Pertemuan 2 Kriteria Desain Pembebanan Dan Faktor Beban

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 31

Konstruksi

Beton I
PERTEMUAN 2
Kriteria Disain, Pembebanan dan
Faktor Beban

Anita Dewi Masdar, ST, MT


PRODI TEKNIK SIPIL FFST UNIDHA
2024
TUJUAN PEMBELAJARAN

1.Mahasiswa mampu
menjelaskan kriteria disain
struktur .

2. Mahasiswa mampu
menjelaskan Sistem
Pembebanan, Faktor Beban
2
dan Faktor Reduksi.

II. Kriteria Disain, Pembebanan dan
Faktor Beban
A. KRITERIA DESAIN

UNTUK MELAKUKAN DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PERLU DITETAPKAN


KRITERIA YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKAN BAHWA STRUKTUR
SESUAI DENGAN MANFAAT PENGGUNAANNYA. ANALISIS MAUPUN DISAIN YANG
DILAKUKAN HARUS SESUAI DENGAN KETENTUAN-KETENTUAN YANG ADA DALAM
PERATURAN BETON YANG BERLAKU (SNI-2013)
SECARA GARIS BESAR STRUKTUR BANGUNAN HARUS MEMENUHI
KRITERIA BERIKUT :
KRITERIA KEKUATAN, KRITERIA KEKAKUAN, KRITERIA STABIL, EFISIENSI DAN EKONOMIS

A. KRITERIA KEKUATAN tegangan
Struktur harus mampu memikul beban rancangan secara
aman, tanpa kelebihan tegangan pada material. Pemilihan
dimensi dan bentuk elemen struktur yang dianggap aman
sehingga kelebihan tegangan pada material tidak terjadi.

B. KRITERIA KEKakuan struktur deformasi


Struktur yang berfungsi untuk mengontrol deformasi yang
diakibatkan oleh beban. Deformasi merupakan perubahan
bentuk bagian struktur. Kekakuan bergantung pada jenis,
besar, dan distribusi bahan pada system struktur.
C. KRITERIA stabil
Gerakan pada struktur juga berkaitan dengan deformasi. kecepatan
dan percepatan aktual struktur yang memikul beban dinamis dapat
dirasakan oleh pemakai bangunan, dan dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman. Untuk itu diperlukannya kriteria mengenai batas kecepatan
dan percepatan yang diizinkan. Kontrol akan tercapai melalui
manipulasi kekakuan struktur dan karakteristik redaman.
d. KRITERIA efisiensi dan ekonomis
Kriteria efisiensi bertujuan untuk mendisain struktur relative lebih
ekonomis. Indikator yang digunakan adalah jumlah material yang
diperlukan untuk memikul beban. Penggunaan volume yang minimum
sebagai kriteria merupakan konsep yang penting. Harga suatu
struktur bergantung pada banyaknya material yang digunakan, biaya
tenaga kerja pelaksanaan konstruksi, serta biaya peralatan yang
digunakan selama pelaksanaan.
➢Perencanaan Struktur
Dalam Perencanaan struktur beton bertulang harus dipenuhi syarat-
syarat berikut:
1. Analisis struktur harus dilakukan dengan cara-cara mekanika teknik
yang baku.
2. Analisis dengan komputer, harus disertai dengan penjelasan mengenai
prinsip cara kerja program, data masukan serta penjelasan mengenai
data keluaran.
3. Percobaan model diperbolehkan bila diperlukan untuk menunjang
analisis teoritis.
4. Analisis struktur harus dilakukan dengan model-model matematis yang
mensimulasikan keadaan struktur yang sesungguhnya dilihat dari segi
sifat bahan dan kekakuan unsur unsurnya.
➢Keamanan Struktur
Struktur harus aman (kuat) terhadap beban atau efek beban yang
bekerja selama masa layan (penggunaan) bangunan, seperti : :
1. beban mati
2. beban hidup
3. beban gempa
4. beban angin
5. salju, dll.
Bila intensitas dan efek beban yang bekerja pada struktur diketahui dengan
pasti, maka struktur dapat didisain aman dengan cara memberikan
kapasitas kekuatan yang sedikit lebih besar daripada efek beban.
Tetapi intensitas beban yang bekerja tsb sangat sulit ditentukan dengan
pasti (adanya ketidakpastian), spt : menetapkan besarnya beban hidup
atau beban gempa yang bekerja.
Ketidakpastian juga terjadi dalam hal menentukan kekuatan elemen dari
struktur yang menahan beban tsb, yang dapat disebabkan oleh berbagai
hal spt :
1. mutu material beton yang tidak seragam,
2. pelaksanaan yang kurang baik,
3. variasi dari elemen-elemen struktur.

Untuk mengantisipasi adanya ketidakpastian diatas


digunakanlah faktor keamanan atau angka keamanan (safety
factor), dengan kekuatan struktur dibuat sama atau lebih
besar dari perkalian antara angka keamanan dengan beban
kerja. Angka keamanan ini digunakan untuk menjamin bahwa
kapasitas struktur selalu lebih besar daripada efek dan
kombinasi beban yang bekerja.
➢ Angka keamanan dalam SNI-2013 terbagi dalam 2 (dua)
bagian yaitu :
1. FAKTOR KEAMANAN UNTUK BEBAN (FAKTOR BEBAN) YANG BEKERJA
2. FAKTOR REDUKSI KEKUATAN DARI ELEMEN STRUKTUR

B. Pembebanan Pada Struktur


Beban yang bekerja pada struktur dapat dibagi dalam 3 (tiga) bagian :
1. beban mati (DL = dead load)
2. beban hidup (LL = live load)
3. beban akibat pengaruh alam :
a. beban angin (W)
b. beban gempa (E)
c. beban tekanan tanah (H)
d. beban akibat perbedaan suhu (T)
1. Beban MAti
➢ Merupakan beban yang intensitasnya tetap dan posisinya tidak
berubah selama usia bangunan. Berupa berat sendiri dari suatu
bangunan, spt : berat dinding, lantai, balok-balok, kolom, plafond,
dlsb.
➢ Beban mati dari bangunan ini dapat dihitung secara akurat
berdasarkan ukuran, bentuk dan berat jenis materialnya.
2. BEBAN HIDUP
➢ merupakan beban yang dapat berpindah tempat, dapat bekerja
penuh atau tidak ada sama sekali, spt : beban hunian, furniture,
lalu lintas orang, lalu lintas kendaraan (pada jembatan).
➢ Besarnya beban hidup minimum yang bekerja pada struktur dapat
diambil pada peraturan yang ada (SNI 03-1727-1989-F, Tata cara
perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung, atau
penggantinya.)
Contoh :
➢ lantai dan tangga rumah tinggal : 200 kg/m2
➢ lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, restoran, hotel dan asrama
: 250 kg/m2
➢ lantai ruang olahraga : 400 kg/m2
➢ lantai ruang dansa : 500 kg/m2
➢ tangga, bordes tangga : 300 kg/m2

3. BEBAN AKIBAT PENGARUH ALAM


➢ Berupa : beban angin, beban gempa, beban tekanan tanah atau air, serta
beban akibat perbedaan suhu, beban salju/es.
➢ Besarnya beban-beban ini tergantung dari lokasi dari bangunan, spt : daerah
rawan gempa (tergantung daerah gempa), daerah pantai dlsb.
a. Beban Angin (W = wind load)
Besarnya kecepatan angin minimum adalah 25 kg/m2(kondisi umum) dan
untuk daerah pantai adalah 40 kg/m2, kecuali bila terjadi kecepatan angin
yang menimbulkan tekanan lebih besar lagi.
Tekanan tiup angin dapat dihitung sbb :
P = V /16 [ kg/m2]
dimana : V = kecepatan angin, [ m/detik]

Gambar aliran angin disekitar bangunan


b. Beban Gempa (E = Earthquake)
Beban gempa disebabkan oleh terjadinya gempa bumi (tektonik atau
vulkanik). Akibat gempa bumi akan terjadi percepatan tanah (ground
acceleration), yang menimbulkan gaya inersia internal dengan arah
horizontal. Besarnya gaya inersia horizontal ini tergantung dari : massa
bangunan, tinggi bangunan, intensitas gerakan tanah, interaksi struktur thd
tanah, dll.

Beban dapat diklasifikasikan sbb:


1. Beban menurut sifatnya
2. Beban menurut bentuknya
1. Beban menurut sifatnya
a. beban mati yaitu beban yang statis ditempatnya (beban sendiri)
b.Beban hidup yaitu beban yang bergerak (manusia, mobil dll)
c. Beban khusus yaitu beban dinamis (angin, gempa)
2. Beban menurut bentuknya
a. Muatan terpusat/Titik (P)
bekerja pada satu titik, hanya menekan luas bidang kecil (titik).
Misalnya roda kendaraan, manusia dan tiang.
a.Muatan terbagi merata (Q)
bekerja sepanjang muatan, dinyatakan dalam q(t/m).
Ada 3 (tiga) metoda yang dapat digunakan untuk analisa struktur akibat beban gempa :
1. Metoda Statik Ekivalen
2. Metoda Spektrum Respons
3. Metoda Riwayat Waktu
(lihat : Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung,1983).

