Al+Tarbiyah,+Vol.2+No.1+Januari+2024+Hal+284 295

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Al-Tarbiyah: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam

Vol.2, No.1 Januari 2024


e-ISSN: 2988-2265; p-ISSN: 2988-2257, Hal 284-295
DOI: https://doi.org/10.59059/al-tarbiyah.v2i1.1038

Menghadapi Degradasi Moral Generasi Muda Melalui Penerapan


Pendidikan Islam Pada Peserta Didik
Elsa Salsabila1, Muhammad Shafiq Al-Ghifari2, Nursani Awal Artha Nugraha3,
Salis Salis4, Syahidin Syahidin5, Muhamad Parhan6
1-6
Ilmu Pendidikan Agama Islam, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas
Pendidikan Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected],
[email protected], [email protected], [email protected]

Korespondensi penulis: [email protected]

Abstract: This research discusses the moral degradation of the younger generation in Indonesia and the role of
Islamic education in overcoming this problem. The phenomenon of moral degradation of the younger generation
is increasingly disturbing with the increasing number of cases of tarnished morals, both in direct social
interactions and via social media. The main causes of this moral degradation include promiscuity, unwise use of
social media, and lack of supervision from parents. Islamic education is considered a relevant solution to face
this problem. In this research, the Systematic Literature Review (SLR) method was used to collect and analyze
related literature. The findings of this research show that Islamic education has an integral, progressive and
functional role in overcoming the moral degradation of the younger generation. The integration of Islamic
education in the school curriculum is also considered important to shape the character of students. However,
there are internal and external challenges faced in implementing Islamic education, including a less
comprehensive understanding of Islamic teachings, as well as the negative influence of scientific and
technological progress. This research contributes to understanding the complexity of the moral degradation of
the younger generation and the relevance of Islamic education as a solution in facing these challenges. Therefore,
it is important for Islamic educational institutions to continue to develop effective and relevant strategies in
shaping the morals of the younger generation through Islamic education.

Keyword: Moral Degradation, Young Generation, Islamic Education

Abstrak: Penelitian ini membahas mengenai degradasi moral generasi muda di Indonesia dan peran pendidikan
Islam dalam mengatasi permasalahan tersebut. Fenomena degradasi moral generasi muda semakin meresahkan
dengan maraknya kasus-kasus moral yang tercoreng, baik dalam interaksi sosial langsung maupun melalui media
sosial. Penyebab utama degradasi moral ini antara lain pergaulan bebas, penggunaan media sosial yang tidak bijak,
dan kurangnya pengawasan dari orang tua. Pendidikan Islam dianggap sebagai solusi yang relevan untuk
menghadapi permasalahan ini. Dalam penelitian ini, digunakan metode Systematic Literature Review (SLR) untuk
mengumpulkan dan menganalisis literatur terkait. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan
Islam memiliki peran integral, progresif, dan fungsional dalam mengatasi degradasi moral generasi muda.
Integrasi pendidikan Islam dalam kurikulum sekolah juga dianggap penting untuk membentuk karakter peserta
didik. Meskipun demikian, terdapat tantangan internal dan eksternal yang dihadapi dalam mengimplementasikan
pendidikan Islam, termasuk pemahaman yang kurang komprehensif tentang ajaran Islam, serta pengaruh negatif
dari kemajuan ilmiah dan teknologi. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami kompleksitas
degradasi moral generasi muda dan relevansi pendidikan Islam sebagai solusi dalam menghadapi tantangan
tersebut. Oleh karena itu, penting bagi lembaga pendidikan Islam untuk terus mengembangkan strategi yang
efektif dan relevan dalam membentuk moral generasi muda melalui pendidikan Islam.

Kata kunci: Degradasi Moral, Generasi Muda, Pendidikan Islam

PENDAHULUAN
Degradasi moral generasi muda telah menjadi salah satu permasalahan yang
keadaannya semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Isu dan berita semakin ramai
menyinggung terkait merosotnya moral generasi muda di berbagai daerah yang ada di
Indonesia. Banyak kita temukan maraknya kasus yang terus berserakan dari kalangan remaja
Received Desember 15, 2023; Accepted Januari 15, 2024; Published Januari 31, 2024
* Elsa Salsabila, [email protected]
Menghadapi Degradasi Moral Generasi Muda Melalui Penerapan Pendidikan Islam Pada Peserta Didik

