Limbah Cair

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 41

LIMBAH CAIR

Di Susun Oleh:

Dewi Arimbi 201013251033

Mata Kuliah : Praktikum Lingkungan Fisik


Dosen Pengampu : Al Hafez Husein, SKM., M.KL
Pendahuluan (Definisi dan
Pengertian)

Menurut Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 82 tahun 2001, tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air, pengertian limbah secara umum
adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan
manusia baik berupa padat, cair ataupun gas yang
dipandang sudah tidak layak dan tidak memiliki
nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang.
Pendahuluan (Definisi dan
Pengertian)
Menurut Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001, air limbah adalah
sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwjud cair. Air limbah dapat
berasal dari rumah tangga (domestik) maupun industri. Berikut merupakan
definisi air limbah dari berbagai sumber, sebagai berikut :
Air limbah atau yang lebih dikenal dengan air buangan ini merupakan :
a. Limbah cair atau air buangan ( waste water ) adalah cairan buangan
yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri
maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau
kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
b. Kombinasi dari cairan atau air yang membawa buangan dari
perumahan, institusi, komersial, dan industri bersama dengan air tanah,
air permukaan, dan air hujan.
Pendahuluan (Definisi dan
Pengertian)

c. Kotoran dari masyarakat dan rumah tangga, industri, air


tanah/permukaan serta buangan lainnya (kotoran umum).
d. Cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,
perdagangan, perkantoran, industri maupun tempat-tempat
umum lainnya, dan biasanya mengandung bahan-bahan
atau zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan/kehidupan manusia serta mengganggu
kelestarian lingkungan hidup.
e. Semua air/zat cair yang tidak lagi dipergunakan, sekalipun
kualitasnya mungkin baik.
Permasalahan Limbah Cair
Setiap kegiatan  didalam rumah tangga, industri,
maupun rumah sakit yang dilakukan tentu menghasilkan
dampak negatif, yakni limbah sebagai hasil sampingan
dari kegiatan tersebut.   Limbah yang disebut juga
polutan adalah bagian yang tidak terlepaskan dari suatu
industri, baik industri besar maupun industri kecil. Efek
dari limbah yang dihasilkan itu tentu bisa mengganggu
keseimbangan lingkungan. Salah satu limbah yang
dihasilkan dapat berupa limbah   cair.   Limbah cair
merupakan sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang
berwujud cair.   Limbah cair atau polutan yang
dihasilkan oleh suatu kegiatan baik di rumah tangga,
industry dan rumah sakit harus diolah dengan baik agar
tidak melewati batas baku mutu yang telah ditetapkan
oleh pemerintah.
Permasalahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair adalah menjaga air yang keluar
tetap bersih dengan menghilangkan polutan yang ada dalam
air limbah tersebut, atau dengan menguraikan polutan yang
ada didalam air limbah sehingga hilang sifat-sifat dari polutan
tersebut. Sebelum melakukan perencanaan dan pelaksanaan
pengolahan limbah cair, harus memahami manajemen
pengelolaan limbah seperti menetapkan kebijakan dan
prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah, kebijakan
untuk minimasi limbah sebelum menghasilkan dan mengolah
limbah, menetapkan personil yang bertanggung jawab
terhadap penerapan prosedur pengelolaan dan pengolahan 
 limbah   serta   melakukan   evaluasi   penerapan   prosedur 
 pengelolaan   dan pengolahan  limbah.
Klasifikasi Limbah Cair
Limbah cair diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya yaitu:

1. Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah


cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan,
perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air
detergen sisa cucian, dan air tinja.

2. Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah


cair hasil buangan industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan
kain/bahan dari industri tekstil, air dari industri pengolahan
makanan, sisa cucian daging,buah, atau sayur.
Lanjutan…

3. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair


yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran
pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau
melalui luapan dari permukaan. Air limbah dapat merembes ke
dalam saluran pembuangan melalui pipa yang pecah, rusak, atau
bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang
membuka atau yang terhubung ke permukaan. Contohnya yaitu:
air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan
perdagangan dan industri, serta pertanian atau perkebunan

4. Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air
hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan di permukaan
tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan
padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.
Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair adalah usaha untuk mengurangi atau
menstabilkan zat-zat pencemar sehingga saat dibuang tidak
membahayakan lingkungan dan kesehatan. Tujuan utama pengolahan
air limbah adalah untuk mengurangi kandungan bahan pencemar
terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba pathogen,
dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
alami. Tujuan lain pengolahan limbah cair adalah :
1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga
2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup di dalam air
3. Menghindari pencemaran tanah permukaan
4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor
penyakit.
Pengolahan Limbah Cair
Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratkan
berikut :
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air
minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup
di air di dalam penggunaannya sehari-hari.
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang menyebabkan
penyakit.
5. Tidak terbuka dan harus tertutup.
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap. (Chandra,2006)
Pengolahan Limbah Cair
Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratkan
berikut :
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di
dalam penggunaannya sehari-hari.
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang menyebabkan penyakit.
5. Tidak terbuka dan harus tertutup.
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap. (Chandra,2006)
ADA 2 CARA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, YAITU :

SECARA SECARA
ALAMIAH
Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan BUATAN
Pengolahan air limbah dengan
dengan pembuatan kolam stabilisasi. Dalam kolam stabilisasi, air buantan alat dilakukan pada Instalasi
limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pengolahan
pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu
yang umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif primary treatment (pengolahan pertama),
(pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan secondary treatment (pengolahan kedua),
kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen). Karena dan tertiary treatment (pengolahan
biaya yang dibutuhkan murah, cara ini direkomendasikan untuk lanjutan).
daerah tropis dan sedang berkembang.
Pengolahan Limbah Cair
1) Primary treatment, merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk
memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan
bak sedimentasi. Beberapa alat yang digunakan adalah saringan pasir lambat,
saringan pasir cepat, saringan multimedia, percoal filter, mikrostaining, dan
vacum filter.
2) Secondary treatment, merupakan pengolahan kedua, bertujuan untuk
mengkoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik
dalam limbah. Pengolahan limbah rumah tangga bertujuan untuk mengurangi
kandungan bahan organik, nutrisi nitrogen, dan fosfor. Penguraian bahan organik
ini dilakukan oleh makhluk hidup secara aerobik (menggunakan oksigen) dan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara aerobik, penguraian bahan organik dilakukan
mikroorganisme dengan bantuan oksigen sebagai electon acceptor dalam air
limbah. Selain itu, aktivitas aerobik ini dilakukan dengan bantuan lumpur aktif
(activated sludge) yang banyak mengandung bakteri pengurai.
Pengolahan Limbah Cair
Hasil akhir aktivitas aerobik sempurna adalah CO2, uap air, dan excess
sludge. Secara anaerobik, penguraian bahan organik dilakukan tanpa
menggunakan oksigen. Hasil akhir aktivitas anaerobik adalah biogas, uap air,
dan excess sludge.

3) Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu


penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan posfat, serta
penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen. Dalam
pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alami atau secara buatan,
perlu dilakukan berbagai cara pengendalian antara lain menggunakan
teknologi pengolahan limbah cair, teknologi peroses produksi, daur ulang,
resure, recovery dan juga penghematan bahan baku dan energi .
Pengolahan Limbah Cair

Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan


prinsip pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di
dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah
proses produksi (end-pipe pollution prevention). Pengendalian
dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume
limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas
kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses produksi
dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan pencemar sehingga
pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah
ditetapkan.
Pengolahan Limbah Cair
Baku mutu Air Limbah Industri
Baku Mutu Air Limbah
● Baku mutu air limbah yang disyaratkan oleh pemerintah:

Parameter Satuan Kadar Maksimum


PH - 6 -9
BOD mg/l 100
TSS mg/l 100
Minyak dan Mg/l 10
Lemak

Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112


Tahun 2003
Pengolahan air limbah dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :

Pengolahan limbah secara fisika


Dengan memisahkan material-material pengotor yang
kasat mata serta berukuran cukup besar dengan
menggunakan penyaringan atau perlakuan fisik.
Prosesnya meliputi sedimentasi, floatasi, absorbs, dan
penyaringan (screening).
Pengolahan limbah secara kimia
Adanya penambahan bahan kimia untuk
mengendapkan / memisahkan / menghilangkan zat-zat
pengotor dalam limbah cair tersebut. Prosesnya
meliputi koagulasi, oksidasi, penukar ion, degradasi,
ozonisasi, dan lain-lain.
Pengolahan limbah secara biologi
Menggunakan biota hidup atau mikroba untuk
menguraikan zat-zat pencemar didalam limbah cair.
Prosesnya meliputi aerobik, anaerobik, fakultatif.
Jenis Peralatan dan Proses Pengolahan Limbah Cair
No Jenis Kegiatan Peralatan Tujuan Pengolahan
1 Penyaringan Barscreen dan Untuk menyaring bahan kasar dan
Macks kasar padat
2 Menangkap Grif chamber Menghilangkan pasir dan coral
pasir
3 Menangkap Skimmer dan Memisahkan bahan-bahan terapung
lemak dan Greasetrap
buih
4 Perataan air Tangki ekualisasi Meratakan konsentrasi
5 Netralisasi Bahan kimia Menetralkan air
6 Pengendapan Tangki Mengendapkan lumpur dengan
pengendap bahan kimia
7 Pengapungan Tangki Menghilangkan senyawa terlarut
pengapung dengan bantuan udara
8 Lumpur aktif Bak (kolam) Menghilangkan larutan organic
biologis
9 Tricking filter Saringan Menghilangkan larutan organic
biologis
10 Aerasi Tangki dan Menghilangkan larutan organic
Scompresor
11 Karbon aktif Saringan dengan Menghilangkan senyawa organic
karbon aktif yang tidak dapat berurai
12 Pengendapan Tangki pengendap Mengendapkan bahan kimia
kimin dan bahan kimia
13 Nitrifikasi Menara Menghilangkan nirat dan nitrit
14 Chlorinasi Bahan kimia Menghancurkan bakteri pathogen

Sumber : Edy & Matcalf, 1983


Pengolahan Limbah Cair Domestik
Pengolahan Limbah Cair Domestik
Cara Pengambilan Sampel Limbah Cair
Menurut SNI 6989.59:2008 tentang Air dan air limbah – Bagian 59: Metode pengambilan contoh air
limbah.

Peralatan
Alat pengambil contoh

Persyaratan alat pengambil contoh. Alat pengambil contoh harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh
b) mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
c) contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada
sisa bahan tersuspensi di dalamnya
d) mudah dan aman di bawa
e) kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.
Jenis alat pengambil contoh
Alat pengambil contoh sederhana
Alat pengambil contoh sederhana dapat berupa ember plastik yang dilengkapi
dengan tali, gayung plastik yang bertangkai panjang.
CATATAN Dalam praktiknya, alat sederhana ini paling sering digunakan dan dipakai untuk
mengambil air permukaan atau air sungai kecil yang relatif dangkal.

Keterangan gambar:
A adalah pengambil contoh terbuat dari polietilen
B adalah handle (tipe teleskopi yang terbuat dari
aluminium atau stanlestil
Gambar 1. Contoh alat pengambil contoh Gambar 2 Contoh alat pengambil air
sederhana gayung bertangkai panjang botol biasa secara langsung
Jenis alat pengambil contoh

A adalah pengait
B1 adalah tuas posisi tertutup
B2 adalah tuas posisi terbuka
C1 adalah tutup gelas botol contoh posisi tertutup
C2 adalah tutup gelas botol contoh posisi terbuka
D adalah tali penggantung
E adalah rangka metal botol contoh

Gambar 3. Contoh alat pengambil air botol biasa


dengan pemberat
Jenis alat pengambil contoh

Alat pengukur parameter lapangan


Peralatan yang perlu dibawa antara lain: Bahan
a) DO meter Bahan kimia untuk pengawet :
b) pH meter Bahan kimia yang digunakan untuk
c) Turbidimeter pengawet harus memenuhi persyaratan
d) Konduktimeter bahan kimia untuk analisis dan tidak
e) Termometer mengganggu atau mengubah kadar zat yang
f) 1 set alat pengukur debit akan di uji.
CATATAN Alat lapangan sebelum digunakan
perlu dilakukan kalibrasi.
Wadah contoh
Persyaratan wadah contoh Persiapan wadah contoh

Wadah yang digunakan untuk menyimpan Lakukan langkah-langkah persiapan wadah contoh,
contoh harus memenuhi persyaratan sebagai sebagai berikut:
berikut: a) Untuk menghindari kontaminasi contoh di
lapangan, seluruh wadah contoh harus
a) terbuat dari bahan gelas atau plastik poli benarbenar dibersihkan di laboratorium sebelum
etilen (PE) atau poli propilen (PP) atau dilakukan pengambilan contoh.
Teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE); b) Wadah yang disiapkan jumlahnya harus selalu
b) dapat ditutup dengan kuat dan rapat; dilebihkan dari yang dibutuhkan, untuk jaminan
c) bersih dan bebas kontaminan; mutu, pengendalian mutu dan cadangan.
d) tidak mudah pecah; c) Jenis wadah contoh dan tingkat pembersihan
e) tidak berinteraksi dengan contoh yang diperlukan tergantung dari jenis contoh yang
akan diambil, sebagai berikut:
Persiapan wadah contoh
Wadah contoh untuk pengujian senyawa organik yang
mudah menguap (Volatile Organic Compound, VOC)
a) cuci gelas vial, tutup dan septum dengan deterjen. Bilas dengan air biasa, kemudian bilas
dengan air bebas analit
b) bilas dengan metanol berkualitas analisis dan dikeringkan
c) setelah satu jam, keluarkan vial dan dinginkan dalam posisi terbalik di atas lembaran aluminium
foil;
d) setelah dingin, tutup vial menggunakan tutup yang berseptum.

