Kelainan Dan Penyakit Akibat Gas

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

KELAINAN DAN PENYAKIT

AKIBAT GAS

dr. YUDISTIRA YUNUS


NARKOSIS NITROGEN
Ditemukan oleh Junod (1835) dan J.B. Green (1861) diduga
karena keracunan udara dan berkaitan dengan paparan
hiperbarik pada dengan keluhan mengantuk, sulit
mengambil keputusan dan halusinasi pada penyelam2 yang
bernafas dengan udara bertekanan 5 ATA, yang membaik
segera setelah ke permukaan.

1 ATA = tekanan permukaan/ darat


Kenaikan 1 ATA berarti kedalaman lebih 10 meter
Pemanfaatan nitrogen dalam kehidupan
Di dalam dunia medis, gas nitrogen atau nitrogen
oksida (N2O) merupakan gas tidak berbau dan tidak
berwarna yang biasanya digunakan sebagai bagian
dari proses pembiusan (menimbulkan efek sedasi yang
mengantuk) dan sebagai pereda rasa nyeri.
Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari, gas nitrogen
ini juga digunakan sebagai zat aditif  (tambahan) pada
industri makanan dan penambah performa mesin di
dalam industri otomotif. Tanpa disadari, memang
dapat dikatakan bahwa cukup mudah menemukan gas
nitrogen dalam kehidupan sehari-hari.
Efek yang mungkin timbul secara cepat sesaat setelah
menghirup gas nitrogen yaitu euforia, mati rasa, sedasi
(mengantuk), pusing, tertawa secara berlebihan,
pergerakan yang tidak terkontrol, penglihatan kabur,
kebingungan, berkeringat, hingga kematian mendadak.
Kemudian, menghirup gas nitrogen dalam jumlah
banyak ternyata dapat menyebabkan tekanan darah
menurun, pingsan, hingga timbul serangan jantung.
Menghirup gas nitrogen juga dihubungkan dengan
kejadian anemia (kekurangan sel darah merah),
gangguan di sumsum tulang, dan keracunan sistem
saraf pusat.
Perlu diketahui pula bahwa menghirup gas nitrogen dalam
jangka lama dapat menimbulkan efek jangka panjang yang
membahayakan kesehatan tubuh Anda, yaitu meliputi:
Kehilangan daya ingatan
Kekurangan vitamin B12
Telinga berdengung
Mati rasa di tangan dan kaki
Spasm (kram) pada tungkai
Inkontinensia ( tidak bisa menahan kencing)
Melemahnya sistem imunitas
Gangguan sistem reproduksi
Cacat lahir (pada kehamilan)
Depresi
Psikosis (kelainan jiwa)
Gejala pada saat penyelaman :
2-4 ATA : euforia ringan
4 ATA : ggn penalaran dan respon yang melambat terhadap
stimuli visual dan auditori
4-5 ATA : tertawa dan cerewet di luar pengendalian diri
6 ATA : mengantuk, halusinasi, ggn mengambil keputusan
6-8 ATA : euforia berat, histeria, pusing hebat
8 ATA : ketakutan, ggn mental dan defek memori,
kemampuan persepsi hampir hilang total
> 10 ATA : pengalaman halusinogenik
Pengobatan :
Prinsip utama pemberikan O2 (Oksigen) yang adekuat
terhadap korban keracunan.
Terapi Hiperbarik Oksigen
Simptomatis sesuai gejala/keluhan
Istirahat yang cukup
KERACUNAN OKSIGEN
Ditemukan oleh Prisetly dan Lavoisier pertengahan abad
18.