dalam berbagai aspek moral yang tercoreng, baik dari segi interaksi kehidupan secara langsung
maupun melalui penggunaan media sosial. Pergaulan bebas, penggunaan media sosial dan
teknologi yang tidak bijak juga kurangnya pengawasan orang tua atau keluarga terdekat
menjadi penyebab utama terpuruknya moralitas generasi muda sekarang. Dengan itu menjadi
suatu hal yang mesti dihadapi dan perlu adanya pengambilan sikap untuk menghadapi keadaan
seperti ini.
Menurut Muhaimin, keadaan ini adalah tantangan yang harus segera diatasi oleh
lembaga pendidikan Islam. Yang mana pendidikan slam harus tetap memiliki peran aktif
sebagaimana mestinya. Dan semua itu dapat dimulai dengan penerapan pendidikan Islam dari
lingkungan keluarga, sekolah, dan Masyarakat. Pendidikan Islam berupaya menyusun konsep
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
mengimani dan mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utama yakni kitab suci Al-
Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan pembelajaran, pengajaran dan pelatihan serta
peningkatan pengalaman. Pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik terhadap agama Islam, sehingga
terciptanya manusia yang taat dan takwa kepada Allah SWT. serta menjadi manusia berakhlak
mulia yang memperhatikan dan peduli akan segala aspek kehidupannya, baik kehidupan
pribadi, sosial, berbangsa dan bernegara.
Penerapan pendidikan Islam pada peserta didik adalah suatu langkah yang relevan
untuk menghadapi degradasi moral pada generasi muda saat ini. Dengan peran pendidikan
Islam dalam pendidikan moral yakni memupuk dan mengembangkan setiap manusia
berdasarkan nilai-nilai moral dan etika yang bersumber dari akal, hati nurani, dan wahyu, agar
memiliki sikap, pendapat, dan keyakinan yang bermanfaat bagi masyarakat, diri sendiri, dan
negara, sehingga terciptanya pribadi yang sadar akan kualitas diri dan bermoral tinggi. Oleh
karenanya jika generasi muda ingin sadar akan moral dan etika maka mesti memiliki
pendidikan agama. Oleh karena itu, pendidikan agama hendaknya bertujuan untuk memupuk
mengembangkan moralitas, hati nurani, budi pekerti, dan keimanan untuk mencapai
keseimbangan. Dengan itu, pendidikan agama penting sebagai upaya untuk menanamkan dan
menerapkan landasan moral yang baik dan kontrol sosial untuk mengatasi kemerosotan moral,
terutama di masa sekarang ini. Atas dasar latar belakang itulah penulis tertarik untuk
mengangkat judul Menghadapi Degradasi Moral Generasi Muda Melalui Penerapan
Pendidikan Islam pada Peserta Didik.

285 Al-Tarbiyah - VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2024


e-ISSN: 2988-2265; p-ISSN: 2988-2257, Hal 284-295

KAJIAN TEORI
Konsep Pendidikan Islam dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Interaksi dengan lingkungan seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan salah
satu cara yang membentuk kepribadian seorang siswa (Taufik, 2019). Konsep pendidikan Islam
merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan untuk
mengembangkan kepribadian peserta didik. Tindak pidana banyak terjadi di lingkungan
sekolah maupun di masyarakat seperti pelecehan seksual, perkelahian antar siswa, kekerasan
di lingkungan sekolah dan pelanggaran HAM lainnya yang terjadi baik di lingkungan sekolah
maupun di luar lingkungan sekolah (Puspitasari, 2022). Dalam ranah keluarga, karakter akan
mulai terbentuk karena keluarga merupakan tempat pertama pendidikan bagi peserta didik.
Pendidikan merupakan salah satu jalan untuk mendidik peserta didik yang beretika, cerdas,
berkemampuan, dan kreatif agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas (Yaumi,
2014).
Menurut Asmaun Sahlan, strategi penanaman budaya keagamaan meliput menciptakan
suasana keagamaan, internalisasi nilai-nilai yang meliputi memberikan pemahaman dan
bimbingan, teladan, kebiasaan dan peradaban. Sedangkan aspek yang membentuk budaya
keagamaan antara lain: salam , tawadhu, istighosah, shalat dhuha dan tadarusan Al-Qur'an
(Masruri, 2019).
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang sangat kompleks dan komprehensif.
Pendidikan Islam yang diberikan oleh Rasul merupakan pendidikan yang sangat komprehensif
dalam hal pembentukan manusia menjadi kamil. Dalam proses pembentukan kepribadian
manusia maka kepribadian murid orang yang lahir pada tahun akan menjadi lebih baik dan
sempurna. Pendidikan yang kita berikan saat ini, walaupun berkaitan dengan modernitas, harus
membentuk karakter peserta didik itu sendiri. Siswa yang berkarakter baik akan melahirkan
sifat-sifat yang baik pula. Jadi, setelah kita mempunyai akhlak yang baik maka otomatis agama,
bangsa dan negara kita juga baik (Fanreza, 2016).
Penyebab Degradasi Moral pada Generasi Muda
Moral berasal dari bahasa latin yaitu Mores. Mores berasal dari kata mos yang berarti
kesusilaan, tabiat atau kelakuan. Dengan demikian moral dapat dipahami sebagai ajaran
kesusilaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, moral adalah ajaran tentang benar dan
salahnya perbuatan dan tingkah laku manusia dan memiliki kaitan spiritual dengan norma-
norma yang telah ditetapkan, baik yang berakar pada ajaran agama, budaya masyarakat,
maupun dari tradisi pemikiran ilmiah. Keterkaitan spiritual ini akan mempengaruhi hubungan
sikap terhadap nilai-nilai kehidupan (norma) yang akan menjadi landasan utama dalam
Menghadapi Degradasi Moral Generasi Muda Melalui Penerapan Pendidikan Islam Pada Peserta Didik