Wadah contoh untuk pengujian senyawa organik yang dapat diekstraksi


e) cuci botol gelas dan tutup dengan deterjen. Bilas dengan air biasa, kemudian bilas dengan air
bebas analit;
f) masukkan 10 mL aseton berkualitas analisis ke dalam botol dan rapatkan tutupnya, kocok
botol dengan baik agar aseton tersebar merata dipermukaan dalam botol serta mengenai
lining teflon dalam tutup;
g) buka tutup botol dan buang aseton. Biarkan botol mengering dan kemudian kencangkan tutup
botol agar tidak terjadi kontaminasi baru.
Persiapan wadah contoh

Wadah contoh untuk pengujian logam total dan terlarut


a) cuci botol gelas atau plastik dan tutupnya dengan deterjen kemudian bilas dengan air bersih;
b) bilas dengan asam nitrat (HNO3) 1:1, kemudian bilas lagi dengan air bebas analit sebanyak
3 kali dan biarkan mengering, setelah kering tutup botol dengan rapat.

Wadah contoh untuk pengujian KOB, KOK dan nutrien


c) cuci botol dan tutup dengan deterjen bebas fosfat kemudian bilas dengan air bersih;
d) cuci botol dengan asam klorida (HCl) 1:1 dan bilas lagi dengan air bebas analit sebanyak 3
kali dan biarkan mengering, setelah kering tutup botol dengan rapat.
Persiapan wadah contoh
Wadah contoh untuk pengujian anorganik non-logam
a) cuci botol dan tutup dengan deterjen, bilas dengan air bersih kemudian bilas dengan air bebas
analit sebanyak 3 kali dan biarkan hingga mengering
b) setelah kering tutup botol dengan rapat.

Pencucian wadah contoh


c) Wadah contoh harus dicuci dengan deterjen dan disikat untuk menghilangkan partikel
yang menempel di permukaan
d) Bilas wadah contoh dengan air bersih hingga seluruh deterjen hilang
e) Bila wadah contoh terbuat dari bahan non logam, maka cuci dengan asam HNO3 1:1, kemudian
dibilas dengan air bebas analit
f) Biarkan wadah contoh mengering di udara terbuka
g) Wadah contoh yang telah dibersihkan diberi label bersih-siap untuk pengambilan contoh.
Lokasi dan titik pengambilan
contoh

Pemilihan lokasi pengambilan contoh : Penentuan lokasi pengambilan contoh


a) Lokasi pengambilan contoh air limbah Lokasi pengambilan contoh dilakukan
industri harus mempertimbangkan ada berdasarkan pada tujuan pengujian. Untuk
atau tidak adanya Instalasi Pengolahan keperluan evaluasi efisiensi Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL). Air Limbah (IPAL). Contoh diambil pada lokasi
b) Contoh harus diambil pada lokasi yang sebelum dan setelah IPAL dengan
telah mengalami pencampuran secara memperhatikan waktu tinggal (waktu retensi).
sempurna.
Keterangan gambar:
1) Bak kontrol saluran air limbah;
2) Inlet IPAL;
3) Outlet IPAL;
4) Perairan penerima sebelum air limbah masuk ke badan air;
5) Perairan penerima setelah air limbah masuk badan air

Contoh lokasi pengambilan contoh sebelum dan setelah IPAL


Prosedur pengambilan sampel air
1) Menyiapkan wadah sampel
2) Membilas wadah sampel dengan air suling
3) Menyiapkan alat pengambil sampel sesuai keadaan sumber air
4) Membilas alat pengambil sampel
5) Mengambil sampel sesuai titik sampling dan memasukkannya ke wadah sampel sesuai
peruntukan analisis
6) Mencatat kondisi lapangan, membuat peta lokasi
7) Menentukan uji parameter lapangan (suhu, pH, DO, kekeruhan, DHL, TDS yang dapat berubah dengan
cepat dan tidak dapat diawetkan)
8) Hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan
9) Memberi label pada wadah sampel
10) Melakukan pengawetan sampel sesuai peruntukan uji
11) Mengamankan sampel dan wadah
12) Mencatat nama sumber air, tanggal dan jam pengambilan, keadaan cuaca, bahan pengawet yang
ditambahkan, dan nama petugas.
Volume contoh
Volume contoh yang diambil untuk keperluan
pemeriksaan di lapangan dan laboratorium
bergantung dari jenis pemeriksaan yang
diperlukan.

