Makalah Klasifikasi Dan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Makalah Klasifikasi Dan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Makalah Klasifikasi Dan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
SD/MI
Disusun Oleh:
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas segala
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal.
Dalam praktiknya, untuk mencapai tujuan pembelajaran tidak cukup hanya
dengan mengandalkan materi dan kurikulum yang baik, tetapi juga
membutuhkan strategi pembelajaran yang tepat dan efektif. Penerapan
strategi yang sesuai dapat meningkatkan pemahaman peserta didik,
membangun keterampilan, dan merangsang minat belajar, sehingga proses
belajar mengajar dapat berjalan secara optimal.
Strategi pembelajaran mencakup cara dan pendekatan yang digunakan oleh
pendidik untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi ini disusun berdasarkan pemahaman tentang cara belajar, teori
perkembangan kognitif, serta kebutuhan dan karakteristik peserta didik
yang beragam. Setiap teori memberikan pendekatan yang berbeda dalam
memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana proses belajar
mengajar seharusnya berlangsung. Namun, keragaman strategi ini juga
menjadi tantangan tersendiri, karena pendidik perlu memilih strategi yang
tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, ketersediaan sumber daya, dan
karakteristik peserta didik.
Melalui makalah ini, pembahasan akan difokuskan pada beberapa aspek
utama terkait strategi pembelajaran, termasuk pengertian strategi
pembelajaran, klasifikasi strategi pembelajaran yang tersedia, pandangan
teori tentang belajar, dan bagaimana cara memilih strategi yang paling tepat
untuk konteks tertentu. Pemahaman ini diharapkan dapat membantu
pendidik dalam merancang proses pembelajaran yang lebih responsif dan
adaptif terhadap kebutuhan peserta didik, sekaligus mengoptimalkan hasil
belajar mereka.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari strategi pembelajaran?
2. Bagaimana klasifikasi strategi dalam proses belajar mengajar?
3. Apa pandangan-pandangan umum tentang konsep belajar?
4. Bagaimana cara memilih strategi pembelajaran yang tepat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi strategi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui beberapa klasifikasi strategi dalam proses belajar
mengajar.
3. Untuk mengetahui beberapa pandangan teori tentang belajar.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara memilih strategi pembelajaran yang
tepat.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan atau rangkaian kegiatan
yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu
strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai
pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya
bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya
pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang
jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam
implementasi suatu strategi.
6
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered
Approach). Hal ini dikatakan karena guru memegang peranan yang
sangat dominan dalam strategi ini. Melalui strategi ini, guru
memberikan materi pembelajaran secara sistematis (Gusmaneli, 2024).
2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)
Strategi pembelajaran tidak langsung sering disebut dengan strategi
pembelajaran inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung umumnya
berpusat pada peserta didik, dimana siswa aktif membangun
pengetahuan, dan guru hany sebagai fasilitator yang mendukung dan
membimbing siswa dalam proses belajar, memberikan umpan balik,
dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Penggunaan strategi pembelajaran langsung memungkinkan untuk
mengembangkan kreativitas peserta didik serta keterampilan dan
kemampuan intrapersonalnya. Pada umumnya, peserta didik yang
belajar secara aktif akan memiliki pemahaman dan ide yang lebih baik,
serta mampu mengembangkan pemahaman tersebut (Ahram, 2020).
3. Strategi Pembelajaran Interaktif
Strategi pembelajaran interaktif adalah Teknik pembelajaran yang
digunakan guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situai
pembelajaran yang interaktif dan edukatif antara guru dengan siswa,
siswa dengan sumber pembelajaran untuk menunjang tercapai tujuan
pembelajaran. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam
rentang pengelompokkan dan metode-metode interaktif, yang di
dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, dan kerja sama siswa
secara berpasangan.
Pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan suasana belajar
mengajar yang berpusat pada siswa agar aktif membangun,
pengetahuannya sendiri dengan diberikan kebebasan dan kesempatan
untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya (Mitrawalida, 2018).
4. Strategi Pembelajaran Empirik
7
Strategi pembelajaran Empirik juga biasa disebut dengan strategi
pembelajaran Experiential, yaitu strategi pembelajaran yang
berorientasi pada pengalaman dan aktivitas belajar siswa, orientasi
sesungguhnya dari proses belajar adalah memeberikan pengalaman
siswa untuk jangka panjang. Sehingga pembelajaran tersebut terpusat
pada siswa. Strategi ini untuk menjadikan siswa agar lebih aktif dalam
belajar.
