Kelahiran Dan Masa Kecil Nabi Muhammad Shallallahu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

KELAHIRAN DAN MASA KECIL NABI MUHAMMAD shallallahu 'alaihi wa sallam

by : Yanti Ummu Abdillah Ahmad


Nabi Muhammad lahir pada tahun gajah. Mengapa dinamakan tahun gajah? Karena pada tahun
tersebut terjadi sebuah penyerangan di kota Makkah oleh pasukan gajah yang dipimpin seorang
panglima yang bernama Abrahah dari kerajaan Habasyah (Yaman). Abrahah sangat marah dan ingin
menghancurkan ka'bah karena merasa iri melihat bangsa Arab selalu berbondong-bondong
mengunjungi ka'bah. Padahal ia memiliki gereja yang sangat megah dan indah di Yaman. Ia
menginginkan agar tempat ziarah bangsa Arab berada di Yaman, bukan di Makkah.
Peristiwa penyerangan ini diceritakan dalam Al qur'an di dalam surat Al Fiil.
Peristiwa ini terjadi sekitar 50 sampai 55 hari sebelum kelahiran Nabi Muhammad. Nabi Muhammad
lahir pada hari senin bulan rabiul awwal atau bertepatan dengan tahun 571 M.
Nabi Muhammad adalah keturunan Nabi Ibrahim dari putranya yaitu Nabi Ismail.
Muhammad dilahirkan di tengah kabilah besar yang bernama bani Hasyim. Kakeknya bernama Abdul
Muthalib seorang pemimpin suku Quraisy di Makkah. Sedangkan ayahnya bernama Abdullah. Dan
ibunya bernama Aminah bintu Wahab. Mereka berasal dari suku Quraisy.
Pada suatu hari, beberapa bulan setelah pernikahannya, Abdullah pergi berdagang ke negeri Syam.
Akan tetapi menjelang pulang ke Makkah dia jatuh sakit dan akhirnya wafat meninggalkan istrinya
yang sedang hamil. Maka Muhammadpun lahir dalam keadaan yatim.
Saat Aminah melahirkan, Abdul Muthalib begitu bersuka cita. Ia membawa sang cucu masuk ke
ka'bah. Lalu ia menamai bayi itu Muhammad, sebuah nama yang kala itu tidak populer di kalangan
bangsa Arab.
Di kalangan bangsa Arab yang tinggal di kota, berlaku tradisi mencari para wanita desa untuk
menyusui bayi mereka. Tujuannya agar bayi mereka tidak terkena penyakit yang tersebar di kota
sehingga tubuh bayi jadi sehat dan kuat. Selain itu diharapkan mereka mahir berbahasa Arab dari
sejak kanak- kanak. Karena bahasa arab di perkampungan masih sangat baik dibanding di perkotaan
yang sudah banyak disinggahi pendatang.
Muhammad bayipun disusui oleh Halimah As-Sa'diyyah. Sejak menyusui Muhammad, keluarga
Halimah diberi banyak rizki dan keberkahan oleh Allah. Air susunya yang semula sedikit menjadi
penuh. Begitu pula dengan air susu unta dan kambing mereka di perkampungan Bani Sa'ad yang
tandus menjadi sehat, gemuk dan menghasilkan susu yang melimpah.
Suatu ketika, Aminah mengajak Muhammad menziarahi kuburan sangat ayah, Abdullah di Yastrib,
Madinah. Setelah sebulan di Yastrib, mereka hendak kembali pulang ke Makkah. Namun di tengah
perjalanan Aminah terserang sakit dan akhirnya meninggal dunia. Ia meninggal di daerah Abwa. Dan
saat itu usia Muhammad 6 tahun.
Sepeninggal sang ibu, Muhammad dibawa ke Makkah oleh kakeknya, Abdul Muthalib yang sangat
menyayanginya karena Muhammad telah menjadi yatim piatu di usia yang masih kecil. Muhammad
dirawat selama 2 tahun oleh sang kakek. Karena pada usia Muhammad 8 tahun kakeknyapun
meninggal dunia.
Sebelum meninggal, Abdul Muthalib telah menyerahkan tanggung jawab pengasuhan Muhammad
pada anaknya, saudara kandung ayah Muhammad yang bernama Abu Thalib. Sejak itulah
Muhammad dirawat oleh sang paman yang benar-benar mengemban amanah dengan sangat baik.
Beliau sangat menyayangi Muhammad meskipun bukan anaknya sendiri.
Dari berbagai sumber
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬lahir pada 12 Rabiul Awal, tahun Gajah (sekitar 570 Masehi) di Mekah. Tahun
Gajah merujuk pada peristiwa serangan tentara Abrahah yang menggunakan gajah untuk menyerang
Ka'bah, namun serangan tersebut gagal berkat kehendak Allah. Ayahnya, Abdullah bin Abdul
Muthalib, wafat saat Nabi Muhammad masih dalam kandungan. Ibunya, Aminah binti Wahab,
merawatnya hingga usia 6 tahun, tetapi kemudian ia juga meninggal. Setelah itu, Nabi diasuh oleh