menentukan pilihan, mengontrol sikap dan memutuskan tindakan (Ningsih, 2023). Sedangkan,
degradasi dapat diartikan sebagai kehilangan suatu pangkat atau status. Dengan merujuk pada
kemerosotan standar moral di masyarakat, khususnya di kalangan anak muda, degradasi moral
adalah kemunduran tingkah laku akibat kurangnya pemahaman akan tanggung jawab pada diri
seseorang (Syafa, 2014). Di bawah pengaruh PEMBAzaman, kemerosotan moral adalah
menurunnya nilai-nilai dan standar-standar kemanusiaan. Kesulitan terbesar dalam
menghadapi degradasi moral ini adalah berkembangnya berbagai aspek IPTEK yang sering
dijadikan sebagai tameng dan disalahgunakan bahwasannya hal yang kurang relevan dengan
moral dan etika merupakan variasi dari nilai-nilai modern atau globalisasi (Mintawati, 2023).
Degradasi moral generasi muda merupakan permasalahan yang sering terjadi di
masyarakat. Kemerosotan moral yang khas pada seorang remaja dapat terindikasi dari berbagai
macam faktor yang terjadi karena pengaruh lingkungan, pergaulan bebas dan tak dapat
dipungkiri, terdapat pula pengaruh dari media sosial atau dari penyalahgunaan pada
perkembangan teknologi. Kenakalan remaja seperti perkelahian, perundungan, menonton
video porno, memposting sesuatu yang tidak seharusnya bahkan tindakan kriminal seperti
penyalahgunaan narkoba atau minuman keras yang dapat membahayakan kesehatan individu
dan masyarakat secara keseluruhan, merupakan contoh dan bukti nyata dari degradasi moral
yang terjadi pada generasi muda sekarang. Dengan teknologi yang semakin kompleks dan maju
bukan hanya memberi pengaruh positif saja namun dapat memberikan dampak negatif pula
terhadap kehidupan, sehingga membawa perubahan nilai, norma, aturan dan etika dalam
masyarakat sehingga meninggalkan nilai Islam. Adanya keadaan seperti ini tentu menjadi
pengaruh besar terhadap generasi muda yang mana remaja label berusia antara 12 dan 22 tahun
merupakan yang paling rentan terhadap pengaruh negatif (Latif, 2022).
Di era globalisasi, lingkungan mempunyai dampak yang signifikan. Orang dapat
dipengaruhi oleh orang lain melalui hubungan dalam hidupnya, sehingga mudah untuk
melakukan hal-hal negatif. Permasalahan ini cukup sulit diatasi, karena pengaruh luar
dianggap sudah biasa dan dampak tersebut menjadi kebiasaan kerja remaja. Pada masa remaja,
tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan bagi perilaku dan kebiasaan individu kelak
ketika hidup langsung dengan masyarakat, karena tahap ini merupakan masa ketidakstabilan,
penuh tantangan, guncangan mental, baik yang berasal dari diri sendiri, lingkungan, maupun
masyarakat. Oleh karena itu, saat ini remaja sangat membutuhkan nasehat dan bimbingan dari
semua pihak khususnya budaya etis dalam dunia pendidikan (Almajid, 2012).

