Bahan Tablet PCT

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

Metode pembuatan tablet dengan granulsi dan cetak langsung

Posted by martinoloth on October 1, 2013 in Uncategorized


Nama

: Martua Agustinus

NPM

: A0111019

Tugas

:Praktikum Non steril

1. Sebutkan keuntungan dan kerugian setiap metode pembuatan tablet:

No

Metode

1.

Granulasi Basah

Keuntungan

1. Kohesifitas dan
kompresibilitas serbuk
ditingkatkan dengan
penambahan pengikat yang
menyalut partikel serbuk
sehingga partikel melekat
satu sama lain dan terbentuk
granul.
2. Memperbaiki sifat zat alir
obat yang yang mempunyai
daya alir buruk dan
memperbaiki sifat kohesi
dari suatu obat.
3. Distribusi dan keseragaman
kandungan zat aktif dosis
kecil dapat lebih baik, zat
pewarna dapat tercampur
serbasama dengan
melarutkan /
mensuspensikan zat pewarna
dalam larutan pengikat.
4. Pemisahan komponen
campuran selama proses
pembuatan tablet dapat
dicegah dengan granulasi

Kerugian

1. Biaya cukup tinggi karena


tahapan kerja yang banyak.
2. Peralatan yang dibutuhkan
banyak.
3. Memerlukan waktu yang
lama pada tahap
pembasahan dan
pengeringan.
4. Zat aktif yang sensitif
terhadap lembab dan panas
tidak baik dikerjakan
dengan granulasi basah.
5. Dapat memperlambat
disolusi obat, namun dapat
meningkatkan kecepatan
disolusi zat aktif yang
bersifat hidrofob dengan
pelarut zat pengikat yang
bersifat hidrofil.

basah.
5. Kecepatan disolusi zat aktif
hidrofob dapat ditingkatkan
dengan cara granulasi basah
dengan pelarut zat pengikat
yang bersifat hidrofil.
6. Mengurangi debu selama
proses dan mencegah
kontaminasi udara.

2.

Granulasi kering

1. Peralatan yang diperlukasn


sedikit
2. Tidak menggunakan larutan
pengikat, karena itu tidak
diperlukan mesin pengaduk
yang berat. Karena tidak ada
proses pengeringan tidak
perlu waktu dan biaya yang
banyak.
3. Baik untuk zat yang peka
lembab dan panas.
4. Mempercepat waktu hancur,
karena partikel tidak terikat
oleh pengikat yang kuat.
5. Memerlukan mesin tablet
khusus untuk membuat slug.
6. Tidak dapat mendistribusi
zat warna dengan seragam.

7. Menghasilkan banyak debu


dan kontaminasi silang.

3.

Cetak langsung

1. Ekonomis: karena terjadi


reduksi waktu proses,
ongkos produksi tahap
tahap pembuatan, jenis alat,
ruangan yang dibutuhkan
dan jumlah tenaga yang
mengerjakan.
2. Eliminasi panas dan lembab:
sangat bermanfaat untuk zat
aktif yang peka terhadap
panas dan lembab.
3. Mempercepat disolusi:
merupakan salah satu proses
optimasi desintegrasi
tablet.Desintegran yang
ditambahkan pada proses
granulasi basah diketahui
kurang efektif dibandingkan
dengan cetak langsung,
karena pada tablet cetak
langsung tablet lebih cepat
terdesintegrasi menghasilkan
partikel, sedangkan pada
metode granulasi, tablet
terdesintegrasi dulu menjadi
granul, baru kemudian
menjadi partikel.
4. Stabil: Stabilitas beberapa
senyawa kimia tidak
menjadi problem karena
lembab sebagai penyebab
utama ketidakstabilan
dieliminasi.
5. Ukuran partikel seragam.
6. Ada masalah aliran dan
ikatan untuk dapat
membentuk masa cetak yang
kuat serta kecepatan untuk

meningkatkan laju produksi.


7. Zat aktif dosis rendah ( <
50mg ) ada masalah
keseragaman distribusi obat,
kemungkinan tidak
tercampur dengan eksipien
atau terjadi proses
pemisahan selama proses
kompresi.
8. Zat aktif dosis tinggi
senyawa senyawa dengan
volume besar,
kompresibilitas rendah dan
aliran buruk, tidak mungkin
dicetak dengan cetak
langsung.
9. Pemilihan eksipien sangat
kritis, pengisi harus
mempunyai kompresibilitas
dan aliran yang baik.
10. Dapat terjadi pemisahan
setelah proses pencampuran.
11. Dalam pewarnaan tablet
tidak ada metode yang baik
untuk mendapatkan hasil
pewarnaan yang homogen
secara menyeluruh.

