Kabin Fix

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 49

BAB III

LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama :An. Raveli
Kelamin :Perempuan
Umur : 2 tahun 6 bulan
Pekerjaan/pendidikan : -
Alamat : TPI
Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-
lingkungan
keluarga
Status Perkawinan : Belum Menikah
Jumlah Saudara : Anak ke 4 dari 5
bersaudara
Status Ekonomi Keluarga:
Ayah pasien tidak memilki pekerjaan tetap
dengan pendapatan < Rp1.000.000/bulan.
Kondisi Rumah
Kondisi dalam rumah
Kondisi MCK
Dapur

Kesan : higiene dan sanitasi kurang baik


Kondisi Lingkungan Keluarga
Ayah pasien tidak memilki pekerjaan tetap
Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain
cukup jauh
Tempat tinggal pasien dipinggir jalan

Aspek Psikologis di Keluarga


Hubungan dengan anggota keluarga baik.
Faktor stress dalam keluarga sulit dinilai
Anamnesis
Keluhan Utama
Berat badan tidak naik sejak 6 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


Berat badan tidak naik sejak 6 bulan yang lalu.
Berat badan anak hanya 9 kg, anak tampak
kurus. Kebiasaan makan anak 2-3 kali sehari
dengan porsi setengah dewasa, menu makanan
tidak empat sehat lima sempurna.
Demam tidak ada
Pilek tidak ada
Batuk-batuk lebih dari 2 minggu tidak ada
Sesak nafas tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang
Berak-berak encer tidak ada
Mual muntah tidak ada
Buang air kecil warnanya biasa
Buang air besar warna dan konsistensi biasa
Anak sudah bisa berjalan dan berbicara > 20 kata
Anak jarang kontrol berat badan dan tinggi badan ke
pelayanan kesehatan
Anak sebelumnya pernah dikonsulkan ke Poli Gizi
Puskesmas Bungus berdasarkan rujukan dari Posyandu
karena berat badan di bawah garis merah (BGM).
Anak sudah diberi makanan biasa dengan komposisi
nasi, lauk-pauk dan sayuran dari usia 1tahun. Ibu
pasien tidak dapat memberi makanan bergizi karena
alasan ekonomi keluarga.
Keluarga pasien makan tiga kali sehari namun
Riwayat Penyakit Dahulu / Penyakit Keluarga
Pasien riwayat kecacingan 3 bulan yang lalu, pasien
diberikan obat cacing di puskesmas namun tidak
kontrol ulang berat badan setelah pemberian obat
karena ibu pasien sedang merawat adik pasien yang
berusia 2 bulan.

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan, dan


Kebiasaan
Anak keempat, lahir spontan, ditolong bidan, BBL 2700
gram, PBL 43 cm, langsung menangis, ketuban hijau.
Riwayat imunisasi tidak lengkap.
Riwayat tumbuh kembang sesuai umur tidak
mengalami penyimpangan.
Hygiene dan sanitasi lingkungan buruk.
Status sosial ekonomi keluarga pra sejahtera.
Pemeriksaan Fisik
Status generalisata
Kesadaran : kompos mentis kooperatif
Tanda Vital : Nadi: 89 kali/menit; Suhu: 36,8o
C; Pernafasan : 20 kali/menit
Sianosis : Tidak ada
Keadaan umum : sakit ringan
Keadaan gizi : Gizi buruk (akut)
Panjang Badan : 80 cm
Berat Badan : 8,9 kg
BB/U : < - 3 SD
TB/U : -1 SD s/d 2 SD
BB/TB : -1 SD s/d 2 SD
Kesan : gizi buruk akut
Edema : tidak ada
Anemis : tidak ada
Ikterus : tidak ada
Kesan : Gizi Buruk
Kesan : Normal
Kesan : Pendek
Kesan : Normal
Kelenjar Getah Bening
Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening

Kepala
Bulat, simetris
Ubun-ubun cekung tidak ada

Rambut
Pirang, tipis, tidak mudah rontok

Mata
Konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterik
Pupil isokor, diameter 2 mm/2 mm, refleks cahaya
+/+ normal
Telinga
Tidak tampak kelainan

Hidung
Nafas cuping hidung tidak ada

Tenggorokan
Tonsil T1-T1, tidak hiperemis
Faring tidak hiperemis

Gigi dan Mulut


Mukosa bibir dan mulut basah
Leher
JVP sukar dinilai

Dada Paru
Inspeksi : Normochest, retraksi tidak ada
Palpasi : Tidak dapat dinilai
Perkusi : tidak dapat dinilai
Auskultasi : vasikuler, ronkhi -/- , wheezing -/-
Dada Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba di LMCS RIC V
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Irama teratur, bising tidak ada

Abdomen
Inspeksi : Agak membuncit
Palpasi : Supel, hepar teraba pinggir
tajam, permukaan rata, lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Punggung
Tidak tampak kelainan

Alat Kelamin
A1P1G1

Anus
Colok dubur tidak dilakukan

Anggota Gerak
Akral dingin, CRT <2 detik
Edem -/-
Refleks fisiologis positif normal
Refleks patologis tidak ada
Laboratorium
Belum dilakukakan

Laboratorium Anjuran
Darah rutin

Diagnosis
Diagnosis Kerja : Gizi buruk tipe marasmik
Manajemen
Preventif :
Rajin membawa anak ke posyandu, timbang berat
badan secara teratur minimal 1 kali sebulan
Untuk ibu dan pasien memakan makanan yang bergizi
seperti telur, tahu, tempe, sayur, ikan dan daging
sehingga meningkatkan daya tahan tubuh, dan tidak
mudah terserang penyakit dan jumlah ASI lebih banyak
Untuk orangtua pasien dianjurkan untuk berusaha
mencari penghasilan tambahan
Memberi makan dalam porsi kecil tetapi sering
Tidak membiasakan anak membeli jajanan
sembarangan
Membuat sendiri cemilan untuk anak yang bergizi dan
dijaga kebersihannya.
Preventif :
Mengkonsumsi makanan tambahan yang bisa di
dapatkan di puskesmas atau setiap kunjungan ke
posyandu
Orang tua harus mulai membuka diri, dan menerima
masukan dari berbagai pihak terkait masalah
kesehatan anaknya.
Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak.
Bawa segera ke posyandu atau puskesmas jika anak
sakit
Minum obat secara teratur jika sakit
Promotif :
Menjelaskan kepada orangtua tentang masalah
kesehatan anaknya, dimana si anak mengalami
gizi buruk karena berat badannya tidak sesuai
dengan umurnya. Hal ini kemungkinan besar
disebabkan karena asupan yang kurang. Asupan
kurang bisa karena porsi yang sedikit atau
frekuensi pemberian makanan yang sedikit atau
gabungan keduanya. Untuk itu anak perlu
diberikan PMT pemulihan.
Menjelaskan kepada orangtua pasien bahwa PMT
pemulihan bukanlah sumber asupan utama,
hanya bersifat pendamping.
Promotif :
Menjelaskan bahwa gizi seimbang perlu untuk
perkembangan dan pertumbuhan si anak, juga
penting untuk mencegah agar tidak tidak terkena
penyakit seperti infeksi.
Memberikan penyuluhan tentang gizi, gizi buruk
dan makanan yang bisa diberikan kepada anak
untuk meningkatkan berat badannya.
Promotif :
Bahan makanan yang bisa diberikan kepada anak
berupa :
Karbohidrat : nasi
Protein hewani : daging ayam, ikan, telur, udang,
dan lain-lain
Protein nabati : tempe dan tahu
Sayuran : kangkung, bayam, dan wortel
Buah : jeruk, pisang,dan pepaya
Memberikan contoh menu makanan yang dapat
disajikan
Promotif :
Menjelaskan pentingya pemberian imunisasi secara lengkap
bagi anak, karena imunisasi akan membentuk kekebalan
tubuh sehingga anak akan terhindar dari penyakit-penyakit
tertentu seperti campak, polio, hepatitis B, TBC, tetanus,dll
Menjelaskan pentingnya memantau berat badan dan tinggi
badan anak secara berkala.

Kuratif :
Vitamin C tab 2x1
PMT

Rehabilitatif :
Menimbang berat badan tiap bulan meskipun telah mencapai
berat badan sesuai umur hingga anak berusia 5 tahun
BAB 4
KELUARGA
BINAAN
Identitas individu/keluarga

N Nam Jenis Usia Pendidika Pekerjaa


Status
o a Kelamin (Thn) n n
Tidak
1 RC Laki-laki 38 Ayah Pasien SMA
tetap
Perempua
2 RA 36 Ibu Pasien SMA IRT
n
Perempua
3 DR 17 Kakak Pasien SMA Pelajar
n
Perempua
4 AF 11 Kakak Pasien SD Pelajar
n
Perempua
5 TN 4 Kakak Pasien - -
n
Perempua
6 R 2 th 6bl Pasien - -
n
7 MF Laki-laki 2 bulan Adik Pasien - -
Riwayat penyakit individu/keluarga
Riwayat cacingan pada kakak pasien yang
berusia 4 tahun 3 bulan yang lalu, sudah
meminum obat cacing.

Riwayat penyakit keturunan


Riwayat penyakit yang diturunkan di dalam
keluarga tidak ada.
Akses ke pelayanan kesehatan
Tidak memiliki kartu BPJS maupun KIS, keluarga ini tidak
dapat mengakses layanan kesehatan baik di Puskesmas
maupun Rumah Sakit.

Perilaku individu/keluarga
Perilaku hidup bersih kurang. Lingkungan rumah kurang
bersih dan tidak terbiasa mencuci tangan sebelum
makan.
Kebiasaan dan perilaku hidup tidak sehat dalam
keluarga ada, yaitu ayah pasien sering merokok di dalam
rumah.
Kepedulian terhadap kesehatan pribadi, keluarga, dan
lingkungan kurang
Tidak memahami pentingnya posyandu
Menetapkan masalah kesehatan pasien dan
keluarga
Rendahnya penghasilan ayah pasien membuat pasien
tidak bisa diberikan asupan gizi yang seimbang dan
mencukupi sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini
membuat pasien rentan mendapatkan penyakit infeksi.
Pengasilan keluarga yang tidak menetap menjadi alasan
utama tidak dapat terpenuhinya kebutuhan gizi pasien.
Rendahnya tingkat pendidikan kedua orang tua
berperan dalam kurangnya kesadaran untuk berperilaku
hidup sehat
Kurangnya kebersihan di lingkungan rumah
menyebabkan anggota keluarga berisiko untuk
mengalami berbagai penyakit infeksi seperti diare, ISPA,
TB paru, penyakit kulit, dan lain sebagainya.
Rekomendasi solusi
Faktor perilaku kesehatan keluarga

