PANCASILA'22
PANCASILA'22
PANCASILA'22
BAGIAN I
PENDIDIKAN PANCASILA
B. Pengetian Pancasila
Dalam bahasa Sansekerta, Pancasila terdiri atas kata panca
yang artinya lima dan sila/ syila yang berarti batu sendi atau dasar. Kata
sila yang berasal dari kata susila, yaitu tingkah laku yang baik
(Wreksosuhardjo dalam Muhdi dkk, 2011:1336). Pancasila yang berarti
lima dasar atau lima azas, adalah nama dari dasar negara kita, Negara
Republik Indonesia. Nama pancasila itu sendiri sebenarnya tidak
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 maupun di dalam batang tubuh
UUD 1945. Namun, telah jelas bahwa pancasila yang dimaksut adalah
lima dasar Negara Indonesia yang terdapat dalam pembukaan UUD
1945 alenia keempat, yaitu :
E. Landasan Kultural
6
F. Landasan Yuridis
1 Dirjen Dikti mengeluarkan Keputusan No. 356/Dikti/ Kep/1995
tentang Kurikulum Inti Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila
pada Perguruan Tinggi di Indonesia.
2 Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999
tentang Pendidikan Tinggi.
3 Keputusan Dirjen Dikti Nomor 265 Tahun 2000 mengatur tentang
perlunya mata kuliah Pendidikan Pancasila.
G. Landasan Filofis
Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum bernegara adalah
bangsa yang berketuhanan dan berkeperikernanusiaan sehingga hal ini
merupakan kenyataan obyektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan.
Nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat Negara, maka dalam
aspek penyelenggaraannya Negara harus bersumber pada, nilai-nilai
Pancasila termasuk system perundang-perundangan di Indonesia.
Bagian II
7
A. Tujuan Pancasila
Menghadapi era globalisasi, ancaman bahaya laten terorisme,
komunisme dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan
tersendiri bagi bangsa Indonesia. Akhir-akhir ini bangsa Indonesia patut
mewaspadai pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini
semakin kuat, yaitu ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh
asing untuk dikotak-kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga
oleh pandangan terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa.
1 Tujuan Nasional
2 Tujuan Pendidikan Nasional
3 Tujuan Pendidikan Pancasila
7
B. Tujuan Nasional
8
Juga sesuai dengan pasal 3 UUD 1945 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menegaskan bahwa: Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik.
BAGIAN III
PANCASILA DALAM KONTEKS
12
KESIMPULAN
Kesimpulan Sistem ketatanegaraan dengan berdasarkan pada nilai-nilai
19
BAGIAN IV
20
Dikutip dari buku Mengenal Ideologi Negara oleh D.C Tyas, merujuk
pads definisi di atas, ideologi diartikan sebagai kumpulan ide atau gagasan,
pemahaman-pemahaman, pendapat-pendapat, atau pengalaman-
pengalaman.
1. Nilai Dasar
Nilai dasar mencakup hakikat kelima sila Pancasila, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima hal ini
adalah pedoman fundamental yang sifatnya universal, mengandung
cita-cita dan tujuan yang balk dan benar.
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental mencakup, arahan, kebijakan, strategi, sasaran,
dan lembaga yang melaksanakannya. Konsep ini merupakan
perkembangan atau penjabaran dari nilai dasar. Berkatnya,
penyesuaian pelaksanaan dari sesuatu yang dasar akan lebih jelas
untuk bisa menyelesaikan masalah yang terjadi.
3. Nilai Praksis
22
BAGIAN V
23
- Bersifat koheren
Berhubungan satu same lain dan tidak mengandung pemyataan
yang saling bertentangan. Meskipun berbeda tetap saling
melengkapi dan tiap bagian mempunyai fungsi dan kedudukan
tersendiri.
- Bersifat menyeluruh
Pancasila, dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika
masyarakat di Indonesia.
- Bersifat mendasar.
Pancasila dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan
manusia untuk menghadapi diri sendiri, sesama manusia, dan
Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
- Bersifat spekulatif
Pancasila sebagai dasar negara pada mulanya merupakan
buah pikir dari tokoh-tokoh kenegaraan, yang kemudian
dibuktikan kebenarannya melalui rangkaian diskusi dan dialog
panjang dalam sidang BPUPKI dan PPKI.
BAGIAN VI
26
BAGIAN VII
A. Pendahuluan
Pancasila digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri, maka
Pancasila mempunyai fungsi dan peranan yang sangat luas
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Fungsi danperanan itu terus berkembang sesuai dengan tuntutan
zaman. Itulah sebabnya, Pancasila memiliki berbagai predikat sebagai
sebutan nama yang menggambarkan fungsi dan peranannya. Fungsi
dan peranan Pancasila oleh BP7 Pusat (1993) diuraikan mulai dari
yang abstrak sampai yang konkrit menjadi sepuluh yakni; Pancasila
sebagai jiwa bangsa, Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia,
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia, Pancasila sebagai perjanjian luhur, Pancasila sebagai
pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia,
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia, Pancasila
sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa, dan bernegera, Pancasila sebagai moral
Pembangunan dan Pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila. Pancasila sebagaimana terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara. Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan dalam
Pembukaan UUD 1945 diwujudkan melalui pelaksanaan
penyelenggaraan negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,
berdasarkanPancasila dan UUD1945. Penyelenggaraan negara
dilaksanakan melalui pembangunan nasional dalam segala aspek
kehidupan bangsa, oleh penyelenggara negara, bersama-sama
segenap rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pembangunan nasional merupakan usaha
peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang
29
Bertitik tolak dari asumsi di atas, maka das Sollen ideologi Pancasila
berperan sebagai leading principle dalam kehidupan ilmiah bangsa
Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat,
karena Bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-
mitologi Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang
didasarkan pada sikap “menerima begitu saja”, melainkan
menumbuhkan suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara
kritis.
Zaman Renaissance
33
Zaman Modern
Aktivitas Ilmu
pokok :
D. Problematika Ilmu
Penerapan dari ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan dimensi
Kesimpulan
Daftar Pustaka
52
Kaelan, 2000.
Kaelan, 2012
Karsadi, 2014
M. Syamsudin, 2009
53