1. Sebutkan zat aktif yang dibuat dengan masing masing metode minimal 5 zat aktif:

No.

Metode

Zat aktif

Alasan

1.

Granulasi basah

1. Asam mefenamat

Sukar mengalir

Tidak rusak oleh lembab


dan pemanasan
1. Paracetamol

1. Antalgin

1. Alukol

1.

2.

Granulasi kering

Ranitidin Hcl

1. Vitamin c

1. Mudah teroksidasi
2. Waktu hancur jelek bila
basah

1. Ibuprofen

1. Gliseril Guaiakolat

1. Siprofloksasin

1. Asetosal

3. Daya alir baik

3.

Cetak langsung

1. Teofilin

1. Sifat alir baik


2. Berbentuk kristal

1. NaCl

1. KCl

1. NaBr

1. Diagram alir proses pembuatan tablet pada masing masing metode:

v Granulasi basah
Zat aktif & eksipien

Masing masing dihaluskan

Serbuk yang sudah halus dicampurkan sampai homogen

(Zat aktif, Pengisi, penghancur )

Pengikat

Dibuat massa yang basah

( dapat dikepal )

Campuran serbuk

Dibasahi bahan pengikat

Diayak menjadi granul ( ayakan 6 12 mesh )

Granul basah

Dikeringkan dalam oven


o Diperhatikan suhu, kelembaban ruangan

Granul kering

Diayak ( ayakan 14 20 mesh )

Dicampur dengan lubrikan

Diperiksa
o Granulometri
o Penetapan bobot jenis

Bobot jenis sejati

Bobot jenis nyata

Bobot jenis mampat

Kadar mampat

Perbandingan Haussner

Kompresibilitas

Kecepatan aliran

Metode corong

Metode sudut istirahat

Dicetak

Tablet

Uji organoleptik
o Bentuk
o Bau
o Homogenitas
o Permukaan bebas cacat dan noda atau bintik bintik

Sifat Fisik Kimia


o Keseragaman ukuran ( Diameter dan tebal )
o Kekerasan

o Friabilitas ( kerapuhan tablet terhadap gesekan atau bantingan selama waktu


tertentu )

Uji keseragaman bobot

Uji keseragaman sediaan


o Keseragaman kandungan ( untuk tablet yang kandungan zat aktifnya < 50 mg )
o Keragaman bobot ( untuk tablet yang kandungan zat aktifnya 50 mg / tablet
dan 50% dari bobot tablet )

Uji waktu hancur


o Dibuat dengan simulasi seperti kondisi in vivo
o Waktu hancur tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut

Uji disolusi ( sesuai uji disolusi FI IV )

v Granulasi kering
Zat aktif & eksipien

Masing masing dihaluskan

Serbuk yang sudah halus dicampurkan

Ditambah sebagian ( 1/2 ) lubrikan dan penghancur

Zat aktif + eksipien

Dicetak menjadi tablet yang besar dan kasar ( slug )

Tablet ( slug )

Digiling menjadi granul

Diayak dengan mesh 20

Granul

Ditambah sisa lubrikan dan penghancur

Diuji seperti pada granulasi basah

Dicetak

Tablet

Diuji seperti pada granulasi basah

v Cetak langsung
Zat aktif & eksipien

Masing masing dihaluskan

Serbuk yang sudah halus dicampurkan

Zat aktif + eksipien

Diuji seperti pada granulasi basah

Diisikan kedalam Die

Dicetak dengan mecin pencetak

Tablet dikeluarkan

Tablet

Diuji seperti pada granulasi basah

1. Sebutkan contoh contoh zat tambahan yang digunakan untuk masing masing
metode:

No.

1.

