Aliran Pada Splitters
Aliran Pada Splitters
Aliran Pada Splitters
Daftar Pustaka
6. Pembahasan ........................................................................................................... 7
7. Kesimpulan ............................................................................................................ 9
8. Saran ...................................................................................................................... 9
Lampiran ..................................................................................................................... 12
ii
Daftar Gambar
Gambar 2.1.Aliran Melalui Splitter/Penghalang........................................................... 3
Gambar 3.2. Multi Purpose Teaching Flume ................................................................ 4
Gambar 3.3. Splitter ...................................................................................................... 5
Gambar 3.4. Penggaris .................................................................................................. 5
Gambar 6.5. Hubungan KA dengan y1/y2 ...................................................................... 8
Gambar 6. Selang yang Digunakan sebagai Dasar Penentuan Debit Aliran............... 12
Gambar 7. Putaran Pengatur Debit Aliran .................................................................. 12
iii
Daftar Tabel
Tabel 5.1. Hasil Praktikum Aliran pada Splitter ........................................................... 6
Tabel 6.2. Kecepatan Aliran di hulu Splitter................................................................. 7
Tabel 6.3. Koefisien Kontraksi (KA) ............................................................................. 8
iv
1. Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat
menyebabkan permintaan air juga menjadi meningkat,. Hal ini mengakibatkan
kompetisi penggunaan air antar sector yang terjadi secara alamiah. Sector ini
diantaranya adalah pertanian, air minum, domestic, dan industry antara
wilayah, dan antar waktu. Untuk mengantisipasinya maka diperlukan
pemanfaatan air yang efektif dan efisien. Salah satu hal yang bisa dilakukan
dengan membuat saluran irigasi (Herwindo dan Rahmandani, 2013:127).
1
Melalui praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami
gaya yang bekerja pada pintu sorong dan mampu menerapkan perhitungan
debit melalui pintu sorong. Pengukuran ini dapat digunakan untuk dasar dalam
perencanaan bangunan air.
2. Kajian Teori
a. Aliran Saluran Terbuka
Aliran saluran terbuka merupakan saluran dimana air mengalir
dengan muka air yang bebas. Pada semua titik di sepanjang saluran,
tekanan di permukaan air adalah sama, yang biasanya adalah tekanan
atmosfir. Aliran ini biasanya berhubungan dengan zat cair dan pada
umumnya adalah air (Dita, 2014:578).
Kondisi aliran saluran terbuka yang rumit berdasarkan kenyataan
bahwa kedudukan permukaan yang bebas cenderung berubah sesuai
dengan waktu dan ruang (Fajri, 2014:545).
b. Klasifikasi Aliran
Pada umumnya tipe aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen,
karena kecepatan alirannya dan kekasaran dindingnya relative besar. Aliran
melalui saluran terbuka akan turbulen apabila angka Reynolds Re > 1000,
dan dapat laminar apabila Re < 500.
Klasifikasi aliran dapat dilakukan dengan mengacu pada bilangan
Fraude (Fr) tak berdimensi, dimana acuan dengan bilangan Fraude yang
ada dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu Fr < 1,00 adalah aliran
subkritis, Fr = 1,00 adalah aliran kritis, dan Fr > 1,00 adalah aliran
superkritis (Dita, 2014:579).
c. Aliran Melalui Splitters
Aliran melalui Splitters adalah aliran yang menunjukkan adanya
gangguan yang terjadi pada aliran melalui saluran terbuka akibat melalui
tiang jembatan atau struktur penyangga pada spillway bendungan.
2
Pengaruh gangguan ini terutama pada saat aliran terbagi menjadi dua
aliran. Gangguan ini menyebabkan turbulensi pada aliran saat dua aliran
bergabung menjadi satu di ujung hilir splitters. Kehilangan energy ini juga
menghasilkan gaya seret (Lutjito, 2010:1).
Besarnya kehilangan energy dan gaya seret tergantung pada bentuk
splitters dan besarnya penyempitan tampang. Gangguan yang terjadi dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Lutjito, 2010:1).
𝑄 = 𝐾𝐴 𝑏1 𝑦2 (2𝑔ℎ2 + 𝑣02 )1/2 ………………………………………….1
Keterangan :
Q = Debit aliran (m3/s)
KA = Koefisien kontraksi
b1 = (Lebar saluran – lebar splitter) (m)
y2 = Kedalaman aliran di hilir splitter (m)
h2 = Tinggi pembendungan (y1 – y2) (m)
v0 = Kecepatan aliran di hulu (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m2/s)
3
3. Alat yang Digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai
berikut:
a. Multi Purpose Teaching Flume
Multi Purpose Teaching Flume merupakan satu set model saluran
terbuka dengan dinding tembus pandang dan diletakkan pada sebuah
struktur rangka kaku. Dasar saluran ini dapat dirubah kemiringannya
dengan menggunakan jack hidrolik sesuai dengan kemiringan yang
diinginkan.
Saluran ini juga dilengkapi dengan kran tekanan udara dan pada titik-
titik tertentu terhadap lubang untuk pemasangan model bangunan air.
