Cedera Kepala Kelompok 1
Cedera Kepala Kelompok 1
Cedera Kepala Kelompok 1
Kelompok 3:
• Dwi Apri Kurniawan
• Dini Refiani
• Fathmi Khaira
• Gusmeldawati
• Irawati
• Latifa Oktifani
• Kasrel Arpenta Sinuhaji
• Nova Aldevani
• Ranny Rahimulyani
• Rossa Fitria
• Semiani
• Sundari
Skenario
Butuh Operasi
Seorang laki-laki usia 50 tahun masuk IGD dengan riwayat mengalami kecelakaan lalu
lintas 3 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan pasien mengalami penurunan kesadaran pada
tahap sporokoma,postur ekstensi abnormal dan pupol anisokor,terdapar racon eyes,battle
sign, muntah proyektil,pernafasan cynestoke, otorrhea,rhinorrhea, dan ada tanda-tanda
dekompensasi dan peningkatan TIK. Hasil CT Scan pasien mengalami EDH yang luas
dan direncanakan dilakukan Craniotomy.
STEP 1:
1. Racon Eyes
Terminologi 2. Battle Sign
3. Soporokoma
4. Pupil Anisokor
5. EDH
6. Dekompensasi
7. Peningkatan TIK
8. Otorhea
9. Rinorhea
10. Craniotomy
11. Pernafasan Chynestoke
STEP 2:
1. Apa tanda-tanda peningkatan TIK?
Identifikasi
Masalah 2. Mengapa bisa keluar cairan Rinorhea
dan Otorhea?
Storming 2. Bisa terjadi keluarnya cairan pada rinorhea dan otorhea larena
tejadi benturan yang sangat kuat sehingga menyebabkan
keluarnya cairan dari hidung dan telinga.
Mandiri
STEP 7: Pemaparan Hasil diskusi
Defenisi:
Cedera kepala atau trauma kapitis adalah suatu gangguan trauma dari otak disertai/tanpa
perdarahan intestinal dalam substansi otak,tanpa diikuti terputusnya kontinuitas dari otak.
(Nugroho, 2011).
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala,tulang tengkorak atau otak
yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala (Suriadi dan
Yuliani, 2011).
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok
usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas
Etiologi:
a. Trauma tajam: benda tajam dapat menyebabkan cedera setempat dan menimbulkan cedera
lokal
b. Trauma tumpul : Kekuatan benturan (parahnya kerusakan), Akselerasi dan Deselerasic,
Cup dan kontra cup
Manifestasi Klinis
Cedera kepala ringan menurut Sylvia A (2005): Cedera kepala sedang, Diane C (2002):
● Kebingungan saat kejadian dan kebinggungan ● Kelemahan pada salah satu tubuh yang
terus menetap setelah cedera. disertai dengan kebinggungan atau hahkan
● Pusing menetap dan sakit kepala, gangguan koma.
tidur, perasaan cemas. ● Gangguan kesedaran, abnormalitas pupil,
● Kesulitan berkonsentrasi, pelupa, gangguan awitan tiba-tiba defisit neurologik,
bicara, masalah tingkah laku perubahan TTV, gangguan penglihatan
Gejala-gejala ini dapat menetap selama beberapa dan pendengaran, disfungsi sensorik,
hari, beberapa minggu atau lebih lama setelah kejang otot, sakit kepala, vertigo dan
konkusio cedera otak akibat trauma ringan. gangguan pergerakan.
Manifestasi Klinis
Cedera kepala berat, Diane C (2002)
● Amnesia tidak dapat mengingat peristiwa sesaat sebelum dan sesudah
terjadinya penurunan kesehatan
● Pupil tidak aktual, pemeriksaan motorik tidak aktual, adanya cedera
terbuka, fraktur tengkorak dan penurunan neurologik.
● Nyeri, menetap atau setempat, biasanya menunjukan fraktur.
● Fraktur pada kubah kranial menyebabkan pembengkakan pada area
tersebut.
Klasifikasi
1. Cedera kepala ringan (CKR): GCS antara 13- Selain itu ada istilah-istilah lain untuk
15,dapa terjadi kehilangan kesadaran kurang dari jenis cedera kepala sebagai berikut :
30 menit,tetapi ada yang menyebut kurang dari 2 1. Cedera kepala terbuka kulit
jam,jika ada penyerta seperti fraktur mengalami laserasi sampai pada
tengkorak,kontusio atau temotom (sekitar 55% ). merusak tulang tengkorak.
2. Cedera kepala sedang (CKS): GCS antara 9- 2. Cedera kepala tertutup dapat
12,hilang kesadaran atau amnesia antara 30 menit- disamakan gagarotak ringan dengan
24 jam,dapat mengalami fraktur tengkorak, disertai edema cerebra.
disorientasi ringan ( bingung ).
3. Cedera kepala berat (CKB): GCS 3-8,hilang
kesadaran lebih dari 24 jam,juga meliputi contusio
cerebral,laserasi atau adanya hematoina atau
edema.
Patofisiologi
terbagi atas dua proses yaitu cedera kepala primer dan cedera kepala sekunder:
1. cedera kepala primer merupakan suatu proses biomekanik yang terjadi secara langsung saat
kepala terbentur dan dapat memberi dampak kerusakan jaringan otak.
2. cedera kepala sekunder terjadi akibat dari cedera kepala primer, misalnya akibat dari
hipoksemia, iskemia dan perdarahan.
Hukum Monroe Kellie mengatakan bahwa ruang tengkorak tertutup dan volumenya tetap.
Volume dipengaruhi oleh tiga kompartemen yaitu darah, liquor, dan parenkim otak. Kemampuan
kompensasi yang terlampaui akan mengakibatkan kenaikan TIK yang progresif dan terjadi
penurunan Tekanan Perfusi Serebral (CPP) yang dapat fatal pada tingkat seluler.
Pathway
Pemeriksaan 1. X-Ray
Penunjang 2.
3.
CT- scan
MRI
4. EEG
5. Pemeriksaan labor: AGD, elektrolit serum,
hematologi, CSS, pemeriksaan toksikologi,
kadar antikonvulsan darah
Penatalaksanaan
Anatomi kepala:
1. Kulit kepala
2. Tulang kepala
3. Lapisan pelindung otak: duramater,
arachnoid, piamater
4. Otak
5. Tekanan Intra Kranial
Asuhan Keperawatan pada pasien CKB
Pengkajian primer:
1. Airway dan cervical control
2. Breathing dan ventilasi
3. Circulation dan hemorage control
4. Disability
5. Exposure
Pengkajian sekunder:
6. Identitas
7. Riwayat kesehatan
8. Aktivitas dan istirahat
9. Makan dan cairan
10. Eliminasi
11. Integritas ego
12. neurosensori
Data Hasil Pemeriksaan Berdasarkan Kasus Skenario
Data Objektif :
• Riwayat kecelakaan 3 jam yang lalu
• Kesadaran sporokoma
• Postur ekstensi abnormal
• Pupil anisokor (+)
• Racoon eyes (+)
• Battle sign (+)
• Muntah proyektil (+)
• Pernafasan Cynestoke (+)
• Otorrhea (+)
• Rhinorrhea (+)
• Tanda-tanda dekompensasi peningkatan TIK (+)
• Hasil CT-scan : mengalami EDH yang luas
Data Subjektif : -
Thank You