ARTIKEL_Kelompok_2 ACC

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN

KURIKULUM DI SD NEGERI 22 PALEMBANG

1. Pendahuluan
Kurikulum adalah program pendidikan yang terdiri dari bahan-bahan
pendidikan dan pengalaman belajar yang disusun melalui suatu sistem
perencanaan dan perancangan. Kurikulum dirancang sesuai standar yang berlaku
untuk dijadikan pedoman bagi pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum merupakan suatu
program pendidikan menyeluruh yang bertujuan untuk memperlancar proses belajar
mengajar. Silabus juga dapat merujuk pada suatu dokumen yang berisi uraian
tentang tujuan, materi pembelajaran, metode pengajaran, jadwal dan penilaian.
Kurikulum juga dapat diartikan sebagai dokumen tertulis yang disepakati oleh
pengembang kurikulum, pengambil kebijakan pendidikan, dan masyarakat
( Hernawan & Susilana, 2018).
Di era digital yang berkembang pesat, teknologi sudah menjadi bagian tak
terpisahkan dalam bidang pendidikan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) membuka peluang inovasi motode pembelajaran. Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memperkenalkan Kurikulum
Merdeka sebagai langkah untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas
dalam proses belajar-mengajar. Kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan
lingkungan belajar yang lebih responsif terhadap kebutuhan, minat, dan
potensi siswa, sehingga memungkinkan mereka belajar lebih mandiri dan
kreatif. Pendekatan teknologi dalam pengembangan Kurikulum Merdeka di
sekolah dasar mempunyai potensi besar dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Teknologi dapat mendukung pembelajaran yang lebih interaktif dan
menarik melalui penggunaan perangkat digital, platform pembelajaran online, dan
aplikasi edukatif. Selain itu, teknologi memungkinkan personalisasi pembelajaran,
dimana materi dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kecepatan
belajar masing-masing siswa. Ini sangat penting dalam konteks
Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran berpusat pada
siswa. Namun, integrasi teknologi dalam pendidikan juga menghadapi
berbagai tantangan. Akses teknologi dan infrastruktur yang belum merata,
terutama di daerah pedesaan, serta kesiapan guru dan siswa dalam
memanfaatkan teknologi merupakan beberapa kendala yang harus diatasi.
Teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk memberikan kesempatan
pendidikan kepada siswaberkebutuhan khusus atau mereka yang tinggal di
daerah terpencil (Prasetyo & Prastowo, 2023). Oleh karena itu, diperlukan
strategi yang efektif untuk mengintegrasikan teknologi dalam Kurikulum
Merdeka agar dapat mencapai hasil yang optimal.
Pendekatan teknologi dalam pengembangan kurikulum mandiri MI/SD
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan
keterampilan siswa. Selain itu, siswa belajar untuk beradaptasi dan mengatasi
lingkungan yang semakin kompleks dan dinamis. Dalam kurikulum mandiri
berbasis teknologi ini, siswa didorong untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
yang interaktif, kolaboratif, dan terfokus (Rahayu et al., 2022).

