Kelainan Dan Penyakit Akibat Gas
Kelainan Dan Penyakit Akibat Gas
Kelainan Dan Penyakit Akibat Gas
AKIBAT GAS
Sifat Oksigen:
Tidak berbau
Tidak berwwarna
Tidak berasa
Membantu proses pembakaran
Tekanan parsial oksigen normal di udara adalah 0,2
ATA / sekitar 160mmHg. Keracunan O2 terjadi karena
adanya kenaikan tekanan parsial O2 di dalam darah,
hal ini disebabkan adanya kenaikan prosentase
oksigen pada media pernafasan, kenaikan tekanan
lingkungan dan kombinasi keduanya.
Dalam dunia penyelaman keracunan O2 dapat tjd karena:
Alat selam sistem tertutup dan semi tertutup
Penyelaman saturasi
Penggunaan O2 untuk memperlama waktu penyelaman
Terapi Oksigen dalam RUBT
Resusitasi dengan pemberian O2 yang lama pada kasus
gangguan pernafasan (lebih dari 3 hari)
Timbulnya keracunan oksigen tergantung pada :
Tekanan parsial oksigen
Lamanya paparan oksigen
Variasi daya perorangan
Gambaran klinis keracunan O2 :
Nausea, muntah
Kepala terasa ringan, pusing
Tinitus, Vertigo
Serasa ingin pingsan, berkeringat, bradikardi
Bibir gemetar, badan gemetar
Dispnea, halusinasi
Wajah gemetar ini adalah tanda obyektif dalam RUBT dan
tanda awal dari sebelum muncul konvulsi
Konvulsi berujung kematian bila tidak tertangani
Pengobatan :
Diutamakan untuk mencegah trauma fisik karena
konvulsi, bila didalam air penyelam segera diangkat ke
permukaan bila selesai fase tonik konvulsi menghilang,
bila di RUBT diperlukan penekan lidah supaya lidah tidak
tergigit
Simptomatis sesuai gejala
Turunkan tekanan pemberian Oksigen bila sedang dalam
pengobatan/ lepaskan pemberian oksigen segera
mungkin.
Oksigen murni paling lama diberikan 24 jam di ruangan.
KERACUNAN KARBONDIOKSIDA
Karbon dioksida (CO2) adalah gas limbah yang diproduksi
sebagai hasil metabolisme sel di dalam tubuh. Gas ini
terikat pada sel darah merah dan dialirkan ke paru-paru,
kemudian dibuang lewat embusan napas.
Meskipun merupakan gas limbah, keberadaan CO2 tetap
penting bagi tubuh. Gas ini berperan untuk mengatur
tingkat keasaman (pH) darah dan mendukung proses
pernapasan. Bila tubuh kekurangan atau kelebihan
jumlah karbon dioksida, dapat terjadi gangguan
keseimbangan asam basa dan keracunan karbon dioksida.
Sifat gas CO2 tidak berwarna dan tidak berbau
Terlalu tingginya kadar karbon dioksida dalam tubuh bisa
menyebabkan keracunan karbon dioksida. Karbon
dioksida yang teralu tinggi dapat menyebabkan masalah
kesehatan serius, yaitu asidosis. Kondisi ini bisa
menyebabkan oksigen dalam darah sulit untuk dilepaskan
ke dalam sel tubuh, sehingga tubuh kekurangan oksigen.
Keracunan karbon dioksida ini bisa disebabkan oleh berbagai
hal, seperti:
Gagal napas akibat gangguan pada paru-paru, seperti asma,
penyakit paru obstruktif kronis, dan pneumonia.
Cedera berat.
Penggunaan alat bantu napas berupa ventilator.
Kerusakan otak yang menyebabkan napas terganggu, misalnya
pada penyakit distrofi otot, ensefalitis, dan myasthenia gravis.
Efek samping obat-obatan, seperti obat golongan
benzodiazepine dan opioid.
Kedinginan parah atau hipotermia.
Gas pada letusan gunung berapi
Kebiasaan menyelam, seperti scuba diving.
Penyebab Keracunan CO2 (hiperkapnia) diluar asfiksi dan
tenggelam pada penyelam :
Desain peralatan alat selam yang tidak benar
Penggunaan alat selam sistem tertutup dan semi
tertutup
Kesalahan operator
Penggunaan alat selam standar/ helmet dan RUBT
dimana untuk menghilangkan CO2 yang tak cukup
Gejala
Terasa asam di mulut & mengengat di hidung +
tenggorokan. (pelarutan gas di membran mukosa & saliva
lar asam karbonat yg lemah) : bersendawa setelah
meminum air berkarbonat (mis Coca Cola).
Gx mirip hipoksia : sianosis
Bingung
Hilang kesadaran
Kejang2 umum, yg dpt dikacaukan dg keracunan oksigen
Pengobatan :
Prinsip utama pemberikan O2 (Oksigen) yang
adekuat terhadap korban keracunan.
Terapi Hiperbarik Oksigen
Simptomatis sesuai gejala/keluhan
Istirahat yang cukup
KERACUNAN KARBONMONOKSIDA
Keracunan karbon monoksida adalah kondisi saat karbon
monoksida yang beredar di dalam darah menyebabkan
timbulnya keluhan atau gejala tertentu. Keracunan
karbon monoksida bisa terjadi akibat menghirup gas
karbon monoksida dalam jumlah banyak.
Karbon monoksida (CO) adalah gas yang dihasilkan
dari beragam proses, termasuk pembakaran batu bara,
kayu, dan penggunaan bahan bakar pada kendaraan
bermotor. Gas ini tidak berbau, berwarna, dan tidak
bisa dirasakan.
Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami
keracunan karbon monoksida adalah:
Berada di tempat kebakaran
Berada di dalam satu ruangan tanpa ventilasi bersama mobil atau
mesin generator yang dinyalakan
Berada di dalam mobil yang tidak bergerak, namun mesinnya
menyala, dengan jendela atau pintu tertutup rapat, serta terdapat
kebocoran pada knalpot atau sistem pembuangan gas
Berenang di area sekitar jet ski atau kapal yang mesinnya menyala
Menggunakan peralatan berbahan bakar minyak, arang, kayu, atau
gas, yang tidak dipasang dengan benar di dalam ruangan dengan
ventilasi yang buruk
Memasak di dapur yang tidak memiliki ventilasi
Membersihkan cat dengan cairan pembersih yang mengandung
methylene chloride (dichloromethane)
Merokok shisha di ruangan tertutup
Saat mengalami keracunan karbon monoksida, seseorang
akan mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen.
Beberapa gejala awal yang timbul akibat kondisi ini
adalah:
Sakit kepala tegang
Pusing
Mual dan muntah
Rasa lelah
Sakit perut
Linglung
Sakit maag
Jika kondisi ini terus berlanjut dan semakin banyak gas CO yang
terhirup :
Hilang keseimbangan dan koordinasi tubuh
Sesak napas , nyeri dada
Gangguan penglihatan
Sulit berkonsentrasi atau berpikir
Pusing yang semakin memberat ,pucat
Denyut jantung cepat (takikardia)
Penurunan kesadaran hingga kehilangan kesadaran
Kejang
Walaupun jarang terjadi, ada salah satu tanda khas yang bisa
mengindikasikan terjadinya keracunan karbon monoksida, yaitu
ruam merah cerah di kulit atau sering disebut cherry red skin.
Pengobatan :
Prinsip utama pemberikan O2 (Oksigen) yang
adekuat terhadap korban keracunan.
Terapi Hiperbarik Oksigen
Simptomatis sesuai gejala/keluhan
Istirahat yang cukup
TERIMA KASIH