Suppositoria-9
Suppositoria-9
Suppositoria-9
Oleh:
RUDIN,S.Si,M.Kes<apt
Prodi Farmasi
STIKES PAPUA SORONG
Pendahuluan
Suppositoria adalah sediaan padat dalam
berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rektal, vagina atau uretra.
Umumnya meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh.
Suppositoria dapat bertindak sebagai
pelindung jaringan setempat, sebagai
pembawa zat terapetik yang bersifat lokal
atau sistematik.
Bobot, Bentuk & Ukuran
Bobot suppositoria jika tidak dinyatakan lain
adalah 3 g untuk orang dewasa dan 2 g untuk
anak.
Bentuk dan ukurannya harus sedemikian rupa
sehingga dapat dengan mudah dimasukkan ke
dalam lubang atau celah yang diinginkan tanpa
meninggalkan kejanggalan begitu masuk, harus
dapat bertahan untuk suatu waktu tertentu
Keuntungan bentuk torpedo adalah bila bagian
yang besar masuk melalui otot penutup dubur,
maka suppositoria akan tertarik masuk dengan
sendiri.
Penyimpanan
Suppositoria supaya disimpan dalam wadah
tertutup baik dan di tempat yang sejuk
Penyimpanan suppositoria dalam wadah
tertutup baik dan di tempat yang sejuk
pada suhu 5-15 °C agar suppositoria tidak
menjadi lembek dan tidak bisa digunakan.
Penggolongan Suppositoria Berdasarkan Tempat
Pemberiannya Dibagi Menjadi:
Suppositoria rektal
Suppositoria vaginal
Suppositoria uretra
Suppositoria hidung/telinga
Suppositoria Rektal
suppositoria rektal untuk dewasa berbentuk
berbentuk lonjong pada satu atau kedua
ujungnya, biasanya berbobot lebih kurang 2 g
Suppositoria untuk rektum umumnya dimasukkan
dengan jari tangan, panjangnya ± 32 mm (1,5
inchi), dan berbentuk silinder dan kedua
ujungnya tajam.
Bentuk suppositoria rektum antara lain bentuk
peluru,torpedo atau jari-jari kecil, tergantung
kepada bobot jenis bahan obat dan basis yang
digunakan.
Beratnya menurut USP sebesar 2 g untuk yang
menggunakan basis oleum cacao
Suppositoria vaginal
Umumnya berbentuk bulat atau bulat
telur dan berbobot lebih kurang 5,0 g
dibuat dari zat pembawa yang larut
dalam air atau yang dapat bercampur
dalam air seperti polietilen glikol atau
gelatin tergliserinasi.
Suppositoria uretra
Suppositoria untuk saluran urine yang juga
disebut “bougie”.
Bentuknya ramping seperti pensil, gunanya untuk
dimasukkan ke dalam saluran urine pria/wanita.
Suppositoria saluran urin pria berdiameter 3- 6
mm dengan panjang ± 140 mm, walaupun ukuran ini
masih bervariasi satu dengan yang lainnya. Apabila
basisnya dari oleum cacao maka beratnya ± 4 g.
Suppositoria untuk saluran urin wanita panjang
dan beratnya ½ dari ukuran untuk pria, panjang ±
70 mm dan beratnya 2 gram, bila digunakan oleum
cacao sebagai basisnya
Suppositoria Hidung /Telinga
Suppositoria Suspensi
Suppositoria Larutan
Suppositoria Emulsi
Suppositoria Suspensi
Bentuk ini memiliki kelarutan bahan obat yang
rendah di dalam basis sehingga bahan obat berada
dalam bentuk tersuspensi (suspensi beku).
Untuk menghindari hal itu dapat dilakukan hal-hal
seperti berikut :
Pengadukan yang intensif, agar distribusi obat tersebar
secara merata di seluruh masa suppositoria sehingga
memiliki ketepatan dosis yang tinggi.
Mempertahankan viskositas bahan obat setinggi
mungkin dengan cara menuang masa suppositoria pada
suhu tertentu, sedikit lebih tinggi daripada suhu titik
bekunya.
Masa harus cepat membeku di dalam cetakan agar tidak
terjadi proses sedimentasi, yaitu distribusi bahan obat
tidak meratadan akan terakumulasi di ujung
suppositoria.
Suppositoria Larutan
Suppositoria larutan akan terbentuk jika bahan
obat benar-benar larut dalam basis.
Kelarutan bahan obat di dalam suppositoria
adalah kecil, pada saat melebur kelarutan bahan
obat akan meningkat dan pada saat basis
suppositoria membeku sejumlah senyawa akan
kembali menghablur.
Resorpsi bahan obat suppositoria larutan lebih
rendah daripada suppositoria suspensi.
Suppositoria Emulsi
Basis suppositoria lipofil mempunyai kemampuan
untuk mengikat sejumlah kecil cairan tanpa
penambahan emulgator.
Namun kebanyakan basis yang digunakan saat ini
mengandung tambahan emulgator, maka pada saat
meracik cairan (misalnya ekstrak sari tumbuhan
dalam bentuk cair pada suppositoria wasir) akan
terbentuk emulsi sejati (emulsi beku).