2. Permasalahan
Pengaruh teknologi terhadap pengembangan kurikulum di Sekolah Dasar (SD)
telah menjadi salah satu fokus penting dalam reformasi pendidikan di Indonesia.
Perkembangan teknologi yang pesat telah mendorong perlunya penyesuaian
kurikulum agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Teknologi tidak hanya
berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran, tetapi juga sebagai medium pengembangan
kurikulum yang lebih adaptif dan dinamis. Menurut Permana (2021), integrasi
teknologi dalam kurikulum dapat meningkatkan efektivitas pengajaran dan
pembelajaran, terutama di tingkat dasar, di mana siswa mulai diperkenalkan dengan
dasar-dasar penggunaan teknologi secara tepat guna.
Salah satu dampak positif penerapan teknologi dalam pengembangan
kurikulum di SD adalah meningkatnya akses terhadap sumber belajar. Teknologi
memungkinkan guru dan siswa untuk mengakses informasi dari berbagai sumber
digital, yang sebelumnya terbatas hanya pada buku teks. Penggunaan perangkat
teknologi seperti komputer dan tablet serta akses internet yang memadai
memungkinkan siswa untuk mendapatkan materi pembelajaran yang lebih bervariasi
dan up-to-date. Menurut Prasetyo (2020), akses yang lebih luas ini membantu
kurikulum menjadi lebih fleksibel dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan terbaru. Hal ini secara langsung dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah dasar.
Teknologi juga membawa pembelajaran menjadi lebih interaktif. Media digital
seperti video pembelajaran, animasi, dan aplikasi interaktif membantu menciptakan
lingkungan belajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Kurikulum yang
memanfaatkan teknologi memungkinkan adanya variasi metode pengajaran yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa, terutama yang berkaitan dengan gaya
belajar yang berbeda-beda. Riset dari Rahmawati (2019) menunjukkan bahwa
pembelajaran berbasis teknologi mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas
serta memperbaiki pemahaman konsep yang kompleks melalui visualisasi yang lebih
baik.
Lebih jauh, penerapan teknologi dalam kurikulum juga mempermudah
evaluasi pembelajaran. Melalui platform digital, evaluasi dapat dilakukan secara cepat
dan efisien. Menurut Wicaksono (2022), penggunaan aplikasi evaluasi online
memungkinkan guru untuk melakukan penilaian secara real-time dan memberikan
umpan balik langsung kepada siswa. Hal ini berkontribusi pada peningkatan akurasi
dan efisiensi dalam proses penilaian. Dengan data evaluasi yang lebih mudah diakses,
kurikulum dapat terus disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan
pencapaian siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada sejumlah kendala dalam penerapan
teknologi untuk pengembangan kurikulum di SD. Salah satu kendala utama adalah
ketimpangan infrastruktur antara sekolah di perkotaan dan pedesaan. Menurut Suryani
(2021), banyak sekolah di daerah terpencil yang belum memiliki akses internet yang
memadai, serta keterbatasan dalam pengadaan perangkat teknologi seperti komputer
dan tablet. Ketimpangan ini menyebabkan adanya kesenjangan dalam penerapan
kurikulum berbasis teknologi, yang pada akhirnya dapat menghambat upaya untuk
menciptakan pendidikan yang merata di seluruh Indonesia.
Selain itu, keterbatasan keterampilan teknologi di kalangan guru juga menjadi
hambatan signifikan. Riset oleh Putra (2020) menunjukkan bahwa tidak semua guru
SD memiliki kemampuan yang memadai dalam menggunakan teknologi untuk
pengajaran. Kesenjangan keterampilan ini sering kali menghambat implementasi
teknologi secara optimal dalam kurikulum. Oleh karena itu, perlu adanya program
pelatihan berkelanjutan untuk guru guna meningkatkan kompetensi mereka dalam
memanfaatkan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran.
Kendala lain yang perlu diperhatikan adalah potensi ketergantungan pada
teknologi yang berisiko mengurangi interaksi sosial antara guru dan siswa. Menurut
Handayani (2023), penggunaan teknologi yang berlebihan dapat mengurangi
kesempatan siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan guru dan teman-teman
mereka, yang merupakan aspek penting dalam perkembangan sosial dan emosional
siswa. Oleh karena itu, kurikulum yang mengintegrasikan teknologi perlu diimbangi
dengan metode pembelajaran konvensional yang tetap menekankan pada interaksi
langsung, agar tercipta keseimbangan yang mendukung perkembangan holistik siswa.

3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan
objek atau subyek yang diteliti secara objektif, dan bertujuan menggambarkan fakta
secara sistematis dan karakteristik (Azwar, 2010; Zellatifanny & Mudjiyanto, 2018).
Objek atau fakta yang digambarkan secara jelas pada penelitian ini yaitu: penggunaan
pendekatan teknologi dalam pengembangan kurikulum pendidikan di sekolah dasar.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen berbentuk buku,
artikel, dan website.
DAFTAR PUSTAKA

Hernawan, A. H., Susilana, R., & Julaeha, S. (2018). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di
SD Cetakan 16; Edisi 1. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Prasetyo, A., & Prastowo, A. (2023). Peran Guru dalam Memberi Motivasi Belajar Kepada Siswa
pada Pembelajaran Tematik di Madrasah Ibtdaiyah. Journal of Islamic Primary School,
1(2), 22- 28.

Rahayu, R., Iskandar, S., & Abidin, Y. (2022). Inovasi Pembelajaran Abad 21 dan Penerapannya di
Indonesia. Jurnal Basicedu. https://doi.org/10.31004/basicedu. v6i2.2082.

Azwar, S. (2010). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryani, D. (2021). Tantangan Teknologi Pendidikan di Daerah Terpencil. Jurnal Ilmu Pendidikan,
11(4), 99-110.

Putra, Y. (2020). Kompetensi Guru dalam Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jurnal Teknologi Pendidikan, 8(2), 41-53.

Handayani, N. (2023). Teknologi dan Pengembangan Kurikulum: Risiko Ketergantungan pada Media
Digital. Jurnal Pendidikan Karakter, 6(2), 85-95.

Anda mungkin juga menyukai