kakeknya, Abdul Muthalib, hingga usia 8 tahun, lalu oleh pamannya, Abu Thalib.
Masa kecil Rasulullah diwarnai oleh kesederhanaan dan kemandirian. Ia tumbuh dalam keluarga
Quraisy yang terhormat, namun tidak kaya. Sejak kecil, Nabi Muhammad dikenal sebagai pribadi
yang jujur, dapat dipercaya, dan memiliki akhlak yang mulia, sehingga mendapat gelar Al-Amin
(yang terpercaya).
Beliau juga pernah diasuh oleh seorang perempuan dari kabilah Bani Sa’d bernama Halimah As-
Sa’diyah. Selama tinggal dengan Halimah, Nabi hidup dalam suasana pedesaan yang segar dan
sederhana, yang diyakini turut membentuk ketangguhan fisiknya serta kesederhanaan hidupnya.
Lahirnya Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬membawa hikmah dan dampak besar, baik dalam skala spiritual,
sosial, maupun kemanusiaan. Berikut adalah beberapa hikmah utama dari kelahiran beliau:
### 1. **Pembawa Risalah Tauhid**
Kelahiran Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬menandakan permulaan akhir risalah yang membawa pesan
**tauhid** (keesaan Allah). Beliau diutus untuk menyempurnakan ajaran para nabi sebelumnya
dengan membawa **Islam** sebagai agama yang sempurna dan terakhir. Melalui wahyu yang
diterimanya, beliau membimbing umat manusia dari penyembahan berhala dan berbagai bentuk
kesesatan menuju pemahaman yang benar tentang Allah dan kehidupan.
### 2. **Penyempurnaan Akhlak**
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬diutus untuk menyempurnakan **akhlak** manusia. Sebagaimana sabdanya,
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia" (HR. Ahmad). Kehadirannya
mengajarkan nilai-nilai **kejujuran, keadilan, kesederhanaan, kasih sayang, dan keadilan sosial**.
Rasulullah menjadi teladan yang sempurna dalam setiap aspek kehidupan.
### 3. **Transformasi Sosial**
Sebelum kelahiran Rasulullah ‫ﷺ‬, masyarakat Arab berada dalam era **jahiliyah** yang penuh
dengan kebodohan, kesewenang-wenangan, dan ketidakadilan, terutama terhadap kaum lemah, seperti
wanita dan budak. Dengan datangnya Islam melalui Nabi Muhammad, beliau mengajarkan nilai
**kesetaraan, penghormatan terhadap hak asasi manusia**, dan menekankan pentingnya keadilan
sosial.
### 4. **Pembawa Rahmat bagi Seluruh Alam**
Allah SWT menyebut Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sebagai **“rahmatan lil 'alamin”** (rahmat bagi
seluruh alam). Kelahiran dan misinya membawa rahmat tidak hanya bagi umat manusia tetapi juga
seluruh makhluk di dunia. Pesan kasih sayang dan perdamaian yang dibawa Nabi tidak hanya berlaku
bagi Muslim, tetapi bagi semua manusia dan alam semesta.
### 5. **Membangun Peradaban Islam**
Kehadiran Rasulullah ‫ ﷺ‬memulai era peradaban Islam yang sangat berpengaruh terhadap dunia,
baik dalam hal ilmu pengetahuan, hukum, etika, maupun sistem pemerintahan. Dengan landasan Al-
Qur’an dan sunnah, Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬membangun masyarakat yang memiliki tata nilai yang
unggul dan harmonis, yang kelak membentuk peradaban besar dalam sejarah.
### 6. **Persatuan Umat Manusia**
Sebelum Islam, suku-suku Arab sering terlibat dalam konflik dan peperangan. Rasulullah
menyatukan mereka di bawah panji Islam, yang menekankan persatuan dan persaudaraan. Beliau
mengajarkan bahwa semua manusia berasal dari satu nenek moyang, yaitu Nabi Adam, dan yang
membedakan seseorang hanyalah **ketaqwaannya kepada Allah**.
### 7. **Mengenalkan Konsep Akhirat**
Rasulullah ‫ ﷺ‬memperkenalkan secara jelas konsep **akhirat** yang menekankan tanggung jawab
manusia atas perbuatannya di dunia. Beliau mengingatkan manusia akan adanya kehidupan setelah
mati, yang penuh dengan balasan atas amal kebaikan dan keburukan, sehingga memotivasi umat
manusia untuk menjalani hidup yang lebih baik dan lebih bermakna.
Kelahiran Rasulullah Muhammad ‫ ﷺ‬adalah titik balik dalam sejarah umat manusia. Beliau tidak
hanya membimbing umatnya menuju keselamatan spiritual, tetapi juga membangun fondasi moral dan
sosial yang sangat kuat, yang terus menginspirasi hingga hari ini.
Sifat wajib rasul

