15-RENSTRA-BISNIS-RSUD-KELAS-B-MAJALAYA
15-RENSTRA-BISNIS-RSUD-KELAS-B-MAJALAYA
15-RENSTRA-BISNIS-RSUD-KELAS-B-MAJALAYA
KABUPATEN BANDUNG
TENTANG
BUPATI BANDUNG,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
25. Rekening Kas BLUD adalah rekening tempat penyimpanan uang BLUD yang
dibuka oleh pemimpin BLUD pada bank umum untuk menampung seluruh
penerimaan pendapatan dan pembayaran pengeluaran BLUD.
26. Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang merupakan
gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas akuntansi sehingga tersaji
sebagai satu entitas pelaporan.
27. Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLUD yang selanjutnya disingkat DPA-BLUD
adalah dokumen yang memuat pendapatan dan biaya, proyeksi arus kas, jumlah
dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan dan digunakan sebagai
dasar pelaksanaan anggaran oleh BLUD.
28. Standard Pelayanan Minimal adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan
minimal yang diberikan oleh BLUD kepada masyarakat.
29. Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan
kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang
bermutu dan berkesinambungan.
30. Satuan pengawas internal adalah perangkat BLUD yang bertugas melakukan
pengawasan dan pengendalian internal dalam rangka membantu pimpinan BLUD
untuk meningkatkan kinerja peiayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial
sekitarnya (socialresponsibility) dalam menyelenggarakan bisnis sehat.
31. Dewan Pengawas BLUD, yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas adalah
organ yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD.
32. Nilai omset adalah jumlah seluruh pendapatan operasional yang diterima oleh
BLUD yang berasal dari barang dan/atau jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat, hasil kerja BLUD dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya.
33. Nilai aset adalah jumlah aktiva yang tercantum dalam neraca BLUD pada akhir
suatu tahun buku tertentu, dan merupakan bagian dari aset pemerintah daerah
yang tidak terpisahkan.
34. Tarif adalah imbalan atas barang dan/atau jasa yang diberikan oleh BLUD
termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana, dapat bertujuan untuk
menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan.
BAB II
RENCANA STRATEGIS BISNIS
Pasal 2
Renstra Bisnis BLUD RSUD Kelas B Majalaya sebagai acuan dalam melaksanakan
kegiatan operasional pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit dan pelaksanaan
evaluiasi kinerja Rumah Sakit, tercantum dalam Lampiran Peraturan ini yang meliputi :
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang;
b. Tujuan;
c. Pengertian dan Ruang Lingkup;
d. Konsepsi Dasar;
e. Landasan;
f. Metode.
E. SASARAN STRATEGIS
1. Aspek keuangan;
2. Aspek Pelayanan Pelanggan;
3. Aspek Administrasi;
4. Aspek Sumber Daya Manusia;
5. Aspek Sarana dan Prasarana.
F. STRATEGI PENGEMBANGAN
1. Program Peningkatan Infrastrukur Rumah Sakit;
2. Program Pengembangan dan Penguatan Manajemen dan Kelembagaan
Rumah Sakit;
3. Program Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan;
4. Program Peningkatan Kemandirian Keuangan Rumah Sakit;
5. Program Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit yang Efektif dan Efisien.
G. ORGANISASI PELAKSANAAN
H. KERANGKA PEMBIAYAAN 5 TAHUN
1. Kebutuhan Anggaran;
2. Alokasi Biaya Operasional;
3. Alokasi Biaya Investasi.
VI. PROYEKSI KEUANGAN LIMA TAHUN KE DEPAN
A. ASUMSI-ASUMSI DASAR
a. ASUMSI MAKRO
b. ASUMSI MIKRO
B. ASUMSI TARIF
C. PROYEKSI PENDAPATAN
D. PROYEKSI BIAYA
VII. PENUTUP
Bagian Pertama
Pendahuluan
Paragraf 1
Latar Belakang
Pasal 3
(1) Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan pengelolaan rumah sakit, baik
dari aspek manajemen maupun operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai
tuntutan dari lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dan internal. Tuntutan
eksternal antara lain adalah dari para stakeholder bahwa rumah sakit dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan biaya pelayanan
kesehatan terkendali sehingga akan berujung pada kepuasan pasien. Tuntutan
dari pihak internal antara lain adalah pengendalian biaya.
(2) Rumah sakit sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan masyarakat selalu
mendapatkan kritikan yang diarahkan pada kualitas pelayanan yang dinilai masih
rendah. Ini terutama pada Rumah Sakit Umum Daerah atau rumah sakit milik
pemerintah. Penyebabnya adalah masalah klasik, yaitu masalah keterbatasan
dana sehingga rumah sakit (RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dan rumah sakit
milik pemerintah) tidak bisa mengembangkan mutu layanannya, baik karena
peralatan medis yang terbatas maupun kemampuan sumber daya manusia (SDM)
yang rendah.
9
(3) Kearifan menghadapi kondisi tersebut merupakan kebutuhan mutlak yang
memerlukan pendekatan khusus. Salah satunya adalah BLUD (Badan Layanan
Umum Daerah). Badan layanan umum Daerah adalah instansi di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Berdasar Permendagri Nomor :
61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah, tujuan BLUD adalah pemberian layanan umum secara lebih efektif
dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat, yang pengelolaannya
dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala daerah.
(4) Penguasaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi merupakan peluang dan
tantangan yang memerlukan tanggapan cepat dan tepat. Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya bertekad memainkan peran sebagai rumah sakit
yang bermutu, nyaman dan menjadi idaman masyarakat. Sebagai tanggapan
terhadap aspirasi kesehatan masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kelas B Majalaya mewajibkan dirinya untuk memperluas dan memeratakan
kesempatan memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu, tuntutan dan harapan
masyarakat pun semakin meningkat sehingga Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Majalaya berkewajiban untuk memberikan pelayanan dengan mutu yang
semakin tinggi serta mampu berdiri setara dalam kompetisi masyarakat dunia,
berperan positif dalam penguatan landasan kehidupan keberagamaan,
peningkatan kesejahteraan, serta menghasilkan karya yang mampu mendorong
peningkatan keunggulan bangsa.
(5) Bertolak dari latar belakang dan harapan tersebut, maka sangat penting bagi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya memiliki wewenang untuk
melakukan pengelolaan keuangan yang mandiri dan fleksibel yang menonjolkan
produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Pengelolaan keuangan demikian dapat
diperoleh melalui pola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
(6) Dalam pola pengelolaan keuangan BLUD nantinya, rumah sakit diberikan
keleluasaan untuk menggali dan menggunakan sumberdaya keuangan yang
bersumber dari hasil pelayanan. Diantara keleluasaan tersebut meliputi
keleluasaan dalam melakukan pinjaman dan kerjasama dengan pihak ketiga dan
dapat menggunakan secara langsung hasil penerimaan fungsional tanpa harus
menyetorkan terlebih dahulu ke kas daerah. Keleluasaan tersebut dilatar belakangi
gagasan agar proses pelayanan kesehatan dapat berjalan lancar dan rumah sakit
mampu bertumbuh sesuai dengan perkembangan teknologi kesehatan dan mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
(7) Agar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya mampu berkembang
tanpa mengurangi kualitas pelayanan, maka dalam pengelolaan keuangan
dibutuhkan dokumen perencanaan strategis atau Rencana Strategis Bisnis yang
diyakini mampu mengarahkan alokasi sumberdaya secara konsisten, efektif,
efisien dan mengarah pada pencapaian kualitas pelayanan yang diharapkan.
Selanjutnya, Rencana Strategis Bisnis tersebut akan dijadikan dasar acuan proses
perencanaan tahunan yang dituangkan dalam Rencana Bisnis dan Anggaran
(RBA) untuk diajukan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari APBD Kabupaten
Bandung.
Paragraf 2
Tujuan
Pasal 4
(1) Mengarahkan kebijakan alokasi sumberdaya rumah sakit untuk pencapaian visi
dan misi organisasi.
Paragraf 3
Pengertian Dan Ruang Lingkup
Pasal 5
(1) Rencana Strategis Bisnis adalah proses berkelanjutan dan sistematis dari
pembuatan keputusan bisnis di bidang penyediaan jasa layanan kesehatan
dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif,
mengorganisasikannya untuk usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan
mengukur hasilnya melalui umpan balik dalam rangka meningkatkan nilai tambah
bagi stakeholder Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya
(stakeholder value).
(2) Rencana Strategis Bisnis ini memiliki kerangka waktu 5 tahun mulai tahun 2011
sampai dengan tahun 2015, yang akan dijabarkan pada masing-masing aspek
operasional rumah sakit.
Paragraf 4
Konsepsi Dasar
Pasal 6
Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada suatu entitas merupakan sebuah siklus
yang terus berlangsung dalam organisasi. Siklus tersebut diawali dengan aktivitas
perencanaan, pengukuran, pelaporan dan evaluasi yang akan dijadikan umpan balik
untuk perencanaan berikutnya. Konsepsi Dasar penyusunan Rencana Strategis Bisnis
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Kebijakan Pemerintah
Pengukuran Kemajuan
Pelaporan Rencana
Pasal 7
Paragraf 6
Metode
Pasal 8
Rencana Bisnis Strategi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya disusun
dengan cara dokumentasi, observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner yang
dilakukan oleh Panitia Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di Rumah Sakit
Umum Daerah Majalaya Kabupaten Bandung Tahun anggaran 2008 yang dibentuk
dengan Surat Keputusan Direktur RSUD Majalaya Nomor 445/1159.K/RSD/2008
tanggal 2 Juli 2008. Panitia tersebut terdiri dari seluruh komponen yang memiliki
kompetensi di bidang administrasi dan pengelolaan keuangan. Seluruh isi materi
Rencana Strategi Bisnis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya telah
ditelaah dan dibahas secara transparan dengan menggunakan kaidah-kaidah profesi
yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari Panitia PPK-BLUD.
Bagian Kedua
Profil Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya
Paragraf 1
Sejarah
Pasal 9
(1) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya adalah RSUD milik Pemda
Kabupaten Bandung awalnya adalah Puskesmas yang dibangun pada tahun 1951
dan mulai dipergunakan tahun 1955, karena perkembangannya maka berkembang
menjadi Rumah Sakit Tipe-D sejak tahun 1980, karena telah memenuhi
persyaratan sebagai Rumah Sakit dengan 4 Spesialisasi Dasar maka pada tahun
1988 rumah sakit ini mengalami transformasi menjadi Rumah Sakit Kelas-C yang
ditetapkan oleh SK Menkes No.105/MENKES/SK/II/1988. Sesuai dengan Rencana
Peningkatan dan Pengembangan Rumah Sakit dan hasil Studi Kelayakan
Peningkatan Kelas “C” menjadi Kelas “B” maka melalui surat keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 769/MENKES/SK/VI/2010 tentang peningkatan kelas RSUD
Kelas B Majalaya Kabupaten Bandung pada tanggal 24 Juni tahun 2010 telah
ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B. Pada tahun 2011, telah
diterbitkan juga Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2011
tentang Penataan Organisasi dan Kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah
Kelas B Majalaya Kabupaten Bandung dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 59
Tahun 2011 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kelas B Majalaya Kabupaten Bandung. RSUD Majalaya berlokasi di Jalan
Cipaku No.87 Kecamatan Paseh dengan menempati gedung dengan luas 7.069
m2 di atas lahan tanah seluas 27.890 m2.
