HKUM4202 Hukum Perdata
HKUM4202 Hukum Perdata
HKUM4202 Hukum Perdata
TUGAS 1
UNIVERSITAS TERBUKA
1. Rahmat adalah seorang dosen di salah satu PT Negeri di Indonesia. Selain sebagai
seorang akademisi Rahmat juga ahli dalam bidang bisnis properti. Ia mempunyai
beberapa usaha dengan salah satunya adalah rumah kos-kosan bertaraf paviliun. Pada
suatu ketika datanglah seorang tamu yang tak lain adalah temannya sewaktu sekolah
dulu yang bernama Gunawan. Singkat cerita ternyata kedatangan Gunawan itu tak lain
untuk menyewa 1 unit rumah kos paviliun untuk ditempati bersama keluarganya. Akhirnya
terjadilah suatu kesepakatan perjanjian sewa rumah tersebut dengan jangka waktu
setahun. Dalam perjanjian tersebut Gunawan wajib membayar 40% dari total harga sewa
pertahun Rp. 60.000.000,-. Dengan sisanya 60% dibayarkan perbulan selama setahun
kepada Rahmat. Berjalannya waktu Gunawan selalu menyetor kepada Rahmat setiap
bulannya, namun pada bulan ke-6 Gunawan mengalami kecelakaan akibat bencana alam
sehingga biaya sewa bulanan tak dapat ia bayarkan dengan alasan uangnya dipakai
untuk biaya berobat. Atas kejadian tersebut Rahmat sama sekali tak memperdulikannya
dan meminta untuk membayarnya jika tidak Gunawan disuruh pergi keluar dari rumah
kosannya.
Pertanyaan:
Berikan analisis hukum Anda apakah contoh kasus di atas dikategori sebagai perbuatan
wanprestasi?
Jawab:
Kasus Rahmat diatas, dapat dikategorikan sebagai wanprestasi yang dilakukan oleh
Gunawan karena tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian sewa rumah.
Berdasarkan perjanjian, Gunawan diwajibkan membayar 60% dari total harga sewa
sebesar Rp60.000.000 secara bertahap setiap bulan. Namun, pada bulan ke-6, Gunawan
tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut. Menurut Pasal 1243 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUH Perdata), wanprestasi terjadi apabila salah satu pihak tidak
melaksanakan apa yang telah diperjanjikan atau melaksanakannya tidak tepat waktu.
Kendati demikian, dalam kasus ini, Gunawan memiliki alasan kuat, yaitu kecelakaan
akibat bencana alam yang dapat dianggap sebagai keadaan kahar (force majeure).
Berdasarkan Pasal 1244 KUH Perdata, force majeure dapat membebaskan debitur dari
kewajibannya membayar ganti rugi, asalkan debitur dapat membuktikan bahwa keadaan
tersebut di luar kendalinya dan tidak dapat dihindari.
2. Rahmat adalah seorang dosen di salah satu PT Negeri di Indonesia. Selain sebagai
seorang akademisi Rahmat juga ahli dalam bidang bisnis properti. Ia mempunyai
beberapa usaha dengan salah satunya adalah rumah kos-kosan bertaraf paviliun. Pada
suatu ketika datanglah seorang tamu yang tak lain adalah temannya sewaktu sekolah
dulu yang bernama Gunawan. Singkat cerita ternyata kedatangan Gunawan itu tak lain
untuk menyewa 1 unit rumah kosan paviliun untuk ditempati bersama keluarganya.
Akhirnya terjadilah suatu kesepakatan perjanjian sewa rumah tersebut dengan jangka
waktu setahun. Dalam perjanjian tersebut Gunawan wajib membayar 40% dari total harga
sewa pertahun Rp. 60.000.000,- Dengan sisanya 60% dibayarkan perbulan selama
setahun kepada Rahmat. Berjalannya waktu Gunawan selalu menyetor kepada Rahmat
setiap bulannya namun pada bulan ke-6 Gunawan mengalami kecelakaan akibat
bencana alam. Sehingga biaya sewa bulanan tak dapat ia bayarkan dengan alasan
uangnya dipakai untuk biaya berobat. Atas kejadian tersebut Rahmat sama sekali tak
memperdulikannya dan meminta untuk membayarnya jika tidak Gunawan disuruh pergi
keluar dari rumah kosannya.