 Sidik

Artinya jujur dan berkata benar. Rasul harus jujur dalam menyampaikan wahyu dari Allah
SWT dan dalam perkataan-perkataan yang berkaitan dengan persoalan dunia.

 Amanah

Artinya dapat dipercaya.

 Tabligh

Artinya menyampaikan. Rasul harus menyampaikan risalah atau ajaran yang diperintahkan
oleh Allah SWT kepada umat manusia.

 Fathonah
Artinya pandai, cerdas, dan bijaksana. Sifat ini diperlukan agar rasul bisa menegakkan
argumentasi untuk mengalahkan musuh.

Kisah mukjizat Nabi Muhammad SAW: membelah Bulan

Dikisahkan bahwa Abu Jahal mengirim surat undangan kepada Habib ibn Malik, seorang raja di
Syam. Maka, Habib berangkat bersama 12.000 pasukan berkuda menuju Makkah. Saat tiba di Kota
Abtha, sebuah daerah dekat Makkah, Abu Jahal beserta para pembesar Quraisy menyambutnya
dengan memberikan budak dan perhiasan. Setelah duduk berhadapan, Habib bertanya kepada Abu
Jahal tentang Muhammad.

"Tuan, bertanyalah tentang Bani Hasyim!" pinta Abu Habib menukas, "Siapakah Muhammad?"

Pembesar Quraisy yang menemui Abu Jahal menjawab, "Kami mengenalnya sejak kecil sebagai
orang yang jujur dan bisa dipercaya. Saat berusia 40 tahun, ia berbalik menghina dan merendahkan
tuhan kami. la dakwahkan agama baru yang berbeda dari agama kami!"
"Bawalah ia ke hadapanku dengan suka rela! Bila tidak mau, paksalah!" kata Habib.

Maka, seseorang pergi memanggil Rasulullah SAW, yang tanpa rasa takut sedikit pun datang
menemui Habib ditemani sahabat setianya, Abu Bakar, dan istrinya, Khadijah.

Ketika Rasulullah SAW tiba di hadapan Habib, wajah beliau tampak bercahaya sehingga Habib
tertegun dan berkata, "Hai Muhammad, engkau tahu bahwa setiap nabi memiliki mukjizat. Apakah
kau juga memilikinya?"

"Apa yang engkau inginkan?" tanya Rasulullah SAW.

Habib berkata, " Aku ingin kau membuat matahari terbenam dan bulan merendah ke bumi, terbelah
menjadi dua. Kemudian bulan itu bersatu lagi di atas kepalamu dan bersaksi atas kerasulanmu!
Setelah itu, bulan kembali lagi ke langit dan bercahaya seperti purnama dan selanjutnya terbenam
kembali serta matahari muncul seperti sedia kala!"

Mendengar permintaan Habib, Abu Jahal tersenyum dan berkata, "Sungguh benar apa yang Tuan
katakan! Permintaan Tuan sungguh luar biasa!"

Rasulullah SAW pergi meninggalkan Habib menuju Jabal Abu Qubaisy dan mendirikan shalat dua
rakaat. Setelah itu, beliau berdoa kepada Allah. Sejurus kemudian, Malaikat Jibril datang dan berkata,
"Assalamu'alaikum, ya Rasulullah. Allah menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, 'Kekasihku,
janganlah kau bersedih dan bersusah hati! Aku selalu bersamamu. Pergilah temui mereka! Kuatkan
hujahmu. Ketahuilah, Aku telah menundukkan matahari dan bulan, juga siang dan malam.’”