(2) Lokasi RSUD Kelas B Majalaya yang terletak di kampung Ebah Desa Cipaku
Kecamatan Paseh sehingga RSUD ini lebih dikenal dengan sebutan RS Ebah.
Cakupan areanya terletak cukup sentral meliputi Kecamatan Paseh, Majalaya,
Ciparay, Ibun, Pacet, Kertasari, Baleendah, Cikancung, Rancaekek, Cicalengka
dan Nagreg yang dihubungkan dengan jalan raya sehingga mencakup 1.138.296
penduduk, namun akses ke RSUD Kelas B Majalaya sendiri sangat sulit karena
tidak terdapat jalur angkutan kota yang melewati Rumah Sakit sehingga angkutan
umum yang tersedia hanya Sado, Ojek dan Becak, disamping mulut jalan arah dari
barat menuju Rumah Sakit terdapat pasar yang senantiasa padat dengan
kemacetan lalu lintas yang parah. Hal ini sangat tidak menguntungkan bagi RSUD
Kelas B Majalaya.
Paragraf 2
Aspek Legal
Pasal 10
Paragraf 3
Lokasi
Pasal 11
(1) Terletak di Jalan Cipaku 87, Majalaya Kabupaten Bandung dengan lahan seluas
1.992 hektar, Rumah Sakit ini memodernisasikan diri secara fisik sejak September
2005 dengan membangun Instalasi Gawat Darurat, Gedung Obgyn, Gedung
Bedah Sentral, Gedung ICU, Gedung CSSD, Gedung Workshop, Gedung Asrama
dan Pemagaran Rumah Sakit serta penunjang lainnya dalam peningkatan mutu
pelayanan yaitu pengadaan peralatan medis dan non medis.
(3) Dengan performansi fisik yang megah, modern dan tekad, semangat serta
komitmen yang kuat dari seluruh pegawai seraya memohon ridha dan petunjuk
Allah SWT, rumah sakit ini bercita-cita menjadi model Rumah Sakit Umum Daerah
berstandar internasional dengan memberikan pelayanan prima yang maju dan
mandiri.
Paragraf 4
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Yang Dikembangkan
Pasal 12
(1) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya sampai saat ini memiliki
fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :
a. Pelayanan Rawat Jalan :
Klinik kesehatan yang tersedia di RSUD Kelas B Majalaya meliputi :
1) Poli Penyakit Dalam
2) Poli Umum Dewasa
3) Poli Bedah
4) Poli Gigi
5) Poli THT
6) Poli Anak
7) Poli Umum Anak
8) Poli Kulit Kelamin
9) Poli Kebidanan dan Kandungan (Obgyn)
10) Poli Mata
11) Poli Jiwa
12) Poli DOTS
13) Poli Rehabilitas Medik
14) Poli Syaraf
15) Poli Orthopedi
16) Unit Hemodialisa
Paragraf 5
Dasar Pemikiran
Pasal 13
(2) Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan upaya terpadu dan sinergis
menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih, masyarakat maju dan mandiri
serta dunia usaha yang tangguh. Pemerintah yang baik dan bersih memiliki ciri-ciri
efisien, sefektif demokratis, partisipatif, transparan, akuntabel dan berlandaskan
kerangka hukum yang fair.
(3) Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan dan pusat rujukan di wilayah kerjanya
mengemban misi untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan
mutu pelayanan secara intensif dan berkesinambungan serta ditunjang oleh
kelengkapan sarana yang memadai dan tenaga pelaksana yang kompeten.
(4) Pelayanan Rumah Sakit yang bermutu akan meningkatkan kepuasan pengguna
pelayanan kesehatan. Nilai-nilai kepuasan pengguna harus diperhatikan dengan
baik, sehingga akan menghasilkan pemberdayaan para pengguna. Kepuasan para
pengguna akan memicu kesuksesan dalam keuangan secara berkesinambungan.
Keberhasilan dalam bidang keuangan akan memungkinkan Rumah Sakit berbuat
banyak untuk mewujudkan berbagai misi, termasuk melindungi orang miskin,
menjadi tempat bergantung hidup anggota organisasi, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat luas. Pelayanan kesehatan, memiliki tiga fungsi yang
saling berkaitan, saling berpengaruh dan saling bergantungan yaitu fungsi sosial,
fungsi teknis kesehatan dan fungsi ekonomi.
(5) Ketiga fungsi tersebut ditanggung jawab oleh tiga pilar utama pelayanan kesehatan
yaitu Masyarakat, Tenaga Teknis Kesehatan dan Tenaga Administrasi
(Manajemen Kesehatan).
Paragraf 6
Budaya Rumah Sakit
Pasal 14
(1) Budaya khusus rumah sakit ini sebagai implikasi dari model pengembangan
pelayanan kesehatannya adalah keharusan bagi seluruh pegawai. Budaya
tersebut adalah sebagai berikut :
a. R amah dalam bersikap
b. S antun dalam berbicara
c. U tamakan kepuasan pasien
d. D ilayani dengan hati
e. M emberikan pelayanan dengan hati
f. A kan gigih dalam usaha
g. J ujur dalam bertindak
h. A kan rapi dalam penampilan
i. L akukan pelayanan prima
j. A kan memberikan empahty dalam rasa
k. Y akin dan selalu berdoa
l. A akan bertanggung jawab dalam tugas
Paragraf 7
Pejabat Struktural
Pasal 15
(1) Pejabat struktural atau pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B
Majalaya terdiri dari :
a. Direktur Utama : dr. H. Kusmawan Dardja, Sp.PK
Paragraf 8
ISU-ISU STRATEGIS
Pasal 16
(1) Tersedianya sarana dan prasarana RSUD Majalaya yang memadai terutama untuk
pembangunan gedung dan peralatan kesehatan.
(4) Adanya dukungan instansi terkait, DPRD, Kemenkes dan lembaga lain.
