KEAMANAN PANGAN Gabungan
KEAMANAN PANGAN Gabungan
KEAMANAN PANGAN Gabungan
( FOOD SAFETY )
Dra.Hj.Ela Turmala S, MS.
Ir.Neneng Suliasih, MP.
Faktor Kimia
Penyebab
Terganggunya Faktor Mikroorganisme
Keamanan
Pangan
Faktor Fisik
Pencemar Makanan
• Asal dari makanan :
1. Protein dan peptida toksin
2. Lipida toksin
3. Vitamin
4. Penghambat/inhibitor enzim
5. Senyawa penolik makanan
6. Zat toksik alami dalam rempah dan flavor
7. Makanan kurang umum/toksin
8. Toksin selama proses pengolahan
• Asal Dari Luar Makanan :
1. Pemakaian zat kimia
2. Pemakaian BTM
3. Logam berat
4. Zat radio aktif
5. Pestisida, pupuk,obat2an peternakan& pertanian
6. Mikroorganisme patogen & pembentuk toksin
7. Fumigan
8. Detergen
9. Emisi kendaraan (Pb)
TERGANGGUNYA KEAMANAN PANGAN
OLEH FAKTOR KIMIA
Logam
Gelas
Kayu/ranting
Rambut / bulu
Plastik
Kertas
pasir / batu
dll
keracunan makanan oleh mikroba, masa inkubasi, dan
lamanya sakit
Salmonella/infeksi 6 – 36 1 – 7 hari
S. aureus / toksin 2–6 6 – 24 jam
C. perfringens / toksin 8 – 22 24 – 48 jam
C. botulinum / toksin 12 – 96 Bisa mati dalam 24 jam
V. parahaemolyticus / infeksi 2 – 48 2 – 5 hari
B. cereus / toksin 1 – 16 12 – 24 jam
E. coli / infeksi 12 – 72 1 -7 hari
Streptococcus / toksin 3 – 22 24 – 48 jam
9
Deddy Muchtadi
SENYAWA TOKSIK
10
Asam Jengkolat
Selain bau, jengkol dapat mengganggu kesehatan seseorang karena konsumsi jengkol
berlebihan menyebabkan terjadinya penumpukan kristal di saluran kemih, yang disebut
"jengkolan" Hal ini terjadi karena jengkol mengandung asam jengkolat yang tinggi dan
sukar larut dalam air pada pH rendah
S-CH2-CHNH2-COOH
Konsumsi berlebihan akan
/
menyebabkan terbentuknya H2C
kristal asam jengkolat dalam \
kandung kemih dan S-CH2-CHNH2-COOH
mengganggu urinasi Asam Jengkolat
S-CH2-CHNH2-COOH SH
/ C-S liase + PLP /
H2C ============ H2C + 2 CH3COOH + 2 NH3
\ H2O \
S-CH2-CHNH2-COOH SH “Jengkol Sepi”
11
Asam Sianida (Singkong Beracun)
Singkong, ketela, cassava (Manihot esculenta Crantz) diketahui mengandung sianogenik
glukosida (bebas atau terikat), yang dikenal sebagai linamarin dan lotaustralin. Sianogenik
glukosida dapat diuraikan dan menghasilkan asam sianida (HCN) oleh linamarase (enzim yang
secara alami terdapat dalam singkong). Enzim ini akan bekerja ketika sel-sel dalam umbi
singkong mengalami kerusakan)
HCN yang berasal dari sianogenik
glukosida singkong yang dikonsumsi
akan terikat pada enzim cytochrome
a3, sehingga proses respirasi terhenti
Kematian terjadi karena korban
kesulitan bernafas
12
Solanin (Kentang)
Potatoes naturally produce solanine and chaconine, a related glycoalkaloid. When potato
tubers are exposed to light, they turn green and increase glycoalkaloid production
Consuming a large quantity of solanine can cause illness, or even death in extreme cases.
Solanin
13
Tetrodotoxin
Pufferfish poisoning is a continuing problem in Japan, affecting 30 - 100 persons per year.
