REFERAT Kegawatan CKD
REFERAT Kegawatan CKD
REFERAT Kegawatan CKD
UREMIA
Hiperkalemia menyebabk
an hiperpolarisasi sel dan
sulit untuk depolarisasi se
hingga mengakibatkan arit
mia jantung.
Aritmia yang dapat terjadi
pada hyperkalemia adalah
takikardia dengan QRS se
mpit,
atrial fibrilasi,
bradikardi, ventricular takika (a) Bradikardi dengan QRS lebar, (b) gelombang
rdi, sinus dengan pause, (c)
irama idioventrikular. gelombang sinus tanpa pause, (d) ventricular
takikardi
tatalaksana
Tatalaksana untuk mencegah perkembangan atau rekurensi hyperkalemia adalah sebagai
berikut:
Estimasi GFR. GFR ≤ 30 ml/menit adalah ambang batas untuk kemungkinan terjadinya
hyperkalemia.
Menghindari penggunaan NSAID dan obat herbal
Diet rendah kalium dan menghindari penggunaan substitusi garam yang mengandung k
alium
Penggunaan obat thiazide atau loop diuretic pada GFR < 30 ml/menit
Koreksi asidosis metabolic dengan natrium bikarbonat
Dosis awal ACE-I dan ARB yang rendah
Monitor kadar kalium setelah 1 minggu penggunaan ACE-I atau ARB. Hentikan pengob
atan jika kadar kalium tetap >5,5 mmol/L
tatalaksana hyperkalemia akut
Pemantauan EKG 12-lead atau 3-lead
kalsium glukonat 10% sebanyak 10ml dapat diulangi tiap 5-10 menit, sam
pai maksimal 90 ml. Efek yang terlihat pada EKG adalah penyempitan ko
mpleks QRS, reduksi amplitude gelombang T, dan peningkatan frekuen
si nadi pada pasien bradikardi
(a) EKG awal masuk pasien dengan kadar kalium 9,3
mmol/L dan kelemahan generalisata , (b) EKG
setelah pemberian 20 ml kalsium glukonas 10% 11
3 FLUID OVERLOAD
Fluid overload pada CKD
Pada pasien CKD terjadi penurunan ekskresi dari cairan karena terjadi pe
nurunan filtrasi natrium pada glomerulus. Sehingga pada saat input cairan
lebih banyak dari output maka akan terjadi gejala overload.
Gejala overload yakni sesak, bengkapada kaki, penumpukan cairan pada
perut.
Sesak diakibatkan karena penumpukan cairan sehingga menyebabkan ed
ema paru sehingga mengganggu perfusi oksigen dan menyebabkan sesa
k
Pengelolaan Fluid Overload
Diureticgolongan thiazide digunakan pada CKD stage 1-3. Hidroklorotiazi
d dimulai dari dosis 25 mg/hari, dengan titrasi 50-100 mg/hari. Jika diguna
kan bersamaan dengan obat hipertensi non diuretic lainnya, hidroklorotiazi
d dapat digunakan dari dosis terkecil yakni 6,25 mg.
Loop diuretic dapat digunakan pada CKD stage 1-5. Pada CKD stage 4-5,
dosis furosemide dimulai dari dosis 40-80 mg sehari dengan titrasi tiap mi
nggu sampai 25-50% sesuai respon dan volume ekstraseluler
4 ENSEFALOPATI UREMIKUM
Ensefalopati Uremikum
Uremik ensefalopati adalah kelaianan otak organik yang terjadi pada pasie
n dengan gagal ginjal kronik terutama pada stage V dan merupakan akibat
kelainan metabolik penumpukan ureum
merupakan bagian dari sindrom uremikum
ensefalopati uremikum menyebabkan perubahan kesadaran, perubahan
tingkah laku, dan kejang yang disebabkan oleh kelainan pada otak mau
pun di luar otak
Langkah pertama dalam penanganan ensefalopati uremik adalah mengeta
hui etiologi, hal ini bisa dilakukan dengan tes darah dan hitung darah leng
kap. Elektrolit, glukosa, uremum, kreatinin, B12, fungsi tiroid, enzim hati, d
an amonia
pada kasus ensefalopati uremikum segera dilakukan hemodialisa
Indikasi hemodialisa Kontraindikasi hemodialisa