Laporan Magang Yeni
Laporan Magang Yeni
Laporan Magang Yeni
Telepon (0561)762849
DI SUSUN OLEH:
KORNELIA YENI
Berdasarkan hasil pengamatan dan laporan dari pembimbing industri dan guru
pembimbing yang memantau di tempat praktek kerja lapangan (PKL),maka laporan yang
di susun oleh siswa telah sesuai dengan pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL).
PONTIANAK,10-02-2024
ii
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga kami dapat memperoleh kekuatan dan
kelancaran untuk menyelesaikan laporan hasil prakerin dengan baik untuk memenuhi bukti belajar
(Evidence) dengan judul Praktek Kerja Lapangan (PKL) siswi SMK NEGERI 4 PONTIANAK di
UPT.Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian Dan Perdagangan provinsi
Kalimantan Barat.
Laporan ini berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan selama prakerin di Unit pelaksanaan
Teknis Pengujian Dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT.PSMB) Dinas Perindustrian Dan
Perdagangan provinsi Kalimantan Barat. yang di mulai pada 09 Oktober s/d 10 Februari 2024,
pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
pelaksanaan PKL ini,antaranya:
1. Bapak DRS. Rohmadi Suhariyanto selaku Kepala Sekolah SMKN 4 PONTIANAK yang
telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan praktik kerja industry (PRAKERIN)
2. Bapak Didin Jaenudin S.Pd selaku Ketua Jurusan Analisis Pengujian Laboratorium .
3. Ibu Veronika Eka P.,ST,.MM, selaku kepala UPT. Pengujian Dan Sertifikasi Mutu Barang
yang telah mengizinkan penulis melakukan praktek kerja industry di UPT. Pengujian Dan
Setifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Kalimantan Barat.
4. Ibu Siti Koriyatun selaku Guru Pembimbing tugas akhir yang telah menyediakan waktu,
tenaga, .dan pikirannya untuk mengarahkan dan membimbing penyusunan tugas akhir ini.
5. Bapak Yuniar Yoga Gunawan ST selaku pembimbing prakerin yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penyusun di UPT.PSMB.
6. Ayah dan Ibu yang tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan motivasi agar
selalu kuat dan tetap berusaha agar dapat terlaksana dengan baik.
7. Dan selaku teman-teman yang selalu ada senantiasa memberikan motivasi, nasihat,
memberi semangat dalam menjalani prakerin selama ini .
iii
Namun dari pada itu,saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saya mengharapkan saran, maupun kritik yang konstruktif yang sangat berguna bagi
kesempurnaan laporan ini.semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.saya ucapan terima
kasih.
Kornelia Yeni
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Untuk melatih siswa untuk berkomunikasi/berinteraksi secara profesional di dunia
kerja yang sebenarnya tanpa merasa takut dan canggung saat berkomunikasi.
4. Dapat membentuk etos kerja yang baik bagi siswa-siswi prakerin agar menjadi lulusan
yang berkualitas
5. Bisa menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang di miliki oleh
siswa-siswi prakerin sesuai bidang masing-masing.
6. Dapat menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat di
kembangkan dan di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Dapat menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia industri maupun
dunia usaha.
8. Menentukan Kadar Air Pada CPO
9. Menentukan Kadar Kotoran Pada CPO
10. Menentukan Asam Lemak Bebas Pada CPO
11. Menentukan Bil. Dobi Pada CPO
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja
yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan,dan semangat kerja yang sesuai
dengan tuntunan lapangan kerja.
2. Hubungan sekolah dengan dunia industri dan dunia usaha.
3. Memajukan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.
4. Memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian
proses pendidikan.
5. Menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sesuai dengan tuntutan
zaman di era teknologi informasi dan komunikasi.
2
BAB II
Unit Pelaksana Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT.PSMB) merupakan
salah satu Unit Pelaksana Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat yang terdiri pada tahun 1972 namanya diubah menjadi
Laboratorium Komersial SIR dengan tugas melakukan pengujian terhadap karet spesifikasi teknis
/SIR. Nama tersebut berubah kembali pada tahun 1977menjadi Balai Pengawasan Sertifikasi Mutu
Barang (BPSMB) melalui surat keputusan Menteri Perdagangan No.378/XII/77 tanggal 26
Desember 1977.Pada tahun 1985, berganti nama kembali menjadi Balai Pengujian dan Sertifikasi
Mutu Barang (BPSMB) melalui surat keputusan Menteri Perdagangan No.1017/KP/X/1985
tanggal 24 Oktober 1985.
