Akuntansi pajak adalah sistem pencatatan keuangan yang berkaitan dengan perhitungan pajak dan mengacu pada peraturan perpajakan. Akuntansi pajak berbeda dengan akuntansi komersial yang mengacu pada prinsip akuntansi umum. Prinsip-prinsip akuntansi pajak meliputi kesatuan akuntansi, konsistensi, harga objektif, dan konservatisme. Fungsi akuntansi pajak adalah menyajikan laporan keuangan
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
56 tayangan25 halaman
Akuntansi pajak adalah sistem pencatatan keuangan yang berkaitan dengan perhitungan pajak dan mengacu pada peraturan perpajakan. Akuntansi pajak berbeda dengan akuntansi komersial yang mengacu pada prinsip akuntansi umum. Prinsip-prinsip akuntansi pajak meliputi kesatuan akuntansi, konsistensi, harga objektif, dan konservatisme. Fungsi akuntansi pajak adalah menyajikan laporan keuangan
Akuntansi pajak adalah sistem pencatatan keuangan yang berkaitan dengan perhitungan pajak dan mengacu pada peraturan perpajakan. Akuntansi pajak berbeda dengan akuntansi komersial yang mengacu pada prinsip akuntansi umum. Prinsip-prinsip akuntansi pajak meliputi kesatuan akuntansi, konsistensi, harga objektif, dan konservatisme. Fungsi akuntansi pajak adalah menyajikan laporan keuangan
Akuntansi pajak adalah sistem pencatatan keuangan yang berkaitan dengan perhitungan pajak dan mengacu pada peraturan perpajakan. Akuntansi pajak berbeda dengan akuntansi komersial yang mengacu pada prinsip akuntansi umum. Prinsip-prinsip akuntansi pajak meliputi kesatuan akuntansi, konsistensi, harga objektif, dan konservatisme. Fungsi akuntansi pajak adalah menyajikan laporan keuangan
Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25
AKUNTANSI PAJAK
Wirmie Eka Putra S.E., M.Si.
PENGERTIAN AKUNTANSI Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi serta kejadian – kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil – hasilnya. (AICPA/ American Institute of Certified Public Accounting) Akuntansi adalah urutan proses kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara tertentu atas transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi serta penafsiran terhadap hasilnya (Marianus Sinaga, Teori Akuntansi, 1988). Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak – pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. (Sukrisno Agoes, Akuntansi Perpajakan, 2007) Akuntansi Komersial dan Akuntansi Pajak Akuntansi komersial adalah akuntansi yang dilaksanakan oleh perusahaan pada umumnya yang mengacu pada Prinsip Akuntansi / SAK Akuntansi pajak adalah akuntansi yang berkaitan dengan perhitungan perpajakan dan mengacu pada peraturan dan Perundang- undangan Perpajakan beserta aturan pelaksanaannya. Bagian dari akuntansi komersial Teori Akuntansi Pajak Adalah suatu penalaran logis dalam bentuk seperangkat azas atau prinsip yang diakui dalam ketentuan serta peraturan perpajakan. Prinsip Akuntansi Pajak 1. Kesatuan Akuntansi Perusahaaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dengan pihak - pihak yang berkepentingan dengan sumber - sumber perusahaan Ada pemisahan yang jelas antara perusahaan dengan pemilik, perseroan atau pemegang saham mengenai kekayaan, hutang piutang penerimaan dan pengeluaran uang, antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan pribadi pemilik / pemegang saham tidak boleh bercampur.
Berdasarkan psl 28 ayat 7 UU KUP, pada dasarnya pembukuan
harus memisahkan harta dari Wajib Pajak. Prinsip Akuntansi Pajak 2. Kesinambungan Prinsip ini mengandung arti bahwa suatu entitas ekonomi diasumsikan akan terus menerus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan.
Prinsip ini dapat dilihat dari perubahan neraca setiap
tahunnya. Neraca tahun ini merupakan perubahan dari neraca tahun sebelumnya akibat adanya laporan L/R tahun ini dst Prinsip Akuntansi Pajak 3. Harga pertukaran yang objektif Transaksi keuangan harus dinyatakan dengan nilai uang . Penjual harga jual Pembeli harga perolehan (cost) Prinsip Akuntansi Pajak Harga pertukaran tersebut harus objektif atau harga pasar yang wajar yaitu : 1. Tidak dipengaruhi oleh adanya hubungan istimewa 2. Dapat diuji oleh pihak - pihak yang berkepentingan 3. Tidak terdapat transfer pricing 4. Tidak mark-up, tidak ada KKN dan sebagainya. Berdasarkan pasal 18 (3) UU PPh ditentukan bahwa Dirjen Pajak berwenang menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan hutang sebagai modal untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak bagi WP yang mempunyai hubungan istimewa dengan WP lainnya sesuai kewajaran dan kelaziman. Prinsip Akuntansi Pajak 4. Konsistensi Prinsip ini mengandung arti bahwa penggunaan metode dalam pembukuan tidak diperbolehkan berubah - ubah berdasarkan pasal 28 (5) UU KUP pembukuan diselenggarakan dengan prinsip atau asas konsistensi, artinya, apabila WP telah memilih salah satu metode pembukuan maupun dalam perhitungannya, metode tersebut harus diikuti setiap tahun secara konsisten, misalnya pada kegiatan berikut ini : Prinsip Akuntansi Pajak Penentuan tahun buku menggunakan tahun takwin atau tidak. Perhitungan penyusutan menggunakan garis lurus, saldo menurun atau metode lainnya. (menurut UU PPh yang diizinkan hanya metode garis lurus dan saldo menurun) Perhitungan