5. Strategi Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.
Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik
dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan
teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil. Kelebihan dari
pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan
bertanggungjawab. Sedangkan kekurangannya adalah peserta MI
belum dewasa, sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri.
Dari beberapa pembagian strategi di atas, tentunya Setiap strategi
pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Serta
dapat diterapkan sesuai dengan konteks pendidikan yang berbeda. Pendidik
perlu memilih strategi yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan dan memfasilitasi keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar
mereka.
C. Pandangan-Pandangan Tentang Konsep Belajar
Belajar adalah proses seseorang memperoleh berbagai kecakapan,
keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak kecil ketika bayi memperoleh
sejumlah keterampilan sederhana. Sedangkan pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan guru agar dapat belajar dengan baik. Belajar
adalah suatu perubahan yang berlangsung dalam kehidupan individu
sebagai upaya perubahan dalam pandangan, sikap, pemahaman atau
motivasi dan bahkan kombinasi dari semuanya. Belajar selalu menunjukkan
8
perubahan sistematis dalam tingkah laku yang terjadi sebagai konsekuensi
pengalaman dalam situasi khusus (Fithriyah, 2024).
Pandangan-pandangan umum tentang konsep belajar dapat dilihat dari
empat teori besar yang dominan dalam psikologi, yaitu teori Behavioristik,
Kognitif, Humanistik, dan Konstruktivisme. Setiap teori memiliki
perspektif yang berbeda tentang bagaimana individu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap melalui proses belajar.
1. Teori Behavioristik
Teori behavioristik merupakan teori belajar yang mengemukakan
bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungan eksternal.
Menurut teori behavioristik, belajar adalah hasil dari interaksi antara
stimulus dan respons. Teori behavioristik mengemukakan bahwa
individu belajar melalui penguatan atau hukuman, di mana penguatan
akan meningkatkan kemungkinan munculnya perilaku tertentu dan
hukuman akan mengurangi kemungkinan perilaku tersebut muncul lagi
di masa depan (Masruroh, 2024).
2. Teori Kognitif
Teori belajar kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada
hasil belajar itu sendiri. Teori ini lebih menaruh perhatian dari pada
peristiwa-peristiwa internal. Belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon sebagaimana dalam teori
behaviorisme, lebih dari itu belajar dengan teori kognitivisme
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Teori ini
menekankan bahwa belajar bukan hanya tentang menghafal informasi,
tetapi juga tentang memahami dan mengorganisasi pengetahuan baru
dalam konteks pengetahuan yang sudah ada. Teori ini menekankan
bahwa belajar bukan hanya tentang menghafal informasi, tetapi juga
tentang memahami dan mengorganisasi pengetahuan baru dalam
konteks pengetahuan yang sudah ada.
3. Teori Humanistik
9
Teori humanistik merupakan teori belajar yang mengemukakan bahwa
individu memiliki kebutuhan untuk mencapai potensi tertinggi mereka,
dan belajar terjadi ketika individu mampu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut. Teori ini menganggap bahwa faktor internal seperti
motivasi, emosi, dan pemikiran sangat penting dalam memahami dan
menjelaskan perilaku manusia (Masruroh, 2024).
4. Teori Kontruktivisme
Teori konstruktivisme adalah pendekatan dalam pembelajaran yang
menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh individu melalui
pengalaman, interaksi sosial, dan refleksi. Dalam pandangan ini, siswa
tidak dianggap sebagai penerima pasif informasi, tetapi sebagai
pembangun aktif pengetahuan. Teori ini menekankan pentingnya
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, di mana mereka
mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki,
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan tahan lama. Dalam
praktiknya, teori konstruktivisme telah mempengaruhi metode
pembelajaran aktif seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
kooperatif, dan penggunaan teknologi untuk memfasilitasi
pembelajaran yang lebih mandiri dan kolaboratif (Masruroh, 2024).
Secara umum, setiap pandangan memiliki kelebihan dan pendekatan yang
berbeda, sehingga dalam praktik pendidikan, sering kali diterapkan
pendekatan yang holistik atau menggabungkan beberapa pandangan sesuai
kebutuhan pembelajaran.
