MAKALAH meteologi
MAKALAH meteologi
MAKALAH meteologi
Disusun Oleh:
Indrawan
Indrawan : ( 22.11.19.01.004)
SEMESTER 4 A
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr .Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.Tidak saya ucapkan puji syukur, dikarenakan rahmat, hidayah dan inayah-
Nya lah ini dapat diselesaikan tanpa hambatan yang berarti.Makalah ini telah disusun
semaksimal mungkin dengan usaha saya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
serta informasi tentang “KELUARGA SAKINAH DALAM PERSPEKTIF
PSIKOLOGI DAKWAH ”.
Terlepas dari semua itu, saya mengetahui bahwa masih banyak kekurangan
karena saya sadar bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu,kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangatlah berarti bagi saya.Terima kasih
juga saya ucapkan kepada guru dan teman-teman yang memberi semangat dan
berkontribusi dalam mengerjakan makalah ini. Akhir kata,saya berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat khususnya para pembaca.
Wassalammualaykum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 0
A.Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Keluarga Perspektif Psikologi .............................................................................. 3
B. Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah, Mawadah, Warahmah ............................ 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 10
A.Kesimpulan .......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Di Maksud Keluarga Perspektif Psikologi?
2. Bagaimana Mewujudkan Keluarga Sakinah,Mawadah,Warahmah?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Keluarga Perspektif Psikologi.
2. Untuk Mengetahui Upaya Mewujudkan Keluarga Sakinah,Mawdah,
warahmah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
d. Dukungan ekonomi. Keluarga menyediakan tempat berlindung, makanan,
dan jaminan kehidupan.
e. Dukungan emosi/pemeliharaan. Keluarga memberikan pengalaman interaksi
sosial yang pertama. Interaksi yang terjadi bersifat mendalam, mengasuh,
dan berdaya tahan sehingga memberikan rasa aman
Fungsi keluarga sangatlah penting. oleh karena itu tidak bisa dipisah-pisahkan
santara yang satu dengan yang lain. Soelaeman menjabarkan bahwa fungsi-
fungsi keluarga adalah ;
a. Fungsi edukatif
Fungsi ini berkaitan dengan pendidkan anak serta pembinaan anggota
keluarga. Keluarga merupakan sumber pembelajaran lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Contoh orang tua bertugas
untuk meberikan pembelajaran tentang bagaimana cara makan menggunakan
sendok dengan baik.
b. Fungsi sosialisasi
Tugas keluarga dapat membantu menyiapkan diri anaknya agar dapat
menempatkan dirinya sebagai pribadi yang berkontribusi dalam
masyarakat serta orang tua membantu menyiapkan anak agar menjadi
pribadi yang mapan dan menjadi anggota masyarakat yang baik.
c. Fungsi lindungan
Keluarga pada hakekatnya harus melindungi anak dari tindakan-tindakan
yang tidak baik dari hidup yang menyimpang dari norma-norma. Fungsi
lindungan dapat dilakukan dengan cara melarang anak-anak untuk melakukan
perbuatan yang tidak diharapkan dan orang tuaselalu menjadi contoh
teladan dalam berbagai hal yang diharapkan oleh anak.
d. Fungsi afeksi
Pada saat anak masih kecil anak peka akan suasana emosi orang tuanya
pada saat berkomunikasi dengan mereka. Kehangatan yang terpancar dari
keseluruhan gerakan, ucapan, mimik serta perbuatan orangtua, juga rasa
4
kehangatan dan keakraban itu menyangkut semua pihak yang tergolong
anggota keluarga.
e. Fungsi religius
Keluarga bertugas untuk memperkenalkan anggota keluarganya
pada kehidupan beragama. Dengan harapan anggota keluarga mengetahui
kaidah dan ajaran yang berada dalam agama dan menjadikannya insan yang
beragama.
f. Fungsi ekonomi
Pelaksanaan fungsi ekonomi keluarga oleh dan untuk semua anggota
keluarga mempunyai kemungkinan menambah saling mengerti, solidaritas,
tanggung jawab bersama keluarga itu serta meningkatkan rasa kebersamaan
dan keikatan antara sesama anggota keluarga.
g. Fungsi rekreasi
Fungsi ini dapat terlaksanakan apabila dalam sebuah kondisi keluarga
dapat mewujudkan suasana yang tenang, damai, jauh dari ketegangan batin,
dan menjadi tempat untuk melepaskan kepenatan dan ketegangan sehari-hari.
h. Fungsi biologis
Fungsi itu berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis
anggota keluarga. Diantaranya kebutuhan akan keterlindungan fisik,
kesehatan, rasa lapar, haus, kedinginan, kepanasan, kelelahan bahkan juga
kenyamanan dan kekerasan fisik.