Administrasi Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) berada dibawah
Depertemen Perdagangan Republik Indonesia dan secara teknis operasional berada dalam
koordinasi dengan Pusat Pengujian Pengujian Mutu Barang (PPMB) jakarta.penggabungan antara
Departemen Perindustrian dan Perdagangan maka status BPSMB secara administrasi dan teknis
operasionalnya berada di bawah pimpinan Pusat Pengujian Mutu Barang dan Perlindungan
Konsumen (PPMBPK). Departemen Perindustrian dan Perdagangan Jakarta berkoordinasi dengan
kantor wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat Seiring
berjalannya waktu serta dengan adanya Undang-undang Otonomi Daerah melalui surat keputusan
Gubernur Kalimantan Barat No.265 Tahun 2001, BPSMB berganti nama lain menjadi Unit
Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Barang (UPSMB) yang merupakan salah satu Unit Pelaksana
Teknis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat No.10 Tahun 2008, yang
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi diatur dengan peraturan Gubernur Kalimantan Barat No.25
Tahun 2009 mempunyai tugas di bidang Pengawasan, Pengujian, dan Sertifikasi Mutu Barang,
serta memberikan bimbingan teknis kepada eksportir, eksportir produsen,dan dunia usaha lainnya
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
3
UPSMB berubah nama lagi menjadi Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu
Barang (UPT.PSMB) dan revisi dengan peraturan Gubernur No.80 Tahun 2017 hingga sekarang
UPT.Penggujian dan Sertifikasi Mutu Barang memiliki tugas di bidang pengawasan,
pengujian,dan sertifikat mutu barang, serta memberi bimbingan teknis kepada eksportir, eksportir
produsen,dan dunia lainnya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.untuk melaksanakan
tugas tersebut UPT.Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPSMB) memiliki Laboratorium
Penguji dan Laboratorium Kalibrasi yang telah di akreditasi oleh komite Akreditasi Nasional
(KAN),SDM yang terlah professional dan menerapkan sistem manajemen mutu sesuai SNI
ISO/IEC 17025:2017
2.1.1 Visi dan Misi UPT.Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Pontianak
Visi dan Misi Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT.PSMB)
mengacu pada visi dan misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi Kalimantan Barat serta
memperhatikan lingkungan strategi yang terus berubah,adapun Visi dan Misi dari UPT.PSMB
yakni:
❖ VISI
Terwujudnya hasil uji, kalibrasi dan sertifikasi produk yang akurat dan terpercaya bagi
produk barang agar mampu berdaya saing di pasar global.
❖ MISI
a) Mewujudkan peningkatan kemampuan laboratorium penguji dan laboratorium
kalibrasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kepada pelanggan.
b) Mengimplementasikan system menejemen mutu yang telah ditetapkan secara
konsisten dan berkelanjutan bagi kompetensi laboratorium penguji dan
laboratorium kalibrasi.
c) Memastikan segala sumber daya untuk pelayanan prima kepada pelanggan cukup
dan tersedia secara berkelanjutan serta meningkatkan efektifitas dan efesiensi.
4
2.2 Struktur Organisasi UPT. Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Pontianak
Struktur Organisasi
Kepala UPT
Veronika Eka Purwanti, S.T, MM
NIP 19790719 200312 2 008
Kasubbag TU
zulverdy Fahmi, S. Hut., M.Ling
NIP.19800806 201001 1 003
5
2.3 Personil Pengelola Industri
6
BAB III
Pelaksanaan prakerin :
7
3.2 Produk yang di hasilkan
UPT.PSMB Bergerak di bidang jasa, Karena tidak menjual suatu barang / produk,
Perusahaan ini dapat memenuhi para konsumen dan menghasilkan suatu keuntungan salah satunya
pengujian sampel pengujian sampel Pelangganan /konsumen dan hasil pengujian itulaakan di
rekap, didata, dan dihitung.Datatersebut akan di gunakan konsumen untuk menjual produk /suatu
barangnya untuk minsalnya diekspor.
3.3 Penjelasan CPO Minyak Kelapa Sawit Mentah (crud palm oil)
tercantum dalam SNI-01-2901-2006
3.3.1 Syarat Mutu
Tabel 1 : Syarat mutu minyak kelapa sawit mentah
No Kriteria Satuan Persyaratan
Mutu
1. Kadar air dan kotoran % fraksi masa 0,5 maks
2. Asam lemak bebas % fraksi masa 5,0 maks
( sebagai asam palmitat )
3. Bilangan Yodium G yodium/100g 50-55
8
lipase dalam CPO tersebut. Menurut Keteran (1986), Kadar air yang rendah ( <0,15%) juga akan
memberikan kerugian mutu minyak, Dimana tingkat kadar air yang demikian kecil akan sangat
memudahkan proses oksidasi minyak yang dapat menyebabkan ketengikan. Kadar air pada CPO
sangat dipengaruhi oleh usia panen, proses pemanenan dan distribusikan kelapa sawit. Kelapa
Sawit yang sudah dipanen tidak boleh dibiarkan bermalam dikebun karena akan meningkatkan
kadar air pada buah kelapa sawit.
