BLOK 24 Leukimia Limfoblas Akut

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Leukimia Limfoblas Akut

Diagnosis kerja
• Leukimia Limfositik Akut
• Keganasan klonal dari sel-sel
precursor limfoid menggantikan
sel yang normal di sumsum
tulang. Lebih dari 80 kasus sel-
sel ganas berasal dari limfosit
B.
• Bentuk dari leukemia, atau
kanker sel darah putih dengan
ciri khas limfoblas yang
berlebihan.
• Bentuk leukemia yang paling
sering pada anak-anak.
sel blas berukuran
sel blas berukuran kecil besar, heterogen,
seragam dengan sedikit dengan nucleoli yang sel blas dengan
sitoplasma dan jelas dan rasio inti sitoplasma
nucleocoli yang tidak sitoplasma yang bervakuola dan
jelas rendah basofilik
Diagnosis banding
Leukimia Limfositik Akut Leukimia Mielositik Akut

Demam, pucat, pendarahan, nyeri tulang. Anemia, pendarahan, demam, infeksi


berulang

Limfadenopati, hepatosplenomegali Hipertrofi gusi, infiltrasi ke kulit,


limfadenopati, hepatosplenomegali.

Anemia normositik normokrom, CBC & darah tepi : trombositopenia,


Leukosit(menurun/normal/meningkat), leukositosis, sel blast selain seri limfosit.
trombositopenia, blast(+)
  Mieloblas Limfoblas

Ukuran Besar Kecil

Sitoplasma Lebih banyak Lebih sedikit

Kromatin Halus Padat

Nukleoli/anak inti Jelas, jumlah > 2 buah


Tidak jelas, jumlah ≤ 2
buah
Auer rod Ditemukan pada 10-40% Tidak ada
kasus
Etiologi Epidemiologi
 Pada dewasa : sebagian besar tidak  Insidensi LLA adalaha 1/60.000
diketahui. orang per tahun, dengan 75% pasien
 Anak-anak : Faktor keturunan dan berusia kurang dari 15 tahun
sindroma predisposisi genetic.  Insidensi puncaknya usia 3-5 tahun.
 Faktor lingkungan dan kondisi klinis  LLA lebih banyak ditemukan pada
yang berhubungan dengan LLA : pria dibanding wanita.
1. Radiasi ionic
2. Paparan dengan benzene kadar tinggi
3. Merokok
4. Obat keoterapi
5. Infeksi EBV
6. Sindroma Down
7. Wiskott Aldrich
Patofisiologi

Teori umum : Akumulasi sel


satu sel induk Prekursor blas menghambat
mutan, mampu hematopoietik produksi normal
memperbaharui berdiferensiasi granulosit,
secara tidak buruk maligna eritrosit, dan
terhingga trombosit.

Sel leukemia dapat


menginfiltrasi setiap organ
Infeksi, anemia,
dan menyebabkan
dan perdarahan
pembesaran dan gangguan
fungsi organ tersebut
Patogenesis molekular
 Mekanisme umum lain dari pembentukan kanker adalah hilangnya atau
inaktivasi gen suppressor tumor yang mempunyai peranan penting dalam
mengontrol progresi siklus sel, misalnya p16 (INK4A) dan p15 (INK4B).
 Kejadian paling sering adalah delesi, mikrodelesi, dan penyusunan kembali
gen (gene rearrangement) yang melibatkan p16 (INK4A) dan p16 (INK4B).
 Kelainan ekspresi dari gen supresor tumor Rb dan p53 lebih sering terjadi
dan ditemukan pada 1/3 pasien LLA dewasa.
Gejala klinis
1. Anemia – mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada
2. Anoreksia
3. Nyeri tulang dan sendi – karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel – sel leukemia
4. Demam, banyak berkeringat – gejala hipermetabolism
5. Infeksi mulut, saluran napas atas dan bawah, selulitis, atau sepsis – Penyebab
paling sering adalah stafilokokus, streptokokus, dan bakteri gram negative usus,
serta berbagai spesies jamur.
6. Perdarahan (petechiae, atraumatic ecchysmoses) – kulit, gusi, saluran cerna, otak,
hematuria
7. Hepatomegali; Splenomegali; Limfadenopati
8. Massa di mediastinum – sering pada LLA sel T
9. Leukemia sistem saraf pusat – nyeri kepala, muntah (gejala tekanan tinggi
intracranial), perubahan dalam status mental, kelumpuhan saraf otak terutama
saraf VI dan VII, kelainan neurologic fokal
Tatalaksana
 Terapi LLA bagi menjadi :
 Terapi Induksi Remisi
Terapi ini biasanya terdidri dari prednisone, vinkristin, antrasiklin, dan
L- asparaginase.
 Terapi Intensifikasi atau Konsolidasi
Bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual untukmencegah
relaps dan juga timbulnya sel yang resisten obat.
 Profilaksis SSP
Profilaksis SSP terdiri dari kombinasi kemoterapi intratekal, radiasi
cranial, dan pemberian sistemik obat yang mempunyai bioavailabilitas
SSP yang tinggi seperti metotreksat dosis tinggi dan sitarabin dosis
tinggi.
 Pemeliharaan Jangka Panjang
Terapi ini terdiri dari 6-merkaptopurin tiap hari dan metotreksat
seminggu sekali selama 2-3 tahun.
Anak-anak : memperpanjang disease-free survival
Dewasa : angka relaps tetap tinggi
 Transplantasi sumsum tulang
Mempunyai risiko tinggi untuk relaps.
 Risiko tinggi relaps yaitu :
1. Kromosom Philadelphia
2. Perubahan susunan gen MLL
3. Hiperleukositosis
4. Gagal mencapai remisi komplit dalam waktu 4 minggu
Komplikasi
 Paling sering : infeksi (sepsis)
 Tumor lysis sindrom
 Perdarahan
 Neurophaty (gangguan fungsional pada sistem saraf tepi)
 Encephalophaty (penyakit degeneratif pada otak)
 Seizure (kejang)
 Keganasan sekunder
Prognosis
 Resiko baik : tidak ada masalah secara sitogenetik, usia kurang dari 30 tahun,
jumlah set darah putih kurang dari 30.000/ul, mengalami remisi komplit dalam 4
minggu.
 Resiko intermediate : bila tidak memnuhi kriteria resiko baik dan resiko buruk.
 Resiko buruk : terjadi masalah sitogenetik [(t9;22), (4;ll)], usia lebih dari 60 tahun,
sub tipe prekursor sel B dengan jumlah sel darah putih lebih dari 100.000/ul, dan
kegagalan untuk mencapai remisi dalam 4 minggu.

 >90% penderita penyakitnya bisa dikendalikan setelah menjalani kemoterapi awal.


 Anak berusia 3-7 tahun memiliki prognosis paling baik.

Anda mungkin juga menyukai