PTK Tohiriyah Newwww

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 58

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK MATERI KISAH NABI NUH
KELAS II SDN 14 LUBAI

DISUSUN OLEH:
TOHIRIYAH, S.Pd.I
NIM. 23104180893

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN


FATAH PALEMBANG

TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam kepada Rasulullah

SAW yang telah membimbing umat manusia melalui lembaga pendidikan terbaik.

Alhamdulillah, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul: “PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM

MATERI KISAH NABI NUH KELAS II DI SD NEGERI 14 LUBAI” dapat

diselesaikan

sesuai yangdiharapkan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapakan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Ahmad Zainuri, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan / Ketua LPTK UIN Raden Fatah Palembang yang telah

memberikan ijin serta dukungan secara moral maupun materiil dalam

penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan 2024.

2. Dr. H. Alimron, M.Ag, selaku Ketua Program Studi PPG di FTIK UIN

SMH Banten yang telah memberikan layanan dan fasilitas dalam

menempuh kegiatan PPG Dalam Jabatan 2024 ini.

3. Dr. FEBRIYANTI, M.Pd.I, selaku dosen pengampu Lokakarya Penelitian

Tindakan Kelas yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan

motivasi dalam penyusunan Proposal PTK ini.

4. MISLIANA, S.Pd.SD, selaku Kepala SD Negeri 14 Lubai yang telah

memberi ijin pada peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas.

5. Seluruh tim panitia penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan 2024 yang telah

memfasilitasi dan mendampingi rangkaian kegiatan dengan sabar dan

teman yang sama-sama ikut PPG Batch 1 tahun 2024

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih belum sempurna dan

masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat
ii
kami harapkan demi kesempurnaan proposal kami. Penulis berharap mudah-

mudahan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak terkait.

Penulis

TOHIRIYAH
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i


KATA PENGANTAR ....................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah................................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah............................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
E. Tujuan Masalah ...................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori ....................................................................................... 7
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 18
C. Kerangka Berfikir ................................................................................. 23
D. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 25
B. Setting Penelitian .................................................................................. 25
C. Subjek Penelitian .................................................................................. 26
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 26
E. Prosedur Tindakan ................................................................................ 27
F. Teknik Analisa Data ............................................................................. 30
G. Analisa Data ......................................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi Penelitian.................................................................................. 25
B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 33
LAMPIRAN....................................................................................................... 36

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebuah proses untuk

mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia,

mencintai tanah air, sehat jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya),

teratur fikirannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik lisan

maupun tulisan. Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani dan rohani

berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya

kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.1Tujuan utama dari

Pendidikan Agama Islam ialah membina dan mendasari kehidupan anak didik

dengan nilai-nilai agama sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam sehingga

ia mampu mengamalkan syariat Islam sesuai pengetahuan yang dimiliki.

Dalam kurikulum Pendidikan Islam dirancang berdasarkan nash Al-

Qur’an dan Al-Hadis, yang bertujuan agar manusia mendapat kesejahteraan

didunia dan tetap dekat dengan Khaliknya. Kurikulum Pendidikan Islam

dirancang agar kehidupan duniawi dan ukhrawi menjadi milik umat-Nya

dengan modal iman, amal dan takwa kepadanya-Nya. Disinilah perbedaan

prinsipil kurikulum Pendidikan Islam dengan kurikulum lain yang

mempunyai kecendrungan mengutamakan aspek material dengan hasil

1
Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Sukses Offset,
2011), h. 23.

1
sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan dengan baik dan tujuan

pembelajaran belum tercapai.2

Dalam proses belajar-mengajar terjadi interaksi antara berbagai

komponen yaitu guru, siswa, tujuan, bahan, alat, metode dan lain-lain.

Masing-masing komponen saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Siswa adalah komponen yang paling utama dalam kegiatan

belajar-mengajar, karena yang harus mencapai tujuan penting dalam

pembelajaran adalah siswa yang belajar. Maka pemahaman terhadap siswa

adalah penting bagi guru agar dapat menciptakan situasi yang tepat serta

memberi pengaruh yang optimal bagi siswa untuk dapat belajar dan

mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa

keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman

yang diperoleh. Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung

tampak tanpa seseorang melakukan tindakan untuk memperlihatkan

kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Pendidikan Agama Islam

merupakan pelajaran yang ada di semua lembaga sekolah baik lembaga yang

negeri maupun swasta yang memberikan pengetahuan kognitif dan afektif.

Untuk Pendidikan Agama Islam di SD hanya sedikit sekali waktunya, tidak

seperti pelajaran-pelajaran umum seperti Matematika, Bahasa Indonesia dan

lain-lain. Walaupun waktu hanya sedikit guru PAI tidak hanya dituntut untuk

menyampaikan materi, tetapi memiliki tanggung jawab besar dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Selain memiliki banyak kelebihan dalam belajar

2
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek (Jakarta:Rajawali Pers,
2014), h. 46

2
Pendidikan Agama Islam, tetap saja ada kendala pembelajaran PAI yang

dihadapi, seperti penguasaan kelas, menerapkan model pembelajaran yang

tepat, dengan adanya hal tersebut penulis melakukan pengamatan di SDN 14

LUBAI

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis di SDN 14

LUBAI terungkap masih banyak siswa yang kurang memperhatikan

penjelasan guru ketika proses penjelasan. Siswa cenderungpasif ketika proses

pembelajaran berlangsung, siswa mengantuk dan bosan saat guru

menjelaskan materi, serta hasil ulangan semester genap masih banyak yang

belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diharapkan yaitu

75 keatas, 71% siswa hasil ulangannya masih dibawah kriteria ketuntasan

minimal (KKM).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN 14 LUBAI, maka peneliti mendapat

informasi untuk melengkapi hasil observasi yang didapat dikelas. Terkadang

guru PAI sangat sulit untuk menguasai kelas yakni dalam menentukan model

pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan

baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada saat proses pembelajaran

berlangsung guru masih menggunakan metode

3
pembelajaran ceramah dan pemberian tugas yang biasa disebut dengan

metode konvensional.

Berdasarkan kondisi tersebut peserta didik membutuhkan inovasi

model pembelajaran baru untuk merangsang daya tarik siswa untuk

meningkatkan hasil belajar PAI materi teladan mulia asmaul husna. Dalam

konstek maka digunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

Problem Based Learning merupakan suatu model pengajaran dengan

pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik. Masalah autentik

dapat diartikan sebagai suatu masalah yang sering ditemukan siswa dalam

kehidupan sehari-hari.3

Berdasarkan deskripsi diatas peneliti akan melakukan sebuah

penelitian mengenai kegiatan belajar-mengajar yang diselenggarakan di SDN

14 LUBAI dengan mengangkat judul:“Penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan

Agama Islam di SDN 14 LUBAI”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di identifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam 71% belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 keatas.

