Kelompok Keluarga Anak Luka Bakar
Kelompok Keluarga Anak Luka Bakar
Kelompok Keluarga Anak Luka Bakar
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK
Genogram
keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Pasien
: Tinggal bersama
g. Tipe keluarga
Tipe keluarga nuklear family yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak.
h. Latar belakang budaya
Keluarga klien bersuku melayu, nilai kebudayaan tidak bertentangan dengan dengan
masalah kesehatan, Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dan
Bahasa melayu. Keluarga dan klien tidak memiliki pantangan budaya yang diikuti dan
tidak ada pantangan makanan.
i. Agama
Klien dan keluarga beragama Islam. Sebagai pemeluk agama islam keluarga taat
menjalankan sholat 5 waktu, dan tidak makam makanan yang dilarang oleh agama
seperti daging babi, anjing, dan ular.
j. Status ekonomi
Tn. H bekerja sebagai swata, sedangkan istrinya Ny. K sebagai penjahit di rumahnya
sendiri sambil mengurus ke-2 anaknya. Penghasilan Tn. H perbulan kurang lebih Rp
1.000.000,- dan penghasilan Ny. Y perbulan kurang lebih Rp 500.000,-. Keluarga
mengatakan penghasilan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi tidak
cukup untuk biaya kesehatan.
k. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Keluarga jarang melakukan rekreasi diluar rumah, biasanya hanya menonton televisi di
rumah dan Ny. K biasanya mengajak An. P berjalan-jalan di depan rumah.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan saat ini
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak remaja. Tahap
perkembangan yang sudah terpenuhi adalah memberikan kebebasan seimbang dengan
tanggung jawab mengingat An. P sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya, mempertahankan hubungan intim keluarga, keluarga mempertahankan
komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, memiliki perubahan sistem peran dan
peraturan untuk tumbuh kembang keluarga, dan semuanya sudah terpenuhi untuk
perkembangannya.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga untuk anak remaja belum terpenuhi semuanya.
c. Riwayat keluarga inti
Tn. H dalam keadaan sehat. Ny. K dalam keadaan sehat. An. P menderita kasus luka
bakar terkena air rebusan sewaktu mengangkat air rebusan sedangkan An.E dalam
keadaan sehat.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. H mengatakan dirinya, Ny.K, An. P dan An. E pernah mengalami demam.
Kemudian An. P mengalami luka bakar air rebusan di bagian kaki kanan sehingga
An.P sering merasa nyeri dan merintih kesakitan di bagian kaki yang terkena air
rebusan.
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Tn. H dan keluarga tinggal di rumah berukuran 6 m x 8 m berlantai semen, tipe rumah
permanen. Rumah terdiri dari 3 kamar, terdapat ruang tamu yang menjadi satu dengan
tempat menonton TV dan ruang menjahit Ny. K memiliki 1 pintu utama, memiliki
jendela yang ukurannya sedang, genteng seng, mempunyai septi tank. Memiliki kamar
mandi dan wc didalam rumah. Sumber air bersih adalah air hujan yang ditampung dan
sumur bor.
b. Karakteristik tetangga
Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang membutuhkan akan
dibantu oleh tetangga yang lain.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga tinggal di Singkawang, tidak pernah transmigrasi atau pun migrasi.
d. Perkumpulan keluarga interaksi dengan masyarakat
Interaksi dengan tetangga biasanya dilakukan di sore hari atau waktu senggang.
e. System pendukung keluarga
Tn. H mengatakan keluarnya saling mendukung, terlebih lagi An. P terkena luka bakar
rebusan air panas dibagian kaki kanan. Keluarga memecahkan masalah dengan
musyawarah sehingga hubungan keluarga tetap harmonis.
f. Fasilitas ekonomi
Tn.A bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarganya
g. Fasilitas kesehatan
Keluarga mendapat Jamkesmas dari pemerintah.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Tidak ada masalah dalam berkomunikasi setiap hari selalu ada yang saling bertukar
pikiran dan membagikan masalah yang terjadi, terlebih lagi An. P yang sering
mengeluh dengan kondisi yang dirasakannya saat ini.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keputusan dalam keluarga diambil bersama setelah dibicarakan bersama.
c. Struktur peran
Tn. H adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab atas anggota keluarganya.
d. Struktur nilai-nilai keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga adalah nilai dan norma agama Islam dan
norma sosial yang terdapat dalam masyarakat. keluarga selalu mengajari anak tentang
kejujuran.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hubungan antar keluarga baik dan saling perhatian antar anggota keluarga.
b. Fungsi soaial
Keluarga selalu mengajarkan anak-anaknya berperilaku sosial yang baik.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga mengatakan tidak cukup tahu tentang penanganan untuk anaknya yang
mengalami luka bakar, sehingga keluarga mengambil keputusan untuk membawa
anaknya berobat di puskesmas terdekat untuk merawat luka yang terkena air rebusan
dan penanganan nyeri yang dirasakan anaknnya saat ini.
d. Fungsi reproduksi
Ny. K masih menstruasi, tetapi tidak teratur, kadang 2 bulan sekali atau lebih. Ny. K
menggunakan KB pil.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan biaya sekolah. Biaya kesehatan
dibatu pemerintah dengan Jamkesmas.
6. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek : keluarga mengatakan memiliki anak yang mengalami luka
bakar.
Stressor jangka panjang : keluarga mengatakan luka bakar ananknya mulai membaik,
tapi keluarga kuatir akan bekas luka setelah sembuh.
b. Kemampuan keluarga dalam merespon situasi stress
Keluarga mengatakan sabar mengurus An. P walapun kadang-kadang merasa putus
asa dan sedih karena kasihan melihatnya kesakitan.
