2019-Pengaturan Tegangan
2019-Pengaturan Tegangan
2019-Pengaturan Tegangan
Pertanyaan
Mengapa tegangan perlu diatur?
Bagaimana prinsip pengaturan tegangan?
Bagaimana pengaturan tegangan dilaksanakan?
Masalah Pengaturan Tegangan
Dalam penyediaan tenaga listrik bagi para pelanggan,
tegangan yang konstan seperti halnya frekuensi yang
konstan, merupakan salah satu syarat utama yang
harus dipenuhi.
Oleh karenanya masalah pengaturan tegangan
merupakan masalah operasi sistem tenaga listrik yang
perlu mendapat penanganan tersendiri.
Pengaturan tegangan erat kaitannya dengan pengaturan
daya reaktif dalam sistem.
Kebutuhan Pengaturan Tegangan
Tegangan merupakan salah satu variable yang
menunjukkan mutu atau kualitas tenaga listrik
Mutu tegangan dinyatakan baik jika tegangan tersebut
berada pada batasan mutu tertentu (mis: -10% - +5%).
Nilai tegangan operasi di luar batas yang diizinkan
pada rentang waktu yang lama dapat mempengaruhi
unjuk kerja peralatan atau bahkan dapat merusak
peralatan.
Batasan Tegangan Normal
Batasan tegangan normal mengacu grid code system
Tegangan Nominal Kondisi Normal
500 kV +5%, -5%
150 kV +5%, -10%
70 kV +5%, -10%
20 kV +5%, -10%
Tujuan Pengaturan Tegangan
Menjaga tegangan konsumen dalam batas-batasnya.
Menjamin fasilitas tenaga listrik (motor, proteksi dll)
berfungsi normal.
Menjaga kesetimbangan daya reaktif sistem
agar mengurangi rugi-rugi.
Pengaturan Tegangan
Dalam setiap GI maupun Pusat Listrik terdapat simpul
(bus).
Tegangan dari simpul di GI dan tegangan dari simpul
di Pusat Listrik bersama-sama membentuk profil
tegangan sistem.
Berbeda dengan frekuensi yang sama dalam semua
bagian sistem, tegangan tidak sama dalam setiap
bagian sistem.
Sehingga pengaturan tegangan adalah lebih sulit
dibandingkan dengan pengaturan frekuensi.
Faktor yang mempengaruhi profil tegangan
Profil tegangan sistem dipengaruhi oleh :
a. Arus penguat generator
b. Daya reaktif beban
c. Daya reaktif yang didapat dalam sistem (selain
generator), misalnya dari kondensator dan dari
reaktor
d. Posisi tap transformator.
e. Impedansi saluran
Tegangan vs Daya Reaktif
Daya reaktif dan nilai tegangan saling terkait erat
Peningkatan konsumsi daya reaktif yang besar
menurunkan tegangan rel
Peningkatan pembangkitan daya reaktif menaikkan
tegangan rel.
Komponen penghasil daya reaktif
Penghasil daya reaktif
Generator
Kapasitor
Beban Kapasitif
Saluran transmisi (berbeban rendah)
Komponen yang mengkonsumsi daya reaktif
Beban Induktif
Transformator
Saluran transmisi (berbeban tinggi)
Variabel pengatur
Dalam sistem tenaga listrik ada dua variabel yang
dapat diatur secara bebas, disebut variabel pengatur
(control variabel), yaitu daya nyata (MW) dan daya
reaktif (MVAR).
Pengatur daya nyata akan mempengaruhi frekuensi,
Sedangkan pengaturan daya reaktif akan
mempengaruhi tegangan.
Pengaturan daya reaktif terutama akan mempengaruhi
tegangan sistem.
Variabel pengganggu
Dilain pihak, beban dalam sistem mengambil daya
aktif dan daya reaktif dari sistem.
Beban tidak bisa diatur karena tergantung kepada
kebutuhan banyak pelanggan yang mempergunakan
tenaga listrik dari sistem.
beban merupakan variabel pengganggu (disturbance
variabel).
State Variable
Di samping variabel pengatur dan variabel pengganggu
tersebut di atas ada variabel yang diatur (state variable).
Variabel yang diatur dalam sistem adalah frekuensi dan
tegangan.
Dalam operasi sistem tenaga listrik diinginkan agar
variabel yang diatur mempunyai nilai konstan walaupun
ada perubahan beban (variabel pengganggu).
Untuk mempertahankan variabel yang diatur pada nilai
konstan, diperlukan pengaturan dan ini berarti harus ada
perubahan nilai dari variabel pengatur.
Metode Pengaturan Tegangan
Beberapa metode yang digunakan untuk pengaturan
tegangan system :
Pengaturan daya reaktif generator
Pengaturan kompensator : reaktor, kapasitor
Pengaturan tap transformator
Pengaturan jaringan
Pengaturan Daya Reaktif Generator
Pengaturan daya reaktif generator dilakukan menggunakan
unit exciter
Sistem eksitasi menyediakan medan magnet yang diperlukan
pada generator
Fungsi sistem eksitasi:
Besar tegangan output generator, atau
Besar daya reaktif generator
Meningkatkan stabilitas operasi paralel generator sinkron
Sistem eksitasi secara umum terdiri dari :
Excitation power unit : menyediakan arus eksitasi
Excitation regulator : mengontrol output arus eksitasi
Diagram Exciter
Kompensator (Reaktor Shunt)
Pemasangan kompensator berupa reactor shunt
mengkompensasi pengaruh kapasitansi penghantar,
khususnya untuk membatasi kenaikan tegangan pada
ujung transmisi terbuka atau pada beban rendah dan
pada saat switching
Reaktor Shunt
Kompensator Var Statis
Terdiri dari kapasitor atau reaktor yang di-switch
secara elektronik :
Thyristor Controlled Reactor (TCR) dengan fixed
capacitor (FC)
TCR dengan thyristor switched capacitor (TSC).
Kompensator serempak (synchronous
condenser)
Berupa motor serempak yang berputar tanpa beban
mekanis.
Dapat menghasilkan atau menyerap daya reaktif
tergantung pada nilai eksitasi memberikan
fleksibilitas operasi.
Dipasang di rel sisi penerima dari saluran tegangan
tinggi yang panjang.
Pengaturan Tap Trafo
Kebanyakan transformator pada gardu induk
dilengkapi dengan on-load tap changer.
Perubahan tegangan diperoleh merubah rasio belitan
transformator
Alokasi daya reaktif optimum
Alokasi daya reaktif yang tepat dalam sistem bisa
menghasilkan kondisi optimum, yaitu kondisi dengan
rugi-rugi transmisi yang minimum.
Tidak semua simpul dalam sistem bisa menghasilkan
daya reaktif, sedangkan rugi-rugi transmisi
dipengaruhi letak beban dalam sistem.
hal ini merupakan persoalan utama dalam
menyelesaikan alokasi daya reaktif yang optimum.
Alokasi daya reaktif optimum
Dalam mencari kondisi optimum ini batas batas
kemampuan sumber daya reaktif serta letak sumber
daya reaktif merupakan kendala yang harus dihadapi.
variabel pengatur yang dapat mengatur daya reaktif
dalam sistem adalah :
Arus Penguat Generator
Kapasitor dan Reaktor variabel pada simpul-simpul
Posisi Tap dan Transformator