Most of these poisoning episodes occur from home preparation and consumption and not from
commercial sources of the pufferfish
Tetrodotoxin
Tetrodotoksin secara selektif akan mencegah peningkatan permeabilitas membran sel-sel syaraf
terhadap ion Natrium (Narahashi et al, 1964; Takata et al, 1966), sehingga fungsi syaraf terganggu
14
Phycotoxin
Toxic compounds are produced by phytoplankton or
their associated bacteria. One major category of
public health impact occurs when toxic
phytoplankton are filtered from the water by shellfish
such as clams, mussels, oysters, scallops, etc.,
which then accumulate the algal toxins to levels that
are potentially lethal to humans or other consumers
(Shumway, 1990)
Saxitoxin
These toxic syndromes are named:
15
Deddy Muchtadi
KARSINOGEN
16
Deddy Muchtadi
Aflatoxin
Dewasa ini, di Indonesia, masalah Aflatoxin
kurang mendapat perhatian
17
Deddy Muchtadi
Nitrosamin
18
BAHAN TAMBAHAN PANGAN &
BAHAN KIMIA TERLARANG
19
JENIS PANGAN YANG SERING MENGANDUNG BTP
MELEBIHI BATAS ATAU BAHAN KIMIA TERLARANG
Pewarna :
Amaranth Sirup, limun, saus, es campur
Auramin Sirup, limun, saus
Rhodamin B Sirup, limun, saus, es mambo, bakpau,
es campur, es cendol, es kelapa
Methanyl Yellow Sirup, limun, pisang goreng/molen, manisan
mangga/kedondong
Pewarna lain
yang dilarang Sirup, limun, sirup
Pewarna lain
yang dibatasi Sirup, limun, es campur
Pengawet :
Boraks Mie, bakso, kerupuk, tahu, empek-empek,
batagor, pangsit, lontong
Formalin Mie, bakso, kerupuk, tahu
Benzoat Sirup, limun, saus, manisan
Sorbat Sirup. saus, pangan lain
Pemanis :
Sakarin Sirup, limun, kue basah, manisan, es mambo
Siklamat Sirup, limun, manisan, es campur, es cendol,
es kelapa, es mambo
20
CEMARAN MIKROBA
21
BAKTERI PENYEBAB/ NAMA JENIS PANGAN GEJALA
PENYAKIT
Salmonella SALMONELLOSIS daging, unggas atau telur Timbul 6-48 jam setelah
konsumsi : mual, demam, sakit
kepala, kram perut, diare dan
muntah, dapat berlangsung
selama 2-7 hari
Escherichia coli O157:H7 air minum, daging sapi cincang, Timbul 3-4 hari setelah
HEMORRHAGIC COLITIS susu sapi mentah. konsumsi : kram perut diikuti
dengan diare (biasanya
berdarah), mual dan sakit
kepala, dapat berlangsung
selama 10 hari
Campylobacter jejuni air minum, daging, unggas, susu Timbul 2-3 hari setelah
CAMPYLO-BACTERIOSIS dan kerang konsumsi : diare berat (mungkin
berdarah), kram perut, demam
dan sakit kepala, dapat
berlangsung selama 1-10 hari
22
BAKTERI PENYEBAB/ NAMA JENIS PANGAN GEJALA
PENYAKIT
Listeria monocytogenes susu sapi mentah dan produk Timbul 2-30 hari setelah
LISTERIOSIS olahan susu, daging mentah dan konsumsi. Orang dewasa :
seafood demam, kedinginan, flu usus.
Anak-anak : muntah, tidak mau
minum, dan sulit bernafas
Staphylococcus aureus daging, unggas, keju, telur, krim Timbul 1-8 jam setelah
STAPH konsumsi : diare, mual dan kram
perut. Dapat berlangsung
selama 1-2 hari
23
PENGARUH NUTRISI TERHADAP KESEHATAN
Kesehatan
C D
B E
A F
Asupan Nutrisi
>Daerah A-B-C asupan nutrisi rendah kesehatan buruk
( gizi buruk, busung lapar, kwashiorkhor)
Efek
Fase I ( awal/eksposure) :
Fase makanan/zat lain mengalami proses dissolusi dan desintegrasi.
Timbul reaksi dari tubuh(misalnya alergi).
Apabila berakumulasi dalam tubuh, sampai pada fase III (toksikokinetik) dan pada fase ini
sdh berikatan dg pembawa sifat/DNA atau berikatan dg jaringan tubuh lainnya seperti
pada tulang.