287 Al-Tarbiyah - VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2024


e-ISSN: 2988-2265; p-ISSN: 2988-2257, Hal 284-295

Strategi Penerapan Pendidikan Islam dalam Mengatasi Degradasi Moral terhadap


Peserta Didik
Terdapat beberapa hal yang dapat memengaruhi atau membentuk moral, salah satunya
adalah pendidikan. Dalam hal ini, pendidikan moral menjadi sebuah kunci dalam mengurangi
kemerosotan moral dikalangan anak muda. Oleh karena itu, pendidikan Islam disini sudah
sangat diperlukan, karena memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan moral,
khususnya bagi peserta didik yang berada di zaman perkembangan teknologi seperti sekarang.
Menurut Hidayat (2023) dan Muthohar (2013) untuk strategi atau langkah pencegahan terhadap
semakin berkembangnya degradasi moral untuk peserta didik, pendidikan Islam memiliki
strategi atau upaya untuk mencegah degradasi moral yang dapat melunturkan hiasan moral
yang baik untuk peserta didik.
a. Strategi Integral
Pemahaman pendidikan Islam perlu dikenalkan kepada generasi muda secara
menyeluruh atau integral tentang intisari keislaman, seperti hubungan dengan Allah SWT.
(hablumminallah), tauhid, dan hubungan antar sesama manusia (hablumminannas), seperti
hubungan manusia dengan diri pribadi, hubungan manusia dengan masyarakat secara adil,
serta hubungan antar sesama manusia dengan alam semesta sebagai khalifatullah.
b. Strategi Progresif
Dalam Islam, anak muda tidak diperkenalkan terhadap sesuatu yang bertentangan
dengan akal baik manusia, namun para anak muda diajak untuk merasakan meraih kesuksesan,
kemenangan, problem solving, dan menemukan apa sebenarnya makna kehidupan, serta apa
yang ingin dicapai dalam kehidupan. Generasi muda perlu dikenalkan dengan progresifitas dan
dinamisasi Islam yang pernah mampu mendorong dan memotivasi serta membentuk mental
berbagai generasi.
c. Strategi Fungsional
Generasi muda sangat memerlukan asupan pemahaman-pemahaman keagamaan yang
mencerahkan dan mampu menuntunnya untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang
dihadapi, memberi solusi dan mengarahkan pembentukan jati diri. Pendidikan Islam melalui
strategi integral, progresif, dan fungsional mampu memberikan solusi atas permasalahan
degradasi moral pada anak muda (Putri, 2021).
Terdapat strategi lain terhadap pendidikan Islam dalam menghadapi degradasi moral
atau bisa disebut dengan kemerosotan moral, yakni menurut Athiyah al-Abrasyi dalam Minan
antara lain sebagai berikut: 1) Pendidikan secara langsung, yaitu dengan cara menggunakan
petunjuk, arahan/tuntunan, nasehat, menjelaskan manfaat dan bahayanya jika akan melakukan
Menghadapi Degradasi Moral Generasi Muda Melalui Penerapan Pendidikan Islam Pada Peserta Didik

sesuatu. Misalnya, menjelaskan hal-hal yang bermanfaat dan yang tidak, berbuat kepada amal-
amal baik, memiliki motivasi untuk berbudi pekerti yang tinggi dan menghindari hal-hal yang
tercela; 2) Pendidikan secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti atau pengaruh, seperti
berkata benar, selalu berkata jujur dalam setiap perkataan, adil dalam menempatkan sesuatu,
tidak menutup-nutupi suatu perkara, berani dan ikhlas; 3) Mengambil manfaat dari
kecenderungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka pendidikan akhlak, seperti meniru
ucapan-ucapan, perbuatan, dan gerak-gerik orang-orang yang berkaitan erat dengan mereka.
Oleh karena itu, sebagai setiap pendidik atau orang-orang di lingkungan masyarakat hendaknya
berhias dengan akhlak yang baik, agar para anak muda atau remaja dapat mencontoh hal-hal
yang baik pula (Suhada,S.R., 2018) (Aziz, 2020).
Peran Guru PAI dalam Penerapan Pendidikan Islam pada Peserta Didik
Peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki signifikansi yang sangat besar
dalam penyampaian pendidikan Islam kepada peserta didik. Guru PAI memiliki tanggung
jawab utama dalam membimbing peserta didik untuk memahami ajaran Islam secara mendalam
(Sari, 2019). Mereka mencapainya dengan memberikan penjelasan yang jelas dan mudah
dimengerti mengenai konsep-konsep Islam, disertai contoh-contoh konkret dari kehidupan
sehari-hari. Berikut adalah beberapa peran guru PAI dalam penerapan pendidikan Islam pada
peserta didik :
1. Membimbing peserta didik dalam memahami ajaran Islam. Guru PAI memiliki peran
penting dalam membimbing peserta didik dalam memahami ajaran Islam. Hal ini dilakukan
dengan memberikan penjelasan yang tepat dan mudah dipahami mengenai ajaran Islam,
serta memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari (Sari, 2019).
2. Menanamkan nilai-nilai Islam pada peserta didik. Guru PAI juga memiliki peran dalam
menanamkan nilai-nilai Islam pada peserta didik. Hal ini dilakukan dengan memberikan
contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, serta memberikan pengalaman-
pengalaman yang dapat membantu peserta didik memahami nilai-nilai Islam (Kurniawan,
2019).
3. Mengembangkan sikap religius pada peserta didik. Guru PAI juga memiliki peran dalam
mengembangkan sikap religius pada peserta didik. Hal ini dilakukan dengan memberikan
pengalaman-pengalaman yang dapat membantu peserta didik memahami nilai-nilai Islam,
serta memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari (Hidayat, 2018).
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam beribadah. Guru PAI juga memiliki
peran dalam mengembangkan kemampuan peserta didik dalam beribadah. Hal ini
dilakukan dengan memberikan penjelasan yang tepat mengenai tata cara beribadah, serta