5
anggota keluarga harus melakukan upaya-upaya yang dapat mendorong ke arah
tercapainya keluarga sakinah.
Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan disebutkan
bahwa perkawinanadalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau
rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Islam sangat memperhatikan pembinaan keluarga (cara
pembentukannya) dengan segala sarana-sarananya yang dimulai dari
peminangan, perkawinan, hubungan rumah tangga, hak-hak anak dan suami
isteri, cara mengatasi perselisihan keluarga jika terjadi, cara mengakhiri
hubungan perkawinan bila tidak mungkin mempertahankan rumah tangga,
sampai pada cara pembagian waris. Karena keluarga yang sejahtera adalah dasar
kehidupan sosial yang sejahtera pula dan juga dasar kerukunan dalam
masyarakat.
Pada dasarnya keluarga sakinah berorientasi kepada kebahagiaan
dunia dan akhirat. Keluarga sakinah dalam Putusan Direktur Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/7/1999 dijelaskan
bahwa batasan keluarga sakinah adalah keluarga yang dibina atas perkawinan
yang sah, mampu memenuhi hajat hidup spiritual dan material secara layak dan
seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan
lingkungannya dengan selaras, serasi serta mampu mengamalkan,
menghayati, dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia. Selanjutnya Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah di Indonesiadisusun
kriteria-kriteria keluarga sakinah yang terdiri dari Keluarga Pra Sakinah,
Keluarga Sakinah I, Keluarga Sakinah II, Keluarga Sakinah III, dan Keluarga
Sakinah III plus.
Program pembinaan keluarga sakinah tersebut disusun kriteria-
kriteria keluarga sakinah yang terdiri dari Keluarga Pra Sakinah, Keluarga
Sakinah I, Keluarga Sakinah II, Keluarga Sakinah III, dan Keluarga Sakinah
III Plus.Adapun uraian masing-masing kreteria tersebut adalah:
6
1. Keluarga Pra Sakinah, yaitu keluarga yang dibentuk bukan melalui perkawinan
yang sah, tidak dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan dasar spiritual dan
material (basic need) secara minimal, seperti keimanan, shalat, zakat
fitrah, puasa, sandang, pangan, papan, dan kesehatan.
2. Keluarga Sakinah I, yaitu keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar
spiritual dan material secara minimal, seperti kebutuhan akan pendidikan,
bimbingan keagamaan dalam keluarga, dan belum mampu melakukan
interaksi sosisal keagamaan dengan lingkungannya.
3. Keluarga Sakinah II, yaitu keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan
kehidupannya dan juga mampu memahami arti penting pelaksanaan ajaran
agama serta bimbingan keagamaan dalam keluarga, dan mampu melakukan
interaksi sosial keagamaan dengan lingkungannya, tetapi belum mampu
menghayati dan mengembangkan nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan
akhlak karimah, infaq, waqaf, amal jariyah, dan menabung.
4. Keluarga Sakinah III, yaitu keluarga yang mampu memenuhi
kebutuhan keimanan, ketakwaan, sosial psikologis, dan pengembangan
keluarganya tetapi belum mampu menjadi teladan bagi lingkungannya.
5. Keluarga Sakinah III Plus, yaitu keluarga yang mampu memenuhi
kebutuhan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia secara sempurna, sosial
psikologis, dan pengembangan keluarganya serta mampu menjadi teladan bagi
lingkungannya.
Gambaran tersebut menunjukkan bahwa untuk menggapai keluarga
sakinah maka dalam hubungan keluarga harus ada kerjasama, timbal balik,
dan hidup yangserasi, selaras, dan seimbang. Disamping itu rumah tangga
sakinah juga mampu menjalin hubungan persaudaraan yang harmonis dengan
sanak famili dan hidup rukun dalam bertetangga, bermasyarakat, dan bernegara.
Pencapaian cita-cita untuk mewujudkan keluarga sakinah
mempunyai upaya-upaya yang harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga.