Kelompok bahan kimia yg beredar di pasar perdagangan
Efek Kronis :
Yaitu bila tubuh mengkonsumsi makanan yang mengandung racun (toksin)
maka timbulnya efek tidak segera tetapi beberapa bulan atau tahun, dan
toksin berakumulasi dalam tubuh. Misalnya kasus Buyat di perairan Maluku
atau Minamata di Jepang, yaitu terutama dari zat-zat yang karsinogenik,
atau berakumulasi pada tulang atau jaringan otot lainnya.
Sumber Umum Penyakit karena Pangan (“ Food borne illness atau
diseases”)
Pangan yang berasal dari hewani, khususnya daging dan telur paling
sering membawa bakteri patogen. Bakteri patogen yang paling sering
menimbulkan kasus-kasus keracunan makanan adalah Clostidium
botulinum, Salmonella, Escherchia coli, Vibrio cholerae, Staphyllococcus
aureus, dan Clostridium perferingens.
Mikroorganisme tersebut dapat berasal dari bahan pangan, air atau
dari manusianya. Oleh karena itu, kebersihan individu dan suhu
pemasakan sangat berpengaruh terhadap keberadaan mikroorganisme.
Penyakit yang ditimbulkan : Diare
Penyakit diare adalah penyakit infeksi karena pangan yang paling
utama menurut WHO, penyakit diare paling sering terjadi pada anak-
anak usia dibawah 5 tahun. Diare ini dapat berakibat berkurangnya
asupan nutrisi, kehilangan zat bergizi dan malabsorpsi serta malnutrisi.
Ketersediaan
Pangan
Aman Jika
Dikonsumsi
Berselera
REGULASI KEAMANAN PANGAN
1. UU RI No.7 Th 1996 tentang pangan
Bab I, pasal 1, sub pasal 4 (Definisi)
Bab II: Bag. Pertama ttg sanitasi pangan
Bag. Kedua ttg BTM
Bag. Ketiga ttg rekayasa genetika dan irradiasi pangan
Bag. Keempat ttg kemasan pangan
Bag. Kelima ttg jaminan mutu pangan dan pemeriksaan
laboratorium
Bag. Keenam ttg pangan tercemar
• Proses oksidasi
• Proses konyugasi
• Proses Hidrolisis
• Proses sinergis & antagonis
Reaksi antibody
Pengertian jaringan lifofil, hidrofil
Netralisasi oleh tubuh
IMPLEMENTASI HACCP
Analisis Bahaya
( Tahap 6 – Prinsip 1)
IMPLEMENTASI
HACCP Penentuan Titik Kendali Kritis
HACCP
( Tahap 7 – Prinsip 2)
ANALISIS BAHAYA
Pengisian
Identifikasi Penentuan Identifikasi Lembar
Bahaya Bahaya Tindakan Kerja
Signifikan Pencegahan Analisis
bahaya
Storage & Bahan Mesin/alat
Distribusi Baku Proses
IDENTIFIKASI
BAHAYA Faktor
Kemasan
DILAKUKAN Intrinsik
TERHADAP
Desain
Karyawan Fasilitas
Proses
Penentuan Identifikasi bahaya mikrobiologi Potensial Patogen
Tidak Ya hasil
Pembersihan mikrobiologis
P4. Dapatkah patogen Pasca proses
Mencemari produk setelah sebelumnya
Penanganan Masalah yang
Makanan higienis Pengolahan/produksi ?*#+ = Tinjau
Diketahui penyalahgunaan
Tidak Ya oleh konsumen
yg diperkirakan
Hilangkan m.o memungkinkan
Dari daftar
Lanjutan …………..
Menggunakan
Produksi toksin P8. Apakah mtd penyimpanan produk Mikromodel mungkin
Seperti juga Yg akan dtng dpt mencegah pertumbuhan Bermanfaat
Pertumbuhan Patogen, mslnya pembekuan ?*=#
Ya Sisanya adalah
Hilangkan organisme Tidak Patogen berbahaya
Dari daftar
PENGUJIAN DAN PENGELOMPOKAN BAHAN PANGAN
BERDASARKAN RISIKO
Produk-produk Kategori I (Risiko Tinggi)
a. Produk-produk yang mengandung ikan, telur, sayur, serealia dan/atau
ingridien susu yang perlu direfrigerasi
b. Daging, ikan mentah, dan produk-produk olahan susu
c. produk-produk dengan nilai pH 4,6 atau di atasnya yang disterilisasi dalam
wadah yang tertutup secara hermetis
Pencegahan Keterangan
Pencegahan Keterangan
CPP : Setiap titik dalam sistem pangan spesipik dimana hilangnya kendali
dapat menimbulkan peluang risiko kesehatan yang besar
PERTANYAAN :
Bila tidak dikendalikan, apakah mungkin akan terjadi risiko kesehatan ?