289 Al-Tarbiyah - VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2024


e-ISSN: 2988-2265; p-ISSN: 2988-2257, Hal 284-295

memberikan pengalaman-pengalaman yang dapat membantu peserta didik memahami tata


cara beribadah (Nurhayati, 2019).
Peran guru PAI sangat penting dalam penerapan pendidikan Islam pada peserta didik.
Guru PAI memiliki peran dalam membimbing peserta didik dalam memahami ajaran Islam,
menanamkan nilai-nilai Islam pada peserta didik, mengembangkan sikap religius pada peserta
didik, serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam beribadah.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Systematic Literature Review (SLR)
atau Tinjauan Pustaka Sistematik, yaitu pendekatan sistematis untuk menyelidiki dan
menyusun literatur yang relevan dalam bidang studi tertentu. Analisa melalui perumusan
pertanyaan penelitian yang jelas, pencarian literatur yang komprehensif menggunakan
database yang dapat diandalkan, pemilihan artikel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
yang telah ditentukan sebelumnya, menilai kualitas dan relevansi artikel, mengekstraksi data
yang relevan, dan menganalisis hasilnya. Hasil SLR kemudian disintesis menjadi laporan atau
tinjauan sistematis yang menyajikan temuan-temuan utama dan mengidentifikasi kesenjangan
penelitian. Studi literatur yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan melakukan pencarian
terhadap berbagai sumber tertulis baik buku, artikel, ataupun jurnal. Dengan menggunakan
metode ini, telah ditemukan sekitar 1900 artikel dengan rentan publish artikel dari 2015-2023,
namun yang relevan dengan judul penelitian terdapat sekitar 30 artikel. Data yang diambil
bersumber dari google scholar serta publish or perish.

PEMBAHASAN
Pendidikan adalah kunci utama dan merupakan suatu kebutuhan dasar dalam
kehidupan, terutama Pendidikan Islam. Karena pada dasarnya, pendidikan Islam menjadi
symbol upaya untuk pembinaan dan perkembangan potensi manusia, agar kehadiran kita
sebagai hamba Allah SWT. di dunia yang benar-benar menghambakan diri kepada Allah SWT.
juga sebagai khalifah di dunia ini (Salsabila, 2020).
Tantangan Penerapan Pendidikan Islam dalam Menghadapi Degradasi Moral Remaja
1. Keadaan moral dan akhlak remaja (eksternal)
Kondisi moral dan akhlak anak remaja pada saat ini dapat dikatakan memprihatinkan
(Ramadhani, 2022). Hal tersebut karena telah banyak bukti dengan maraknya perilaku remaja
yang mencerminkan rendahnya moral dan akhlak mereka, seperti beredar luas dan bebasnya
konten-konten yang tidak pantas di media sosial. Konten-konten seperti hal yang berbau
kekerasan seksual, hedonisme, bahasa kasar, konten prank yang tidak pantas, dan lain
Menghadapi Degradasi Moral Generasi Muda Melalui Penerapan Pendidikan Islam Pada Peserta Didik

