Bangunan Air

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

BANGUNAN AIR

1. Pendahuluan
Bangunan air adalah bangunan untuk mengendalikan air (saat
kekurangan air pada musim kemarau dan kelebihan air ketika musim
hujan), seperti waduk, kolam air, bendung, bendungan, dan biasa juga
disebut bangunan hidraulik. Bangunan hidraulik yaitu suatu bangunan
air yang dibangun di sungai antara lain untuk keperluan
penadayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.
Bangunan untuk pemanfaatan air sungai dapat berbentuk bangunan
pengambilan bebas (free intake), bangunan pengambilan (intake)dengan
bendung tetap maupun bendung gerak.

1
2. Bangunan Utama (Head Works)
Bangunan utama adalah semua bangunan yang direncanakan di sungai atau
aliran air untuk membelokan air ke dalam jaringan irigasi, biasanya dilengkapi
dengan kantong lumpur supaya bisa mengurangi kandungan sedimen yang
berlebihan serta memungkinkan untuk mengukur dan mengatur air yang
masuk.

2.1 Jenis-jenis Bangunan Utama


Pengaliran air dari sumber air berupa sungai atau danau ke jaringan irigasi
untuk keperluan irigasi pertanian, pasokan air baku, dan keperluan lainnya
yang memerlukan suatu bangunan disebut dengan bangunan utama.
Untuk keseimbangan lingkungan dan kebutuhan daerah di hilir bangunan
utama, maka aliran air sungai tidak boleh disadap seluruhnya, namum harus
tetap dialirkan sejumlah 5% dari debit yang ada. Salah satu bangunan utama
yang berfungsi membelokkan air dan menampung air disebut bendungan.

2
 Bendung Tetap
Bangunan air ini dengan kelengkapannya dibangun melintang sungai atau
sudetan dan dibuat untuk meninggikan muka air dengan ambang tetap
sehingga air sungai bisa disadap dan dialirkan secara gravitasi ke jaringan
irigasi
 Bendung Gerak Vertikal
Bendung ini terdiri dari tubuh bendung dengan ambang tetap yang
rendah dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan vertikal
maupun radial. Tipe ini mempunyai fungsi ganda, yaitu mengatur mukai
air di hulu bendung kaitannya dengan muka air banjir dan meninggikan
muka iar sungai kaitannya dengan penyadapan air untuk berbagai
keperluan. Operasional di lapangan dilakukan dengan membuka pintu
seluruhnya pada saat banjir besar atau membuka pintu sebagian pada
saat banjir sedang atau kecil. Pintu ar ditutup seluruhnya pada kondisi
normal yaitu untukkeperluan penyadapan.

3
Bendung Tetap

4
Pembilas

5
Bendung Gerak Vertikal

6
 Bendung Karet (Bendung Gerak Horisontal)
Bendung karet mempunyai 2 (dua) bagian pokok:
a. Tubuh bendung yang terbuat dari karet
b. Pondasi beton berbentuk pelat beton sebagai dudukan tabung karet
dilengkapi ruang kontrol dengan beberapa perlengkapan (mesin)
untuk mengontrol mengembang dan mengempisnya tabung karet.
Bendung ini berfungsi meninggikan muka air dengan cara
mengembungkan tubuh bendung dan menurunkan muka air dengan cara
mengempiskannya. Tabung bendung dapat diisi dengan udara atau air dan
diisi dengan cara menggunakan pompa udara atau air.
 Bendung Saringan Bawah
Bendung ini berupa bendung pelimpah yang dilengkapi dengan saluran
penangkap dan saringan. Bendung ini meloloskan air lewat saringan
dengan membuat bak penampung air berupa saluran penangkap
melintang sungai dan mengalirkannya ke tepi sungai untuk dibawa ke
jaringan irigasi.