Metode

Granulasi basah

Zat tambahan

Pengisi

Contoh

Tidak larut air:

Pati

Kalsium karbonat

Selulosa mikrokristal

Kalsium fosfat dihidrat

Trikalsium fosfat

Larut air:

Pengikat

Laktosa

Sukrosa

Dekstrosa

Manitol

Sorbitol

Musilago amili 10%

PVP 1% dalam air

Gom arab 10%

Sorbitol 10% dalam air

Pelincir ( lubrikan )

Metil selulosa 2%

Mg stearat 0,5 2%

PEG 4000 & PEG 6000 2


5%

Talk 5 10%

Na benzoat 2 5%

Asam stearat 1 3%

Penghancur ( desintegran )

Pelicin ( Glidan )

2.

Granulasi kering

Pengisi

Starch 1500 5 15%

Avicel PH 101

Amilum 5 20%

Asam alginat 5 10%

Pati 1 10%

Talk 1 5%

Mg stearat 0,2 2%

Tidak larut air:

Pati

Kalsium karbonat

Selulosa mikrokristal

Kalsium fosfat dihidrat

Trikalsium fosfat

Larut air:

Pelincir ( lubrikan )

Penghancur ( desintegran )

3.

Cetak langsung

Laktosa

Sukrosa

Dekstrosa

Manitol

Sorbitol

Mg stearat 0,5 2%

PEG 4000 & PEG 6000 2


5%

Talk 5 10%

Na benzoat 2 5%

Asam stearat 1 3%

Starch 1500 5 15%

Avicel pH 101

Amilum 5 20%

Asam alginat 5 10%

Avicel

Amilum kering

Starch 1500

1. Contoh Formula masing masing metode:

v Granulasi basah
Asam mefenamat
Amprotab

500 mg
15%

Avicel
PVP
Mg stearat
Talc
Amilum kering

10%
2%
2%
6%

v Granulasi kering
Vitamin C

500 mg

Mg stearat

2%

Amilum kering

6%

v Cetak langsung

CTM
Avicel

6%

Talk

1%

Mg stearat

1%

1. Permasalahan yang biasa terjadi pada masing masing metode:

Masalah umum

1. 1.

Capping

Masalah khusus

1. Melekat pada cetakan

Pemisahan sebagian atau keseluruhan Penyebab:


bagian atas / bawah tablet dari badan
tablet

Laminasi

Lubrikan kurang atau tidak tepat

Pemisahan tablet menjadi dua bagian


atau lebih

Kandungan air tinggi menyebabkan


penempelan pada die

Kadar air rendah menyebabkan


laminating atau capping

Interaksi kimia atau fisika

Bahan baku dengan titik leleh yang


sangat rendah

1. 2.

1. 3.

Chipping

Keadaan dimana bagian bawah tablet


terpotong
1. 4.

Cracking

Keadaan dimana tablet pecah, lebih


sering dibagian atas & tengah
1. 5.

Picking

1. Melekat pada punch


2. Capping / laminating

Perpindahan bahan dari permukaan


tablet dan menempel pada permukaan Penyebab:
punch
Terjebaknya udara pada tablet karena
granul sangat halus
1. 6.
Sticking

Kekerasan yang terlalu rendah atau


terlalu tinggi

Mottling

Granul yang terlalu kering

Keadaan dimana distribusi zat warna


pada permukaan tablet tidak merata

Zat pengikat yang kurang tepat

Pengikat yang jumlahnya terlalu sedikit

Keadaan dimana granul menempel


pada dinding die
1. 7.

1. Sumbing atau retak retak pada


permukaan tablet
Penyebabnya:
Akibat dari ketiga masalah sebelumnya
1. Keseragaman bobot
Penyebab:

Aliran kurang baik

Distribusi ukuran granul yang tidak


tepat

Sistem pencampuran yang tidak benar

1. Keseragaman kandungan

About these ads


Share this:

Twitter

Facebook

Related
Analisis Kualitatif Kation dan AnionIn "Analisis Kualitatif"
ARGENTOMETRIIn "TITRASI"
TITRASI REDOKSIn "TITRASI"
Permalink
Post navigation
Metabolisme Protein
Manfaat buah beet untuk yang kekurangan darah

2 comments on Metode pembuatan tablet dengan granulsi dan cetak langsung

1.

Argentometri October 17, 2013 at 7:15 am Reply


numpang copy ya ka

martinoloth March 28, 2014 at 12:56 am Reply

Dengan senang hati.trims sudah koment


Leave a Reply

2012

M
Dec
7
14
21
28

T
1
8
15
22
29

W
2
9
16
23
30

Martua2012
Martua Agustinus

MY PROFIL
NAMA;MARTUA AGUSTINUS
UMUR :20thn
PENDIDIKAN;STFI'2011

October 2013
T
3
10
17
24
31

4
11
18
25

S
5
12
19
26

S
6
13
20
27

"RENDAH HATI & KERJA KERAS KEWAJIBAN"


Alur Analisis kualitatif

Manfaat buah beet untuk yang kekurangan darah

Metode pembuatan tablet dengan granulsi dan cetak langsung

Metabolisme Protein

IODOMETRI

KOMPLEKSOMETRI

Martua Agustinus Simarmata

Buat Lencana Anda


Ikuti Blog melalui surat elektromik

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima
pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.
Join 3 other followers

5
2.
Die
, yang menentukkan ukuran dan bentuk tablet3.
Punch
, untuk mencetak/mengempa granul yang ada di die4.
Jalur cam
, untuk mengatur gerakan pucnh5.
Suatu mekanisme pengisian untuk menggerakan atau memindahkan granuldari hopper ke
dalam die.
(Lachman ,halaman 662)
. Metode pembuatan tablet dibagi menjadi metode granulasi dan
kempalangsung dan granulasi.
Granulasi merupakan proses peningkatan ukuran partikeldengan cara melekatkan partikelpartikel sehingga bergabung dan membentukukuran yang lebih besar . Metode granulasi ini
terdiri dua metode yaitu metodegranulasi basah dan metode granulasi kering.
a.
Granulasi Basah
Granulasi basah dalah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk ataucampuran serbuk
alam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yangakan menghasilkan granul
(Chorles J.P Siregar, 2008). Dalam proses
granulasi basah zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahideng
an larutan pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granuldan dikeringkan
dalam lemari pengering pada suhu 40-50C. Proses pengeringandiperlukan oleh seluruh cara
granulasi basah untuk menghilangkan pelarut yangdipakai pada pembentukan gumpalan
gumpalan dan untuk mengurangikelembaban sampai pada tingkat yang optimum (Lachman,
1986). Setelah keringdiayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan
danditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin tablet (Anief, 1994).Tahapan
pembuatan tablet parasetamol dengan menggunakan metode granulasi basah yaitu :1.
Penggilingan/ penghalusan obat dan eksipien2.
Pencampuran serbuk yang sudah digiling3.

Preparasi larutan pengikat4.


Pencampuran larutan pengikat dengan campuran serbuk untuk membentuk masa basah5.
Pengayakan/penapisan massa kasar menggunakan ayakan berukuran mesh 6-126.
Pengeringan granul basah
6
7.
Pengayakan granul kering melalui ayakan berukuran 14-208.
Pencampuran granul yang sudah diayak dengan lubrikan dan disintegran9.
Pengempaan tablet(Goeswin Agoes halaman : 254)Untuk memantau kualitas produk obat,
evaluasi secara kuantitatif
serta penetapan sifat kimia, fisika, dan bioavilibilitas tablet harus dibuat evaluasimeliputi :a.
Evaluasi Granul1.
Sifat alir2.
BJ nyata, BJ mampat, % Kompresibilitas3.
Kelembaban b.
Evaluasi Tablet1.
Organoleptis2.
Keseragaman Ukuran3.
Keseragaman bobot4.
Friabilitas5.
Kekerasan dan kerenyahan tablet6.
Waktu hancur7.
Kandungan obat dan pelepasannyaParasetamol atau
asetominofen
memiliki
khasiat dari sebagai analgetis danantipiretis, tetapi tidak antiradang.
(Obat

Obat Penting halaman : 318)

Aksi dari parasetamol yaitu menghambat prostaglandin di SSP tetapi tidakmemiliki efek
anti-inflamasi diperifer ; mengurangi demam melalui tindakanlangsung pada hipotalamus
pengatur pusat panas. Parasetamol diindikasikan untukmenghilangkan nyeri ringan sampai
sedang ; pengobatan demam. Penggunaan berlabel (s): Nyeri dan demam setelah vaksinasi
profilaksis.
(A to Z Drug fact)
Dewasa ini dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga untukswamedikasi
(pengobatan mandiri). Efek analgetisnya diperkuat oleh kodein dankofein dengan kira

kira 50%. Reabsorpsinya dari usus cepat dan praktis tuntas,secara rektal lebih lambat. Dalam
hati zat ini diuraikan menjadi metabolit

