Pemeriksaan Toksikologi Narkoba

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Pemeriksaan Toksikologi

Narkoba
Pemeriksaan narkoba
1.Pemeriksaan skrining
metode yang sering digunakan adalah immunoassay dengan prinsip
pemeriksaan adalah reaksi antigen dan antibodi secara kompetisi.
Pemeriksaan skrining dapat dilakukan diluar laboratorium dengan metode
ELISA (enzyme linked immunosorbent assay)
2. Pemeriksaan konfirmatori
Metode konfirmasi yang sering digunakan adalah gas
chromatography/mass spectrometry (GC/MS) atau liquid chromatography
yang dapat mengidentifikasi jenis obat secara spesifik dan tidak dapat
bereaksi silang dengan substansi lain
1. Biochip Array Technology

Biochip Array Technology merupakan metode


pemeriksaan dengan teknologi nano yang prinsip kerjanya
berdasarkan metode ELISA. Metode yang digunakan untuk
pemeriksaan toksikologi memiliki prinsip kerjanya berdasarkan
ELISA kompetitif.
2. FTIR (fourier transform infrared)

Spektroskopi FTIR (fourier transform infrared)


merupakan salah satu teknik analitik yang sangat baik dalam
proses identifikasi struktur molekul suatu senyawa. Informasi
struktur molekul dapat diperoleh secara tepat dan akurat
(memiliki resolusi yang tinggi).
3. XRD (X-Ray Diffrection)

Metode XRD sangat potensial untuk mengidentifikasi


material diberbagai bidang hal ini karena pola XRD yang
dihasilkan tergantung pada jarak antar-atom dan antar-molekul
dari material yang diperiksa dan ini akan menghasilkan pola
difraksi yang khas untuk masing-masing material
4. Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC/MS)
GC/MS merupakan salah satu metode analisis yang mengkombinasi teknik
Gas- Liquid Chromatography dan Mass Spectrometry untuk mengidentifikasi zat
tertentu dalam suatu uji laboratorium
Preparasi dan ekstraksi rambut pengguna
1. Masing-masing rambut dikumpulkan. Sampel dibersihkan dari kotoran,
2. Sebanyak 40 mg ditimbang, dipotong menjadi potongan kecil (1-2 mm), dan dicuci
berturut – turut dengan metanol kemudian dikeringkan di udara terbuka.
3. Kedalam sampel ditambahkan 2.5 ml campuran Metanol – etil asetat (9:1), dicampur
dengan sonikasi selama 5 menit (pH 9) dengan pemanasan 500C, kemudian
ditambahkan klofororm dan metanol ( 1:1), disonikasi selama 5 menitpada 500C
dalam bak sonikasi. Der ivatisasi dilakukan menggunakan MSTFA (dengan 1%
TMIS) selama 5 menit. Larutan dicukupkan kembali dengan metanol sampai 10 ml.
4. Kemudian didinginkan pada temperatur ruang, diidentifikasi dengan marquist test
dan Porta Drug Test Kit.
5. Sebanyak 1μl sampel diambil dan diinjeksikan ke GCMS. Kemudian dilakukan
interpretasi data.
Lanj..
3. Kedalam sampel ditambahkan 2.5 ml campuran Metanol – etil asetat (9:1),
dicampur dengan sonikasi selama 5 menit (pH 9) dengan pemanasan 500C,
kemudian ditambahkan klofororm dan metanol ( 1:1), disonikasi selama 5
menitpada 500C dalam bak sonikasi. Der ivatisasi dilakukan menggunakan
MSTFA (dengan 1% TMIS) selama 5 menit. Larutan dicukupkan kembali
dengan metanol sampai 10 ml.
4. Kemudian didinginkan pada temperatur ruang, diidentifikasi dengan
marquist test dan Porta Drug Test Kit.
5. Sebanyak 1μl sampel diambil dan diinjeksikan ke GCMS. Kemudian
dilakukan interpretasi data.
5. Strip Test

Strip Test adalah metode immunoassay dengan prinsip


pemeriksaan yaitu reaksi antigen dan antibodi secara kompetisi
yang mungkin ada dalam spesimen urine dan bersaing melawan
konjugat obat untuk mengikat situs pada antibodi.
1. Negatif : Dua baris muncul. Satu garis merah
harus berada di wilayah kontrol (C) dan garis
merah atau pink yang lain yang jelas harus
berada didaerah ujI(T).
2. Positif : Satu garis merah muncul diwilayah
kontrol (C). Tidak ada garis yang masuk pada
daerah uji (T).
3. Invalid: Garis kontrol gagal muncul. Volume
spesimen tidak mencukupi atau teknik
prosedural yang salah adalah alasan yang paling
mungkin untuk kegagalan kontrol. Tinjau
kembali prosedur dan ulangi dengan strip test
baru.

Anda mungkin juga menyukai