Pengawetan sampel
Alat pendingin, Alat ini dapat menyimpan contoh
pada 4°C ± 2°C, digunakan untuk menyimpan
contoh untuk pengujian sifat fisika dan kimia.
Pelaporan Catat

Pada lembar data jaminan mutu untuk setiap


parameter yang diukur dan contoh yang diambil, lembar
data parameter yang diukur di lapangan harus memiliki
informasi sekurang-kurangnya sebagai berikut:
a) Identifikasi contoh
b) Tanggal
c) Waktu
d) Nama Petugas Pengambil
e) Nilai parameter yang diukur di lapangan
f) Analisa yang diperlukan
g) Jenis contoh (misalnya contoh, contoh split, duplikat
atau blanko)
h) Komentar dan pengamatan.
Indikator Parameter Limbah Cair

Beberapa parameter kualitas air limbah yang digunakan dalam


pengolahan air limbah, yaitu:

1. Parameter organik, merupakan ukuran jumlah zat organic yang


terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri Dari Total Organic
Carbon (TOC), Chemical Oxygen Demand (COD), Biochemical Oxygen
Demand (BOD), minyak dan lemak , dan Total Petrolum
Hydrocarbons (TPH)
2. Karakteristik fisik, dapat dilihat dari parameter Total Suspended Solids
(TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial reduksi
3. Kontaminan spesifik, dapat berupa senyawa organik atau anorganik.
Sumber dan Jenis Pencemar Limbah Cair
SUMBER SUMBER PENCEMAR SENYAWA SUMBER PENCEMAR
PENCEMAR KIMIA ORGANIK DAN MIKROBIOLOGI
FISIK ANORGANIK
Pencemar - Pencemar senyawa kimia organik Sumber pencemar
fisik misalnya misal karbohidrat, lemak, protein, mikrobiologi misal mikroba
suhu, nilai minyak, pelumas, BOD, COD, TOC, patogen yaitu typhuscholera-
pH, warna, TOD, alkalinitas. dysentri, poliovirus, virus
bau dan total - Pencemar senyawa kimia anorganik hepatitis B, Salmonella typhi,
padatan misal logam berat, N, P, khlorida, cacing parasit, bakteri, algae,
tersuspensi. sulfur, hidrogen sulfit, dan gas protozoa, virus, dan coliform
terlarut dalam limbah cair. (Suharto, 2011).
Dampak Limbah Cair
1. Gangguan terhadap kesehatan manusia, Gangguan terhadap
kesehatan manusia dapat disebabkan oleh kandungan bakteri,
virus, senyawa nitrat, beberapa bahan kimia dari industri dan jenis
pestisida yang terdapat dari rantai makanan, serta beberapa
kandungan logam seperti merkuri, timbal, dan cadmium.

2. Gangguan terhadap keseimbangan ekosistem, Kerusakan


terhadap tanaman dan binatang yang hidup pada perairan
disebabkan oleh eutrofikasi yaitu pencemaran air yang disebabkan
oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem air,
air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP) dalam
air berada dalam rentang 35-100 µg/L dan pertumbuhan tanaman
yang berlebihan.

3. Gangguan terhadap estetika dan benda, Gangguan kenyamanan dan


estetika berupa warna, bau, dan rasa. Kerusakan benda yang
disebabkan oleh garam-garam terlarut seperti korosif atau karat, air
berlumpur, menyebabkan menurunnya kualitas tempat-tempat
rekreasi dan perumahan akibat bau serta eutrofikasi (Eddy, 2008).
Penyakit Akibat Limbah Cair
Air yang sudah terkontaminasi dengan limbah ini bisa
menimbulkan berbagai penyakit, seperti:

- Diare, apabila mengonsumsi air yang tercemar bakteri atau


parasit. Diare yang parah bisa berujung pada kematian.
- Penyakit methemoglobinemia atau blue baby syndrome, bila
mengonsumsi air minum yang tercemar nitrat, atau tinggi akan
kandungan nitrat.
- Penyakit infeksi, seperti hepatitis A, kolera, dan giardiasis, bila
mengonsumsi air yang terkontaminasi bakteri dan virus.
- Penyakit ginjal, penyakit hati, dan risiko bayi lahir cacat.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai