Jawaban Soal 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

1) JAWABAN SOAL 1

Pandemi COVID-19 telah membawa dampak yang sangat signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan,
termasuk dalam tata kelola pemerintahan. Salah satu dampak yang terlihat adalah perubahan dalam standar
nomenklatur, terutama dalam pengelolaan anggaran dan pelaporan keuangan. Perubahan ini diperlukan untuk
mengakomodasi kebutuhan baru yang muncul akibat pandemi, seperti pengadaan alat kesehatan, penanganan
pasien, dan program pemulihan ekonomi.
a. Pencarian di Internet dan Hubungan dengan Pandemi COVID-19
Hasil Pencarian
Dari hasil pencarian di internet, dapat ditemukan bahwa banyak lembaga pemerintah, baik di tingkat pusat
maupun daerah, melakukan penyesuaian terhadap standar nomenklatur yang digunakan. Perubahan ini
umumnya tertuang dalam peraturan perundang-undangan, surat edaran, atau pedoman teknis yang dikeluarkan
oleh kementerian atau lembaga terkait.
Hubungan dengan Pandemi COVID-19
Perubahan standar nomenklatur ini erat kaitannya dengan pandemi COVID-19 karena beberapa alasan:
 Munculnya pos-pos anggaran baru: Pandemi COVID-19 melahirkan pos-pos anggaran baru yang
sebelumnya tidak ada, seperti anggaran untuk pengadaan alat kesehatan, vaksinasi, insentif tenaga
kesehatan, dan program bantuan sosial.
 Penyesuaian alokasi anggaran: Alokasi anggaran pada berbagai sektor mengalami penyesuaian untuk
memprioritaskan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi.
 Perubahan dalam proses bisnis: Pandemi COVID-19 memaksa perubahan dalam proses bisnis
pemerintahan, sehingga memerlukan penyesuaian dalam nomenklatur untuk menggambarkan aktivitas
yang baru.
Dasar Hukum
Perubahan standar nomenklatur ini umumnya didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
seperti Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Peraturan Pemerintah (PP), atau
Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Selain itu, surat edaran dan pedoman teknis dari kementerian atau
lembaga terkait juga menjadi dasar hukum dalam penerapan standar nomenklatur yang baru.
b. Deteksi Standar Nomenklatur Khas Terkait COVID-19
Standar Nomenklatur Khas
Berdasarkan hasil kajian, beberapa standar nomenklatur khas yang sering ditemukan pada akun terkait COVID-
19 antara lain:
 Kata kunci spesifik: COVID-19, penanganan COVID-19, vaksinasi, alat kesehatan, insentif tenaga
kesehatan, bantuan sosial, pemulihan ekonomi.
 Kode akun baru: Munculnya kode akun baru yang khusus dialokasikan untuk kegiatan terkait COVID-
19.
 Modifikasi deskripsi akun: Perubahan deskripsi akun yang ada untuk mengakomodasi kegiatan terkait
COVID-19.
Tabel Deteksi Akun
No. Nama Akun Keterangan Standar Nomenklatur Khas
Belanja Barang dan
1 Pengadaan alat pelindung diri (APD) COVID-19, APD
Jasa
COVID-19, insentif tenaga
2 Belanja Pegawai Insentif tenaga kesehatan
kesehatan
Bantuan keuangan khusus untuk penanganan COVID-19, bantuan keuangan
3 Transfer ke Daerah
COVID-19 khusus
4 Belanja Modal Pembangunan rumah sakit darurat COVID-19, rumah sakit darurat
Penerimaan sumbangan untuk penanganan
5 Pendapatan Lain-lain COVID-19, sumbangan
COVID-19
6 Belanja Subsidi Subsidi bagi pelaku usaha terdampak COVID-19 COVID-19, subsidi pelaku usaha
7 Belanja Hibah Hibah kepada masyarakat terdampak COVID-19 COVID-19, hibah masyarakat
Belanja Operasi
8 Biaya operasional posko COVID-19 COVID-19, posko
Lainnya
9 Belanja Investasi Pembangunan laboratorium PCR COVID-19, laboratorium PCR
10 Belanja Umum Biaya komunikasi untuk sosialisasi COVID-19 COVID-19, sosialisasi

Catatan: Tabel di atas merupakan contoh dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya.
Kesimpulan
Pandemi COVID-19 telah mendorong perubahan signifikan dalam standar nomenklatur, terutama dalam
pengelolaan anggaran. Perubahan ini diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan baru yang muncul akibat
pandemi dan memastikan transparansi serta akuntabilitas dalam penggunaan anggaran.