2. Siswa masih banyak yang bertanya tentang jawaban pada saat ulangan.

3. Siswa sibuk sendiri pada saat proses pembelajaran berlangsung

3
Richard I. Arends, Learning To Teach/Belajar Untuk Mengajar(Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2007), h. 41-42

4
4. Siswa mengantuk saat guru menjelaskan materi, siswa banyak yang sibuk

menggambar

5. Siswa masih pasif dalam proses pembelajaran

6. Guru masih sulit menentukan model pembelajaran yang tepat

7. Guru hanya menerapkan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian

tugas atau biasa disebut dengan metode konvensional.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat dibatasi masalah

sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan hasil

belajar siswa SDN 14 LUBAI

2. Penelitian dibatasi pada siswa kelas II

3. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi teladan mulia

asmaul husna.

4. Penelitian dibatasi pada aspek akidah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar identifikasi masalah diatas, maka penulis membuat

rumusan masalah yaitu: Apakah penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik materi teladan

mulia asmaul husna kelas II SDN 14 LUBAI ?

5
E. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar

Pendidikan Agama Islam di SDN 14 LUBAI.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti:

Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis secara lebih

mendalam mengenai penerapan model pembelajarn Problem Based

Learning dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islamdi

SDN 14 LUBAI

2. Bagi guru:

Untuk memperoleh sumbangan pemikiran untuk pihak sekolah

khususnya guru Pendidikan Agama Islam dalam rangka perbaikan proses

pembelajaran dan meningkatkan hasil belajarsiswa di SDN 14 LUBAI.

3. Bagi pembaca:

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan membaca secara

lebih mendalam mengenai permasalahan hasil belajar Pendidikan Agama

Islam di SDN 14 LUBAI.

4. Bagi siswa:

Untuk menjadikan siswa kelas II SDN 14 LUBAI memiliki hasil

belajar yang baik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

6
7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

secara efektif dan efisien. Model pembelajaran dapat dijadikan pola

pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai

dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya4

Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan

proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan

siswa/mahasiswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau

perkembangan pada diri siswa. Suatu model pembelajaran yang baik

memiliki beberapa karakteristik, yaitu: “ memiliki prosedur ilmiah, hasil

belajar yang spesifik, kejelasan lingkungan belajar, kriteria hasil belajar,

dan proses pembelajaran yang jelas.” Suatu model pembelajaran dapat

memberikan beberapa manfaat. Pertama, memberikan pedoman bagi guru

dan siswa bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran. Kedua,

membantu dalam pengembangan kurikulum bagi kelas dan mata pelajaran

lain. Ketiga, membantu dalam memilih media dan sumber. Keempat,

membantu meningktakan efektifitas pembelajaran.

4
Rusman, Model-Model Pembelajaran ( Jakarta: Rajawali Pers, 2012) h. 132-133

8
Hampir semua model pembelajaran digunakan untuk

pengembangan kemampuan berfikir(kognitif), afektif dan psikomotor

tahap menengah dan tinggi dapat digunakan dalam pembelajaran

kompetensi umum-akademik. Dalam pemilihan dan penggunaannya sudah

tentu disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa/mahasiswa, sifat

mata pelajaran, serta dukungan sarana, fasilitas belajar serta lingkungan

sekitar. Model pembelajaran yang diutamakan, selain menekankan

pengembangan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor tahap tinggi,

juga menempatkan siswa sebagai subjek belajar. 7

Pembelajaran atau pengajaran pada dasarnya merupakan kegiatan

guru/dosen menciptakan situasi agar siswa/mahasiswa belajar. Tujuan

utama pembelajaran atau pengajaran adalah agar siswa/mahasiswa belajar.

Mengajar dan belajar merupakan dua kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan. Bagaimanapun baiknya guru/dosen menagajar, apabila tidak

terjadi proses belajar pada para siswa/mahasiswa, maka pengajarannya

tidak baik, tidak berhasil. Sebaliknya, meskipun cara atau metode yang

digunakan guru/dosen sangat sederhana, tetapi sudah mendorong para

siswa/mahasiswa banyak belajar, pengajaran tersebut cukup berhasil.

Melalui proses belajar-mengajar tersebut terjadi perubahan,

perkembangan, kemajuan baik dalam aspek fisik, intelek, sosial-emosi

maupun sikap dan nilai. Makin besar atau makin tinggi atau makin banyak

perubahan atau perkembangan tersebut dapat dicapai oleh siswa, maka

7
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum Dan Pembelajaran
Kompetensi(Bandung: Refika Aditama, 2012), h. 112-151
makin baiklah proses belajar. Proses belajar mengajar disini adalah dalam

rangka pendidikan semua aktifitas dan perubahan atau perkembangan

mengarah kepada lebih baik. Perkembangan yang kearah tidak baik, itu

bukan penddikan.8

b. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah model

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah

autentik dan bermakna kepada siswa yang berfungsi sebagai landasan bagi

penyelidikan siswa, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya

sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi,

memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

Beberapa ciri-ciri utama yang perlu ada di dalam pembelajaran

berbasis masalah seperti berikut: 1) Pembelajaran berpusat atau bermula

dengan masalah. 2) Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia

sebenarnya yang mungkin akan dihadapi oleh siswa di masa depan.

3) Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa semasa proses

pembelajaran disusun berdasarkan masalah. 4) Para siswa bertanggung

jawab terhadap proses pembelajaran sendiri. 5) Siswa akan bersifat aktif

dalam proses pembelajaran berlangsung. 6) Pengetahuan yang ada akan

menyokong pembangunan pengetahuan yang baru. 7) Pengetahuan akan

8
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum Dan Pembelajaran
Kompetensi, h. 103
diperoleh dalam konteks yang bermakna. 8) Siswa berpeluang untuk

meningkatkan serta mengorganisasikan pengetahuan. 9

Tabel 2.1

Langkah-langkah model Problem Based Learning10

Fase Perilaku guru

fase 1: memberikan Guru membahas tujuan pembelajaran,


orientasi tentang mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik
permasalahannya penting, dan memotifasi siswa untuk terlibat
kepada siswa dalam kegiatan mengatasi masalah.
Fase 2: Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang
siswa untuk meneliti. terkait dengan permasalahannya.
Fase 3: membantu Guru mendorong siswa untuk mendapatkan
investigasi mandiri informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen
dan kelompok dan mencari penjelasan dan solusi.
Fase 4: Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
mengembangkan dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat, seperti
mempersentasikan laporan, rekaman radio, dan model-model, dan
membantu mereka untuk menyamaikannya
kepada orang lain.
Fase 5: menganalisis Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
dan mengevaluasi terhadap investigasinya dan proses-proses yang
proses mengatasi mereka gunakan.
masalah

Mengorganisasikan siswa untuk meneliti, Problem Based

Learning mengharuskan guru untuk mengembangkan keterampilan

kolaborasi diantara siswa dan membantu mereka untuk menginvestigasi

masalah secara bersama-sama.