Ya Tidak
CCP CP
Gambar Bagan Penetapan CCP untuk Bahan Mentah
Ya
Tidak Lanjutkan *
Ya Tidak
Ya Tidak
CONTOH:
- Jika pH adonan dapat menghambat mikroba
Formulasi (pH adonan) CCP
Gap Assesment adalah audit tdp fasilitas unit usaha untuk mengetahui
gap atau perbedaan/kekurangan/kesesuaian antara fasilitas dan sistem
dengan Persyaratan sistem HACCP dan persyaratan dasarnya
(pre-requisite program) serta regulasi teknis. Gap Assesment dilakukan
GAP ASSESMENT oleh seorang atau tim auditor HACCP dengan sistem yang sesuai
KESIAPAN UNIT Inspeksiaudit HACCP dan persyaratan dasarnya. Auditor untuk Gap
USAHA UNTUK Assesment dapat dilakukan oleh auditor internal HACCP yang terlatih.
PENERAPAN HACCP
Hasil dari Gap Assesment digunakan sebagai bahan perencanaan
Program penerapan HACCP baik dalam rangka sertifikasi ataupun
Dalam rangka penerapan sistem jaminan keamanan produk untuk
Meningkatkan kepercayaan diri perusahaan.
3. PEMBENTUKAN TIM HACCP
TIM
Bidang produksi dan pengadaan bahan baku
HACCP
Yang
Bidang teknik / pemeliharaan
Terlibat
Bidang personalia / kepegawaian
5. PRE-VALIDASI
Auditor melaksanakan Setelah diputuskan oleh auditor
Rencana HACCP/RKJM
Pre-validasi melalui review Bahwa rencana HACCP telah
Diserahkan tim HACCP
Dg cheklist assesment Siap divalidasi, maka divisi QC/QA
Kepada internal auditor
Tentang kelengkapan Memberitahukan kpd tim HACCP
Dibawah kendali disvisi
Dan dapat diterapkan Untuk melaksanakan Sistemnya
QA/QC
Rencana HACCP?RKJM Sesuai rencana HACCPnya
6. PENERAPAN RENCANA HACCP ATAU RKJM
Prosedur Validasi :
1. Validasi akan dilakukan oleh sebuah tim yang berjumlah minimal 2 orang auditor dari divisi
QA/QC (bukan anggota tim HACCP) dan dapat menggunakan auditor HACCP eksternal
Validasi mencakup kegiatan-kegiatan assesment dan audit laporan-laporan (paperwork),
mencatat sanitasi dan observasi selama processing serta pemeriksaan contoh produk
akhir. Seluruh proses validasi dilaksanakan berdasarkan HACCP assesment checklist dan
sistem audit checklist.
Evaluasi terhadap produk dilaksanakan dengan melakukan kombinasi dari review statistik
tentang catatan yang didapatkan dengan hasil pengujian contoh produk akhir.
Apabila suatu unit usaha lulus validasinya, maka seluruh produk yang direview selama
validasi, termasuk 10 hari atau suatu siklus produksi yang ditetapkan sebelum validasi,
memenuhi syarat untuk mengajukan proses sertifikasi.
Apabila dari hasil validasi dapat tercapai kesesuaian, maka dokumen rencana HACCP
dapat
Divalidasi untuk diterapkan secara menyeluruh.
8. VERIFIKASI INTERNAL
Audit HACCP secara berkala
Contoh. Jadwal frekuensi sistem audit
Contoh. Prosentase lot yang dijadikan contoh oleh auditor selama audit
Level Unit Usaha % Lot Yang Dijadikan Contoh
I atau II 2%
III 4%
IV 8%
9. PENGAJUAN SERTIFIKASI