Zaskiah Ramadani Malewa F23123050

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

REVIEW PERATURAN MENTERI ATRBPN NO.

11 TAHUN 2021
TERKAIT JARINGAN JALAN

Zaskiah Ramadani Malewa F23123050

Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi


Sistem jaringan transportasi yang disesuaikan dengan kebutuhan wilayah provinsi, terdiri atas:
1) sistem jaringan jalan meliputi:
a) jalan umum meliputi:
(1) jalan arteri, meliputi jalan arteri primer;
(2) jalan kolektor, meliputi jalan kolektor primer;
(3) jalan lokal, meliputi jalan lokal primer yang menghubungkan pusat kegiatan nasional
dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan
wilayah dengan pusat kegiatan lokal.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten, terdiri atas:


b. Sistem jaringan prasarana
Sistem jaringan prasarana dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten dan
untuk melayani kegiatan yang memiliki cakupan wilayah layanan prasarana skala kabupaten,
meliputi:
1) sistem jaringan transportasi, meliputi:
a) sistem jaringan jalan, yang dapat meliputi:
(1) jalan umum
(a) jalan arteri, meliputi:
i. jalan arteri primer; dan/atau
ii. jalan arteri sekunder.
(b) jalan kolektor, meliputi:
i. jalan kolektor primer; dan/atau
ii. jalan kolektor sekunder.
(c) jalan lokal, meliputi:
i. jalan lokal primer; dan/atau
ii. jalan lokal sekunder.
(d) jalan lingkungan, meliputi:
i. jalan lingkungan primer; dan/atau
ii. jalan lingkungan sekunder.
(2) jalan khusus;
(3) jalan tol;
(4) terminal penumpang, meliputi:
(a) terminal penumpang tipe A;
(b) terminal penumpang tipe B; dan/atau
(c) terminal penumpang tipe C;
(5) terminal barang;
(6) jembatan timbang; dan/atau
(7) jembatan.
REVIEW PERATURAN MENTERI PUPR NO. 5 TAHUN 2023
TERKAIT LEBAR BADAN JALAN BERDASARKAN FUNGSI DAN TIPE JALAN

Zaskiah Ramadani Malewa F23123050

Fungsi Jalan Tipe Jalan


Arteri dan kolektor 8/2-T, 6/2-T

Lokal 4/2-T

Arteri dan kolektor 2/2-TT

Lokal 2/2-TT

Lokal dan Lingkungan 2/2-TT, ½-TT

Jalur Khusus Sepeda Motor 1/1-TT

Fungsi Jalan Lebar badan jalan (m)

Arteri 1). 32,00. 25,00. 18,00. 16,00. 14,00. (jalan raya)


2). 9,50. 9,00. 8,50. 8,00. (jalan sedang)
3). 7,50. 7,00. (jalan kecil)

Kolektor 1). 32,00. 25,00. 18,00. 16,00. 14,00. (jalan raya)


2). 9,50. 9,00. 8,50. 8,00. (jalan sedang)
3). 7,50. 7,00. (jalan kecil)

Lokal 1). 32,00. 25,00. 18,00. 16,00. 14,00. (jalan raya)


2). 2. 9,50. 9,00. 8,50. 8,00. (jalan sedang)
3). 7,50. 7,00. 5,50. 5,00. (jalan kecil)

Lingkungan 1). 9,50. 9,00. 8,50. 8,00. (jalan sedang)


2). 3). 7,50. 7,00. 5,50. 5,00. (jalan kecil
REVIEW JURNAL
KEMACETAN DI JAKARTA SELATAN

Zaskiah Ramadani Malewa F23123050

ANALISIS KEMACETAN DI JL. METRO PONDOK INDAH, KOTAJAKARTA


SELATAN
Jurnal Rekayasa Lingkungan Terbangun Berkelanjutan
Vol. 02, No.01, Januari – Juni 2024
Universitas Trisakti, Jakarta, 11440, Indonesia
Sergio Ikram Fernandes, Budi Hartanto Susilo
Link: https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/rekaLTB/article/view/19427/11734

Latar Belakang
Kepadatan lalu lintas terjadi ketika jumlah kendaraan yang bergerak di jalan melebihi
kapasitasnya, menghambat aliran lalu lintas. Jakarta adalah pusat pemerintahan dan pusat roda
perekonomian, banyak masyarakat dari luar Jakarta yang mencari nafkah di Kota Jakarta.
Setiap tahunnya jumlah Masyarakat yang beraktivitas di jakarta kian meningkat. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta jumlah kendaraan bermotor yang melintasi
Jakarta pada tahun 2022 sebesar 21.856.081 unit. Hal ini tentu akan menyebabkan kemacetan
di ruas-ruas jalan di Jakarta, terutama di ruas jalan yang dijadikan penghubung antara kota
Jakarta dan kota pendukung lainnya contohnya pada jalan Metro Pondok Indah yang memiliki
6 lajur 2 arah , yang menjadi penghubung antara kota Jakarta dan kota Tangerang Selatan. Pada
jalan ini selalu terjadi kemacetan pada jam pergi dan pulang kerja, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu simpang bersinyal, terdapat simpang yang tidak berapill yang
menyebabkan konflik arus kendaraan dan juga dikarenakan pembagian jalan menuju arah
ragunan dan cawang yang menyebabkan perilaku buruk pengemudi yang menyerobot.
Kemacetan ini juga dapat menyebabkan arus kendaraan pada bundaran Pondok Indah menjadi
tersendat.