2) JAWABAN SOAL 2

3) JAWABAN SOAL 3
Langkah-langkah Analisis:
1. Pengumpulan Data:
o Identifikasi Provinsi Tetangga: Tentukan dua provinsi yang berbatasan langsung dengan
provinsi Anda.
o Cari Sumber Data: Cari laporan APBD tahun terbaru dari ketiga provinsi tersebut. Sumber
yang valid bisa berupa situs resmi pemerintah provinsi, Badan Pusat Statistik (BPS), atau
Kementerian Keuangan.
o Kumpulkan Data PAD: Untuk setiap provinsi, catat data PAD yang terdiri dari: pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah.
2. Pembuatan Tabel:
o Buat tabel perbandingan PAD dengan kolom: jenis PAD, PAD Provinsi Anda, PAD Provinsi
Tetangga 1, dan PAD Provinsi Tetangga 2.
o Isi tabel dengan data yang telah Anda kumpulkan.
3. Pembuatan Grafik Batang:
o Gunakan perangkat lunak seperti Microsoft Excel, Google Sheets, atau software statistik lainnya
untuk membuat grafik batang.
o Setiap jenis PAD akan menjadi satu kategori pada sumbu X, sedangkan nilai PAD akan
ditampilkan pada sumbu Y.
o Bandingkan tinggi batang untuk setiap jenis PAD di antara ketiga provinsi.
4. Analisis Deskriptif:
o Perbandingan Total PAD: Bandingkan total PAD dari ketiga provinsi. Provinsi mana yang
memiliki PAD tertinggi? Apa faktor yang mungkin mempengaruhi perbedaan ini?
o Kontribusi Tiap Jenis PAD: Analisis kontribusi setiap jenis PAD terhadap total PAD di
masing-masing provinsi. Apakah ada perbedaan yang signifikan?
o Tren Pertumbuhan: Jika memungkinkan, bandingkan data PAD dari beberapa tahun terakhir
untuk melihat tren pertumbuhan PAD di setiap provinsi.
o Faktor Pengaruh: Coba identifikasi faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi perbedaan
PAD, seperti potensi sumber daya alam, kebijakan fiskal, tingkat perekonomian, dan kondisi
geografis.
Contoh Tabel dan Grafik
Catatan: Data pada tabel dan grafik ini bersifat fiktif dan hanya sebagai contoh. Anda perlu menggantinya
dengan data aktual yang Anda peroleh.
No Uraian PAD PAD Provinsi A PAD Provinsi B PAD Provinsi C
1 Pajak Daerah Rp 100 Miliar Rp 150 Miliar Rp 80 Miliar
2 Retribusi Daerah Rp 50 Miliar Rp 40 Miliar Rp 60 Miliar
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Rp 20 Miliar Rp 30 Miliar Rp 15 Miliar
4 Lain-lain PAD yang Sah Rp 10 Miliar Rp 15 Miliar Rp 5 Miliar

Analisis Deskriptif (Contoh)


Berdasarkan data dan grafik di atas, dapat dilihat bahwa Provinsi B memiliki PAD total tertinggi dibandingkan
dengan Provinsi A dan C. Hal ini mengindikasikan bahwa Provinsi B memiliki potensi ekonomi yang lebih
besar atau kebijakan fiskal yang lebih efektif dalam mengelola pendapatan daerah.
Dari sisi jenis PAD, kontribusi pajak daerah pada total PAD di ketiga provinsi cenderung lebih besar
dibandingkan jenis PAD lainnya. Namun, terdapat perbedaan dalam proporsi kontribusi masing-masing jenis
PAD di setiap provinsi.
Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi perbedaan PAD antara ketiga provinsi:
 Potensi Sumber Daya Alam: Provinsi yang kaya akan sumber daya alam cenderung memiliki PAD
yang lebih tinggi dari sektor pajak daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
 Aktivitas Ekonomi: Tingkat aktivitas ekonomi di suatu daerah akan mempengaruhi besarnya pajak
daerah yang terkumpul.
 Kebijakan Fiskal: Kebijakan fiskal yang efektif, seperti pemberian insentif investasi dan efisiensi
dalam pengumpulan pajak, dapat meningkatkan PAD.
 Kondisi Geografis: Kondisi geografis dapat mempengaruhi jenis PAD yang dominan. Misalnya,
provinsi dengan banyak kawasan wisata akan memiliki PAD yang signifikan dari sektor pariwisata.
Kesimpulan
Analisis perbandingan PAD ini dapat memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan daerah masing-masing
provinsi. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam merumuskan
kebijakan fiskal yang lebih baik untuk meningkatkan PAD dan mendukung pembangunan daerah.

Anda mungkin juga menyukai