9
Eka Sastrawati dkk, “Problem Based Learning, Strategi Metakognisi, Dan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa” Jurnal Tekno-Pedagogi Vol. 1 No. 2 September
2011 : 1-14, Jambi, h. 3
10
Richard I. Arends, Learning To Teach (New-York: Mc Graw Hill Companies, 2007), h.
45-57
c. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran problem Based

Learning:

a) Kelebihan PBL antara lain:

1) Dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan

dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja;

2) Dapat membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah

secara trampil, yang selanjutnya dapat digunakan pada saat

menghadapi masalah yang sesungguhnya dimasyarakat kelak;

3) Dapat merangsang pengembangan kemampuan berfikir secara

kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya para

siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti

permasalahan dari berbagai aspek.

b) Kekurangan PBL antara lain:

1) Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang

sesuai dengan tingkat berfikir para siswa. Hal tersebut terjadi,

karena adanya perbedaan tingkat kemampuan berfikir pada para

siswa. Seseorang misalnya, menduga bahwa PBL hanya cocok

untuk SLP, SLTA, atau perguruan tinggi. Namun sesungguhnya

PBL dapat pula diterapkan pada siswa SD;

2) Sering memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan

penggunaan metode konvesional. Hal tersebut antara lain karena

dalam memecahkan masalah tersebut sering keluar dari konteksnya

atau cara pemecahannya yang kurang efisien;


3) Sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar dari

yang semula belajar dengan mendengar, mencatat, dan menghafal

informasi yang disampaikan guru menjadi belajar dengan cara

mencari data, menganalisis, menyusun hipotesis, dan memecahkan

sendiri.11

2. Tinjauan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu “ definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu. Dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami,

mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.Menurut

morgan dan kawan-kawan (1986) yang menyatakan bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan

atau pengalaman.12

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar ada tiga macam

yakni: a). Keterampilan dan kebiasaan, b). Pengetahuan dan pengertian,

c).Sikap dan cita-cita. Sedangkan Bloom mengklasifikasikan hasil belajar

11
Abuddin Nata, Perspektif Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011), h. 250-255.
12
Baharuddin Dan Esa Nur Wahyunu, “Teori Belajar Dan Pembelajaran” (Jogjakarta:
Ar-ruzz media, 2008), h. 13-15
menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotoris. 13

b. Ciri-ciri tes hasil belajar

a) Valid: Sebuah tes dikatakan telah memiliki validitas, apabilates tersebut

dengan secara tepat, dan benar telah dapat mengungkapkan atau

mengukur yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut.

b) Reliabel: Ciri kedua dari tes hasil belajar yang baik adalah bahwa hasil

belajar tersebut telah memiliki reliabilitas atau bersifat reliabel.

Dinyatakan riabel apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan

dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali pada subyek

yang sama.

c) Obyektif: Ciri ketiga dari tes hasil belajar yang baik adalah tes hasil

belajar tersebut bersifat obyektif. Bahan pelajaran yang telah diberikan

atau diperintahkan untuk dipelajari oleh peserta didik itulah yang

dijadikan acuan dalam pembuatan atau penyusunan tes hasil belajar.

d) Praktis: Bersifat praktis mengandung pengertian bahwa tes hasil belajar

tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah karena tes itu: (a) bersifat

sederhana (tidak banyak menggunakan peralatan)(b) lengkap, dalam

arti bahwa tes tersebut telah dilengkapi dengan petunjuk mengenai cara

mengerjakannya, kunci jawabannya dan pedoman skoring serta

penentuan nilainya. Bersifat ekonomis mengandung pengertian bahwa

tes hasil belajar tersebut tidak memakan waktu yang panjang dan tidak

memerlukan tenaga dan biaya yang banyak.

13
Nana Sudjana, “Penilaian Proses Belajar Mengajar” (Bandung, Remaja Rosdakarya,
2006), h. 22-23
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaiman yang

diharapkan, maka perlu dioerhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

a. Faktor row input (faktor murid itu sendiri) dimana setiap anak

memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam: (1) kondisi fisiologis, (2)

Kondisi psikologis

b. Faktor environmental input (faktor lingkungan), baik itu lingkungan

alami ataupun lingkunagn sosial.

c. Faktor instrumental input, antaralain kurikulum, program/bahan

pengajaran, sarana dan fasilitas, guru (tenaga pengajar) 16.

Selanjutnya ahmadi dan supriyono memaparkan bahwa faktor pertama

merupakan faktor dari dalam, dan faktor kedua dan ketiga disebut

sebagai faktor dari luar, yang secara lengkap dipaparkan sebagai

berikut:

a) Faktor dari luar

1) Faktor environmental input (lingkungan)

Lingkungan fisik termasuk di dalamnya adalah suhu,

kelembaban, kepengapan udara dan sebgainya. Belajar pada

keadaan udara yangsegar, akan lebih baik hasilnya daripada

belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap.

Lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi prestasi

belajar. Lingkungan sosial antara lain seperti, suara mesin pabrik,

hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya pasar dan sebagainya. Karena

16
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 2007. Strategi Hasi Belajar Mengajar, Untuk Fakultas
Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: CV. Pustaka Setia, h.103
itulah disrankan agar lingkungan sekolah didirikan ditempat yang

jauh dari keramaian.

2) Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang

keberadaannya dan penggunaannya sesuai dengan prestasi belajar

yang diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya

tujuan-tujuan belajar yang telah dirancang.

Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud faktor-

faktor perlengkapan belajar keras (hardware), seperti gedung

perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, perpustakaan dan

sebgainya. Maupun faktor- faktor lunak (software), seperti

kurikulum, bahan/program yang harus dipelajrai, pedoman-

pedoman belajar dan sebagianya.

b) Faktor dari dalam

1) Kondisi fisiologis anak

Secara umum kondisi fisiologis seperti kesehatan

yang prima, tidak dalam keadaan capai, tidak dalam keadaan

cacat jasmani dan sebagianya akan sangat membantu dalam

proses dan prestasi belajar. Demikian pula dengan kondisi

panca indera, terutama indera penglihatan dan pendengaran

tidak kalah penting dalam mempengaruhi proses dan prestasi

belajar.

2) Kondisi psikologis
a) Minat

Minat sangat mempengaruhi proses dan prestasi

belajar. Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari

sesuatu, ia tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan

baik dalam mempelajari hal tersebut. Sebaliknya kalau

seseorang mempelajari sesuatu dengan minat, maka hasil

yang diharpkan akan lebih baik.

b) Kecerdasan

Kecerdasan memegang peranan besar dalam

menetukan berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari

sesuatu atau mengikuti sesuatu program pendidikan.

c) Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya

terhadap prestasi belajar sesorang. Belajar pada bidang

yang sesuai dengan bakat akan memperbesar kemungkinan

berhasilnya usaha itu.

d) Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang

mendorong sesorang untuk melakukan sesuatu. Jajdi

motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang

mendorong seseorang untuk belajar.

e) Kemampuan-kemampuan kognitif

Walaupun diakui bahwa tujuan pendidikan yang berarti

juga tujuan belajar melipuri tiga aspek, yaitu aspek kognitif,


aspek afektif, dan aspek psikomotor, namun tidak dapat

diingkari bahwa sampai sekarang pengukuran kognitif masih

diutamakan untuk menentukan keberhasilan belajar seseorang17.

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat dismpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat berasal dari dalam

diri siswa yaitu kondisi fisiplogis dan kondisi psikologis maupun dari

luar diri siwa yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental.