Kadar air adalah jumlah (%) bahan yang menguap pada pemanasan dengan suhu dan waktu
tertentu jika dalam minyak terdapat air maka akan mengakibatkan reaksi hidrolisis yang dapat
menyebabkan kerusakan minyak, seperti bau tengik pada minyak, kandungan air dalam minyak
mampu mempercepat kerusakan minyak. Air yang ada dalam minyak dapat juga dijadikan media
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghidrolisis minyak. Semakin tinggi kadar air dalam
maka akan semakin cepat terjadi kerusakan pada makanan tersebu. Oleh karena itu, Kadar air
dalam makanan yang tidak memenuhi persyaratan akan menjadi pertumbuhan mikroba serta akan
memperpendek daya simpan dari makanan tersebut.
9
2. Masukkan krus ke dalam oven dengan keadaan tutup krus terbuka pada suhu 103oC 30
menit lalu diangkat dan masukkan ke dalam desikator selama 30 menit, timbang
menggunakan neraca analitik di pegang dengan gegep agar tidak tersentuh dengan kulit
tangan secara langsung.
3. Setelah itu timbang sampel kedalam krusibel sebanyak 5 ± 0,0010 g.
4. Masukkan krus yang berisi sampel ke dalam oven pada suhu oven 103oC dengan kondisi
tutupnya dibuka selama 1 jam.
5. Lalu keluarkan dan masukkan kedalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang,
catat hasil penimbangan.
6. Lakukan pengulangan diatas ( pemanasan, pendinginan, dan penimbangan ) sampai selisih
2 kali penimbangan tidak melebihi 0,0020 g.
Rumus :
𝑾𝟏−𝑾𝟐
Kadar Air = x100%
𝑾𝒐
10
3.5 Pengujian Kadar Kotoran
Kadar zat pengotor adalah keseluruhan bahan-bahan asing yang tidak larut dalam minyak,
pengotor yang tidak larut dinyatakan sebagai persen (%) zat pengotor terhadap minyak, atau lemak.
Pada umumnya, hasil minyak sawit dilakukan dalam rangkaian proses pengendapan, dengan
proses tersebut kotoran-kotoran yang berukuran besar memang dapat disaring. Akan tetapi,
kotoran-kotoran atau serabut yang berukuran kecil tidak bisa disaring, hanya melayang-layang
didalam minyak sawit.DI UPT. PSMB PONTIANAK,dalam menganalisa kadar zat pengotoran
adalah metode analisis gravimetri adalah metode analisis kimia menggunakan berat sebagai ukuran
konsentrasi.prinsip dasar analisis gravimetri adalah penentuan berat unsur atau senyawa dengan
menimbang suatu sempel sebelum dan sesudah suatu reaksi yang melibatkan unsur atau senyawa
tersebut.Analisis gravimetri di gunakan untuk menentukan kosentrasi unsur atau senyawa dengan
Tingkat akurat yang tinggi dan sering di gunakan dalam aplikasi industry dan laboratorium Kadar
kotoran adalah ukuran kadar kotoran adalah ukuran konsentrasi bahan-bahan tidak Dinginkan yang
terdapat dalam suatu bahan atau material. Dalam analisis kimia,kadar kotoran bisa di ukur melalui
berbagai metode,salah satunya adalah metode gravimetri. Analisis gravimetri bisa di gunakan
untuk menentukan kadar kotoran dengan melakukan penimbangan bahan sebelum dan sesudah
proses pemurnian. Kadar kotoran biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan tersebut yang
merupakan kotoran.