Bagian Ketiga
Kinerja Tahun Berjalan
Pasal 17
(1) Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi bidang kedokteran, peningkatan
kebutuhan pelayanan kesehatan memerlukan pendanaan operasi dan investasi
ruamh sakit. Sedangkan kemampuan pemerintah untuk mendanai operasi dan
investasi rumah sakit relatif terbatas, sehingga senantiasa akan terjadi gap yang
lebar antara kebutuhan obyektif masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan
kemampuan pemenuhan oleh rumah sakit. Kondisi tersebut menuntut rumah sakit
mengembangkan sistim perencanaan yang komprehensif dan holistik.
(2) Pengukuran dan evaluasi kinerja tahun berjalan merupakan salah satu tahap yang
harus dilalui untuk menbuat perencanaan lebih terarah, sistematis dan realistis.
Pengukuran kinerja di bawah ini meliputi seluruh aspek operasional rumah sakit
yang meliputi aspek pelayanan, aspek keuangan, aspek administrasi, aspek
sumber daya manusia dan sarana prasarana.
Paragraf 1
Aspek Pelayanan
Pasal 18
(1) Aspek pelayanan yang diukur kinerjanya meliputi kepuasan pasien, produk dan
jasa yang dihasilkan, dan jalinan kerjasama.
a. Kepuasan Pasien
1. Pengukuran kinerja kepuasan pelanggan diukur dengan metode
penyebaran kuesioner kepada pasien. Kuesioner yang disebarkan berupa
formulir yang berisi data pasien dan isian pendapat pasien yang diukur
secara kualitatif yaitu sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas, dan
sangat puas. Selanjutnya jawaban-jawaban tersebut dianalisis dengan
cara menentukan kelas interval jawaban dengan angka, sangat tidak puas
(nilai 1,00-1,80), tidak puas (nilai 1,81-2,60), kurang puas (nilai 2,61-3,40),
puas (nilai 3,41-4,20) dan sangat puas (nilai 4,21-5,00). Setelah direkap
dan dirata-rata, maka simpulan hasil survey adalah pendapat pasien
mengenai kualitas pelayanan melalui dimensi reliability (keandalan).
PENDAPAT PASIEN
Nilai Nilai
MENGENAI DIMENSI Kategori
Rata-rata Maks
RESPONSIVENESS
Keluhan pasien 3,99 Puas 5
Pemberian informasi 3,99 Puas 5
Jumlah 7,98 Puas 10
PENDAPAT PASIEN
Nilai Nilai
MENGENAI DIMENSI Kategori
Rata-rata Maks
ASSURANCE
Diagnostik penyakit 3,91 Puas 5
Jumlah 3,91 Puas 5
PENDAPAT PASIEN
Nilai Nilai
MENGENAI DIMENSI Kategori
Rata-rata Maks
EMPAHATY
Keramahan perawat 4,06 Puas 5
Perhatian khusus 4,00 Puas 5
Status sosial 3,87 Puas 5
Jumlah 11,93 Puas 15
Paragraf 2
Aspek Keuangan
Pasal 19
Retribusi Pelayananan
Tahun %
Kesehatan
Target Realisasi
1 2 3 4=3/2
2006 5.351.570.000 5.407.277.649 101,04
2007 5.672.660.000 5.797.881.041 102,21
2008 6.200.000.000 6.222.012.343 100,36
2009 6.000.000.000 6.125.558.353 102,09
Retribusi
Tahun Pendapatan APBD Pelayanan Subsidi Pemda %
Kesehatan
1 2 3 4=2–3 5=4
/2
2006 137.532.999.196,23 5.407.277.649 132.125.721.547,23 96,07
Retribusi
Belanja
Tahun Pelayanan %
Operasional
Kesehatan
1 2 3 4=3/2
2007 14.693.964.815 5.797.881.041 39,46
f. Secara umum cost recovery mengalami fluktuatif, tahun 2007 turun dari
39,46% menjadi 33,97%, kemudian tahun 2009 cost recovery naik menjadi
47,68%.
Paragraf 3
Aspek Administrasi
Pasal 20
(1) Aspek administrasi yang diukur adalah pembukaan pelayanan kesehatan baru dan
akreditasi rumah sakit.
Paragraf 4
Sumber Daya Manusia
Pasal 21
Jumlah tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi) Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya terus bertambah setiap tahunnya, namun
karena jumlah pasien rawat jalan terus bertambah, rasio tenaga medis : pasien
rawat jalan belum mencapai rasio ideal yakni 1 : 2.500. Untuk mencukupi
kebutuhan pelayanan kesehatan kepada pasien, selama ini dimanfaatkan dengan
merekrut dokter kontrak (PTT) dan dokter mitra.
Jumlah tenaga paramedis (perawat dan non perawat serta bidan) Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya terus berkurang setiap tahunnya, namun
karena jumlah tempat tidur (TT) untuk pasien rawat inap terus bertambah, rasio
tenaga paramedis : TT sudah mencapai rasio ideal yakni 1 : 1 TT.
Secara umum kualifikasi perawat pada tahun 2009 belum memenuhi target yang
ditetapkan yakni jenjang D3 untuk perawat dan non perawat 73% (target 90%) dari
total tenaga paramedis. Total paramedis sampai dengan tahun 2009 adalah 123
orang.
(4) Sampai tahun 2009 jumlah pegawai administrasi adalah 113 orang (91 orang PNS
dan 22 orang Non PNS), mayoritas (69%) telah berpendidikan SLTA.