sebagainya. Dengan melihat hal tersebut, maka sudah sangat jelas moral dan akhlak anak muda
sekarang perlu diperhatikan dan dibina agar tidak semakin melenceng.
Terdapat beberapa kasus degradasi moral di era globalisasi seperti sekarang ini yang
masih menjadi isu hangat, salah satunya yaitu pornografi dikalangan remaja. Seperti yang
diuangkap oleh KPAI setelah melakukan survei nasional saat situasi pandemik Covid-19,
bahwa terdapat 22% anak yang melihat konten atau tontonan yang berbau pornografi di media
sosial. Dari beberapa contoh kasus tersebut, dapat dilihat bahwa era perkembangan teknologi
digital yang semakin pesat memiliki dampak yang tidak hanya positif, namun juga negatif bagi
kehidupan, kemudahan informasi yang tersedia terkadang disalahgunakan oleh segelintir orang
untuk melakukan hal-hal yang menyimpang dari moral dan etika yang berlaku. Hal ini
membuktikan degradasi moral memang sudah begitu mengkhawatirkan karena telah terjadi
disekitar kita (Sofyana, H., 2023).
2. Kondisi pendidikan Islam (internal)
Dalam setiap tindakan, pasti tidak selamanya berjalan tanpa adanya tantangan,
begitupun dengan pendidikan Islam dalam menghadapi degradasi moral. Dalam penerapan
pendidikan Islam untuk mengatasi degradasi moral dikalangan remaja khususnya peserta didik,
terdapat beberapa hal yang menjadi tantangan untuk masuknya pendidikan Islam kedalam
pengimplementasian pembentukkan moral remaja, setidaknya terdapat dua hal, yaitu 1)
terdapat pereduksian makna dalam pendidikan, bahkan turun menjadi sebatas hafalan dan
terampil dalam menjawab soal, 2) pendidikan terjerumus ke dalam sistem komersial, yaitu
beralihnya pendidikan menjadi suatu bagian dari bisnis dan dikelola layaknya industri yang
condong terhadap keuntungan.
Masalah yang menjadi tantangan pendidikan Islam seperti umat Islam masih terjebak
dalam dikotomi pendidikan, pemahaman yang kurang komprehensif tentang inti sari ajaran
Islam, sistem dan strategi yang dikembangkannya masih terpaku kepada zaman sebelum
berkembangangnya teknologi, metodologi dan evaluasinya, serta implementasi pendidikan
agama Islam yang selalu eksklusif (Nudin, 2020).
Integrasi Pendidikan Islam Kedalam Kurikulum Sekolah
Untuk mengatasi degradasi moral anak muda, penting untuk mengintegrasikan
pendidikan Islam kedalam kurikulum, khususnya kurikulum di sekolah. Kurikulum harus
memperhatikan apa yang peserta didik butuhkan dari berbagai latar belakang agama, agar
peserta didik tetap merasa inklusif dan dihormati dalam lingkungan pendidikan. Pendekatan
dalam pembelajaran harus sesuai dengan perkembangan kognitif dan emosional peserta didik,
sehingga materi pembelajaran dapat disampaikan secara efektif dan menarik bagi peserta didik.