3. Kisah Nabi Nuh

Nabi Nuh AS merupakan salah satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib

diimani oleh umat Islam. Kisah Nabi Nuh AS yang paling terkenal ialah

peristiwa banjir bandang besar yang menimpa kaumnya, yang tidak mau taat dan

bertobat kepada Allah SWT. Pada saat tersebut, Nabi Nuh AS beserta pengikut

setianya membuat kapal besar sehingga mereka bisa selamat dari azab pedih

Allah SWT.

Kisah Nabi Nuh AS tersebut dapat menjadi rekomendasi cerita anak

yang dapat Bunda bacakan kepada Si Kecil. Kisah Nabi Nuh AS banyak

mengajarkan pesan moral dan nilai-nilai kebaikan di dalamnya. Tak hanya itu,

melalui cerita Nabi Nuh AS Bunda sekaligus dapat menanamkan nilai-nilai

keislaman kepada anak-anak melalui beragam kisahnya.

Kisah Nabi Nuh AS dan kaumnya membuat kapal besar

Nabi Nuh AS merupakan nabi yang melakukan dakwah selama 500

tahun dan meninggal di usia 950 tahun. Nabi Nuh AS diutus oleh Allah SWT di

antara kaum penyembah berhala. Mereka yakin bahwa menyembah berhala

dapat membawa kebaikan dan menolak bala.


Nabi Nuh AS berdakwah dengan sekuat tenaga kepada kaumnya yang

keras kepala. Namun demikian, selama berdakwah ia hanya mendapatkan 70

hingga 80 pengikut saja.

Suatu ketika, Nabi Nuh AS kemudian berdoa kepada Allah SWT. Nabi

Nuh AS berdoa supaya kaumnya diberi hidayah. Allah SWT mengabulkan doa

tersebut dan memerintahkan Nabi Nuh dan pengikutnya untuk membuat

sebuah perahu besar.

Nabi Nus AS dan para pengikutnya yang setia akhirnya membuat perahu

di atas bukit. Mereka menebang pohon dan menggunakan kayu-kayunya untuk

membuat kapal. Kaum Nabi Nuh AS yang keras kepala malah mengolok-olok

pekerjaan tersebut.

Mereka bahkan berani melempar kotoran kepada Nabi Nuh AS dan para

pengikutnya ketika mereka sedang membuat kapal.Setelah perahu Nabi Nuh AS

selesai, beliau kemudian mengajak seluruh kaumnya untuk masuk ke dalam

perahu. Nabi Nuh AS juga membawa serta seluruh jenis binatang. Masing-

masing sepasang untuk setiap jenisnya. Selain itu Nabi Nuh AS juga membawa

benih tumbuh-tumbuhan. Ha l ini supaya kelak jenis hewan dan tumbuhan

tersebut tetap bisa berkembang biak.

Awan pun mulai mendung disusul dengan suara gemuruh halilintar.

Hujan lebat pun turun amat lebatnya dan konon tak kunjung reda sampai 3 hari

lamanya, hingga akhirnya terjadilah banjir bandang. Kapal Nabi Nuh AS mulai

terangkat karena air mulai membanjiri daratan. Tidak ada tempat yang aman dari

banjir saat itu kecuali kapal Nabi Nuh AS

Hujan turus selama empat puluh hari empat puluh malam. Setelah itu,

hujan perlahan mulai reda dan air perlahan mulai surut. Setelah 150 hari
kemudian, Nabi Nuh AS dan para pengikutnya yang setia turun dari kapal dan

mulai membangun kehidupan yang baru. Merek hidup dalam nuansa ketaatan

dan kesejahteraan dalam naungan Allah SWT. Keturunan Nabi Nuh AS pun

semakin banyak dan menyebar ke seluruh pelosok bumi.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian Tentang Tema Ini Sudah Dilakukan Oleh Beberapa

Penulis, yaitu:

1. Sumarji, judul skripsi: penerapan model problem based learning untuk

meningkatkan motifasi dan kemampuan pemecahan masalah ilmu

statistika dan tegangan listrik di SMK”

Masalah utama pembelajaran di SMK Teknik Bangunan adalah

motivasi yang rendah dan kemampuan belajar siswa, dan model


pembelajaran dengan metode ceramah. Persentase siswa yang memperoleh

penguatan standar minimal dari ketuntasan hanya 30% dengan nilai rerata

48,75% sehingga perlu tindak lanjut. Penelitian tindakan kelas (PTK)

bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam

memecahkan permasalahan dalam mata pelajaran Statika melalui model

pembelajaran pemecahan masalah (Problem Based Learning).

Berdasarkan pembahasan, dapat di simpulkan sebagai berikut: a.

Penerapan model PBL dapat meningkatkan motivasi siswa dalam

pemecahan masalah Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di kelas X

TKB. b. Penerapan model PBL dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam pemecahan masalah Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di

kelas X TK SMK Negeri 1 Singosari.28

2. Afrida Sari, perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas yang menerapkan

dan tidak menerapkan model problem based learning pada SD N 09 curup

timur kabupaten rejang lebong”

Hasil belajar siswa kelas (IVA) (kelas eksperimen) yang menerapkan model

problem based learning yaitu kategori sedang, yaitu sebanyak 14 orang siswa

dengan persentase 56% mendapatkan nilai berkisar antara 6,43 sampai 8,70.Hasil

belajar siswa (IVB) (kelas kontrol) yang tidak menerapkan model problem based

learning yaitu katagori sedang, yaitu sebanyak 13 orang siswa dengan persentasi

persentase 54,17% mendapatkan nilai berkisar antara 5,6 sampai 7,5.Rata-rata

hasil belajar antara kelas (IVA) (kelas eksperimen) yang menerapkan model

28
Sumarji, “Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Ilmu StatikaDan Tegangan Di
problem based learninglebih baik dari kelas (IVB) (kelas kontrol) yang

tidak menerapkan model problem based learning. Hal tersebut

berdasarkan hasil perhitungan uji (I) yaitu 3,07, yang apabila

dibandingkan dengan t hitung> t tabel(2,01 < 3,07>2,68) sangat signifikan,

yang berarti hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian diterima yaitu rata-rata

hasil hasil belajar siswa yang menerapkan model problem based learning

lebih baik dari pada yang tidak menerapakan pada pelajaran IPS kelas IV

di SD N. 09 curup timur kabupaten rejang lebong (terdapat perbedaan) 29

3. Yuli Wulandari, “ penerapan model pembelajaran problem based learning

untuk peningkatan hasil belajar pkn siswa kelas IV SDN 1 Gondang manis

Kecamatan Bae Kabupaten Kudus”

Siklus 1 ketuntasan klasikal mencapai 66,67%. Nilai rata-rata kelas

72, 83 dan rata-rata hasil evaluasi kelompok 77,88%. Rata-rata aktivitas

siswadalam kelompok diperoleh nilai 80,33%. Siklus II rata-rata nilainya

29
Afrida Sari, Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Yang Menerapkan Dan Tidak
Menerapkan Model Problem Based Learning Pada SD N 09 Curup Timur Kabupaten Rejang
Lebong (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, STAIN Bengkulu, 2012), h.VII
92,27. Ketuntasan klasikal 88,89%, rata-rata hasil evaluasi kelompok pada

siklus II yaitu 83,33. Pada siklus II nilai rata-rata aktivitas belajar siswa

86,87%. Rata-rata aktivitas siswa dalam kelompok diperoleh nialai 100%.