D. Cara Memilih Strategi Pembelajaran yang Tepat
Pendidikan adalah proses yang bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik, baik secara intelektual, sosial, maupun emosional. Dalam
mencapai tujuan tersebut, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangat
penting karena berpengaruh langsung pada efektivitas proses belajar-
mengajar. Dengan strategi yang sesuai, guru dapat meningkatkan
keterlibatan siswa, memperdalam pemahaman, dan memfasilitasi
10
pencapaian tujuan pendidikan. Berikut ini adalah langkah-langkah serta
pertimbangan utama dalam memilih dan menerapkan strategi pembelajaran.
1. Menentukan Tujuan Pembelajaran
Langkah pertama dalam menentukan strategi pembelajaran adalah
menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan ini bisa
meliputi pengembangan keterampilan berpikir kritis, pemahaman
konsep-konsep utama, ataupun penguatan karakter siswa. Misalnya,
apabila tujuan utamanya adalah meningkatkan kemampuan analisis dan
pemecahan masalah, strategi seperti pembelajaran berbasis masalah
(Problem-Based Learning) akan lebih sesuai dibandingkan metode
ceramah. Menurut Bloom, tujuan pembelajaran yang dirancang dengan
jelas berdasarkan taksonomi kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat
membantu guru dalam memilih pendekatan yang sesuai dan efektif.
2. Mengenali Karakteristik Siswa
Setiap siswa memiliki karakteristik belajar berbeda yang perlu
dipahami untuk menyesuaikan strategi pembelajaran. Hal ini mencakup
gaya belajar siswa yang berbeda-beda, seperti visual, auditori, atau
kinestetik, serta latar belakang pengetahuan dan minat mereka. Memilih
strategi yang selaras dengan gaya belajar siswa dapat meningkatkan
keaktifan dan ketertarikan siswa dalam belajar. Menurut teori Multiple
Intelligences, setiap individu memiliki kecerdasan yang berbeda, dan
mengenali karakteristik ini akan membantu guru dalam menciptakan
pengalaman belajar yang relevan bagi setiap siswa.
3. Memilih Jenis Strategi Pembelajaran
Setelah tujuan dan karakteristik siswa dipahami, guru dapat memilih
jenis strategi pembelajaran yang sesuai. Beberapa jenis strategi yang
umum digunakan seperti strategi pembelajaran langsung, strategi
pembelajaran tidak langsung, strategi pembelajaran mandiri, strategi
pembelajaran interaktif, dan strategi pembelajaran empirik. Pemilihan
strategi ini juga bergantung pada kompleksitas materi dan keterlibatan
siswa yang diharapkan. Menurut Arends, strategi yang tepat dapat
11
membangun suasana belajar yang interaktif dan mendalam, sehingga
peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.
4. Mempertimbangkan Situasi dan Kondisi Pembelajaran
Faktor-faktor seperti waktu yang tersedia, fasilitas, dan sumber daya
juga memengaruhi pemilihan strategi. Misalnya, jika waktu
pembelajaran terbatas, guru mungkin lebih cenderung memilih strategi
langsung. Sebaliknya, jika terdapat sumber daya yang mendukung,
pembelajaran berbasis proyek atau eksperimen mungkin bisa
diterapkan. Menurut Dick & Carey, lingkungan pembelajaran dan
keterbatasan sumber daya menjadi aspek penting dalam merancang
strategi yang efisien dan realistis untuk kondisi tertentu.
5. Evaluasi dan Penyesuaian Strategi Pembelajaran
Setelah menerapkan strategi pembelajaran, evaluasi merupakan
langkah penting untuk mengukur efektivitas strategi tersebut. Jika hasil
pembelajaran tidak sesuai dengan harapan, guru harus fleksibel untuk
menyesuaikan strategi atau mencoba pendekatan lain. Evaluasi ini
dapat dilakukan melalui tes, observasi, maupun umpan balik langsung
dari siswa. Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran reflektif yang
dikemukakan oleh Schon, di mana guru terus menerus mengkaji ulang
metode pengajaran agar lebih efektif.
Melalui langkah-langkah yang sistematis mulai dari menentukan tujuan
hinggaproses evaluasi, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang
lebih efektif, relevan, dan bermakna bagi siswa. Selain itu, variasi dalam
metode dan pemanfaatan teknologi dapat memperkaya pengalaman belajar,
sehingga siswa lebih tertarik dan termotivasi. Strategi yang dipilih dengan
cermat tidak hanya membantu mencapai tujuan pembelajaran, tetapi juga
memfasilitasi pembelajaran yang berkelanjutan dan mengembangkan
potensi siswa secara optimal.
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14