metabolit toksis yang diekskresi dengan kemih sebagai konyugat

glukuronida
7
dan sulfat. Efek sampingnya tak jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitasdan kelainan
darah. Overdose dapat menimbulkan antara lain mual, muntah, dananoreksia. Wanita hamil
dapat menggunakan parasetamol dengan aman, jugaselama laktasi walaupun mencapai air
susu ibu. Interaksi pada dosis tinggi dapatmemperkuat efek antikoagulansia tetapi pada dosis
biasa tidak interaktif.Dosis dari parasetamol untuk nyeri dan deman oral 2 - 3 dd 0,5-1 g,
maks4 g/hari, pada penggunaan kronis maks. 2,5 g/hari. Anak

anak 4

6 dd 10mg/kg, yakni rata

rata usia 3 -12 bulan 60 mg, 1 - 4 tahun 240

360 mg, 4

5xsehari.
(Obat

Obat Penting ed IV, hlm 318-319)

12
FI ed IV hal 771

Lactosa Anhydrous
Struktur molekulRumus molekul C
12
H
22
O

11
Nama kimia O
-D-galactopyranosyl-(1

4)
-D-glucopyranoseBerat molekul 342,30Pemerian Laktosa anhidrat adalah
serbuk atau partikel kristal berwarna putih,rasa manis, tidak
berbau.Suhu Lebur 232
0
CKelarutan Larut dalam air, sedikit larut dalam ethanol 95% dan eter.Dens
ity 1,589 g/cm
3
Stabilitas Laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan dalampenyim
panan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh panas, kondisilembab yang
kelembabannya hingga
80%.Inkompatibilitas Laktosa anhidrat inkompatibel dengan oksidator kua
t. Dapatmengalami reaksi maillard dengan amin primer dan sekunder
biladisimpan dalam kondisi kelembaban tinggi pada waktu
tertentu.Penyimpanan Dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering.
Kegunaan
Tablet filler
atau
diluent
atau pengisi.Pustaka
Handbook of Pharmaceutical Exipient
Halaman 359

361

Magnesium StearatStruktur kimiaRumus molekul C


36
H
70
MgO
4
Nama kimiaOctadecanoic acid magnesium salt [557-040] Berat molekul 591,29Pemerian Serbuk halus berwarna putih,bau samar rasa khas

13
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol,etanol 95%,eter dan air ,sedikit larutdalm benzen
hangat,dan etanol hangat
95%Stabilitas Magnesium stearat stabil dan dapat disimpan dalam wadah tertutuprapat dan
keringInkompatibilitas Inkompatibel dengan asam kuat,basa, garam besi.Hindari pencampura
n dengan bahan yang teroksidasi kuat.Mg stearat tidakdapat digunakan dalam produk yang
mengandung aspirin,beberapavitamin dan garam
besiPenyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan disimpan dalam tempatsejuk dan
keringKegunaan Lubricant,0,25 % - 5,0 %Daftar pustaka HOPE 6
th
edisi 2009 hal 404

405
VI.
Rasionalisasi Formula

Dosis parasetamol dalam sediaan tablet >5% sehingga pembuatan tablet denganmetode
granulasi.

Fungsi aqua yang digunakan dalam pembuatan tablet parasetamol bukan


sebagai pelarut zat aktif tetapi untuk melarutkan zat pengikat karena zat pengikat yangdiguna
kan dalam formula ini larut dalam air.

Berdasarkan data stabilitas, parasetamol stabil pada temperatur 45


0
C (dalam bentuk serbuk) sehingga pada saat pengeringan granul dilakukan padatemperatur
dibawah 45
0
C

Bobot tablet yang dibuat 700 mg sedangkan bobot parasetamol adalah 500 mgsehingga
ditambahkan zat pengisi laktosa untuk menambah bobot tablet.

Untuk mengikat zat aktif dan zat tambahan serta agar tablet dapat dicetak makaditambahkan
zat pengikat PVP.

Tablet merupakan sediaan solid sehingga ditambahkan penghancur ataudisintegran dengan


menggunakan amilum pada fase luar dan dalam
yang berfungsi untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat setelah ditelan oleh pasien.

Untuk memperbaiki sifat alir serbuk ditambahkan talkum sebagai pelicin/ glidan

14

Untuk menurunkan friksi antara serbuk dan dies pada saat proses fillerditambahkan mg
stearat sebagai lubricant.