Demi tercapainya cita-cita tersebut setiap anggota keluarga harus
melakukan upaya-upaya yang dapat mendorong ke arah tercapainya keluarga
sakinah. Secara singkat dapat dikemukakan beberapa upaya yang perlu
7
ditempuh guna mewujudkan cita-cita ke arah tercapainya keluarga sakinah
antara lain dengan mewujudkan harmonisasi antara suami istri. Upaya
mewujudkan harmonisasi antara suami istri itu dapat dicapai melalui cara-cara
antara lain;
1. Adanya saling pengertian antara suami istri.
Diantara suami istri hendaknya saling memahami dan mengerti tentang
keadaan masing-masing baik secara fisik maupun secara mental. Perlu
diketahui bahwa suami istri sebagai manusia memiliki kelebihan dan
kekurangan antara satu dengan yang lain, masing-masing sebelumnya
tidak saling mengenal, bertemu setelah sama-sama dewasa.
2. Saling menerima kenyataan
Suami istri hendaknya menyadari bahwa jodoh, rejeki, dan mati itu
dalam kekuasaan Allah SWT, sedangkan manusia diperintahkan ntuk
berusaha dan berdoa untuk meraihnya. Apapun hasilnya merupakan
sebuah kenyataan yang harus diterima, termasuk keadaan suami atau istri
juga harus diterima dengan ikhlas.
3. Saling melakukan penyesuaian diri
Penyesuaian diri dalam keluargaberarti sikap anggota keluarga berusaha
untuk dapat saling mengisi kekurangan satu sama lain serta mau
menerima dan mengakui kelebihan masing-masing anggota keluarga.
Kemampuan penyesuaian diri oleh masing-masing anggota keluarga
mempunyai dampak positif bagi pembinaan keluarga maupun masyarakat.
4. Memupuk rasa cinta
Setiap pasangan suami istri ingin hidup bahagia. Salah satu unsur untuk
mendapatkan kebahagiaan adalah rasa cinta. Dengan adanya rasa cinta
diantara pasangan suami istri akan mendatangkan ketentraman,
keamanan, dan kedamaian. Untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut
hendaknya antara suami istri senantiasa memupuk rasa cinta dengan saling
menyayangi, mengasihi, menghormati, menghargai dan penuh dengan
keterbukaan.
8
5. Melaksanakan asas musyawarah
Musyawarah perlu diterapkan dalam kehidupan berkeluarga. Dengan
bermusyawarah setiap anggota keluarga keberadaanya akan menjadi
penting dan pengaruh. Ini berarti mengajarkan setiap orang berhak
berpendapat dan menumbuhkan sikap saling menghargai di antara
anggota keluarga. Musyawarah dalam keluarga dapat menimbulkan
rasa memiliki dan rasa tanggung jawab di antara para anggota
keluarga untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam
berkeluarga.
6. Saling memaafkan
Suami dan istri harus ada sikap kesediaan untuk saling memaafkan atas
kesalahan masing-masing. Hal ini penting karena banyak terjadi persoalan
yang kecil dan sepele dapat menjadi sebab terganggunya keharmonisan
keluarga dan tidak jarang dapat menjerumus kepada perselisihan yang
berkepanjangan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga sakinah ialah keluarga yang diawali dengan pernikahan yang
sah menurut agama sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan spiritual, material,
sosio, dan psikologinya. Psikologi merupakan kajian yang mempelajari tentang
tingkah laku manusia beserta gejala-gejala jiwanya. Psikologi bisa masuk ke
dalam bidang ilmu-ilmu yang sudah mapan. Istilah “keluarga sakinah”
merupakan dua kata yang saling melengkapi. Kata sakinah sebagai kata sifat,
yaitu untuk mensifati atau menerangkan kata keluarga. Keluarga sakinah
digunakan dengan pertalian keluarga yang tenang, tentram, bahagia, dan sejahtera
lahir batin.
10
DAFTAR PUSTAKA
Asrofi, M. Thohir. Keluarga Sakinah dalam Tradisi Islam Jawa, Yogyakarta: Arindo
Nusa Media, 2006
As-Samaluthi, Nabil Muhammad Taufik.Pengaruh Agama terhadap Struktur Keluarga,
terj. Anshori Umar Situnggal, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1987.
Goode, William J., Sosiologi Keluarga, terj. Lailahanoum Hasyim, cet. ke-4 Jakarta:
Bumi Aksara, 2004
11