Kabin Fix
Kabin Fix
Kabin Fix
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama :An. Raveli
Kelamin :Perempuan
Umur : 2 tahun 6 bulan
Pekerjaan/pendidikan : -
Alamat : TPI
Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-
lingkungan
keluarga
Status Perkawinan : Belum Menikah
Jumlah Saudara : Anak ke 4 dari 5
bersaudara
Status Ekonomi Keluarga:
Ayah pasien tidak memilki pekerjaan tetap
dengan pendapatan < Rp1.000.000/bulan.
Kondisi Rumah
Kondisi dalam rumah
Kondisi MCK
Dapur
Kepala
Bulat, simetris
Ubun-ubun cekung tidak ada
Rambut
Pirang, tipis, tidak mudah rontok
Mata
Konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterik
Pupil isokor, diameter 2 mm/2 mm, refleks cahaya
+/+ normal
Telinga
Tidak tampak kelainan
Hidung
Nafas cuping hidung tidak ada
Tenggorokan
Tonsil T1-T1, tidak hiperemis
Faring tidak hiperemis
Dada Paru
Inspeksi : Normochest, retraksi tidak ada
Palpasi : Tidak dapat dinilai
Perkusi : tidak dapat dinilai
Auskultasi : vasikuler, ronkhi -/- , wheezing -/-
Dada Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba di LMCS RIC V
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Irama teratur, bising tidak ada
Abdomen
Inspeksi : Agak membuncit
Palpasi : Supel, hepar teraba pinggir
tajam, permukaan rata, lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Punggung
Tidak tampak kelainan
Alat Kelamin
A1P1G1
Anus
Colok dubur tidak dilakukan
Anggota Gerak
Akral dingin, CRT <2 detik
Edem -/-
Refleks fisiologis positif normal
Refleks patologis tidak ada
Laboratorium
Belum dilakukakan
Laboratorium Anjuran
Darah rutin
Diagnosis
Diagnosis Kerja : Gizi buruk tipe marasmik
Manajemen
Preventif :
Rajin membawa anak ke posyandu, timbang berat
badan secara teratur minimal 1 kali sebulan
Untuk ibu dan pasien memakan makanan yang bergizi
seperti telur, tahu, tempe, sayur, ikan dan daging
sehingga meningkatkan daya tahan tubuh, dan tidak
mudah terserang penyakit dan jumlah ASI lebih banyak
Untuk orangtua pasien dianjurkan untuk berusaha
mencari penghasilan tambahan
Memberi makan dalam porsi kecil tetapi sering
Tidak membiasakan anak membeli jajanan
sembarangan
Membuat sendiri cemilan untuk anak yang bergizi dan
dijaga kebersihannya.
Preventif :
Mengkonsumsi makanan tambahan yang bisa di
dapatkan di puskesmas atau setiap kunjungan ke
posyandu
Orang tua harus mulai membuka diri, dan menerima
masukan dari berbagai pihak terkait masalah
kesehatan anaknya.
Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak.
Bawa segera ke posyandu atau puskesmas jika anak
sakit
Minum obat secara teratur jika sakit
Promotif :
Menjelaskan kepada orangtua tentang masalah
kesehatan anaknya, dimana si anak mengalami
gizi buruk karena berat badannya tidak sesuai
dengan umurnya. Hal ini kemungkinan besar
disebabkan karena asupan yang kurang. Asupan
kurang bisa karena porsi yang sedikit atau
frekuensi pemberian makanan yang sedikit atau
gabungan keduanya. Untuk itu anak perlu
diberikan PMT pemulihan.
Menjelaskan kepada orangtua pasien bahwa PMT
pemulihan bukanlah sumber asupan utama,
hanya bersifat pendamping.
Promotif :
Menjelaskan bahwa gizi seimbang perlu untuk
perkembangan dan pertumbuhan si anak, juga
penting untuk mencegah agar tidak tidak terkena
penyakit seperti infeksi.
Memberikan penyuluhan tentang gizi, gizi buruk
dan makanan yang bisa diberikan kepada anak
untuk meningkatkan berat badannya.
Promotif :
Bahan makanan yang bisa diberikan kepada anak
berupa :
Karbohidrat : nasi
Protein hewani : daging ayam, ikan, telur, udang,
dan lain-lain
Protein nabati : tempe dan tahu
Sayuran : kangkung, bayam, dan wortel
Buah : jeruk, pisang,dan pepaya
Memberikan contoh menu makanan yang dapat
disajikan
Promotif :
Menjelaskan pentingya pemberian imunisasi secara lengkap
bagi anak, karena imunisasi akan membentuk kekebalan
tubuh sehingga anak akan terhindar dari penyakit-penyakit
tertentu seperti campak, polio, hepatitis B, TBC, tetanus,dll
Menjelaskan pentingnya memantau berat badan dan tinggi
badan anak secara berkala.
Kuratif :
Vitamin C tab 2x1
PMT
Rehabilitatif :
Menimbang berat badan tiap bulan meskipun telah mencapai
berat badan sesuai umur hingga anak berusia 5 tahun
BAB 4
KELUARGA
BINAAN
Identitas individu/keluarga
Perilaku individu/keluarga
Perilaku hidup bersih kurang. Lingkungan rumah kurang
bersih dan tidak terbiasa mencuci tangan sebelum
makan.
Kebiasaan dan perilaku hidup tidak sehat dalam
keluarga ada, yaitu ayah pasien sering merokok di dalam
rumah.
Kepedulian terhadap kesehatan pribadi, keluarga, dan
lingkungan kurang
Tidak memahami pentingnya posyandu
Menetapkan masalah kesehatan pasien dan
keluarga
Rendahnya penghasilan ayah pasien membuat pasien
tidak bisa diberikan asupan gizi yang seimbang dan
mencukupi sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini
membuat pasien rentan mendapatkan penyakit infeksi.
Pengasilan keluarga yang tidak menetap menjadi alasan
utama tidak dapat terpenuhinya kebutuhan gizi pasien.
Rendahnya tingkat pendidikan kedua orang tua
berperan dalam kurangnya kesadaran untuk berperilaku
hidup sehat
Kurangnya kebersihan di lingkungan rumah
menyebabkan anggota keluarga berisiko untuk
mengalami berbagai penyakit infeksi seperti diare, ISPA,
TB paru, penyakit kulit, dan lain sebagainya.
Rekomendasi solusi
Faktor perilaku kesehatan keluarga
Kondisi di Dalam
Rumah Pasien
Tempat Mandi Cuci Dapur
Kakus
Skrining Berat
Badan Awal
Edukasi Tentang
Gizi dan Tumbuh
Kembang
Edukasi Tentang
Hand Higiene
Edukasi Tentang
Kesehatan
Lingkungan
Edukasi Tentang
Kecacingan