Permasalahan
Pada Jl. Metro Pondok Indah selalu terjadi kemacetan pada jam pergi dan pulang kerja,
hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu simpang bersinyal, terdapat simpang yang tidak
berapill yang menyebabkan konflik arus kendaraan dan juga dikarenakan pembagian jalan
menuju arah ragunan dan cawang yang menyebabkan perilaku buruk pengemudi yang
menyerobot. Penyebab kemacetan pada Jl. Metro Pondok Indah adalah simpang bersinyal
bundaran Pondok Indah, simpang tak bersinyal Metro Pondok Indah – Metro Duta 1, dan
pembagian jalan Metro Pondok Indah ke arah Cawang (1 lajur) dan menuju Tangerang Selatan
(2 lajur).

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami secara mendalam tentang penyebab
terjadinya kemacetan di Jl. Metro Pondok Indah. Penelitian ini berupaya mengidentifikasi
elemen-elemen utama, seperti volume kendaraan, perilaku pengendara, dan kondisi jalan, yang
berkontribusi terhadap kemacetan.

Teori dan Regulasi


- Teori
Teori lalu lintas memainkan peran penting dalam memahami kemacetan di Jl. Metro Pondok
Indah, Kota Jakarta Selatan. Salah satu aspek utama adalah interaksi antara permintaan lalu
lintas, di mana kemacetan terjadi ketika jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Teori aliran
lalu lintas juga relevan, menjelaskan bagaimana peningkatan kepadatan kendaraan mengurangi
kecepatan rata-rata, yang dapat memperparah kemacetan. Selain itu, kapasitas jalan yang
terbatas, ditambah kemacetan pada waktu sore hari dan pagi hari dikarenakan perilaku
pengemudi yang buruk yaitu menyerobot langsung. Dengan mengintegrasikan berbagai teori
ini, kita dapat lebih memahami penyebab kemacetan dan mencari solusi yang tepat untuk
mengatasi masalah kemacetan di Jl. Metro Pondok Indah.
- Regulasi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
umum. Lalu lintas dan angkutan jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional harus
dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban,
dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan
ekonomi dan pengembangan wilayah;

Metode Penelitian
Metode penelitian yang di gunakan yaitu penelitian deskriptif. Dalam penelitian deskriptif,
peneliti akan mengamati dan mengumpulkan data primer seperti data geometri jalan, volume
lalu lintas dan hambatan samping, data kecepatan kendaraan dan beberapa data sekunder yang
di butuhkan.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian dari jurnal mengenai analisis kemacetan di Jl. Metro Pondok Indah, Kota
Jakarta Selatan, menunjukkan bahwa kemacetan di kawasan tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor utama. Volume kendaraan yang tinggi selama jam sibuk menjadi salah satu penyebab
dominan, di mana jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan yang tersedia.

Pembahasan

1. Perbedaan hasil tundaan pada PTV Vissim dan MKJI 1997 disebabkan karena perbedaan
caraanalisis, jika MKJI 1997 tundaan bergantung pada nilai derajat kejenuhan sedangkan
pada PTV Vissim tundaan berdasarkan waktu ideal tanpa tundaan dikurang dengan waktu
tundaan yang terjadi.

2. Perbedaan hasil juga dapat disebabkan simulasi yang terbatas pada PTV Vissim Student
Version yang hanya mampumensimulasikan selama 600 detik.

3. Berdasarkan analisis MKJI 1997 didapat Ds pada waktu pagi hari dan sore hari adalah
1,00 dan 0,75 dan tundaan 119 det/smp dan 69 det/ smp dan berdasarkan analisis PTV
Vissim didapatkan tundaan pada waktu pagi hari dan sore hari sebesar 169 det/smp dan
155 det/smp. Artinya tingkat pelayanan simpang tersebut pada waktu pagi dan sore hari
adalah F artinya arus padat merayap tersendat -sendat kecepatan rendah kurang dari 10
km/jam dan volume yang terjadi lebuh besar darikapasitas kemacetan tersebut berlangsung
lebih dari duajam.

4. Berdasarkan analisis MKJI 1997 didapatkan DS pada waktu pagi hari 1,02 dengan LoS F
artinya kondisi lalu lintasnya padat merayap dan tundaan 19,90 det/smp dengan LoS C
artinya arus ramai lancar dan DS pada waktu sore hari 1,04 dengan LoS F dan tundaan
20,84 det/smp dengan LoS C padat lancar. dan berdasarkan analisis PTV Vissim
didapatkan tundaan pada waktu pagi hari dan sore hari adalah 21 det/smp dengan LoS C
dan 34 det/smp dengan LoS adalah D. Artinya pada simpang tak bersinyal Metro Pondok
Indah- Metro Duta 1 kemacetan terparah terjadi pada waktu sore hari (17.00-19.00)
dengan Tingkat pelayanan simpang berdasarkan tundaannya adalah C dan Tingkat
pelayanan berdasarkan DSnya adalah F yaitu arus padat merayap tersendat - sendat ,
kecepatan rendah kurang dari 10 km/jam dan volume yang terjadi lebuh besar dari
kapasitas kemacetan tersebut berlangsung lebih dari dua jam.
Simpulan
1. Penyebab kemacetan pada Jl. Metro Pondok Indah adalah simpang bersinyal bundaran
Pondok Indah, simpang tak bersinyal Metro Pondok Indah – Metro Duta 1, dan
pembagian jalan Metro Pondok Indah ke arah Cawang (1 lajur) dan menuju Tangerang
Selatan (2 lajur).
2. Berdasarkan analisis di lokasi pada penyebab masalah kemacetan di Jl. Metro pondok
indah menghasilkan :

a. Simpang Bersinyal Bundaran Pondok Indah Berdasarkan hasil analisis pada simpang
bersinyal bundaran Pondok Indah pada pendekat Jl. Metro Pondok Indah (S-U)
terburuk adalah pada waktu sore hari dengan tingkat pelayanan jalan berdasarkan Ds
1,00 adalah E dan dengan metode PTV Vissim dan MKJI 1997 memiliki Tingkat
pelayanan simpang berdasarkan tundaan 119 det/smp dan 169 det/smp yaitu adalah F
artinya arus padat merayap tersendat -sendat , kecepatan rendah kurang dari 10 km/jam
dan volumeyang terjadi lebuh besar dari kapasitas kemacetan tersebut berlangsung lebih
dari dua jam.

b. Simpang Tak Bersinyal Metro Pondok Indah– Metro Duta 1

Berdasarkan hasil dari analisis simpang tak bersinyal Metro Pondok Indah – Metro Duta
1 dengan memiliki tingkat pelayanan simpang terburuk berdasarkan tundaan 20,84
det/smp pada sore hari yaitu C berdasarkan MKJI 1997 dan 34 det/smp dengan LoS D
berdasarkan PTV Vissim dan tingkat pelayanan jalan berdasarkan Ds 1,04 adalah F
artinya artinya arus padatmerayap tersendat -sendat , kecepatan rendah kurang dari 10
km/jam dan volume yang terjadi lebuh besar dari kapasitas kemacetan tersebut
berlangsung lebih dari dua jam.

c. Jalan Perkotaan Metro Pondok Indah


Hasil dari analisis jalan perkotaan pada Jl. Metro Pondok Indah pada waktu kondisi
pembagian jalan (1 lajur) arah Cawang di pagi hari dan sore hari memiliki Ds 0,91 dan
0,63 dengan tingkat pelayanan E dan C artinya artinya kapasitas jalan masih dapat
menanpung kendaraan yang lewat tetapi pada pengamatan langsung terjadi antrian
kemacetan pada waktu sore hari dan pagi hari dikarenakan perilaku
pengemudi yang buruk yaitu menyerobot antrian.
Saran
1. Dalam penggunakan analisis menggunakan PTV Vissim disarankan menggunakan versi full
version dikarenakan yang digunakan dalam peneliti an ini adalah versi student version
sehingga pensimulasian terbatas hanya sampi 600 detik. Sehingga dapat mempengaruhi hasil
penelitian.
2. Dibutuhkan penelitian selanjutnya dengan lingkup wilayah yang lebih luas sehingga
soulsinya bukan hanya semata-mata dari traffic engineering melainkan melibatkan rekayasa
transportasi dalam artia beorientasi kepada penngembangan trnasportasi publik.

Tanggapan
Secara keseluruhan Kemacetan di Jl. Metro Pondok Indah, Kota Jakarta Selatan, adalah
masalah yang cukup serius dan telah menjadi perhatian banyak warga dan pengunjung. Jl.
Metro Pondok Indah merupakan salah satu jalur utama yang menghubungkan berbagai area di
Jakarta Selatan. Solusi pada simapng bersinyal adalah perubahan fase dan waktu sinyal, pada
simpang tak bersinyal adalah perubahan menjadi simpang bersinyal terkoordinasi, dan di jalan
perkotaan sebaiknya di pasangkan rambu dan pengaturan petugas lapangan.

Anda mungkin juga menyukai