Masalah: Perilaku hidup bersih kurang


Solusi:
Mengedukasi pasien tentang pentingnya kebersihan lingkungan
demi terhindar dari penyakit infeksi seperti diare, ISPA, TB paru,
penyakit kulit dan lain sebagainya.
Menjaga kebersihan badan dengan mandi 2x sehari dan keringkan
badan setelah mandi.
Membiasakan mencuci tangan sebelum makan, dan setelah buang
air.
Menghindari pemakaian baju, handuk, sprei secara bersama-sama.
Menjaga kebersihan kuku dan memotong kuku jika sudah mulai
panjang.
Mengganti sprei, alas bantal, dan handuk secara rutin 1x
seminggu.
Membiasakan menggunakan alas kaki saat diluar rumah.
Masalah: Pengasilan keluarga yang tidak menetap menjadi
alasan utama tidak dapat terpenuhinya kebutuhan gizi
pasien.
Solusi:
Menganjurkan untuk menambah penghasilan keluarga dengan
pekerjaan tambahan
Penyuluhan tentang gizi buruk dengan media leaflet.
Menerangkan bahwa keadaan ini disebabkan oleh kurangnya
asupan makanan pada pasien.
Menerangkan akibat dan komplikasi yang akan timbul jika
keadaan gizi buruk iniberlangsung lama.
Menerangkan bahwa penatalaksanaan gizi buruk ini
berlangsung lama dan membutuhkan ketaatan dalam
melaksanakan program dari puskesmas.
Anjuran untuk kontrol walaupun keadaan status gizi sudah
membaik.
Masalah: Rendahnya tingkat pendidikan kedua
orang tua berperan dalam kurangnya kesadaran
untuk berperilaku hidup sehat.
Solusi: rajin mengikuti posyandu untuk
mendapatkan informasi tentang masalah
kesehatan
Follow Up
23 Maret 2017
Pemeriksaan fisik
BB: 8,9 kg
PB: 80 cm
Lingkar kepala: 41 cm
Tindak lanjut
Mengingatkan kembali cara memberikan makanan pada
pasien
Memotivasi ibu untuk lebih gigih lagi dalam memberikan
makanan pada pasien.
Memotivasi ibu untuk lebih meningkatkan asupan
makanannya agar bayi yang dikandungnya sehat
Mengingatkan kembali pada ibu pasien bahwa pasien harus
dapat menghabiskan 3 porsi nasi per hari dan mendampingi
dengan cemilan di antara jam makan. Jika anak tidak mau
makan berikan makanan lain yang juga bergizi seperti biskuit,
atau bubur kacang padi
Menjaga kebersihan pasien dengan mandi dengan
air hangat 2 kali sehari
Mengidentifikasi lagi masalah yang terdapat di
keluarga dan pada pengamatan ketika kunjungan
pertama diambil kesimpulan bahwa status ekonomi
keluarga pasien tidak terlalu rendah dan faktor yang
lebih berpengaruh pada kurangnya asupan pasien
adalah rendahnya pengetahuan keluarga pasien
tentang gizi seimbang.
Follow up 30 Maret 2017
Nafsu makan baik
Pasien aktif bermain di dalam rumah
Berat badan tetap
Pemeriksaan fisik
BB: 8,9 kg
PB: 80 cm
Lingkar kepala: 41 cm
Tindak lanjut
Mengingatkan kembali apa yang pernah disampaikan pada
kunjungan pertama.
Menerangkan dengan media leaflet tentang gizi seimbang
untuk anak dan ibu hamil
Menjelaskan mengenai pola hidup bersih dan sehat, mengenai
rumah yang sebaiknya jendela harus selalu dibuka agar udara
bisa bertukar, membersihkan rumah dan selalu menggunakan
alas kaki ketika berada diluar rumah.
Mengingatkan kembali untuk membiasakan mencuci tangan
sebelum makan, dan setelah buang air.
Follow up 6 April 2017
Nafsu makan baik
Pasien aktif bermain di dalam rumah
Berat badan tetap
Pemeriksaan fisik
BB: 8,9 kg
PB: 80 cm
Lingkar kepala: 41 cm
Tindak Lanjut
Mengingatkan kembali apa yang pernah disampaikan pada
kunjungan pertama.
Menerangkan dengan media leaflet tentang gizi seimbang
untuk anak dan ibu hamil
Menjelaskan mengenai pola hidup bersih dan sehat, mengenai
rumah yang sebaiknya jendela harus selalu dibuka agar udara
bisa bertukar, membersihkan rumah dan selalu menggunakan
alas kaki ketika berada diluar rumah.
Mengingatkan kembali untuk membiasakan mencuci tangan
sebelum makan, dan setelah buang air.
Follow up 10 April 2017
Nafsu makan baik
Pasien aktif bermain di dalam rumah
Berat badan naik
Pemeriksaan fisik
BB: 9 kg
PB: 80 cm
Lingkar kepala: 41 cm
Tindak Lanjut
Mengingatkan kembali apa yang pernah disampaikan pada
kunjungan pertama.
Menerangkan dengan media leaflet tentang gizi seimbang
untuk anak dan ibu hamil
Menjelaskan mengenai pola hidup bersih dan sehat, mengenai
rumah yang sebaiknya jendela harus selalu dibuka agar udara
bisa bertukar, membersihkan rumah dan selalu menggunakan
alas kaki ketika berada diluar rumah.
Mengingatkan kembali untuk membiasakan mencuci tangan
Hasil
Hasil pencapaian yang didapat dari serangkaian kegiatan yang
telah dilakukan dalam kurun waktu lebih 3 minggu ini, yaitu :
Keluarga pasien paham dengan penyakit yang diderita pasien
dan mengerti dengan apa yang seharusnya dilakukannya
Ibu pasien sudah mengerti bahwa pasien menderita gizi buruk
dan tahu bagaiamana cara pemberian makanan kepada
anaknya
Ibu pasien juga sudah mengerti pentingnya ke posyandu setiap
bulan baik mengenai imunisasi dan peningkatan berat badan.
Higiene pribadi dan lingkungan mulai terjaga dengan baik :
Sudah lebih sering mencuci tangan
Menjaga kebersihan rumah dengan membuka jendela agar
sirkulasi udara lancar
Lampiran

Gambar Pasien dan ibu


Halaman depan

Kondisi di Dalam
Rumah Pasien
Tempat Mandi Cuci Dapur
Kakus
Skrining Berat
Badan Awal

Edukasi Tentang
Gizi dan Tumbuh
Kembang
Edukasi Tentang
Hand Higiene

Edukasi Tentang
Kesehatan
Lingkungan
Edukasi Tentang
Kecacingan

Anda mungkin juga menyukai