Sifat Oksigen:
Tidak berbau
Tidak berwwarna
Tidak berasa
Membantu proses pembakaran
Tekanan parsial oksigen normal di udara adalah 0,2
ATA / sekitar 160mmHg. Keracunan O2 terjadi karena
adanya kenaikan tekanan parsial O2 di dalam darah,
hal ini disebabkan adanya kenaikan prosentase
oksigen pada media pernafasan, kenaikan tekanan
lingkungan dan kombinasi keduanya.
Dalam dunia penyelaman keracunan O2 dapat tjd karena:
Alat selam sistem tertutup dan semi tertutup
Penyelaman saturasi
Penggunaan O2 untuk memperlama waktu penyelaman
Terapi Oksigen dalam RUBT
Resusitasi dengan pemberian O2 yang lama pada kasus
gangguan pernafasan (lebih dari 3 hari)
Timbulnya keracunan oksigen tergantung pada :
Tekanan parsial oksigen
Lamanya paparan oksigen
Variasi daya perorangan
Gambaran klinis keracunan O2 :
Nausea, muntah
Kepala terasa ringan, pusing
Tinitus, Vertigo
Serasa ingin pingsan, berkeringat, bradikardi
Bibir gemetar, badan gemetar
Dispnea, halusinasi
Wajah gemetar ini adalah tanda obyektif dalam RUBT dan
tanda awal dari sebelum muncul konvulsi
Konvulsi berujung kematian bila tidak tertangani
Pengobatan :
Diutamakan untuk mencegah trauma fisik karena
konvulsi, bila didalam air penyelam segera diangkat ke
permukaan bila selesai fase tonik konvulsi menghilang,
bila di RUBT diperlukan penekan lidah supaya lidah tidak
tergigit
Simptomatis sesuai gejala
Turunkan tekanan pemberian Oksigen bila sedang dalam
pengobatan/ lepaskan pemberian oksigen segera
mungkin.
Oksigen murni paling lama diberikan 24 jam di ruangan.
KERACUNAN KARBONDIOKSIDA
Karbon dioksida (CO2) adalah gas limbah yang diproduksi
sebagai hasil metabolisme sel di dalam tubuh. Gas ini
terikat pada sel darah merah dan dialirkan ke paru-paru,
kemudian dibuang lewat embusan napas.
Meskipun merupakan gas limbah, keberadaan CO2 tetap
penting bagi tubuh. Gas ini berperan untuk mengatur
tingkat keasaman (pH) darah dan mendukung proses
pernapasan. Bila tubuh kekurangan atau kelebihan
jumlah karbon dioksida, dapat terjadi gangguan
keseimbangan asam basa dan keracunan karbon dioksida.
Sifat gas CO2 tidak berwarna dan tidak berbau
Terlalu tingginya kadar karbon dioksida dalam tubuh bisa
menyebabkan keracunan karbon dioksida. Karbon
dioksida yang teralu tinggi dapat menyebabkan masalah
kesehatan serius, yaitu asidosis. Kondisi ini bisa
menyebabkan oksigen dalam darah sulit untuk dilepaskan
ke dalam sel tubuh, sehingga tubuh kekurangan oksigen.
Keracunan karbon dioksida ini bisa disebabkan oleh berbagai
hal, seperti:
Gagal napas akibat gangguan pada paru-paru, seperti asma,
penyakit paru obstruktif kronis, dan pneumonia.
Cedera berat.
Penggunaan alat bantu napas berupa ventilator.
Kerusakan otak yang menyebabkan napas terganggu, misalnya
pada penyakit distrofi otot, ensefalitis, dan myasthenia gravis.
Efek samping obat-obatan, seperti obat golongan
benzodiazepine dan opioid.
Kedinginan parah atau hipotermia.
Gas pada letusan gunung berapi
Kebiasaan menyelam, seperti scuba diving.
Penyebab Keracunan CO2 (hiperkapnia) diluar asfiksi dan
tenggelam pada penyelam :
Desain peralatan alat selam yang tidak benar
Penggunaan alat selam sistem tertutup dan semi
tertutup
Kesalahan operator
Penggunaan alat selam standar/ helmet dan RUBT
dimana untuk menghilangkan CO2 yang tak cukup
Gejala
Terasa asam di mulut & mengengat di hidung +
tenggorokan. (pelarutan gas di membran mukosa & saliva
 lar asam karbonat yg lemah) : bersendawa setelah
meminum air berkarbonat (mis Coca Cola).
Gx mirip hipoksia : sianosis
Bingung
Hilang kesadaran
Kejang2 umum, yg dpt dikacaukan dg keracunan oksigen
Pengobatan :
Prinsip utama pemberikan O2 (Oksigen) yang
adekuat terhadap korban keracunan.
Terapi Hiperbarik Oksigen
Simptomatis sesuai gejala/keluhan
Istirahat yang cukup
KERACUNAN KARBONMONOKSIDA
Keracunan karbon monoksida adalah kondisi saat karbon
monoksida yang beredar di dalam darah menyebabkan
timbulnya keluhan atau gejala tertentu. Keracunan
karbon monoksida bisa terjadi akibat menghirup gas
karbon monoksida dalam jumlah banyak.
Karbon monoksida (CO) adalah gas yang dihasilkan
dari beragam proses, termasuk pembakaran batu bara,
kayu, dan penggunaan bahan bakar pada kendaraan
bermotor. Gas ini tidak berbau, berwarna, dan tidak
bisa dirasakan.
Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami
keracunan karbon monoksida adalah:
Berada di tempat kebakaran
Berada di dalam satu ruangan tanpa ventilasi bersama mobil atau
mesin generator yang dinyalakan
Berada di dalam mobil yang tidak bergerak, namun mesinnya
menyala, dengan jendela atau pintu tertutup rapat, serta terdapat
kebocoran pada knalpot atau sistem pembuangan gas
Berenang di area sekitar jet ski atau kapal yang mesinnya menyala
Menggunakan peralatan berbahan bakar minyak, arang, kayu, atau
gas, yang tidak dipasang dengan benar di dalam ruangan dengan
ventilasi yang buruk
Memasak di dapur yang tidak memiliki ventilasi
Membersihkan cat dengan cairan pembersih yang mengandung
methylene chloride (dichloromethane)
Merokok shisha di ruangan tertutup
Saat mengalami keracunan karbon monoksida, seseorang
akan mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen.
Beberapa gejala awal yang timbul akibat kondisi ini
adalah:
Sakit kepala tegang
Pusing
Mual dan muntah
Rasa lelah
Sakit perut
Linglung
Sakit maag
Jika kondisi ini terus berlanjut dan semakin banyak gas CO yang
terhirup :
Hilang keseimbangan dan koordinasi tubuh
Sesak napas , nyeri dada
Gangguan penglihatan
Sulit berkonsentrasi atau berpikir
Pusing yang semakin memberat ,pucat
Denyut jantung cepat (takikardia)
Penurunan kesadaran hingga kehilangan kesadaran
Kejang
Walaupun jarang terjadi, ada salah satu tanda khas yang bisa
mengindikasikan terjadinya keracunan karbon monoksida, yaitu
ruam merah cerah di kulit atau sering disebut cherry red skin.
Pengobatan :
Prinsip utama pemberikan O2 (Oksigen) yang
adekuat terhadap korban keracunan.
Terapi Hiperbarik Oksigen
Simptomatis sesuai gejala/keluhan
Istirahat yang cukup
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai