Muhtadi Billah
Muhtadi Billah
Muhtadi Billah
Disusun oleh:
Muhtadi Billah / 22 / XIF-7
1
DAFTAR ISI
RINGKASAN ........................................................................................................... 3
GAGASAN ............................................................................................................... 5
KESIMPULAN ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15
2
RINGKASAN
Kebijakan moneter bertujuan menjaga inflasi pada tingkat yang rendah dan
stabil serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Bank sentral
menggunakan berbagai alat seperti operasi pasar terbuka, suku bunga acuan, dan
cadangan wajib bank untuk mengatur likuiditas dan mempengaruhi suku bunga di
seluruh ekonomi. Kebijakan ini berperan penting dalam menjaga stabilitas harga
dan mengurangi volatilitas ekonomi.
Interaksi antara kebijakan moneter dan fiskal sangat penting untuk mencapai
tujuan ekonomi makro. Kedua kebijakan ini dapat saling melengkapi atau
bertentangan tergantung pada kondisi ekonomi dan koordinasi antara bank sentral
dan pemerintah. Dalam situasi resesi, kombinasi kebijakan fiskal ekspansif dan
3
kebijakan moneter akomodatif dapat mendorong pemulihan ekonomi. Sebaliknya,
dalam situasi inflasi tinggi, kebijakan moneter ketat dan kebijakan fiskal kontraktif
dapat membantu mengendalikan inflasi.
4
GAGASAN
A. KEBIJAKAN MONETER
Jumlah uang yaang beredar di masyarakat perlu diatur, jika tidak diatur atau
dikendalikan, hal ini akan memberikan pengaruh buruk terhadap perekonomian.
Peningkatan jumlah uang yang beredar yang berlebihan dapat mendorong kenaikan
harga dan dalam jangka panjang dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Sebaliknya jika peningkatan jumlah uang yang beredar
sangat rendah, kelesuan kegiatan ekonomi akan terjadi sehingga akan berdampak
pada penurunan kesejahteraan masyarakat. Kondisi tersebut yang melatarbelakangi
otoritas moneter, dalam hal ini Bank Indonesia selaku bank sentral berperan untuk
mengambil kebijakan pengendalian jumlah uang beredar dalam perekonomian yang
dikenal dengan istilah kebijakan moneter.
5
Kebijakan moneter di setiap negara dikendalikan oleh otoritas moneter,
dalam hal ini adalah bank sentral. Dalam konteks Indonesia, kebijalan moneter
dikendalikan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral Negara Republik Indonesia.
a. Pertumbuhan ekonomi
b. Penurunan pengangguran
c. Laju inflasi rendah (kestabilan harga)
6
beredar dengan mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Mata uang Rupiah menjadi
lebih murah daripada mata uang negara lain.
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah menurunkan tingkat inflasi. Tujuan
kebijakan moneter kontraktif adalah mengurangi jumlah uang beredar dalam
perekonomian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan suku bunga,
menjual obligasi pemerintah, dan menaikkan persyaratan cadangan untuk bank.
7
aliran uang ke masyarakat dengan menjual surat berharga untuk mengurangi
aktivitas ekonomi yang berlebihan.
Prof. Dr. Ali Wardhana selaku Gubernur Bank Dunia dan Dana Moneter
Internasional mengungkapkan betapa beratnya usaha untuk beliau meloloskan diri
dari tekanan rumusan kebijakan negara maju dalam krisis ekonomi global yang
dibahas pada buku Prof. Dr. Ali Wardhana: Pembaharu Kebijakan Moneter dan
Fiskal di Indonesia.
8
d. Kebijakan Kredit
Kebijakan ini bisa diterapkan dengan memberlakukan kredit secara ketat maupun
longgar.