Basis pengemulsi mempunyai berbagai keuntungan
dalam teknologi pembuatan dan biofarmasi.
Sedangkan kerugiannya adalah pengerasan akibat
penguapan airnya, mudah mengering, mudah
tercemari mikroba, mempengaruhi stabilitas bahan
obat dan masa lemak, serta dapat mengurangi
resorpsi bahan obat
Tujuan Penggunaan
Suppositoria :
1. Untuk tujuan lokal seperti pada
pengobatan wasir atau hemoroid dan
penyakit infeksi lainnya. Suppositoria
untuk tujuan sistemik karena dapat
diserap oleh membran mukosa dalam
rektum.
2. Untuk memperoleh kerja awal yang lebih
cepat
3. Untuk menghindari perusakan obat oleh
enzim di dalam saluran gastrointestinal
dan perubahan obat secara biokimia di
dalam hati
Keuntungan Penggunaan
Suppositoria
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada
lambung
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim
pencernaan
3. Obat dapat masuk langsung saluran darah dan
ber akibat obat dapat memberi efek lebih
cepat daripada penggunaan obat per oral
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak
sadar
5. Bentuknya seperti terpedo menguntungkan
karena suppositoria akan tertarik masuk
dengan sendirinya bila bagian yang besar masuk
melalui otot penutup dubur
Kerugian Penggunaan
Suppositoria
1. Cara pakai tidak menyenangkan
2. Absorbsi obat seringkali tidak teratur
/sukar diramalkan
3. Tidak dapat disimpan dalam suhu
ruangan
4. Tidak semua obat bisa dibuat
suppositoria
Faktor-faktor yang mempengaruhi
absorbsi obat per rektal:
1. Faktor fisiologis antara lain pelepasan
obat dari basis atau bahan dasar, difusi
obat melalui mukosa, detoksifikasi atau
metanolisme, distribusi di cairan jaringan
dan terjadinya ikatan protein di dalam
darah atau cairan jaringan.
2. Faktor fisika kimia obat dan basis antara
lain : kelarutan obat, kadar obat dalam
basis, ukuran partikel dan basis
supositoria
Sifat ideal bahan dasar/ basis yang
digunakan
1. Tidak mengiritasi
2. Mudah dibersihkan
3. Tidak meninggalkan bekas
4. Stabil
5. Tidak tergantung PH
6. Dapat bercampur dengan banyak obat
7. Secara terapi netral
8. Memiliki daya sebar yang baik/mudah dioleskan
9. Memiliki kandungan mikrobakteri yang kecil (10
2 / g ) dan tidak ada enterobakteri
pseudemonas aeruginosa dan s.aureus
Bahan Dasar
Bahan dasar suppositoria yang umum
digunakan adalah lemak coklat, gelatin
tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi,
campuran polietilen glikol berbagai bobot
molekul dan ester asam lemak polietilen glikol
Bahan dasar yang digunakan harus dapat larut
dalam air atau meleleh pada suhu tubuh. Bahan
dasar yang sering digunakan adalah lemak
coklat (Oleum cacao), polietilenglikol atau
lemak tengkawang (Oleum Shoreae) atau
Gelatin
Pembuatan suppositoria secara umum dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Metode kompressi
Pada metode ini, proses penuangan,
pendinginan dan pelepasan suppositoria
dilakukan dengan mesin secara otomatis.
Kapasitas bisa sampai 3500-6000
suppositoria/jam
Metode ini hanya untuk suppositoria dengan
basis oleum kakao atau sejumlah kecil basis lain
Kelemahan : sering terjadi penjeratan udara
sehingga berkurang beratnya dan kemungkinan
terjadinya oksidasi basis dan zat aktif
OVULA
Ovula adalah sediaan padat, umumnya berbentuk
telur, mudah melembek dan meleleh pada suhu tubuh,
dapat melarut dan digunakan sebagai obat luar
khusus untuk vagina
Bahan dasar ovula harus dapat larut dalam air atau
meleleh pada suhu tubuh
Sebagai bahan dasar dapat digunakan lemak coklat
atau campuran PEG dalam berbagai perbandingan
Bobot ovula adalah 3 – 6 g, umumnya 5 g
Ovula disimpan dalam wadah tertutup baik dan
disimpan di tempat sejuk
PENGEMASAN
SUPPOSITORIA
Dikemas sedemikian rupa sehingga tiap
suppositoria terpisah, tidak mudah hancur
atau meleleh
Biasanya dimasukkan dalam wadah dari
aluminium foil atau strip plastik sebanyak 6
sampai 12 buah, untuk kemudian dikemas
dalam dus
Harus disimpan dalam wadah tertutup baik di
tempat sejuk
PEMERIKSAAN MUTU
SUPPOSITORIA
Setelah dicetak, dilakukan pemeriksaan sbb :
Penetapan kadar zat aktifnya, disesuaikan dengan
yang tertera pada etiketnya
Uji terhadap titik leburnya, terutama jika
menggunakan bahan dasar oleum kakao
Uji kerapuhan, untuk menghindari kerapuhan
selama pengangkutan
Uji waktu hancur, untuk PEG 1000 15 menit,
sedangkan untuk oleum kakao dingin 3 menit
Uji homogenitas