Pasal 22
7. Gedung/Ruang Jenazah;
8. Gedung Laundry;
9. Gedung IPAL;
10. Gedung/Ruang Dapur;
11. Bangunan Masjid.
b. Sarana transportasi yang dimiliki terdiri dari:
1. Kendaraan Roda 4 (Empat) adalah 4 buah kendaraan operasional, 2
buah kendaraan ambulan dan 1 buah mobil jenazah;
2. Kendaraan Roda 2 (Dua), ada 4 (Empat) buah.
c. Sarana peralatan yang dimiliki terdiri dari:
1. Peralatan Penyakit Dalam;
2. Peralatan Bedah;
3. Peralatan THT;
4. Peralatan Rehabilitasi Medik;
5. Peralatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan;
6. Peralatan Gigi dan Mulut;
7. Peralatan Radiologi (termasuk USG);
8. Peralatan Laboratorium (Patologi Klinik);
9. Peralatan Perinatologi;
10. Peralatan Mata;
11. Peralatan Penyakit Syaraf;
12. Peralatan ICU.
d. Pada umumnya kondisi peralatan yang dipunyai cukup baik, namun ada
beberapa alat sudah melebihi masa pakai, sehingga peralatan tersebut tidak
dapat dimanfaatkan secara optimal.
e. Dalam Tahun 2011 RSUD Kelas B Majalaya bersumber dari Anggaran Murni
APBN mengadakan peralatan Medik dan Non Medik sebagai tindak lanjut dari
peningkatan kelas rumah sakit dari kelas “C” menjadi kelas “B”.
Sarana tempat tidur yang dimiliki adalah :
a) Kelas III 64 TT.
b) Kelas II 51 TT.
c) Kelas I 16 TT.
d) VIP 5 TT.
f. Dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal, capaian kinerja
peralatan tiap jenis pelayanan dibandingkan standar pelayanan minimal dapat
dirinci sebagai berikut :
Paragraf 1
Analisis Eksternal
Pasal 23
Jumlah Kunjungan
No Fasilitas Kesehatan Kapasitas Rawat Inap
Rawat Jalan
1. Rumah Sakit Umum 140 55.210
Daerah Majalaya
2. Rumah Sakit Umum 125 -
Daerah Soreang
3. RS Al-Ihsan 139 -
4. RS Bina Sehat 50 14.503
5. RS Pasir Yunghun 55 2.645
6. AMC Hospital 42 2.708
7. RS Cahya 50 3.337
Kawaluyaan
8. Puskesmas 128 12.720
Sumber : Dinkes Kab.Bandung, 2009
3. Aspek SDM
Jumlah tenaga medis sudah cukup memadai, namun dokter spesialis
masih kurang hanya 47% dari total dokter yang dimiliki. Namun dengan
adanya program beasiswa diharapkan pada tahun 2011 mayoritas tenaga
medis sudah memiliki kualifikasi dokter spesialis.
4. Aspek Administrasi
a) Jumlah pegawai administrasi masih sedikit yang berkualifikasi S1
(sarjana) khususnya bidang administrasi rumah sakit.
b) Pembinaan kesehatan di bawah dua instansi (Departemen Kesehatan
dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung) sering tidak sinkron.
Paragraf 2
Analisis SWOT
Pasal 24
(1) Dari hasil pengukuran kinerja internal di bab sebelumnya dan analisis eksternal di
atas, berikut adalah hasil analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya:
Peluang
16
14
12
Kuadran III 10 Kuadran I
8
6
4
Kelemahan 2
- - -
-14 -12 -10 -8 6 4 2 2 4 6 8 10 12 14
Kekuatan
-2
-4 (7,- 4)
-6
Kuadran IV -8 Kuadran II
-10
-12
-14
Ancaman
b. Kuadran I
1) Merupakan posisi yang sangat menguntungkan;
2) Organisasi mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal;
3) Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif.
c. Kuadran II
1) Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi mempunyai
keunggulan sumber daya;
2) Organisasi-organisasi pada posisi seperti ini dapat menggunakan
kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang;
3) Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar.
d. Kuadran III
1) Organisasi menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya
lemah;
2) Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal;
3) Fokus posisi organisasi pada posisi seperti inilah meminimalkan kendala-
kendala internal organisasi.
e. Kuadran IV
1) Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan;
2) Organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber
sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan;
3) Strategi yang diambil : defensive, penciutan atau likuidasi.
f. Dari diagram di atas, terlihat bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Majalaya berada di kuadran II yang berarti organisasi mempunyai kekuatan
yang cukup namun menghadapi ancaman yang cukup signifikan dari luar,
terutama pesaing. Sehingga fokus strategi yang harus dikembangkan dalam
posisi ini adalah diversifikasi dengan cara :
1) Pengembangan jenis pelayanan kesehatan
Strategi ini dapat berupa pembukaan pelayanan kesehatan baru seperti
pelayanan trauma centre, pelayanan terapi autis dan pelayanan
haemodialisis. Disamping itu dapat diupayakan pengembangan unit usaha
yang bersifat komersial seperti apotik dan asrama/mess.
2) Pembenahan internal untuk meningkatkan daya saing
Pembenahan internal perlu dilakukan terutama untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ada seperti pembenahan bidang sumber daya
manusia, sarana dan prasarana dan administrasi rumah sakit.
3) Peningkatan pelayanan yang berorientasi pelanggan
Peningkatan pelayanan kesehatan yang berorientasi pelanggan perlu
dilaksanakan terutama menghadapi persaingan rumah sakit yang semakin
ketat. Pasien dalam memilih rumah sakit tentu saja melihat keunggulan
yang dimiliki rumah sakit bersangkutan. Strategi ini dapat berupa
pengembangan fasilitas-fasilitas penunjang medis, penyediaan sistem
rujukan, peningkatan kesembuhan pasien, peningkatan pendidikan dan
pelatihan SDM bidang kesehatan.
4) Peningkatan pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien merupakan kunci kinerja
keuangan yang sehat. Oleh sebab itu peningkatan pengelolaan keuangan
perlu dilaksanakan dengan cara antara lain evaluasi sistem keuangan
yang berlaku dan menyesuaikan dengan pola pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PK-BLUD) yang mendorong efisiensi,
efektivitas dan produktivitas.