C. FAKTOR BEBAN
➢ SUATU STRUKTUR DAPAT DIKATAKAN AMAN (KUAT), APABILA KAPASITAS KEKUATAN
(KUAT RENCANA) LEBIH BESAR DARI PADA BERBAGAI KOMBINASI EFEK BEBAN
YANG BEKERJA.
➢ KUAT RENCANA (DESIGN STRENGTH) : MERUPAKAN BESARNYA KUAT NOMINAL
DIKALIKAN DENGAN FAKTOR REDUKSI KEKUATAN () YANG LEBIH KECIL DARI 1.
➢  KUAT NOMINAL : MERUPAKAN KEKUATAN MAKSIMUM TEORITIS BAHAN.
➢  KUAT PERLU : MERUPAKAN KEKUATAN SUATU KOMPONEN STRUKTUR YANG
DIPERLUKAN UNTUK MENAHAN BEBAN TERFAKTOR DENGAN BERBAGAI KOMBINASI
EFEK BEBAN.
➢  APABILA KUAT RENCANA = KUAT PERLU …… STRUKTUR KUAT (AMAN)
Prosedur dan asumsi dalam perencanaan serta besarnya beban rencana
mengikuti ketentuan berikut ini:
1. Ketentuan mengenai perencanaan dalam SK-SNI-2013 didasarkan pada
asumsi bahwa struktur direncanakan untuk memikul semua beban
kerjanya.
2. Beban kerja diambil berdasarkan SNI 03-1727-1989-F, Tata cara
perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung, atau penggantinya.
3. Dalam perencanaan terhadap beban angin dan gempa, seluruh bagian
struktur yang membentuk kesatuan harus direncanakan berdasarkan SK-SNI-
2013 dan juga harus memenuhi SNI 03-1726-1989, Tata cara perencanaan
ketahanan gempa untuk rumah dan gedung atau penggantinya.
4. Harus pula diperhatikan pengaruh dari gaya prategang, beban kran, vibrasi,
kejut, susut, perubahan suhu, rangkak, perbedaan penurunan fondasi, dan
beban khusus lainnya yang mungkin bekerja.
➢ KETENTUAN MENGENAI KEKUATAN DAN KEMAMPUAN LAYAN (SK-
SNI-2013)
1) STRUKTUR DAN KOMPONEN STRUKTUR HARUS DIRENCANAKAN HINGGA SEMUA
PENAMPANG MEMPUNYAI KUAT RENCANA MINIMUM SAMA DENGAN KUAT
PERLU,YANG DIHITUNG BERDASARKAN KOMBINASI BEBAN DAN GAYA TERFAKTOR
YANG SESUAI DENGAN KETENTUAN SK-SNI-2013
2) KOMPONEN STRUKTUR JUGA HARUS MEMENUHI KETENTUAN LAIN YANG
TERCANTUM DALAM SK-SNI-2013 UNTUK MENJAMIN TERCAPAINYA PERILAKU
STRUKTUR YANG CUKUP BAIK PADA TINGKAT BEBAN KERJA.
➢ KUAT PERLU (SK-SNI 2013, PASAL 11.2)
1. KUAT PERLU U UNTUK MENAHAN BEBAN MATI D PALING TIDAK
HARUS SAMA DENGAN :
U = 1,4 D (1)
KUAT PERLU U UNTUK MENAHAN BEBAN MATI D, BEBAN HIDUP L,
DAN JUGA BEBAN ATAP A ATAU BEBAN HUJAN R, PALING TIDAK
HARUS SAMA DENGAN :
U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A ATAU R) (2)
2. BILA KETAHANAN STRUKTUR TERHADAP BEBAN ANGIN W HARUS
DIPERHITUNGKAN DALAM PERENCANAAN, MAKA PENGARUH
KOMBINASI BEBAN D, L, DAN W BERIKUT HARUS DITINJAU UNTUK
MENENTUKAN NILAI U YANG TERBESAR, YAITU:
U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A ATAU R) (3)
KOMBINASI BEBAN JUGA HARUS MEMPERHITUNGKAN KEMUNGKINAN
BEBAN HIDUP L YANG PENUH DAN KOSONG UNTUK MENDAPATKAN
KONDISI YANG PALING BERBAHAYA, YAITU:
U = 0,9 D ± 1,6 W (4)
PERLU DICATAT BAHWA UNTUK SETIAP KOMBINASI BEBAN D, L, DAN W,
KUAT PERLU U TIDAK BOLEH KURANG DARI PERS. 2.
3. BILA KETAHANAN STRUKTUR TERHADAP BEBAN GEMPA E HARUS
DIPERHITUNGKAN DALAM PERENCANAAN, MAKA NILAI KUAT PERLU U
HARUS DIAMBIL SEBAGAI:
U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E (5) ATAU
U = 0,9 D ± 1,0 E (6)
DALAM HAL INI NILAI E DITETAPKAN BERDASARKAN KETENTUAN SNI 03-1726-1989-
F, TATA CARA PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK RUMAH DAN GEDUNG,
ATAU PENGGANTINYA.
4. BILA KETAHANAN TERHADAP TEKANAN TANAH H DIPERHITUNGKAN DALAM
PERENCANAAN, MAKA PADA PERSAMAAN 3, 4 DAN 6 DITAMBAHKAN 1,6H,
KECUALI BAHWA PADA KEADAAN DIMANA AKSI STRUKTUR AKIBAT H MENGURANGI
PENGARUH W ATAU E, MAKA BEBAN H TIDAK PERLU DITAMBAHKAN PADA
PERSAMAAN 4 DAN 6.