7
 Pengambilan Bebas (Free Intake)
Pengambilan air untuk irigasi langsung dilakukan dari sungai dengan
meletakkan bangunan pengambilan yang tepat ditepi sungai, yaitu pada
tikungan luar dan tebing sungai yang kuat . Bangunan pengambilan ini
dilengkapi dengan pintu dan ambang rendah dan saringan yang pada sat
banjir pintu dapat ditutup supaya air banjir tidak meluap ke saluran induk.

Kemampuan menyadap air sangat dipengaruhi oleh elevasi muka air di


sungai yang selalu bervariasi tergantung debit pengaliran sungai saat itu.
Pengambilan bebas biasanya digunakan untuk daerah irigasi dengan
luasan yang kecil sekitar 150 ha dan masih pada tingkat irigasi semi teknis
atau irigasi sederhana.

8
Bendung Karet

9
Free Intake

10
 Pompa
Ada beberapa jenis pompa didasarkan pada tenaga penggeraknya, antara
lain:
a. Pompa air yang digerakkan tenaga manusia (pompa tangan)
b. Pompa air dengan penggerak tenaga air (air terjun dan aliran air)
c. Pompa air dengan penggerak berbahan bakar minyak
d. Pompa air dengan penggerak tenaga listrik

Pompa digunakan jika bangunan-bangunan pengelak yang lain tidak dapat


memecahkan masalah pengambilan air secara gravitasi. Dengan pompa
pengambilan air dapat lebih mudah dan cepat namun dalam operasional
dan pemeliharaannya memerlukan biaya besar terutama bahan bakar atau
tenaga listrik.

11
 Bendung Tipe Gergaji
Dibuat di sungai yang alirannya stabil , tidak ada tinggi limpasan
maksimum, tidak ada material hanyut yang terbawa aliran.

Bendung Tipe Gergaji

12
2.2 Bagian-Bagian Bangunan Utama
Bangunan utama terdiri dari:
a. Bangunan bendung
b. Bangunan pengambilan
c. Bangunan pembilas (penguras)
d. Kantong lumpur
e. Perkuatan sungai
f. Bangunan-bangunan pelengkap

13
2.2.1 Bangunan Bendung
Merupakan bagian dari bangunan utama yang benar-benar dibangun di
dalam air. Bangunan ini diperlukan untuk memungkinkan dibelokkannya air
sungai ke jaringan irigasi, dengan jalan menaikkan elevasi muka air di sungai
atau dengan memperlebar pengambilan di dasar sungai seperti pada
bendung tipe saringan bawah (bottom rack weir).

Bangunan ini terdiri dari:


1. Bendung pelimpah
2. Bendung gerak (barrage)

14
2.2.2 Pengambilan
Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air. Air irigasi dibelokkan
dari sungai melalui bangunan ini. Pertimbangan utama dalam perencanaan
bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakkan sedimen.

Pintu Pengambilan

15
2.2.3 Pembilas
Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan pembilas
untuk mencegah masuknya sedimen kasar ke jaringan saluran irigasi,
pembilas bawah (under sluice) sekarang sering dipakai.

Pembilas bawah

16
2.2.4 Kantong Lumpur
Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari
fraksi pasir halus dengan diameter 0,088 mm dan biasanya ditempatkan
persis di sebelah hilir pengambilan. Bahan yang mengendap dibersihkan
secara berkala dengan aliran air yang deras atau mengeruk.

Kantong Lumpur

17
2.2.5 Bangunan Perkuatan Sungai
Pembuatan bangunan perkuatan sungai khusus di sekitar bangunan utama
untuk menjaga agar bangunan berfungsi dengan baik, untuk melindungi
bangunan dari gerusan dan sedimentasi, pembuatan tanggul penahan banjir.

2.2.6 Bangunan Pelengkap


Bangunan pelengkap diperlukan untuk:
1. Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran
2. Rumah untuk operasi pintu
3. Peralatan komunikasi, rumah untuk tenaga operasional, gudang dan
ruang kerja.
4. Jembatan di atas bendung
5. Instalasi tenaga air mikro atau mini.