Saat itu hari beranjak sore dan matahari condong ke barat hingga akhirnya terbenam di ufuk barat.
Semesta diliputi kegelapan, kemudian muncul bulan purnama. Setelah bulan berada tepat di atas
Rasulullah, beliau memberi isyarat dengan jarinya. Bulan itu bergerak turun dan berhenti di hadapan
beliau. Lalu ia terbelah dua bagian.

Selanjutnya, bulan berpadu lagi di atas kepala beliau dan bersaksi, "Aku bersaksi bahwa tidak ada
tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."

Setelah itu bulan kembali naik ke langit dan matahari muncul kembali seperti semula, karena saat itu
belum datang waktunya untuk terbenam. Meskipun mukjizat ditampakkan begitu nyata, tetap saja
Abu Jahal dan para pengikutnya menganggapnya sebagai sihir. Mereka tetap tak mau beriman.

Cerita Nabi Muhammad SAW berdagang di negeri Syam

Orang-orang Quraisy memiliki kebiasaan melakukan perjalanan dagang pada musim dingin dan
musim panas. Saat musim dingin, mereka melakukan perjalanan ke Yaman. Sedangkan saat musim
panas, mereka berdagang ke Syam.

Pada saat itu, musim panas sedang berlangsung. Abu Thalib dan orang-orang Quraisy bersiap untuk
berdagang ke Syam. Ia menyiapkan tunggangan dan perbekalan yang akan dibawa.

Saat tahu Abu Thalib dan rombongan dagangnya akan berangkat ke Syam, Muhammad ingin ikut.
Mendengar keinginan dari keponakan tersayangnya itu, Abu Thalib menjadi luluh. Ia tidak tega
meninggalkan Muhammad di Makkah.

“Demi Allah,” kata Abu Thalib kepada Fathimah istrinya. “Aku harus membawanya pergi
bersamaku.”
Saat itu, usia Muhammad baru 12 tahun. Perjalanan ke Syam sangat jauh untuk anak seusianya.
Fathimah mengkhawatirkan keponakannya itu. Namun ia tidak membantah keputusan suaminya. Ia
tahu, suaminya sangat mencintai Muhammad.

“Dia tidak boleh berpisah denganku,” kata Abu Thalib. “Dan aku tidak boleh berpisah dengannya
untuk selama-lamanya.”

Rombongan dagang itu pun mulai meninggalkan Makkah. Setelah menempuh perjalanan yang sangat
panjang, rombongan dagang Quraisy tiba di Bushra. Kawasan itu termasuk dalam wilayah Syam.
Rombongan itu memutuskan untuk beristirahat di Bushra.

Mereka melewati biara besar milik seorang pendeta Nasrani. Pendeta itu bernama Jirjis. Namun
orang-orang lebih mengenalnya sebagai Buhaira. Pendeta Buhaira dikenal sebagai orang yang pintar
ilmu agama.

Rombongan berhenti di bawah pohon yang rindang. Rupanya, Buhaira memperhatikan rombongan
dagang dari Makkah itu. Dari dalam biaranya, ia menyaksikan awan menaungi mereka. sepanjang
perjalanan, Buharia melihat pohon-pohon turut memayungi mereka.

Pendeta Buhaira menyuruh pembantunya untuk menyiapkan makanan. Setelah itu, ia keluar dan
menemui rombongan tersebut. Pendeta Buhaira melihat Muhammad dan segera menghampirinya. Ia
memegang tangan Muhammad.

“Inilah penghulu para rasul. Inilah rasul utusan Tuhan alam semesta. Inilah orang yang diutus oleh
Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam.” Kata Pendeta Buhaira.

“Dari mana engkau tahu?” tanya Abu Thalib.

“Sungguh,” kata Pendeta Buhaira. “Ketika kalian mendekati Aqabah, semua batu dan pohon
merunduk. Batu dan pohon tidak akan bersujud kecuali di situ ada seorang nabi.

Pendeta Buhaira kemudian memperingatkan Abu Thalib agar segera membawa keponakannya
tersebut kembali ke negeri asal mereka. “Jagalah ia dari kejahatan orang-orang Yahudi! Demi Allah,
jika mereka melihat seperti yang aku lihat, niscaya mereka akan membunuhnya.”

Abu Thalib yang mendengar perkataan tersebut langsung mempercayainya. Setelah mengucapkan
terima kasih, rombongan Abu Thalib lantas bergegas pergi. Mereka meninggalkan biara Buhaira.

Anda mungkin juga menyukai