5. BILA KETAHANAN TERHADAP PEMBEBANAN AKIBAT BERAT DAN


TEKANAN FLUIDA, F, YANG BERAT JENISNYA DAPAT DITENTUKAN
DENGAN BAIK, DAN KETINGGIAN MAKSIMUMNYA TERKONTROL,
DIPERHITUNGKAN DALAM PERENCANAAN, MAKA BEBAN TERSEBUT
HARUS DIKALIKAN DENGAN FAKTOR BEBAN 1,4, DAN DITAMBAHKAN
PADA PERSAMAAN 1, YAITU:
U = 1,4 (D + F) (7)
UNTUK KOMBINASI BEBAN LAINNYA, BEBAN F TERSEBUT HARUS
DIKALIKAN DENGAN FAKTOR BEBAN 1,2 DAN DITAMBAHKAN PADA
PERSAMAAN 2.
6. Bila ketahanan terhadap pengaruh kejut diperhitungkan dalam perencanaan
maka pengaruh tersebut harus disertakan pada perhitungan beban hidup L.
7. Bila pengaruh struktural T dari perbedaan penurunan fondasi, rangkak,
susut, ekspansi beton, atau perubahan suhu sangat menentukan dalam
perencanaan, maka kuat perlu U minimum harus sama dengan:
U = 1,2(D +T ) + 1,6L + 0,5 (A atau R) (8)

➢ KUAT RENCANA (SK-SNI 2002, PASAL 11.3)


KUAT RENCANA SUATU KOMPONEN STRUKTUR, SAMBUNGANNYA DENGAN
KOMPONEN STRUKTUR LAIN, DAN PENAMPANGNYA, SEHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU LENTUR, BEBAN NORMAL, GESER, DAN TORSI, HARUS DIAMBIL
SEBAGAI HASIL KALI KUAT NOMINAL, YANG DIHITUNG BERDASARKAN
KETENTUAN DAN ASUMSI DARI TATA CARA INI, DENGAN SUATU FAKTOR
REDUKSI KEKUATAN  .
Faktor reduksi kekuatan  ditentukan sebagai berikut:
(1) Lentur, tanpa beban aksial ...................... ………….0,80
(2) Beban aksial, dan beban aksial dengan lentur.
(a) Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur ..........0,80
(b) Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur :
Komponen struktur dengan tulangan spiral ………...0,70
Komponen struktur lainnya..............................0,65
(3) Geser dan torsi ...............................................0,75
(4) Tumpuan pada beton ……………………………………………….....0,65
(5) Beton polos struktural …………………………………………….…….0,55
Disain Komponen struktur thd Lentur

dimana :
MR = Momen Rencana penampang lentur
Mn = Momen Nominal penampang lentur
Mu = Momen ultimate akibat beban terfaktor
 = faktor reduksi kekuatan,  = 0,80

Disain Komponen Struktur thd Geser

dimana :
VR = Geser Rencana penampang
Vn = Geser Nominal penampang
Vu = Geser ultimate akibat beban terfaktor
 = faktor reduksi kekuatan,  = 0,75
Disain Komponen Struktur thd Aksial

dimana :
PR = Gaya Aksial Rencana penampang
Pn = Gaya Aksial Nominal penampang
Pu = Gaya Aksial ultimate akibat beban terfaktor
 = (tulangan spiral),  = 0,70
 = (tulangan lainnya),  = 0,65
Thank you

Contoso
[email protected]

Anda mungkin juga menyukai