Rata-rata hasil pengelolaan guru 91,07%.

Hasil penerapan model pembelajaran problem based learning dapat

meningkatkan hasil belajar PKN materi pengaruh globalisasi terhadap

lingkungan siswa kelas IV SDN 1 Gondang manis Kecamatan bae

Kabupaten Kudus. Saran yang diberikan untuk guru adalah guru

hendaknya terlibat langsung dalam dunia pendidikan serta berinovasi

dalam mengembangkan model pembelajran yang sesuia dengan materi

yyang disampakn kepada siswa. Guru, sebaiknya dapat menerapkan model

pembelajran problem based learning untuk proses pembelaran PKN agar

lebih aktif, efektif dan efisien.30

Dapat digaris bawahi penelitian terdahulu tentang topik ini

difokuskan dalam mengkaji meningkatkan motifasi dan kemampuan

pemecahan masalah ilmu statistika dan tegangan listrik di SMK,

Perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas yang menerapkan dan tidak

menerapkan model Problem Based Learning pada SD N 09 curup timur

kabupaten rejang lebong, penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning untuk Peningkatan Hasil Belajar PKN siswa kelas IV SDN

1 Gondang manis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus. Adapun penelitian ini

30
YuliWulandari, “PenerapanModelPembelajaranProblemBasedLearningUntuk
Peningkatan Hasil Belajar PKn siswa kelas IV SDN 1 GondangmanisKecamatan
BaeKabupatenKudus”(skipsi: S1 fakultas keguruan dan pendidikan universitas muria kudus,
2014), h. ix
difokuskan pada “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Kisa

Nabi Nuh Kelas II SDN 14 Lubai”.

C. KERANGKA BERFIKIR

Pemilihan metode, strategi dan model pembelajaran yang tepat

merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan pembaharuan inovasi

atau perubahan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Model

pembelajaran problem based learning adalah salah satu alternatif model

pembelajaran yang diterapkan pendidik untuk mencapai aspek-aspek

pemahaman konsep, aktifitas dalam berfikir, pemecahan masalah dan

sebagainya.

Model pembelajaran problem based learning merupakan model

pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dalam belajar terutama

dalam memecahkan suatu masalah, membangun kesadaran dalam bekerja

sama, aktif dalam bertukar fikiran dengan sesamanya dalam memahami

materi. Pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menerapkan model

problem based learningdapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan

adanya kerja kelompok akan membantu siswa dalam memahami materi

terutama siswa yang daya tangkapnya lemah. Berarti tugas guru dalam

mengajar PAI menjadi ringan dan pencapaian ketuntasan belajar dapat

tercapai karena adanya kerja sama yang saling membantu mempermudah

pemahaman materi bagi siswa yang kesulitan memahami.

Dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning

maka peserta didik akan selalu terlibat secara langsung dalam pembelajaran,
sehingga dengan keterlibatan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah

dalam pembelajaran, materi yang dibahas akan selalu teringat oleh peserta

didik dan konsep yang harus dikuasai oleh peserta didik akan mudah

diterima. Berikut adalah gambaran pemikiran peneliti:

Gambar 2.2
Kerangka Berpikir

Kondisi awal Guru belum Hasil belajar siswa masih


menerapakan model rendah
pembelajaran PBL

Guru menerapakan Siklus I melakuan


Tindakan yang model pembelajaran pembelajaran menggunakan
dilakuakan PBL pada proses model PBL
pembelajaran

Siklus II melakuan
pembelajaran menggunakan
model PBL
Menerapakan model
pembelajaran PBL
pada proses
Hipotesis melalui PBL dapat
Kondisi yang pembelajaran dapat
meningkatkan hasil meningkatkan hasil belajar
diharapkan siswa
belajar siswa

Penjelasan: Pada kondisi awal guru belum menerapkam model

pembelajaran problem based learning. Berdasarkan pengamatan, siswa kelas

IV dalam pembelajaran PAI materi teladan mulia asmaul husna hasil belajar

siswa masih banyak yang mendapatkan nilai dibawah KKM, disebabkan

karena kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembejaran dengan baik

dan bersungguh-sungguh. Oleh karena itu, dilakukan tindakan yaitu

menerapkan model pembelajaran


Problem Based Learning dalam proses pembelajaran. pada siklus I dilakukan

pembelajaran Problem Based Learning.

Kemudian dilakukan pada siklus II dengan menerapkan kembali

model pembelajaran problem based learning. Kondisi yang diharapkan yaitu

dengan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

D. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis tindakan yang

diajukan peneliti adalah sebagi berikut: “jika model pembelajaran diterapkan,

maka hasil belajar peserta didik pada materi asmaul husna kelas II SDN 14

Lubai meningkat.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

(PTK). Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tindakan (action

researc)yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran dikelasnya. PTK berfokus pada kelas atau berfokus pada proses

belajar mengajar yag terjadi dikelas. 31

B. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan lokasi dimana penelitian dilakukan,

dan waktu adalah mengenai kapan dan berapa lama waktu yang digunakan

untuk penelitian dari awal hingga akhir.

1. Tempat:

Penelitian dilakukan di SDN 14 Lubai, Provinsi Sumatera Selatan

Penelitian dilakukan di SDN 14 Lubai karena 71 % siswa kelas II pada

mata materi teladan mulia asmaul husna hasil belajarnya belum mencapai

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75.

31
Suharsimi Arikunto Dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.
58
2. Waktu

Waktu pelaksanan penelitian, semester ganjil tahun pelajaran 2024-2025.

C. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa di kelas II SDN 14 Lubai, jumlah

siswa tahun pelajaran 2024-2025 sebanyak 25 siswa yang tediri dari laki-laki

14 dan perempuan 11.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk pengumpulan data

dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis, dua diantara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan, tekhnik pengumpulan data

dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati

tidak terlalu besar dan dalam situasi tertentu, untuk mendapatkan

informasi tentang fenomena yang diinginkan.

2. Tes merupakan rangkaian pertanyaan yang memerlukan jawaban testi

sebagai alat ukur dalam proses penilaian maupun evaluasi dan

mempunyai peran penting untuk mengukur pengetahuan, keterampilan,

kecerdasan bakat atau kemampuan yang dimiliki individu atau


kelompok.Dalam proses belajar tes digunakan untuk mengukur tingkat

pencapaian keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar. 32

3. Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi foto-foto, data yang relevan, guru-guru, peserta

didik serta benda-benda atau alat-alat yang dapat menjadi penunjang

penelitian.

E. Prosedur Tindakan

Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SiklusI Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SiklusII Pelaksanaan

Pengamatan

?
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas33

32
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif(Bandung:
Alfabeta, 2014) , h. 69-72
33
Suharsimi Arikunto Dkk, Penelitian Tindakan Kelas, h. 16
Secara umum terdapat empat langkah kegiatan yang harus dilakukan

peneliti,

Penelitian dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

A. Siklus 1

Siklus pertama dalam penelitian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Beberapa persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan siklus

antara lain:

a. Membuat modul ajar dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL)pada materi teladan mulia asmaul

husna (5 asmaul husna dan artinya)

b. Mempersiapkan alat evaluasi (tes) yaitu berupa tes yang dilakukan

pada setiap akhir tindakan tiap siklus sesuai dengan ruang lingkup

permasalahan dalam pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang

digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam proses

pembelajaran.

4. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Berupa proses

pembelajaran sesuai dengan modul ajar materi teladan mulia asmaul

husna. Pelaksanaan setiap siklus berlangsung selamadua kali pertemuan.


Berdasarkan hasil analisis maka didapatkan faktor kelemahan atau

masalah yang muncul selama menggunakan model pembelajaran problem

based learning dalam pembelajaran materi teladan mulia asmaul husna

pada siklus 1 dan diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya.

5. Tahap Observasi

Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung

untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik dengan Model Pembelajaran

Problem Based Learning, serta mengetahui kendala yang dihadapi dalam

menerapkan pembelajaran yang sedang berlangsung.

6. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dikumpulkannya semua bentuk data yang

memberirikan informasi mengenai perkembangan proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran problem basedlearning untuk

kemudian dianalisis permasalahan yang terjadi. Setelah dilakukan refleksi

maka disusun rencana berdasarkan informasi yang terjadi dalam siklus 1

untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya begitu seterusnya pada setiap

siklus. Hingga tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal.

B. Siklus 2

1. Perencanaan

Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahapan

perencanan adalah:

a. Membuat modul ajar dengan menggunakan model pembelajaran

problem based learning denganmateri teladan mulia asmaul husna.


b. Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa

yang digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa

dalam proses pembelajaran.

c. Membuat alat evaluasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah

pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Berupa proses

pembelajaran sesuai dengan modul ajar materi teladan mulia asmaul

husna.

3. Observasi

Pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung


untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran, apakah
ada peningkatan dari siklus sebelumnya.

4. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap hasil observasi dan tes.34

F. Teknik Analisis Data

Teknik ini menggunakan :

1. Teknik pengamatan langsung dengan alat observasi untuk

mengambil data. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning yang dilakukan oleh guru, guna mengetahui situasi

dan aktivitas peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar

mengajar.

2. Teknik tes dengan alat tes tertulis / tes kognitif untuk mengambil
data tentang hasil belajar peserta didik dalam materi teladan mulia

asmaul husna dengan Penerapan Model Pembelajaran Problem Base

Learning.

G. ANALISIS DATA

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah menganalisis


data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian. Menurut Arikunto
(2007: 131) dalam penelitian tindakan kelas ketika menganalisis data
menggunakan dua jenis data sebagai berikut:
Data kuantitatif (nilai hasil belajar Peserta didik) yang dapat
dianalisis secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis
ini biasanya untuk mencari nilai rata-rata dan mencari presentase
keberhasilan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
Rumus mencari nilai rata-rata

a. Rata-rata Nilai

Ket:

∑x = Nilai siswa.

N = Jumlah siswa.35

b. Persentase Ketuntasan Belajar

Ket:

KB = Persentase Ketuntasan Belajar.


F = Jumlah Siswa yang mendapat nilai
diatas 75
N = Jumlah Seluruh Siswa.
c. Data Observasi

Data observasi yang diperoleh digunakan untuk


merefleksi tindakan yang telah dilakukan dan diolah secara

deskriptif dengan menghitung:


Skor Perolehan
Rata-rata skor = X 100
Skor Maksimal

Skor Pengamatan Setiap Aspek Yang Diamati pada


lembarobservasi guru dan siswa:
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 14 Lubai yang terletak di jalan lintas Aur Desa
Aur Kec. Lubai Kab. Muara Enim.\
B. Hasil Penelitian
Uraian berikut adalah salah satu upaya untuk mendeskripsikan hasil penelitian
tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Dengan demikian kita akan mengetahui bahwa
penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik
materi teladan mulia asmaul husna kelas II SDN 14 Lubai. Penelitian ini dilaksanakan
mulai tanggal 24 Juli 2024.

1. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada 24 Juli 2024 Pada kegiatan siklus I guru menyusun
kegiatan berupa:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, guru menyiapkan perangkat yang dibutuhkan dalam
kegiatan siklus I. Hal-hal yang dibutuhkan dalam tahapan ini adalah:
a) Menyiapkan materi pembelajaran.
b) Materi pembelajaran yang dipersiapkan adalah teladan mulia asmaul
husna ( 5 asmaul husna dan artinya)
c) Membuat Modul ajar sesuai dengan materi ajar (terlampir ).
d) Membuat alat peraga kartu 5 asmaul husna Al- malik, Al- aziz, Al- Quddus,
As- salam, Al- mu’min (terlampir)
e) Membuat instrument penilaian yang meliputi:
- Instrumen penilaian soal tes tertulis siklus I (terlampir ).
b. Perencanaan Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru memberi salam, menyapa peserta didik (menanyakan kabar)
2. Salah satu peserta didik memimpin pembacaan doa dilanjutkan dengan
penegasan oleh guru tentang pentingnya berdoa sebelum memulai suatu
kegiatan dalam rangka menanamkan keyakinan yang kuat terhadap kuasa
Tuhan Yang Maha Esa dalam memahami ilmu yang dipelajari.
3. Guru mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik, dan lain-lain), serta
menyemangati peserta didik dengan tepukan, atau bernyanyi
4. Guru mengajak peserta didik menyanyikan salah satu lagu Nasional
5. Guru mengadakan tes kemampuan awal melalui pertanyaan awal.
6. Guru menanyakan tentang pelajaran sebelumnya (apersepsi)
7. Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran kali ini dan menjelaskan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan serta hal-hal apa saja yang akan dinilai
dari peserta didik selama proses pembelajaran.
Kegiatan Inti
Orientasi Peserta Didik Pada Masalah
1. Guru mengondisikan pengelompokan siswa dengan tes awal
untukmenunjang efekvitas pembelajaran
2. Guru memberi stimulus konsentrasi kepada peserta didik sebelum materi
disampaikan dengan cara tepuk tangan atau stimulus lainnya.
3. Peserta didik mengamati gambar/ ilustrasi tentang prilaku sehari-hari.
4. Secara individu peserta didik menanggapi dan menjawab beberapa pertanyaan
dari guru.
5. Peserta didik diberi kesempatan untuk menanya tentang keterkaitan
gambar/ilustrasi tersebut dengan materi pelajaran, apabila mengalamiKesulitan.
6. Peserta didik menyimak video pembelajaran/PPT tentang 5 asmaul husna dan
artinya.
Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar
7. Peserta didik dibentuk beberapa kelompok lalu dalam kelompok masing
masing, mendiskusikan tentang arti dan makna yang terdapat pada rubrik
Ativitasku dan membuat kaligrafi secara berkelompok pada rubrik avititas
kelompok.
Membimbing Penyelidikan individu maupun kelompok
8. Guru membimbing peserta didik bila kebingungan Mengembangkan dan
Menyajikan hasil Karya.
9. Setiap kelompok menuliskan hasil diskusi pada kertas karton.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


10. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain
mengemukakan pertanyaan.
11. Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi peserta didik,
12. Untuk menguji daya ingat peserta didik, guru menanyakan hal terkait arti
asmaulhusna dengan metode make and macth.
Make and Match
 Guru membagikan kartu asmaulhusna dan artinya kepada setiap
kelompok
 Peserta didik diminta berlomba untuk menyusun kartu itu dengan benar
sesuai instruksi dari guru, kelompok yang tercepat akan mendapatkan
poin
Penghargaan Kelompok
 Guru menjumlahkan skor semua anggota kelompok kemudian di rata-rata.
 Berdasarkan nilai rata-rata guru menentukan kelompok guru menentukan predikat
kelompok. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang memperoleh nilai
terbaik.
13. Siswa mengerjakan soal Formatif untuk lebih mengetahui pemahaman siswa
lebih dalam yang terdapat pada LKPD.
Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan penguatan kepada siswa, dengan menekankan pentingnya
pembelajaran hari ini dalam kehidupan sehingga mereka termotivasi untuk
meneladani Asmaulhusna
2. Guru dan peserta didik menyimpulkan tentang Asmaulhusna dan artinya
3. Guru melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau
tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan
masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik secara
individu maupun kelompok pada peserta didik
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
6. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan berdoa dan mengucap salam.

c. Observasi
Berdasarkan pada observasi yang dibuat oleh penulis, data yang didapatkan adalah
peserta didik antusias dalam berfikir kritis ketika pelajaran PAI materi Teladan mulia
asmaul husna menggunakan model pembelajaran problem based learning pada siklus
1 dapat dilihat hasil penilaian pada table 4.1.
Tabel 4.1
Nilai Evaluasi Siklus I Kelas II SD SDN 14 Lubai Tahun Pelajaran 2024/2025 Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Asmaul Husna

No. Nama Nilai Keterangan


1. Syaqilah 80 TUNTAS
2. Delvin 80 TUNTAS
3. Antoni 90 TUNTAS
4. Yudha 70 BELUM TUNTAS
5. Ummu wafiyah 80 TUNTAS
6. Damil 75 BELUM TUNTAS
7. Ardona Orlin Najwah 90 TUNTAS
8. Viona 90 TUNTAS
9. Juliana 85 TUNTAS
10. Riski Putra 78 BELUM TUNTAS
11. Fayiza 80 TUNTAS
12. Ayu lestari 90 TUNTAS
13. Atur 90 TUNTAS
14. Paldi 90 TUNTAS
15. Arga Al-Fano 80 TUNTAS
16. Akina Oktaria 75 TUNTAS
17. Fitri Agustina 80 TUNTAS
18. Kayziah 86 BELUM TUNTAS
19. Adinda 79 BELUM TUNTAS
20. Balqis 90 TUNTAS

JUMLAH 1.985
RATA-RATA 79,40
% KETUNTASAN 76%
% BELUM TUNTAS 24%

Berdasarkan tabel nilai di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tes siklus I
adalah 79,40. Dari nilai tes tersebut dapat kita susun rentang nilai sebagai berikut:
Tabel 4.2
Rentang Nilai Evaluasi Siklus I Kelas IV SD Negeri 234 Palembang Tahun Pelajaran
2023/2024 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Asmaul Husna
No. Rentang Nilai Banyak Siswa
1 51 – 60 3
2 61 – 70 2
3 71 – 80 12
4 81 – 90 7
5 91 – 100 1
JUMLAH 25
Berdasarkan tabel rentang nilai evaluasi siklus I diatas dapat dilihat bahwa dari 25
siswa kelas II SDN 14 Lubai terlihat 3 anak yang nilainya pada rentang 51-60,
sebanyak 2 anak yang rentang nilainya 61-70. 12 anak yang nilainya pada rentang
71-80. 7 anak pada rentang nilai 81-90 dan 1 anak nilainya pada rentang 91-100.
Grafik 4.1
Nilai Evaluasi Siklus I Kelas II SDN 14 Lubai Tahun Pelajaran 2023/2024 Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Asmaul Husna

Rentang Nilai
14

12

10

6 Rentang Nilai

0
51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam materi Asmaul Husna adalah 75. Dengan demikian siswa dapat
dinyatakan tuntas belajar jika mendapatkan nilai sama atau lebih dari 75.
Apabila siswa belum mencapai nilai 75 maka dinyatakan belum tuntas dalam
belajar. Berikut ini disajikan data ketuntasan nilai siklus I siswa kelas IV SD
Negeri 234 Palembang berdasarkan KKM.
Tabel 4.3
Distribusi Ketuntasan Siklus I Kelas II SDN 14 Lubai Tahun Pelajaran
2023/2024 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Asmaul Husna
No. Standar Ketuntasan Jumlah Presentase

Angka Ketuntasan siswa


1 <75 Tidak Tuntas 6 24 %
2 ≥75 Tuntas 18 76 %

Jumlah 25

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 60

Nilai Rata-rata 79,40

Berdasarkan data ketuntasan nilai siklus I siswa kelas II SDN 14 Lubai


Tahun Pelajaran 2024/2025 pada pelajaran Pendidikan Agama Islam materi
Asmaul Husna sesuai dengan KKM di atas, terdapat 6 siswa memperoleh nilai
dibawah 75 dengan presentase 24%. Hal ini menunjukkan bahwa ada 6 siswa
yang belum tuntas atau belum memenuhi nilai KKM. Sedangkan yang
memperoleh nilai 75 atau lebih ada 19 siswa dengan persentase 76%.
Diagram 4.1
Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Kelas II SDN 14 Lubai Tahun Pelajaran
2024/2025 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Asmaul Husna

Siklus I

24 tuntas
belum tuntas

76

b. Refleksi
Setelah memperoleh hasil evaluasi perbaikan pembelajaran, maka peneliti
melakukan refleksi dan analisa nilai yang diperoleh. Dari hasil pengamatan
hasil belajar siklus I didapatkan masih ada 6 siswa yang belum mencapai
ketuntasan yang ditentukan, karena ada nilai dibawah 75. Maka berdasarkan
hasil ini peneliti menganggap masih perlu diadakan siklus II dengan
model pembelajaran yang masih sama. Hal ini bertujuan untuk lebih
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tersebut
sehingga hasil belajar siswa akan lebih meningkat.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I
ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:
1) Pengelolaan waktu
2) Kondusifitas ruang kelas
3) Motivasi belajar siswa
Berdasarkan hasil di atas, maka hal-hal yang peneliti perhatihan dan
perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a) Pengelolaan waktu dalam pemaparan materi dalam kelas
b) Kondusifitas dalam kelas yang belum terjaga, masih terdapat siswa
yang bergurau ketika materi pelajaran disampaikan
c) Siswa merasa belum bisa sehingga cenderung menyepelekan terhadap
materi, malas mendengarkan dan kurangnya motivasi belajar
sihingga hasilnya kurang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Idi. 2014.Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek.Jakarta :


Rajawali Pers

Abdul Majid Dan Dian Andayani.2006.Pendidikan Agama Islam Berbasis


Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Abu ahmadi dan Widodo Supriyoono. 2004. Psikologi belajar. Jakarta: Rineka
Cipta

Abuddin Nata. 2008. Manajemen pendidikan. 2008: kencana

Abuddin Nata. 2011. Perspektif islam tentang Strategi Pembelajaran.Jakarta:


Kencana

Afrida Sari, Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Yang Menerapkan Dan
Tidak Menerapkan Model Problem Based Learning Pada SD N 09 Curup
Timur Kabupaten Rejang Lebong.Skripsi. 2012. STAIN Bengkulu

Anas Sudijono. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Rajawali Pers

Asnawan, “Pendidikan Islam Dan Teknologi Komunikasi”, Jurnal Falasifa. Vol.