Saluran ini juga dilengkapi dengan tangka pelayanan berikut dengan
pompa sirkulasi air dan alat pengukur debit.
b. Splitter
4
pintu, kerangka pengatur arah gerakan, angker, dan hoist atau penggerak
daun pintu. Menurut standar perencanaan irigasi, ukuran pintu pembagi
pada bendung yang asli memiliki lebar kurang lebih 2,5 meter dan biasanya
diletakkan pada bagian hulu.
c. Penggaris
5
4. Langkah Kerja
5. Hasil Penelitian
Percobaan Q Q y1 y2 H2 B0 B1
ke l/det cm3/s cm cm cm cm cm
1 0,75 750 5,9 1,4 4,5 10,4 6,7
2 1,28 1280 6,7 1,5 6,55 10,4 6,7
3 1,5 1500 7,5 1,4 6,1 10,4 6,7
4 2 2000 8,5 1,5 7 10,4 6,7
5 2,1 2100 8,9 1,2 7,7 10,4 6,7
6
6. Pembahasan
Percobaan Q Q y1 y2 H2 B0 B1 V0
ke l/det cm3/s cm cm cm cm cm cm/det
1 0,75 750 5,9 1,4 4,5 10,4 6,7 12
2 1,28 1280 6,7 1,5 6,55 10,4 6,7 18
3 1,5 1500 7,5 1,4 6,1 10,4 6,7 19
4 2 2000 8,5 1,5 7 10,4 6,7 23
5 2,1 2100 8,9 1,2 7,7 10,4 6,7 23
Dari tabel perhitungan kecepatan aliran di hulu splitter (V0)
didapatkan hasil seperti yang diatas. Rentang nilai V0 berkisar antara 12
cm/det sampai dengan 23 cm/det. Kecepatan aliran di hulu splitter (V0)
dipengaruhi oleh besarnya debit aliran (Q) dan kedalaman dari aliran
yang berada dihulu splitter. Semakin besar debit aliran dan
kedalamannya, maka kecepatannya juga semakin besar.
7
dikali dengan dalam kurung 2 dikali gravitasi (g) dikali tinggi
bendungan (h2) ditambah kecepatan aliran (V0) pangkat 2 tutup kurung.
Kemudian dipangkatkan ½.
Tabel 6.3. Koefisien Kontraksi (KA)
Percobaan Q Q y 1 y2 h2 b0 b1 V0
KA
ke l/det cm3/s cm cm cm cm cm cm/det
1 0,75 750 5,9 1,4 4,5 10,4 6,7 12 5,19
2 1,28 1280 6,7 1,5 6,55 10,4 6,7 18 5,90
3 1,5 1500 7,5 1,4 6,1 10,4 6,7 19 7,23
4 2 2000 8,5 1,5 7 10,4 6,7 23 7,81
5 2,1 2100 8,9 1,2 7,7 10,4 6,7 23 10,12
Dari tabel perhitungan di atas, didapatkan rentang nilai KA yang
berkisar antara 5,19 sampai dengan 10,12. Koefisien kontraksi (KA)
dipengaruhi oleh debit aliran (Q), kecepatan aliran (V0), kedalamn aliran
di hilir (y2), dan tinggi bendungannya (h2). Semakin besar debit aliran,
kecepatan aliran, kedalaman, dan tinggi bendungannya maka nilai
koefisien kontraksinya (KA) juga akan semakin besar.
0.000.000.000
y = 1E-06x - 6E-07
0.000.000.000 R² = 0,9823
0.000.000.000
Ka
0.000.000.000
0.000.000.000
0.000.000.000
0.000.000.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8
y1/y2
Gambar 6.5. Hubungan KA dengan y1/y2
8
terhadap nilai KA. Hal ini dibuktikan dengan bentuk grafik yang
berbanding lurus secara linear.
7. Kesimpulan
8. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan setelah melakukan praktikum
ini adalah sebagi berikut ini:
a. Bagi Laporan
1. Sebelum menulis laporan, sebaiknya terlebih dahulu membaca dan
memahami panduan menulis laporan.
2. Sebelum melakukan konsultasi, sebaiknya dicek kembali tulisannya
agar tidak ada kesalahan dalam penulisannya.
b. Bagi Mahasiswa
1. Sebelum dan sesudah memulai praktikum sebaiknya berdoa terlebih
dahulu.
2. Langkah-langkah praktikum sebaiknya dipelajari dan dipahami
terlebih dahulu sebelum memulai praktikum agar tidak terjadi
kesalahan pada saat praktikum.
3. Sebaiknya menggunakan penggaris yang bersih dan jelas sehingga
dalam pembacaan dapat dilihat dengan jelas.
4. Sebaiknya praktikum dilakukan dengan lebih teliti lagi agar tidak ada
kesalahan yang pembacaan pada saat praktikum.
9
c. Bagi Teknisi
1. Peralatan praktikum di Laboratorium Hidrolika sebaiknya dirawat
secara rutin agar bisa digunakan secara optimal.
2. Selama praktikum berlangsung sebaiknya teknisi mengawasi jalannya
praktikum agar apa yang tidak dipahami pada labsheet bisa ditanyakan
secara langsung.
10
Daftar Pustaka
Dita, R.A.N. 2014. Analisis Tinggi dan Panjang Loncat Air pada Bangunan Ukur
Berbentuk Setengah Lingkaran. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. 2(3)
578-582
Fajri, F.J. 2014. Analisis Distribusi Kecepatan Aliran Sungai Musi (Ruas Jembatan
Ampera Sampai Dengan Pulau Kemaro). Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan.
2(3) 542-552
11
Lampiran
12