291 Al-Tarbiyah - VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2024


e-ISSN: 2988-2265; p-ISSN: 2988-2257, Hal 284-295

Jika penerapan pendidikan Islam kedalam kurikulum pembelajaran dilakukan secara baik,
benar, dan terarah, maka hal ini memberikan kesempatan berharga bagi peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang agama Islam, nilai-nilai etika dan moral yang
terkandung di dalamnya, serta mengembangkan karakter religius yang kokoh (Jannah, 2023).
Pendidikan Islam Sebagai Solusi Dalam Menghadapi Degradasi Moral yang Rentan
Memasuki Kalangan Peserta Didik
Pendidikan Islam memiliki peran yang penting dalam sistem pendidikan nasional.
Pendidikan Islam memiliki peranan yang intens terhadap pembentukan moral peserta didik
dalam mengatasi terjadinya degradasi moral dimasa depannya. Dalam pendidikan agama
Islam, pendidikan merupakan suatu usaha sadar untuk mengembangkan intelektualitas dan
selururuh aspek kepribadian manusia yang mencakup aspek keimanan, moral, mental, dan
perilaku. Setidaknya, terdapat tiga hal penting yang harus secara serius dan konsisten diajarkan
kepada remaja atupun peserta didik yaitu dengan pendidikan akidah atau keimanan, pendidikan
ibadah, dan pendidikan akhlak (Febrianto, S., 2021).
Pendidikan Islam dapat menjadi sebuah benteng yang kokoh untuk mencegah
terjadinya degradasi moral jika dilakukan secara baik dan terarah terhadap peserta didik. Oleh
karena itu, seorang guru PAI perlu melakukan controling yang baik terhadap perkembangan
siswa, salah satunya terhadap perkembangan akhlak dan moralnya. Namun, guru hanya dapat
mengawasi siswa saat di lingkungan sekolah saja dan tidak dapat mengontrol dan mengawasi
siswa secara 24 jam penuh setiap harinya. Siswa memerlukan controling atau pengawasan yang
lebih, terutama dari lingkungan siswa itu berada, yaitu lingkungan rumah atau keluarga.
Karena, kontrol dari guru PAI terhadap siswa di sekolah hanya saat jam pelajaran PAI yang
hanya satu kali pertemuan dalam satu minggu, bahkan hanya dua jam pelajaran dalam satu kali
pertemuan.
Guru perlu melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan orang tua siswa, agar dapat
mengontrol atau mengawasi dengan baik terhadap perkembangan akhlak dan moral pada anak.
Karena selain pendidikan Islam, orang tua pun memiliki peran penting dalam pembentukkan
moral atau karakter dari anak. Oleh karena itu, solusi yang dapat dilakukan oleh seorang guru
untuk membentuk akhlak dan moral yang baik dalam mencegah degradasi moral bagi peserta
didik, yaitu membuat model kerjasama antara guru dan orang tua siswa. Model kerjasama
antara guru dan orang tua siswa dapat ditempuh dengan membuat sebuah program yaitu
Counseling Discussion Forum (CDF). Untuk menerapkan program FGD ini dapat dilakukan
dengan cara diskusi virtual dengan memanfaatkan Whatsapp. Guru dan orang tua murid
Menghadapi Degradasi Moral Generasi Muda Melalui Penerapan Pendidikan Islam Pada Peserta Didik

membuat grup Whatsapp untuk berdiskusi membahas permasalahan dan solusi yang tepat
untuk siswa (Astriani, R., 2023).

KESIMPULAN
Generasi muda di Indonesia menghadapi tantangan serius dalam bentuk degradasi
moral. Melalui penerapan pendidikan Islam yang integral, progresif, dan fungsional.
Pendidikan Islam memegang peranan penting dalam menghadapi degradasi moral ini, namun,
ia juga dihadapkan pada sejumlah tantangan internal dan eksternal. Salah satu tantangan utama
yang dihadapi oleh pendidikan Islam adalah pemahaman yang kurang komprehensif tentang
ajaran Islam. Pemahaman yang mendalam tentang intisari keislaman, hubungan dengan Allah,
dan hubungan antar sesama manusia harus menjadi fokus utama. Selain itu, pengaruh negatif
dari kemajuan ilmiah dan teknologi juga merupakan hambatan yang harus diatasi. Dalam
menghadapi tantangan ini, pendekatan strategis harus melibatkan penerapan pendidikan Islam
yang tidak hanya menyampaikan pengetahuan agama, tetapi juga membentuk karakter peserta
didik.
Pendekatan progresif dan fungsional sangat penting dalam mengajarkan generasi muda
tentang kesuksesan, kemenangan, pemecahan masalah, serta makna kehidupan. Integrasi
pendidikan Islam dalam kurikulum sekolah adalah langkah nyata yang dapat membentuk
karakter peserta didik. Kurikulum yang memperhatikan perkembangan kognitif dan emosional
peserta didik, serta mengajarkan nilai-nilai etika dan moral, akan memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang Islam dan membentuk karakter religius yang kokoh.
Pendidikan agama Islam harus memfokuskan pada pendidikan akidah atau keimanan,
pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlak. Dengan membangun komitmen terhadap iman dan
taqwa, menjadikan ibadah sebagai kebiasaan, dan membentuk karakter yang bertaqwa,
generasi muda dapat diarahkan untuk menghindari perilaku-perilaku negatif. Pendekatan ini
akan membimbing generasi muda menuju moralitas yang tinggi dan membentuk individu yang
taat dan bertakwa kepada Allah.
Oleh karena itu, pendidikan Islam harus terus mengembangkan strategi yang efektif dan
relevan untuk membentuk moral generasi muda melalui pendidikan agama Islam. Dengan
pendekatan yang komprehensif dan integratif, pendidikan Islam dapat membantu membangun
masyarakat yang bermoral dan religius, sehingga generasi muda dapat tumbuh sebagai individu
yang bertanggung jawab dan bermanfaat bagi bangsa dan negara.