Bagian Kelima
Rencana Strategis RSUD Kelas B Majalaya
Paragraf 1
Nilai (Value) Yang Dianut
Pasal 25
Paragraf 2
Visi
Pasal 26
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan. Visi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Majalaya adalah “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima yang Maju dan Mandiri”
Paragraf 3
Misi
Pasal 27
Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai dengan visi
yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya adalah :
Paragraf 4
Tujuan
Pasal 28
Tujuan Strategis Bisnis adalah penjabaran dari visi dan misi organisasi yang
memperhatikan analisis lingkungan. Dari hasil analisis lingkungan, telah disimpulkan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi dan posisi
organisasi saat ini. Rumusan tujuan strategis bisnis Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kelas B Majalaya periode 2011 sampai dengan 2015 adalah :
a. Aspek Keuangan
Meningkatkan kemandirian, efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya
keuangan.
b. Aspek Pelayanan Pelanggan
1. Meningkatkan produktifitas dan efektivitas pelayanan kesehatan;
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengkajian dan penelitian ilmu kesehatan
dan teknologi;
3. Memanfaatkan pengetahuan kedokteran, teknologi dan humaniora untuk
pembangunan nasional dan daerah, serta pemberdayaan masyarakat;
4. Mengintegrasikan sistem kesehatan nasional, sains dan teknologi;
5. Mewujudkan program pelayanan kesehatan bertaraf internasional;
6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja sama dalam negeri dan luar negeri.
c. Aspek Administrasi
1. Meningkatkan administrasi pencatatan dan pelaporan baik medik maupun non
medik;
2. Meningkatkan status kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
d. Sumber Daya Manusia
Meningkatkan kapasitas tenaga medis, paramedis dan staf administrasi.
e. Aspek Sarana dan Prasarana
Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit untuk mewujudkan rumah sakit
yang diidamkan masyarakat.
Paragraf 5
Sasaran Strategis
Pasal 29
(1) Sasaran strategis dirumuskan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan untuk lima
tahun ke depan. Sasaran disusun untuk tiap aspek operasional rumah sakit.
a. Aspek keuangan
1. terwujudnya pengelolaan keuangan berdasarkan PPK-BLUD;
2. terwujudnya peningkatan sumber-sumber pendanaan dari masyarakat;
3. terwujudnya peningkatan kontribusi dari hasil usaha untuk menunjang
pelayanan kesehatan;
4. terwujudnya peningkatan sumber pendanaan dari hasil kerja sama dengan
institusi lain;
5. terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan keuangan rumah sakit.
b. Aspek Pelayanan Pelanggan
1. terwujudnya peningkatan kuantitas dan kualitas hasil pelayanan
kesehatan;
2. terwujudnya peningkatan produktivitas, kualitas dan relevansi hasil
penelitian yang sesuai dengan perkembangan masyarakat;
3. terwujudnya peningkatan partisipasi RSUD Kelas B Majalaya dalam
proses pembangunan masyarakat dan penanganan masalah kesehatan;
4. terwujudnya sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pasar;
5. terwujudnya pengelolaan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien;
6. terwujudnya perintisan program program pelayanan kesehatan
internasional;
7. terwujudnya peningkatan jumlah dan mutu kerja sama baik dalam negeri
maupun luar negeri.
c. Aspek Administrasi
1. terwujudnya peningkatan kualitas layanan administrasi medik dan non
medik pasien;
2. terwujudnya peningkatan kualitas layanan adminitrasi kepegawaian;
3. terwujudnya RSUD Kelas B Majalaya menjadi Model Rumah Sakit
Berstandar Internasional;
4. terwujudnya penambahan jumlah pelayanan kesehatan.
d. Aspek Sumber Daya Manusia
1. terwujudnya peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga medis, paramedis
dan non medis;
2. terwujudnya peningkatan kinerja pegawai.
e. Aspek Sarana dan Prasarana
1. terwujudnya fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan
minimal.
2. terwujudnya fasilitas penunjang medis sesuai standar pelayanan minimal.
Paragraf 6
Strategi Pengembangan
Pasal 30
(1) Untuk mewujudkan sasaran strategis di atas dan memperhatikan posisi organisasi
hasil analisis lingkungan, maka strategi dikembangkan melalui 3 buah kebijakan
dan 5 program. Program-program tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut
menjadi kegiatan yang akan dilaksanakan setiap tahunnya. Untuk mengukur
tingkat keberhasilan program, maka diperlukan parameter/indikator kinerja setiap
program. Rincian kebijakan dan program dapat diuraikan dibawah ini :
a. Kebijakan Pembenahan internal Manajemen dan Infrastruktur Rumah Sakit,
Kebijakan ini dicapai dengan program :
1. Program Peningkatan Infrastruktur Rumah Sakit;
2. Program Pengembangan dan Penguatan Manajemen dan Kelembagaan
Rumah Sakit.
b. Kebijakan Peningkatan Pelayanan Kesehatan yang Bersifat Customer
Oriented, Kebijakan ini dicapai dengan Program Peningkatan Kuantitas dan
Kualitas Layanan Kesehatan.
c. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Berdasarkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah, Kebijakan ini dicapai dengan program :
1. Program Peningkatan Kemandirian Keuangan Rumah Sakit
2. Program Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit yang Efisien Dan Efektif.
d. Program-program yang dirumuskan di atas dikembangkan dari Urusan Wajib
Kesehatan RSUD Kelas B Majalaya yang merupakan bagian dari RKA-SKPD
Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Majalaya. Untuk keperluan penyusunan
anggaran tahunan, kegiatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kode dan
istilah kegiatan di RKA-SKPD yang berlaku di Pemda Kabupaten Bandung.