18
3. Data
Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan bangunan utama dalam
suatu jaringan irigasi adalah :
a. Data kebutuhan air multisektor, data kebutuhan air yang diperlukan
(irigasi pertanian,air minum, air baku, penggelontoran limbah kota,
stabilitas aliran sungai).
b. Data topografi, (peta seluruh daerah aliran sungai, peta situasi untuk
bangunan utama, gambar potongan memanjang dan melintang sungai di
hulu dan di hilir).
c. Data hidrologi, (data banjir dengan berbagai kala ulang, daerah hujan,
vegetasi, elevasi tanah dll).
d. Data morfologi, (kandungan sedimen, kandungan sedimen dasar atau
bed load, kandungan sedimen layang atau suspended load, distribusi
ukuran butir, perubahan yang terjadi pada dasar sungai).

19
e. Data geologi,(kondisi umum permukaan tanah, keadaan geologi
lapangan, kedalaman lapisan tanah keras, permeabilitas tanah, bahaya
gempa bumi).
f. Data mekanika tanah, (bahan pondasi, bahan konstruksi, sumber bahan
timbunan, batu untuk pasangan batu kosong, agregat beton dll).
g. Standar perencanaan, (SNI untuk beton, SNI untuk baja, SNI untuk kayu
dll).
h. Data lingkungan.
i. Data elevasi (bendung sebagai hasil perhitungan muka air saluran dan
dari luas sawah yang diairi).

20
4. Bangunan Bendung
4.1 Umum
Pemilihan lokasi dan tipe yang paling cocok dipengaruhi oleh:
a. Bentuk morfologi sungai
b. Kondisi hidrolis
c. Topografi di lokasi
d. Kondisi geologi teknik di lokasi
e. Metode pelaksanaan
f. Aksesibilitas dan tingkat layanan.

21
4.2 Syarat Penentuan Lokasi Bendung
Aspek yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi bendung adalah :
1. Pertimbangan topografi
2. Kemantapan geoteknik fondasi bendung
3. Pengaruh hidraulik
4. Pengaruh regime sungai
5. Tingkat kesulitan saluran induk
6. Ruang untuk bangunan pelengkap bendung
7. Luas layanan irigasi
8. Luas daerah tangkapan air
9. Tingkat kemudahan pencapaian
10. Biaya pembangunan

22
1. Pertimbangan topografi
Lembah sungai dan tidak terlalu dalam adalah lokasi yang ideal untuk lokasi
bendung, karena pada lokasi ini volume tubuh bendung dapat
menjadiminimal. Lokasi seperti ini mudah didapat di daerah pegunungan.

2. Kemantapan geoteknik
Keadaan geoteknik pondasi bendung harus terdiri dari formasi batuan yang
baik dan mantap. Pada tanah aluvial (tanah aluvial adalah tanah yang
dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang
memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian),
kemantapan pondasi ditunjukkan dengan angka SPT > 40 (standar penetration
test).

3. Pengaruh hidraulik
Lokasi bendung yang ideal pada sungai yang lurus, karena arah aliran sejajar,
sedikit arus turbulen, gerusan kiri kanan sedikit.

23
4. Pengaruh regime sungai
Regime sungai berpengaruh pada pemilihan lokasi bendung, karakter regime
sungai adalah: perubahan geometrik sungai baik secara horisontal ke kiri atau
ke kanan atau secara vertikal akibat gerusan dan endapan. Pengaruh sedimen
dan gerusan tidak akan terlepas dari pemilihan lokasi bendung.

5. Tingkat kesulitan saluran induk


Lokasi bendung akan membawa akibat arah trace saluran induk. Jika lokasi
bendung di kaki bukit saluran induk biasanya berupa saluran kontur pada kaki
bukit yang pelaksanaannya tidak terlalu sulit. Namun biasanya puncak elevasi
bendung sangat terbatas sehingga areal pelayanan irigasi juga terbatas.
Biasanya tinggi bendung dibatasi 6 – 7 m saja.