Pertanyaan:
Menurut Anda jika Rahmat disangkakan melakukan perbuatan wanprestasi. Bagaimana
cara penyelesaiannya secara hukum? Uraikan dengan dasar hukumnya!
Jawab:
Berdasarkan studi kasus diatas, Apabila Rahmat dianggap melakukan wanprestasi
karena mengusir Gunawan secara sepihak, terdapat beberapa cara penyelesaian yang
dapat ditempuh secara hukum. Langkah pertama adalah melalui mediasi, di mana kedua
belah pihak dapat menyelesaikan perselisihan secara damai dengan bantuan mediator.
Jika mediasi tidak berhasil, Gunawan dapat mengajukan somasi berupa peringatan
tertulis kepada Rahmat agar menghentikan tindakan pengusiran tersebut. Jika somasi
tidak diindahkan, Gunawan dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri atas dasar
wanprestasi dan meminta perlindungan hukum. Dasar hukum yang relevan dalam kasus
ini adalah Pasal 1338 KUH Perdata, yang menyatakan bahwa perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak. Selain itu, Pasal 1245 KUH
Perdata juga menyebutkan bahwa debitur dapat dibebaskan dari kewajiban membayar
ganti rugi apabila terbukti mengalami force majeure.
3. Rahmat adalah seorang dosen disalah satu PT Negeri di Indonesia. Selain sebagai
seorang akademisi Rahmat juga ahli dalam bidang bisnis properti. Ia mempunyai
beberapa usaha dengan salah satunya adalah rumah kos-kosan bertaraf paviliun. Pada
suatu ketika datanglah seorang tamu yang tak lain adalah temannya sewaktu sekolah
dulu yang bernama Gunawan. Singkat cerita ternyata kedatangan Gunawan itu tak lain
untuk menyewa 1 unit rumah kosan paviliun untuk ditempati bersama keluarganya.
Akhirnya terjadilah suatu kesepakatan perjanjian sewa rumah tersebut dengan jangka
waktu setahun. Dalam perjanjian tersebut Gunawan wajib membayar 40% dari total harga
sewa pertahun Rp. 60.000.000,-. Dengan sisanya 60% dibayarkan perbulan selama
setahun kepada Rahmat. Berjalannya waktu Gunawan selalu menyetor kepada Rahmat
setiap bulannya namun pada bulan ke-6 Gunawan mengalami kecelakaan akibat
bencana alam. Sehingga biaya sewa bulanan tak dapat ia bayarkan dengan alasan
uangnya dipakai untuk biaya berobat. Atas kejadian tersebut Rahmat sama sekali tak
memperdulikannya dan meminta untuk membayarnya jika tidak Gunawan disuruh pergi
keluar dari rumah kosannya.
Pertanyaan:
Berdasarkan soal no 2 di atas, apakah Gunawan dapat membela dirinya dari tuduhan
ingkar janji yang disangkakan Rahmat? Berikan analisis Anda berdasarkan hukum!
Jawab:
Berdasarkan studi kasus diatas, Gunawan dapat membela diri dari tuduhan wanprestasi
dengan mengajukan alasan bahwa ia mengalami force majeure atau keadaan kahar.
Kecelakaan yang dialaminya akibat bencana alam merupakan kondisi di luar kendali dan
tidak dapat diprediksi, sehingga menghambat pemenuhan kewajiban pembayaran sewa.
Berdasarkan Pasal 1244 dan Pasal 1245 KUH Perdata, force majeure dapat
membebaskan debitur dari kewajiban membayar ganti rugi apabila debitur dapat
membuktikan bahwa ia tidak mampu melaksanakan kewajiban tersebut karena alasan
yang sah dan tidak dapat dihindari. Dalam pembelaannya, Gunawan perlu menunjukkan
bukti-bukti, seperti dokumen medis dan bukti pengeluaran biaya pengobatan, serta bukti
bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh bencana alam yang tidak dapat diantisipasi.
Dengan demikian, jika Gunawan berhasil membuktikan kondisi tersebut, ia dapat
dibebaskan dari kewajiban membayar sisa sewa.