1 No. 2 September 2010kota Jember

Baharuddin Dan Esa Nur Wahyunu. 2008. “Teori Belajar Dan Pembelajaran”
Jogjakarta : Ar-ruzz media

Basuki dan Miftahul Ulum.2007. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo:


STAIN Po Press

Eka Sastrawati dkk.“Problem Based Learning, Strategi Metakognisi, Dan


Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa”.Jambi ; Jurnal Tekno-
Pedagogi Vol. 1 No. 2 September 2011
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung : Alfabeta

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Pers


Muhammad Muntahibun Nafis. Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta: Sukses
Offset

M.Quraish shihab2002. Tafsir AL-Mishbah.Jakarta: Lentara Hati

Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih.2012. Kurikulum Dan


Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Refika Aditama

Nana Sudjana. 2006. “Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar”. Bandung :


Remaja Rosdakarya

Richard I. Arends. 2007. Learning To Teach/Belajar Untuk


Mengajar.Yogyakarta: Pustaka Belajar

Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Salim Bahreisy dan Said Bahraisy. 1990.Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier
Jilid VI. Surabaya: Bima Ilmu

Samsul Nizar. 2002.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: Ciputat Pers

Suharsimi Arikunto dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Sumarji, “Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning Untuk


Meningkatkan Motivasi Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Ilmu
StatikaDan Tegangan Di Smk”.Tesis S1. 2009. Universitas Malang

YuliWulandari,“PenerapanModelPembelajaranProblemBasedLearningUntuk
Peningkatan Hasil Belajar PKn siswa kelas IV SDN 1
GondangmanisKecamatan BaeKabupatenKudus”.Skripsi. 2014.S1 Fakultas
Keguruan dan Pendidikan Universitas Muria Kudus
Yunahar Ilyas. 2006. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian
danPengamalan Islam (LPPI)

Zen Amiruddin.2010. Statistik Pendidikan.Yogyakarta:

Teras Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter.

Jakarta: Kencana
LAMPIRAN
Lampiran I
Lembar observasi terstruktur Penelitian Tindak Kelas

Instrumen Observasi Terstruktur Pada Penelitian


Tindakan Kelas Penerapan modelpembelajaran
Problem Based Learning untuk meningkatkan
hasil belajar
Peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam

Judul Penelitian : PENINGKATAN HASIL BELAJAR


PESERTADIDIK DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING MATERI KISAH NABI
NUH KELAS II SDN 14
LUBAI

Hari, Tanggal :
Tempat Penelitian :
Siklus :
Waktu Pengamatan :

N Komponen Nomor Absen Peserta Jumla %


o yang Didik h
diamati 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Keaktifan
Peserta didik
2 Kedisplinan
Peserta didik
3 Perhatian
Peserta
didik
4 Peserta didik
yangdapa
tmenyelesai
kanTes

Lembar Catatan Khusus


Lembar Refleksi

Petunjuk Pengisian

1. Pindahkanlah rumusan judul PTK yang anda rumuskan.


2. Tulislah hari, tanggal dan tempat penelitian tindakan kelas.
3. Tulislah siklus penelitian yang akan dilakukan.
4. Tulislah waktu pengamatan atau observasi.
5. Tulislah nama Peserta didik-siswi yang mengikuti kegiatan
pembelajaran.
6. Berilah tanda contreng (√) pada nomor Peserta didik
yang menunjukkantanda-tandaaktif, terampil dan
perubahan prestasi hasil belajar.
7. Hitunglah jumlah Peserta didik-siswi yang anda beri
tanda contreng (√)ketika andamelakukan penelitian
tindakan kelas.
8. Hitunglah prosentase jumlah Peserta didik-siswi
yang anda beri tandacontreng (√)ketika anda
melakukan penelitian tindakan kelas.
9. Refleksikan hasil penelitian anda dengan menuliskan analisis
pada lembar refleksi. Refleksi yang anda tulis harus
menunjukkan analisis anda tentang adanya perubahan
keaktifan Peserta didik, kooperative Peserta didik dan
kemampuan Peserta didik dalam menyelesaikan tes ketika
dan atau setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran tertentu sebagai sebuah
tindakan.
10. Tulis nama anda sebagai guru dan sekaligus peneliti
Lampiran II
Lembar Tes Peserta didik Kisah Nabi Nuh

Nama Sekolah :SDN 14 Lubai

Kelas / Semester : IV / Ganjil A


Fase : 2 / Asyiknya Belajar Kisah Nabi Nuh
Pelajaran Ke / Tema : …………………………………………………………..
Materi Ajar : …
………………………………………………………..
Hari / Tanggal Nama :
Peserta Didik :
Nama Sekolah : SD Negeri 14 Lubai
Kelas / Semester : IV / Ganjil
Fase : A
Pelajaran Ke /Tema :
2 / Asyiknya Belajar Kisah Nabi Nuh
Materi Ajar :

Hari / Tanggal Nama : …………………………………………………………..


Peserta Didik : …………………………………………………………..
Jawablah petanyaan di bawah ini!
1. Ceritkan Tentang Dakwa Nabi Nuh!
...............................................................................................................
..............
...............................................................................................................
..............
...............................................................................................................
..............
.........................................................................................................
2. Siapakah Nama Anaknya Nabi Nuh AS!
...............................................................................................................
..............
...............................................................................................................
..............
...............................................................................................................
..............
.........................................................................................................

Nilai Paraf Paraf Guru


Orangtua

Komentar Orangtua:

.................................................
Nama Sekolah : SD Negeri 28 Talang Ubi
Kelas / Semester : IV / Ganjil
Fase : A
2/
Pelajaran Ke / Tema : Asyiknya Belajar Kisah Nabi Nuh

Materi Ajar :

Hari / Tanggal Nama :


Peserta Didik :

Isilah kolom-kolom di bawah sesuai dengan pernyataan secara


mandiri!
Aku tidak boleh
Aku siap memberikan Aku harus bersikap
No. menunda-nunda
semangat belajar untuk mandiri
kawan yang malas pekerjaan

Contoh Belajar Mandi Shalat

5
Komentar Orangtua:
...............................................................................................
..........................................................................................
......................................................................................

Paraf
Orangtua Paraf Guru
Lampiran III
Lembar Hasil Penilaian Peserta didik

Ketuntasan
Nama Peserta didik
Nilai Ketuntasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Keterangan :Nilai diisi hasil nilai tes, ketuntasan diisi tuntas atau tidak
tuntas

Anda mungkin juga menyukai