24
6. Ruang bangunan pelengkap bendung
Harus dipertimbangkan juga tentang perlunya ruangan untuk keperluan
bangunan pelengkap bendung (kolam pengendap, kantor, gudang, rumah
penjaga pintu, saluran penguras lumpur, komplek pintu penguras, bangunan
pengukur debit

7. Luas layanan irigasi


Lokasi bendung di daerah hulu akan mendapatkan luas layanan lebih besar
daripada di hilir

8. Luas daerah tangkapan air


Pada sungai bercabang lokasi bendung harus dipilih sebelah hulu atau hilir
cabang anak sungai. Pemilihan sebelah hilir akan mendapatkan debit andalan
lebih besar. Yang muaranya akan mendapatkan potensi irigasi yang lebih
besar

25
9. Tingkat kemudahan pencapaian
Dalam tahap pelaksanaan dipertimbangkan pula tingkat kemudahan
pencapaian untuk mobilisasi alat dan bahan dan demobilisasi setelah selesai
pekerjaan fisik.

10. Biaya pembangunan


Biasanya pertimbangan biaya pembangunan merupakan pertimbangan
terakhir untukdapat memastikan lokasi bendung dan layak dilaksanakan.

26
5. Bangunan Pengukur Debit
Supaya pengelolaan air irigasi menjadi efektif, maka debit harus diukur dan
diatur pada hulu saluran primer, pada cabang saluran dan pada bangunan
sadap tersier.
Penggunaan bangunan pengukur debit didasarkan pada:
a. Kecocokan bangunan untuk keperluan pengukuran debit
b. Ketelitian pengukuran di lapangan
c. Bangunan yang kokoh, sederhana dan ekonomis
d. Rumus debit
e. Operasi dan pembacaan papan duga mudah
f. Pemeliharaan sederhana
g. Cocok dengan kondisi setempat dan diterima para petani.

27
1. Ambang Lebar
Bangunan ukur ambang lebar dianjurkan karena bangunan itu kokoh dan
mudah dibuat. Karena bisa mempunyai berbagai bentuk mercu, bangunan ini
mudah disesuaikan dengan tipe saluran apa saja. Hubungan tunggal antara
muka air hulu dan debit mempermudah pembacaan debit secara langsung
dari papan duga, tanpa memerlukan tabel debit.

Ambang lebar

28
Persamaan debit untuk ambang lebar dengan bagian pengontrol segi empat adalah:

2 2
Q  Cd Cv g bc h11,5
3 3
Q = debit (m3/det)
Cd = koefisien debit
Cd = 0,93 + 0,1H1/L untuk 0,1 < H1/L < 1,0
H1 = tinggi energi di hulu, m
L = panjang mercu, m
Cv = koefisien kecepatan datang
g = kec gravitasi
bc = lebar mercu, m
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur, m

29
2. Alat Ukur Romijn
Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk
mengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Supaya bisa
bergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintu sorong
dan dihubungkan dengan alat pengangkat.

Dari segi hidrolis, pintu romijn dengan mercu horisontal serupa dengan alat
ukur ambang lebar :

2 2
Q  Cd Cv g bc h11,5
3 3

30
Q = debit (m3/det)
Cd = koefisien debit
Cd = 0,93 + 0,1H1/L untuk 0,1 < H1/L < 1,0
H1 = tinggi energi di atas meja, m
L = panjang mercu, m
Cv = koefisien kecepatan datang
g = kec gravitasi
bc = lebar mercu, m
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur, m
H1 = h1 + v12/2g
v1 = kecepatan di hulu alat ukur, m/det

31
Alat ukur Romijn
32
33
34
35
36
Cipolletti Weir

37
38
• Long Throated Flume

39
• Pintu sorong

40

Anda mungkin juga menyukai