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga akan bermusyawarah jika ada masalah dan selalu berdoa untuk meminta
pertolongan Tuhan.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga berusaha melatih An. P untuk bersosialiasi dengan orang lain dan teman-
temannya.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada Tn. H didapatkan data TD 120/80 mmHg, n 90 x/menit, RR 20
x/menit, BB 56 kg. rambut bersih, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, hidung
bersih, teliinga tidak ada serumen, tidak ada pernapasan cuping hidung, mukosa bibir
lemab, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada rtraksi dada, tidak ada distensi
abdomen, tidak ada luka atau fraktur pada ekstremitas. Tn. H mempunyai riwayat
penyakit maag.
Pemeriksaan fisik pada Ny. K didapatkan data TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, RR 20
x/menit, BB 50 kg. rambut bersih, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, hidung
bersih, telinga tidak ada serumen, tidak ada pernapasan cuping hidung, mukosa bibir
lemab, tidak ada pembesaran klenjar tiroid, tidak ada retraksi dada, tidak ada distensi
abdomen, tidak ada luka atau fraktir pada ekstremitas. Ny. K mempunyai riwayat penyakit
panas.
Pemeriksaan fisik pada An. P didapatkan data TD 100/80 mmHg, N 88 x/menit, RR 20
x/menit, BB 60 kg. rambut bersih, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, hidung
bersih, telinga tidak ada serumen, tidak ada pernapasan cuping hidung, mukosa bibir
lemab, tidak ada pembesaran klenjar tiroid, tidak ada retraksi dada, tidak ada distensi
abdomen, terdapat luka bakar di kaki sebelah kanan. Pemeriksaan fisik pada An. E
didapatkan data N 90 x/menit, RR 20 x/menit, BB 40 kg. rambut bersih, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, hidung bersih, telinga tidak ada serumen, tidak ada
pernapasan cuping hidung, mukosa bibir lemab, tidak ada pembesaran klenjar tiroid, tidak
ada retraksi dada, tidak ada distensi abdomen, tidak ada luka atau fraktir pada ekstremitas.
An. E mempunyai riwayat penyakit panas.
8. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
Keluarga berharap An. P luka bakar nya dapat cepat membaik dan tidak ada lagi
mengeluh nyeri, keluarga berharap luka tidak ada membekas.
BAB IV
ANALISA DATA, INTERVENSI, EVALUASI
A. Analisa Data
No
Data Etiologi Masalah
.
1. DS : Ketidakmampuan Defisit pengetahuan
- Keluarga mengatakan tidak cukup tahu tentang penanganan untuk keluarga mengenal
anaknya yang mengalami luka bakar, sehingga keluarga mengambil masalah kesehatan
keputusan untuk membawa anaknya berobat di puskesmas terdekat dengan luka bakar
untuk merawat luka yang terkena air rebusan dan penanganan nyeri
yang dirasakan anaknnya saat ini.
DO :
- Keluarga tampak tidak mengerti dengan perawatan luka bakar anaknya
- Keluarga tampak sering bertanya dengan perawatan luka anaknya
- pendidikan Tn H. SMA
- keluarga belum mau untuk membawa anaknya untuk perawatan lanjutan
ke pasyankes terdekat
Kemungkinan masalah yang dapat diubah 2/ 2 x 2 2 Sumber daya keluarga , tenaga , keuangan dan
a. Dengan mudah : 2 sarana dapat mengatasi masalah.
b. Hanya sebagian : 1
c. Tidak dapat : 0
Potensial Masalah Dapat Dicegah 3/ 3 x 1 1 Potensi masalah luka bakar berulang dapat
a. Tinggi : 3 dicegah setelah diberikan Pendidikan kesehatan
b. Cukup : 2
c. Rendah : 1
Menonjolnya Masalah 2/2 x 1 1 Luka bakar diangap massalah yang serius oleh
a. Masalah berat, harus segera ditangani : 2 keluarga
b. Masalah tidak perlu segera ditangani : 1
c. Masalah tidak dirasakan : 0
Total skor 5
Dx 2 . Nyeri akut
sifat masalah aktual (3) 3/3 x 1 1 Keluarga mengatakan tidak cukup tahu tentang
resiko tinggi (2) penanganan untuk anaknya yang mengalami luka
potensial (1) bakar.
Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah (2) 2/ 2 x 2 2 Keluarga memahami jika anaknya dapat segera
Sebagian (1) sembuh
Tidak dapat (0)
Potensial masalah untuk dicegah Tinggi (3) 3/3x1 1 Keluarga mengatakan tidak begitu paham dengan
Cukup (2) perawatan luka bakar
Rendah (1)
Menonjolnya masalah Segera diatasi (2) 2/2 x 1 1 Anggapan keluarga tentang Kesehatan remaja
Tidak segera diatasi (1) harus perlu di pahami agar Bisa segera di atasi.
Tidak dirasakan ada masalah (0)
Total skor 5
B. Diagnosa Keperawatan
1. Deficit Pengetahuan
2. Nyeri Akut
C. Intervensi
D. Evaluasi
O : Orangtua An. P dan An. P tampak siap menerima informasi dengan baik,
tampak kooperatif, tampak antusias saat diberikan pendidikan keshatan terkait
perawatan luka bakar
P : Intervensi dihentikan.
2. Nyeri akut S : An. P mengatakan nyeri pada kaki kanan rasanya seperti tertusuk-tusuk, nyeri
hilang timbul, saat ini nyeri dengan skala nyeri 4
P : Intervensi dilanjutkan
BAB V
SIMPULAN