22
1. Impor
● Barang tertentu yang tercantum dalam Lampiran I PMK 34/PMK.010/2017 dengan
perubahan terakhir PMK 110/PMK.010/2018 sebesar 10% dari nilai impor dengan
atau tanpa menggunakan Angka Pengenal Impor (API)
● Barang tertentu yang tercantum dalam Lampiran II PMK 34/PMK.010/2017 dengan
perubahan terakhir PMK 110/PMK.010/2018 sebesar 7,5% dari nilai impor dengan
atau tanpa menggunakan Angka Pengenal Impor (API)
● Impor kedelai, gandum, dan tepung terigu, apabila menggunakan API, maka tarif
yang dikenakan sebesar 0,5% x nilai impor.
2. Penjualan hasil produksi, sesuai keputusan direktur jendral pajak, barang yang kena
pajak PPH pasal 22 meliputi; semen (tarif 0,25% x DPP PPN), kertas (tarif 0,1% x DPP
PPN), produk baja (0,3% x DPP PPN), dan produk otomotif (0,45% x DPP PPN) semua
tarif bersifat tidak final.
3. Pembelian bahan untuk keperluan industri, jenis ini juga dikenakan kepada eksportir
dan pedagang pengumpul dengan tarif 0,25% x harga pembelian dan ini tidak termasuk
06
Menghitung Pajak
Terutang
PPh Pasal 22
Perhitungan PPh Pasal 22 atas Pembelian Barang oleh Instansi Pemerintah
PT DTC berkedudukan di Jakarta, menjadi pemasok alat-alat tulis kantor bagi Dinas Pendidikan
Kota Tangerang Selatan. Pada tanggal 1 Oktober 2015, PT DTC melakukan penyerahan barang
kena pajak dengan nilai kontrak sebesar Rp11.000.000 (nilai sudah termasuk PPN). Maka,
berapakah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
Jadi, besarnya PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Dinas Pendidikan Kota
Tangerang Selatan sebesar Rp150.000. PPh Pasal 22 = 1,5% x harga
pembelian tidak termasuk PPN.
PERHITUNGAN PPH PASAL 22 ATAS IMPOR BARANG
Pada tanggal 1 Januari 2016, PT ABC mengimpor barang dari Jerman dengan harga faktur US$100.000. Barang
yang diimpor adalah jenis barang yang tidak termasuk dalam barang-barang tertentu yang ditentukan dalam
Peraturan Menteri Keuangan No. 16/PMK.010/2016. Biaya asuransi yang dibayar di luar negeri sebesar 5% dari
harga faktur dan biaya angkut sebesar 10% dari harga faktur.
Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10%. Kurs yang ditetapkan Menteri
Keuangan pada saat itu sebesar US$1= Rp10.000. Hitunglah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Ditjen Bea Cukai
jika PT ABC memili API (Angka Pengenal Impor) dan jika tidak memiliki API
Jadi, PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC, jika PT ABC memiliki API (2,5% x Nilai Impor):
2,5% x Rp1.495.000.000 = Rp37.375.000
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC jika PT ABC tidak memiliki API (7,5% x Nilai Impor):
7,5% X Rp1.495.000.000 = Rp112.125.000
Perhitungan PPh Pasal 22 yang Dipungut oleh Pertamina dan Badan Usaha Selain
Pertamina
PT Pertamina selaku produsen bahan bakar minyak, gas, dan pelumas menyerahkan bahan bakar minyak senilai
Rp300.000.000 (tidak termasuk PPN) kepada non-SPBU. Maka, berapakah PPh Pasal 22 yang dipungut?
PPh Pasal 22 yang dipungut atas penyerahan bahan bakar minyak adalah:
0,3% x Rp 300.000.000 = Rp900.000