persediaan menggunakan rata-rata, FIFO atau LIFO (menurut UU PPh 10 ayat 6 hanya rata – rata & FIFO) Pengakuan nilai kurs valuta asing menggunakan kurs tetap dan kurs tengah BI Berdasarkan pasal 28 (8) UU KUP ditetapkan setiap adanya perubahan dalam prinsip maupun metode perhitungan dalam pembukuan harus mendapat persetujuan Dirjen Pajak, untuk dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu tentang ada tidaknya objek pajak yang timbul akibat adanya perubahan tersebut Prinsip Akuntansi Pajak 5. Konservatif Mengandung arti kemungkinan rugi (belum direalisasi, masih merupakan tafsiran) sudah diakui sebagai kerugian dengan cara membentuk penyisihan atau cadangan. Secara akuntansi prinsip konservatif diterapkan pada berbagai kegiatan seperti berikut : Penyisihan piutang, penyisihan potongan penjualan, penyisihan retur penjualan, penyisihan klaim, dst. Prinsip Akuntansi Pajak Akuntansi pajak cenderung menggunakan prinsip realisasi walaupun terdapat pula pengakuan terhadap prinsip konservatif seperti pada perhitungan rugi selish kurs. Prinsip realisasi dalam akuntansi pajak tampak dalam pasal 9 (1)(c) UU PPH dimana wajib pajak tidak diperbolehkan membentuk dana cadangan (penyisihan) kecuali untuk : Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha Bank, cadangan piutang tak tertagih untuk usaha sewa guna usaha dengan hak opsi Cadangan untuk usaha asuransi Cadangan biaya reklame untuk pertambangan. Prinsip Akuntansi Pajak Pasal 10 (6) UU PPh, persediaan dan pemakaian persediaan untuk menghitung harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan, tidak diperbolehkan berdasarkan “harga pokok dan harga pasar mana yang lebih rendah”. Contoh : 1/6/2007 PT Siyo membeli saham PT Bermani sebanyak 50.000 lembar @ Rp 2,000 atau senilai Rp 100.000.000. Pd tanggal 31/12/07 nilai saham itu turun menjadi Rp. 1.500 perlembar sehingga bila saham dijual PT Siyo akan mengalami kerugian sebesar Rp.25.000.000 (Rp. 500 X 50.000 lbr). Kerugian ini sesuai dgn prinsif konservatif sudah diakui, yaitu dengan membentuk cadangan penyisihan penurunan nilai surat berharga. Dalam akuntansi pajak, kerugian diakui apabila saham tersebut telah dijual PT Siyo. Fungsi Akuntansi Pajak Mengolah data kuantitatif yang akan digunakan untuk menyajikan LK yang memuat perhitungan perpajakan. Laporan akan digunakan dalam pengambilan keputusan. Memberikan pemahaman perpajakan yang baik oleh WP (terutama WP badan) agar jangan sampai terjadi kesalahan dalam mencatat yang dapat menyebabkan terjadinya pemeriksaan oleh fiskus. Tujuan Kualitatif Akuntansi Pajak 1. Relevan 2. Dapat dimengerti 3. Daya uji 4. Netral 5. Tepat waktu 6. Daya banding 7. lengkap 1. Relevan LK yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus relevan antara data yang dimiliki WP dengan adanya kewajiban ataupun hak yang ditimbul dalam kaitannya dengan perpajakan.
Berdasarkan pasal 28(9), catatan termasuk LK yang
dihasilkan dapat dipergunakan untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak dan besarnya pajak yang terhutang. 2. Dapat Dimengerti LK yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus dapat dimengerti, baik oleh WP maupun oleh pihak lain termasuk oleh fiscus.
Berdasarkan pasal 28(4), pembukuan
diselenggarakan dengan menggunakan huruf latin dan angka arab, satuan mata uang rupiah, dengan menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Asing yang diizinkan, mengandung arti agar LK yang dihasilkan dapat dimengerti. 3. Daya Uji LK yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus mempunyai daya uji, perhitungan yang dilakukan oleh WP akan menghasilkan angka yang sama apabila dilakukan oleh pihak lain termasuk fiscus.
Berdasarkan pasal 28 (9) UU KUP bahwa, catatan
yang dipergunakan untuk menghitung penghasilan kena pajak yang dilakukan oleh WP akan menghasilkan angka yang sama apabila dihitung oleh pihak lain termasuk fiscus. 4.Netral LK yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus netral tidak memihak kepada WP dan juga tidak memihak kepada pihak lain termasuk pihak negara (pihak yang sangat berkaitan degan penerimaan perpajakan)’ Berdasarkan pasal 28 (3) UU KUP, pembukuan yang dilakukan oleh WP harus berdasarkan itikad baik dan mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. 5. Tepat Waktu LK yang dihasilkan dalan akuntansi pajak harus tepat waktu, sesuai dengan tahun takwim atau tahun buku yang dipergunakan oleh WP. Berdasarkan pasal 1 (7) UU PPh, LK WP dibuat berdasarkan tahun takwim atau tahun buku. 6. Daya Banding LK yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus memiliki daya banding, terutama dengan peraturan perpajakan. Berdasarkan penjelasan pasal 28 (7) UU KUP, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, seperti berdasarkan SAK atau berdasarkan ketentuan peraturan perundangan. 7. Lengkap LK yang disajikan dalam akuntansi pajak harus lengkap, tidak terdapat data yang tidak terakumulasi dalam LK Berdasarkan pasal 28 (7) UU KUP pembukuan sekurang-kurangnya memuat catatan harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta pembelian dan penjualan. Persamaan Akuntansi Pajak Persamaan dasar akuntansi pajak sama persis dengan persamaan dasar pada akuntansi komersial.