Matriks keterkaitan strategi hasil dari analisis SWOT dengan kebijakan dan
program dapat digambarkan berikut ini :
7) Persentase
dokter
spesialis SDM 60% 70% 80% 90% 100% 100%
dibandingkan
dokter umum
8) Jumlah dokter
umum
SDM 1 3 4 5 5 5
penerima
beasiswa
9) Jumlah
paramedis
SDM 2 6 8 10 10 10
penerima
beasiswa
10) Jumlah staf
administrasi
SDM 1 2 3 4 5 5
penerima
beasiswa
11) Rasio total
1:230 1:2.50
dokter : SDM 1:2.000 1:2.100 1:2.200 1:2.400
0 0
pasien
12) Rasio total
perawat : SDM 1:2 1:2 1:3 1:3 1:3 1:3
tempat tidur
Base
Kode TARGET OUTPUT
KEGIATAN/INDIKATOR line
RKA - SATUAN
OUTPUT 20 20 20 20 20 20
SKPD
10 11 12 13 14 15
1.02.02. Kemitraan Peningkatan
28.05 Kualitas Dokter
dan Paramedis serta Non
Medis
Belanja Beasiswa Pendidikan
PNS orang 1 4 6 8 10 12
Belanja Kursus, Pelatihan,
Sosialisasi dan Paket 3 7 10 13 16 19
Bimbingan Teknis PNS
1.02.02. Pengadaan, Peningkatan
02.26 Sarana
dan Prasarana Rumah
Sakit
Pengembangan Ruang ruang 1 0 1 1 0 1
Pengadaan Peralatan Rumah
Sakit unit 10 6 12 18 24 30
Pengadaan Alat-alat
Komunikasi paket 1 1 1 1 1 1
dan Informasi Rumah Sakit
b. Kegiatan indikatif dan target kinerja output lima tahun kedepan dapat dirinci
sebagai berikut :
Base
KEGIATAN/ TARGET OUTPUT
Kode line
INDIKATOR SATUAN
RKA-SKPD 20 20 20 20 20
OUTPUT 2010
11 12 13 14 15
Penyediaan
Biaya
Operasional
dan
1.02.02.26.13 Pemeliharan
Terlayaninya
Pasien Rawat 75. 80. 85. 90. 95.
Jalan dan orang 41. 500 790 337 158 267 683
Rawat Inap
(BOR) % 50 72 75 80 80 80
Pengadaan,
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
1.02.02.26.26 Rumah Sakit
Tersedianya
pendukung
administrasi dan unit 1:1 1:2 1:2 1:1 1:1 1:1
pendukung
pelayanan
kesehatan
(5) PROGRAM PENINGKATAN KEMANDIRIAN KEUANGAN RUMAH SAKIT
a. Peningkatan kemandirian keuangan rumah sakit merupakan program yang
sangat diandalkan dalam menunjang pendanaan rumah sakit untuk tahun-
tahun berikutnya. Dengan program ini diharapkan tingkat ketergantungan
terhadap subsidi pemerintah daerah bisa berkurang dan juga Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya tidak terlalu membebani masyarakat
terutama pasien dalam membiayai beban pelayanan kesehatannya.
Penjabaran dari program ini adalah kegiatan pengembangan produktifitas dan
pembinaan kewirausahaan dan penjalinan kerja sama dengan institusi lain
baik dalam maupun luar negeri. Pengembangan produktifitas dan pembinaan
kewirausahaan bisa berupa unit usaha apotik, dan unit usaha diklat. Penjalinan
kerja sama bisa berupa sumbangan penelitian, pengiriman tenaga medis /
paramedis ke rumah sakit lain dan sebagainya.
Kegiatan lain yang menjadi andalan yaitu pendirian ruang perawatan kelas
bisnis. Unit usaha yang direncanakan mulai dibangun dalam waktu dekat
adalah pendirian ruang perawatan untuk bisnis yang diperkirakan menelan
dana 2 milyar rupiah. Sumber dana kegiatan ini dari hibah luar negeri dan
direncanakan mulai dibangun tahun 2013 sampai 2015.
1) Terwujudnya
laporan
keuangan
berdasarkan Administrasi 0 4 4 4 4 4
PPK-BLUD
setiap tahun
(paket)
2) Terwujudnya
penganggara
n tahunan
Administrasi 0 1 1 1 1 1
dengan
dokumen
RBA
3) Lancarnya
pembayaran
gaji dan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100% 100%
tunjangan
PNS
4) Lancarnya
pelaksanaan
administrasi Administrasi 100% 100% 100% 100% 100% 100%
rutin
perkantoran
Paragraf 7
Organisasi Pelaksanaan
Pasal 31
Paragraf 8
Kerangka Pembiayaan 5 Tahun
Pasal 32
(1) Agar program dapat dilaksanakan tentunya tidak lepas dari dana. Kerangka
pembiayaan perlu dikembangkan untuk periode lima tahun ke depan. Kerangka
pembiayaan meliputi kebutuhan anggaran, alokasi belanja operasi dan belanja
modal. Dengan metode ini perencanaan setiap tahunnya akan lebih sistematis dan
terstruktur.