Laktosa digunakan sebagai pengisi/filler yang berfungsi untuk menambah bobottablet

PVP digunakan sebagai pengikat atau binder yang berfungsi untuk mengikat zataktif dan zat
tambahan agar tablet dapat dicetak

Amilum digunakan sebagai penghancur/disintegran yang berfungsi untukmempermudah


kehancuran tablet dalam pencernaan

Talkum digunakan sebagai pelicin/glidan yang berfungsi untuk memperbaikisifat alir serbuk
dari hoper ke die.

Mg stearat digunakan sebagai lubricant yang berfungsi untuk menurunkan friksiantara serbuk
dan die.

17
d.
Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstankurang lebih selama
5 menit 5, toples dibuka (hindari pengetukan padatoples)e.
Ditambahkan sisa amylum dan kurang lebih 12 g paracetamol kemudiantoples ditutupf.
Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstankurang lebih selama
5 menit 5, toples dibuka (hindari pengetukan padatoples)g.
Ditambahkan kurang lebih 40 g paracetamol kemudian toples ditutuph.
Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstankurang lebih selama
5 menit 5,toples dibuka (hindari pengetukan padatoples)i.
Ditambahkan sisa paracetamol kemudian toples ditutup j.
Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstankurang lebih selama
5 menit 5, toples dibuka (hindari pengetukan padatoples)4.
Pembuatan larutan pengikata.
Timbang 8,75 g povidon/polivinil pirolidon b.
Dimasukkan dalam beaker glas 50 mlc.
Ditambahkan kurang lebih 10 ml aquadesd.
Diaduk sampai povidon/polivinil pirolidon larut sempurnamenggunakan batang pengaduk5.
Proses granulasia.
Serbuk yang telah melalui proses mixing ditambahkan larutan pengikatsedikit demi sedikit
sambil diaduk perlahan sampai larutan pengikathabis b.
Diukur kelembaban serbuk,jika belum sesuai ditambahkan aquadessampai kelembaban yang
diinginkanc.
Masukkan serbuk dalam mesin granulasid.
Lakukan granulasi sampai serbuk habis6.
Proses pengayakanGranul yang sudah terbentuk diayak melalui mesh no. 127.
Proses pengeringan
18
a.

Granul ditempatkan dalam wadah yang permukaanya luas (dalam praktikum digunakan
loyang) b.
Dimasukkan dalam ovenc.
Atur suhu oven pada temperatur 37
0
C8.
Dilakukan evaluasi granul meliputi:a.
Berat granul b.
BJ nyata,BJ mampat dan % komprebilitas (% K)c.
Kecepatan alirand.
Kandungan lembab9.
Proses mixing dengan fase luara.
Timbang fase dalam ,hitung jumlah fase luar yang akan digunakan berdasarkan jumlah fase
dalam b.
Timbang bahan-bahan fase luar sebanyak:

Amylum: 6,520 gram

Talk: 2,608gram

Mg stearat: 1,304 gramc.


Fase dalam dimasukkan dalam toplesd.
Ditambahkan talk aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetap sampaihomogen
(pengadukan jangan terlalu lama)e.
Ditambahkan mg stearat aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetapsampai homogen
(pengadukan jangan terlalu lama)f.
Ditambahkan amylum aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetapsampai homogen
(pengadukan jangan terlalu lama)g.
Pengadukan fase luar tidak lebih dari 5 menit10.
Proses Pencetakan Tableta.

Dilakukan optimasi berat dengan mencetak satu tablet. Berat yangdiinginkan 719. b.
Setelah didapat berat yang diinginkan dilakukan optimasi kekerasan tablet.Kekerasan tablet
yang diinginkan berkisar 70

120 N.c.
Setelah mendapat berat dan kekerasan yang sesuai. Kemudian mesindisetting otomatis.d.
Granul dimasukkan ke dalam hopper mesin tablet single punch.e.
Dilakukan pencetakan tablet hingga granul dalam hopper habis.
19
11.
Dilakukan evaluasi tablet , meliputi :a.
Organoleptik b.
Keseragaman ukuranc.
Friabilitasd.
Keseragaman bobote.
Kekerasan tabletf.
Waktu hancur

http://www.academia.edu/8264910/PEMBUATAN_TABLET_PARASETAMOL_DENGAN
_METODE_GRANULASI_BASAH

Anda mungkin juga menyukai