3. Dampak Penerapan Kebijakan Moneter terhadap Perekonomian
a. Pengaturan Tingkat Suku Bunga
Apabila pemerintah melalui Bank Indonesia memberlakukan peningkatan
suku bunga, maka masyarakat akan lebih senang menabung uangnya di Bank,
sehingga jumlah peredaran uang akan turun. Sebaliknya, apabila tingkat suki bunga
diturunkan, masyarakat akan menggunakan uangnya, sehingga jumlah peredaran
uang naik.
b. Jual Beli Surat Berharga Pemerintah
Bentuk surat berharga pemerintah bisa berupa Sertifikat Bank
Indonesia(BSI), obligasi pemerintah, dan lain-lain. Apabila pemerintah menjual
surat berharganya, uang di masyarakat akan di tarik oleh bank, sehingga jumlah
peredaran uang berkurang. Sebaliknya apabila pemerintah melalui BI membeli
surat berharga pemerintah dari masyarakat, maka jumlah peredaran uang akan naik.
c. Cadangan Wajib Minimum
Kebijakan ini disebut juga Giro Wajib Minimum(GWM) atau cash rasio
yang berlaku untuk bank umum. Apabila pemerintah menaikkan giro wajib
minimum, maka cadangan wajib bagi bank umum akan naik, dampaknya adalah
jumlah peredaran uang di masyarakat akan berkurang. Sebaliknya apabila
pemerintah menurunkan giro wajib minimum, maka cadangan wajib bagi bank
umum akan turun, dampaknya adalah jumlah peredaran uang di masyarakat akan
bertambah.
d. Pemberlakuan Kredit
Kebijakan pemberlakukan kredit juga memliki pengaruh terhadap jumlah
peredaran uang. Apabila pemerintah memberlakukan kebijakan kredit dengan
menerapkan 5C (capital, character, capacity, condition of economies, and
collateral) maka akan mengurangi jumlah peredaran uang. Apabila kebijakan kredit
diperlonggar, maka akan mengakibatkan jumlah peredaran uang akan semakin naik.
9
B. KEBIJAKAN FISKAL
10
1. Jenis Kebijakan Fiskal
a. Kebijakan Fiskal Ekspansif
Kebijakan fiskal ekspansif merupakan peningkatan belanja pemerintah
dan/atau penurunan pajak yang dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat
dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan produk
domestik bruto dan menurunkan angka pengangguran. Kebijakan fiskal ekspansif
adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian
untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah, pada saat munculnya kontraksional gap. Konstraksional gap adalah
suatu kondisi dimana output potensial (Yf) lebih tinggi dibandingkan dengan output
Actual (Y1). Pada saat terjadi kontraksional gap ini kondisi perekonomian ditandai
oleh tingginya tingkat pengangguran dimana U actual > U alamiah.
11
2. Instrument Kebijakan Fiskal
c. Pajak (Tax)
Penerapan kebijakan fiskal menggunakan instrument pajak dapat diterapkan
dengan cara menaikkan atau menurunkan pajak.
12
b. Pembayaran Transfer (Transfer Payment)
Adanya pemberian transfer payment baik untuk pensiunan, masyarakat, atau
mahasiswa diharapkan dapat menjadi stimulus untuk menaikkan daya beli
masyarakat.
c. Pajak (Tax)
Kebijakan fiskal dengan instrumen ini bisa dilakukan dengan cara
pemerintah bisa memberlakukan kebijakan menaikkan pajak ketika terjadi inflasi
sehingga dampaknya adalah inflasi menjadi terkendali. Sedangkan, kebijakan
penurunan pajak bisa diterapkan ketika terjadi inflasi. Dampaknya ketika tariff
pajak diturunkan, akan mengakibatkan kegiatan ekonomi kembali tumbuh.
13
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Sudirman, I. Wayan, and SU SE. Kebijakan Fiskal dan Moneter: Teori dan
Empirikal. Prenada Media, 2017.
https://gramedia.com/literasi/kebijakan-moneter/
https://tirto.id/kebijakan-moneter-dalam-ekonomi-makro-serta-tujuan-dan-
pengaruhnya-gmtP
https://tirto.id/kebijakan-moneter-dalam-ekonomi-makro-serta-tujuan-dan-
pengaruhnya-gmtP
https://www.kajianpustaka.com/2021/03/kebijakan-fiskal.html
15