293 Al-Tarbiyah - VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2024


e-ISSN: 2988-2265; p-ISSN: 2988-2257, Hal 284-295

DAFTAR PUSTAKA

Astriani, Y., & Rosyidi, M. (2023). Hubungan Orang Tua dengan Wali Kelas dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Basicedu, 553-561.

Almajid, A. K. (2012). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Degradasi Moral Siswa Kelas XI IPS
Madrasah Aliyah Hidayatul Ummah Pringgoboyo Kec Maduran Kab Lamongan Dalam
Tinjauan Teori Moralitasemile Durkheim. Skripsi, 31.

Aziz, F. A. (2020). Moral Peserta Didik Danpendidikan Islam Menurut Pemikiran ‘Athiyah
Al-Abrashyi. El-Tarbawi, 46-64.

Eka Fitria Ningsih, Maryono, Salis Irvan Fuadi. (2023). Peran Guru PAI dalam Mengatasi
Degradasi Moral Siswa di SMA Takhassus . Soshumdik, 3.

Fanreza, R. (2016). Pendidikan Islam Dalam Pembentukan Karakter Anak Didik.


https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/7600/6.pdf?sequence
=1&isAllowed=y,8-10.

Febrianto, A., & Shalikhah, N. D. (2021). Membentuk Akhlak Di Era Revolusi Industri 4.0
Dengan Peran Pendidikan Agama Islam. Elementary School: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran ke-SD-an, 105-110.

Hesri Mintawati, A. Z. (2023). Sosialisasi Degradasi Moral Generasi Muda Di Sman 4 Kota
Sukabumi. MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 532.

Hidayat, M. A., Kalijogo, T. S., Munawaroh, S., Handayani, S., Saputri, E. I., & Apriliana, N.
A. (2023). Urgensi Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Degradasi Moral.
Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, 24-40.

Hidayat, R. (2018). Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Sikap Religius
Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 6(2), 1-10.

Jannah, A. (2023). Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Karakter Religius Siswa
Sekolah Dasar. Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 2758-2771.

Kurniawan, A. (2019). Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan Nilai-Nilai
Islam pada Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 7(2), 1-10.

Masruri, A. (2019). Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter
Religius Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tumpang Kabupaten Malang. Diss.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. 28.

Muthohar, S. (2013). Intisipasi Degradasi Moral di Era Global. Nadwa: Jurnal Pendidikan
Islam, 322-334.

Nudin, B. (2020). Konsep Pendidikan Islam pada Remaja. Literasi:, 63-74.

Nurhayati, N. (2019). Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan


Kemampuan Beribadah Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 7(1), 1-10.
Menghadapi Degradasi Moral Generasi Muda Melalui Penerapan Pendidikan Islam Pada Peserta Didik

PS, A. M. B. K., Latif, M. J., & Shodiqin, S. S. (2022). Peran Pendidikan Agama Islam dalam
Mengatasi Degradasi Moral sebagai Respon Perkembangan Era Disrupsi. Al-Bahtsu:
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 7(1).

Puspitasari, N. (2022). Peran Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Karakter


Religius Peserta Didik. Atta’dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 3, No. 1, 4.

Putri, I. B., & Muhid, A. (2021). Metode Pendidikan Keteladananrelevansi Antara Qasidah
Burdah Denganteori Belajar Sosial Albert Bandura. Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan
Islam, 164-187.

Ramadhani, S. A. (2022). Metode Dan Strategi Pembinaan Akhlak Siswa Di Sekolah. Al-
Fathonah : Jurnal Pendidikan dan Keislaman, 686-696.

Salsabila, U. H., Hutami, A. S., AuraFakhiratunnisa, S., Ramadhani, W., & Silvira, Y. (2020).
Peran Pendidikan Islam terhadap Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik. Jurnal
Intelektual: Jurnal Pendidikan dan StudiKeislaman, 329-243.

Sari, R. P., & Sari, D. P. (2019). Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk
Karakter Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 7(1), 1-10.

Sofyana, N. L., & Haryanto, B. (2023). Menyoal Degradasi Moral Sebagai Dampak Dari Era
Digital. Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam, 223-235.

Suhada, H., Saptono, A., & Rafika, A. S. (2018). Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap
Perilaku Akhlak Siswa (Karakter). Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact
and Social Science, 228-244.

Taufik, A. (2019). Analisis Karakteristik Peserta Didik. El-Ghiroh: Jurnal Studi Keislaman 16
(01), 1-13.

Yaumi, M. (2014). Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi. Jakarta:


Kencana.

295 Al-Tarbiyah - VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2024

Anda mungkin juga menyukai