a. KEBUTUHAN ANGGARAN
Anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai program setiap tahunnya adalah
sebagai berikut :
(dalam ribuan rupiah)
Program 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Program
Pelayanan
Administrasi 1.407.851 1.970.991 2.759.387 3.863.142 5.408.398 7.571.756
dan
Perkantoran
Program
Peningkatan
Sarana dan 146.636 205.290 287.407 402.369 563.317 788.644
Prasarana
Aparatur
Program
Peningkatan 62.440 87.416 122.382 171.335 239.870 335.819
Disiplin Aparatur
Program
Fasilitas
18.900 26.460 37.044 51.862 72.606 101.647
Pindah/Purna
Bakti
Program Upaya
12.055.94 64.839.753
Kesehatan 16.878.320 23.629.647 33.081.506 46.314.109
3
Masyarakat
Program
Pengadaan,
Peningkatan
4.327.138 6.057.993 8.481.190 11.873.665 16.623.131 23.272.383
Sarana dan
Prasarana
Rumah Sakit
Program
Pemeliharaan
Sarana dan 123.480 172.872 242.021 338.829 474.361 664.106
Prasarana
Rumah Sakit
Program
Kemitraan
Peningkatan
Kualitas Dokter 378.000 529.200 740.880 1.037.232 1.452.125 2.032.975
dan Paramedis
serta Non Medis
Belanja Sewa
Perlengkapan dan 5.200 5.408 5.624 5.849 6.083 6.326
Peralatan Kantor
Belanja modal
pengadaan alat 65.800 92.120 128.968 180.555 252.777 353.888
kantor
Belanja Beasiswa
49.000 68.600 96.040 134.456 188.238 263.533
Pendidikan PNS
Belanja
329.000 460.600 644.840 902.776 1.263.886 1.769.440
Kursus/Pelatihan
Bagian Keenam
Proyeksi Keuangan Lima Tahun Ke Depan
Paragraf 1
Asumsi-Asumsi Dasar
Pasal 33
2. Inflasi
3. Nilai Tukar Rupiah
4. Bunga SBI
5. Jumlah Penduduk
6. ASUMSI MIKRO
a) Jumlah Pelayanan Kesehatan
Sesuai dengan rencana pengembangan pelayanan kesehatan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya maka pada tahun 2014
diperkirakan jumlah SMF menjadi 26 buah dengan pertambahan tiap
tahunnya bervariasi tergantung ijin dari Kemenkes.
b) Proyeksi Pasien
Proyeksi pasien rawat jalan dan inap serta IGD meningkat sekitar 20%
dari tahun sebelumnya. Jumlah tersebut disesuaikan dengan jumlah
pelayanan kesehatan dan jumlah tempat tidur. Tahun 2011 jumlah
tempat tidur adalah 1550, 53.100 pasien diisi 4.850 orang.
Paragraf 2
Asumsi Tarif
Pasal 34
Tarif pendapatan dikelompokkan untuk tiap jenis layanan kesehatan. Tarif layanan
kesehatan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2012 tentang
Retribusi Jasa Umum. Hal ini dilakukan manajemen RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KELAS B MAJALAYA selaku SKPD yang menerapkan PPK-BLUD seiring dengan
perkembangan ekonomi sekarang. Untuk penyusunan RSB ini, tarif layanan kesehatan
diproyeksikan naik rata-rata 75% untuk selain Kelas III dan disesuaikan dengan
kebutuhan (unit cost) dan daya beli masyarakat.
Paragraf 3
Proyeksi Pendapatan
Pasal 35
(1) Berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan baik asumsi dasar maupun asumsi tarif,
maka dapat disusun proyeksi pendapatan sebagai berikut :
A. PENDAPATAN BLUD
1. Pendapatan
Operasional BLUD
a. Rawat Jalan 798.811 918.632 1.056.427 1.214.891 1.397.125
JUMLAH PENDAPATAN
BLUD
B. SUBSIDI 10.076.128 11.587.547 13.325.679 15.324.530 17.623.210
PEMERINTAH DAERAH
(3) Anggaran dana hibah berasal dari masyarakat dan dana hibah luar negeri yang
peruntukkannya untuk proyek pengembangan ruang perawatan dan ruang apotik
dan pendirian gedung diklat kesehatan.
(4) Anggaran dari APBD terdiri dari subsidi pemerintah untuk biaya operasional.
Pendapatan APBD ini terutama untuk membiayai belanja gaji PNS, biaya mengikat
operasional sehari-hari, program beasiswa dan biaya investasi untuk memenuhi
prasarana sesuai standar nasional kesehatan.
Paragraf 4
Proyeksi Biaya
Pasal 36
A.BIAYA OPERASIONAL
Bagian Ketujuh
Ketentuan Penutup
Pasal 37
(1) Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya secara umum
cukup membanggakan. Ini tidak terlepas dari komitmen dan dukungan seluruh
karyawan dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Namun juga harus disadari
bahwa masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu dibenahi dan masih
banyak tantangan yang harus dihadapi. Oleh sebab itu tidak salah bila strategi
pengembangan organisasi ke depan berprinsip mempertahankan kekuatan dan
memperbaiki kelemahan.
(2) Rencana Strategis Bisnis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B Majalaya
ini disusun dengan berusaha mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki rumah
sakit. Seluruh aspek rumah sakit sedapat mungkin telah dicantumkan dalam
penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini. Namun demikian, sebaik apapun sebuah
perencanaan, akan menjadi sia-sia bila tidak mendapat dukungan dan komitmen
dari para pelaksananya. Oleh sebab itu partisipasi dari seluruh komponen
oganisasi mutlak diperlukan baik dalam penyusunan maupun sosialisasi dokumen
ini. Dan akhirnya, semoga dokumen ini bermanfaat dalam pelaksanaan
operasional dan pencapaian Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kelas B Majalaya.
Pasal 38
Dengan berlakunya peraturan ini maka Peraturan Bupati Bandung Nomor 42 Tahun
2009, tentang Rencana Strategis Bisnis Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya
Kabupaten Bandung dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 39
Hal – hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Bupati.
Pasal 40
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan dengan penempatannya dalam Berita
Daerah Kabupaten Bandung.
Ditetapkan di Soreang
pada tanggal April 2012
BUPATI BANDUNG
DADANG M. NASER
Diundangkan di Soreang
pada tanggal April 2012
SEKRETARIS DAERAH
SOFIAN NATAPRAWIRA