Rumus:
𝑾𝟏−𝑾𝟐
Kadar kotoran= x100
𝑾𝑶
12
3.6 Pengujian Asam Lemak Bebas (ALB)
Asam Lemak Bebas yang terdapat di dalam minyak kelapa sawit sangat berpengaruh pada
proses produksi. Kadar Asam Lemak Bebas yang sangat tinggi selama proses pemurnian
menujukkan kehilangan kadar minyak yang besar serta penggunaan bahan pemucat yang besar
pula. Dengan kata lain, bila kadar ALB di dalam minyak kelapa sawit tinggi, biaya produksi akan
tinggi dan hasil (rendemen)akhir dan produksi rendah. Pengaruh kada ALB yang tinggi terhadap
mutu minyak produksi yaitu: Timbulnya ketengikan dalam minyak ketengikan diartikan sebagai
kerusakan atau perubahan bau flavor dalam minyak, akibat aktivitas enzim-enzim oksidasi, enzim
lipase dan enzim peroksidase yang dapat menghidrolisa molekul lemak. Ketengikan juga dapat
terjadi jika minak disimpan dalam jangka yang panjang sehigga akan terjadi proses oksidasi yang
diakibatkan karena adanya kontak langsung dengan minyak dengan udara.
13
Timbang NaOH sebanyak 4 gram dalam 1 liter menggunakan beaker glass di neraca
analitik, encerkan sebnayak 100 ml air aquadest menggunakan labu ukur sampai batas tanda
tertera lalu di homogenkan.
❖ Stadarisasi NaOH
Panaskan KHP (Kalium Hidrogen Fialat) terlebih dahulu selama 1 jam di dalam oven suhu
103 °C,kemudian masukkan desikator diamkan sampai dingin. Lalu timbang KHP sebnayak
0,4 gram menggunakan erlenmeyer dilarukan 50 ml aquadest, di tambahkan indicator PP 1%
sebnyak 3-5 tetes, titrasi mnggunakan NaOh sampai bewarna pink seulas, catat hasil
penimbangan dan titrasi.
❖ Pembuatan indicator PP 0,5%
Indikator PP digunakan sebagai indicator pembanding dalam proses titrasi basa kuat-asam
kuat, hasil di peroleh menunjukkan rentang pH yaitu 9,83-4,20 dengan warna merah muda
menjadi tidak bewarna Timbang 0,5 gr indicator pp lalu encerkan 100ml menggunakan etanol
95 % di labu ukur dan homogenkan.
❖ Prosedur Kerja
1. Siapkan alat-alat.
2. Pembuatan Etanol 95% indicator pp 5 tetes + NaOH sampai warna pink seulas.
3. Timbang 5 gr 10,001 sampel CPO, di Erlenmeyer menggunakan neraca analitik.
4. Masukkan etanol netral yang sudah di buat, masing-masing 50 ml sambil
Erlenmeyer di putar agar sempel tidak ada yang menempel di dinding Erlenmeyer.
5. Sampel di panaskan 30 menit di waterbath menggunakan pendingin tegak
pada suhu 60-70°C.
6. Setelah dipanaskan tambahkan 5 tetes indicator PP 0,5%.
7. Titrasi sampai bewarna mera bata menggunakan NaOh lalu catat hasil titrasi.
14
Tabel 4 : Data hasil standarisasi NaOH
02 januari 2024 standarisasi NaOH
Ulangan Berat KHP V. NaOH N. NaOH N. NaOH
1 0,4000 19,30 0,1015
2 0,4004 19,30 0,1016 0,1016
3 0,4003 19,30 0,1016
𝑾𝒙𝟏𝟎𝟎𝟎
N NaOH =𝟐𝟎𝟒,𝟐𝒙 𝒗
Rumus :
𝟐𝟓,𝟔 𝒙 𝑵𝒙𝑽
% ALB = X100
𝑾
15
3.7 Pengujian DOBI
Bleachability Index (BI) adalah ukuran efektivitas pemutih dalam menghilangkan warna
dari minyak sawit mentah. Penurunan BI dapat menjadi tanda penurunan kualitas minyak dan
dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penuaan minyak, paparan cahaya atau panas,
oksidasi, atau kontaminasi zat lain. Penurunan Bl dapat berdampak pada nilai komersial minyak
sawit mentah, karena BI yang tinggi sering dikaitkan dengan kualitas minyak yang lebih tinggi.
Untuk mengatasi penurunan BI, mungkin perlu dilakukan pengujian dan analisis tambahan untuk
menentukan penyebab penurunan tersebut. Ini dapat mencakup analisis kimiawi minyak untuk
mengidentifikasi kontaminan, pengujian untuk menentukan sensitivitas minyak terhadap berbagai
jenis pemutih, dan pemeriksaan karakteristik fisik minyak untuk mencari tanda-tanda penuaan atau
oksidasi. Jika penyebab penurunan BI teridentifikasi, langkah-langkah dapat diambil untuk
mengatasi masalah tersebut, seperti menyesuaikan proses pemurnian, menggunakan berbagai jenis
pemutih, atau menerapkan praktik penyimpanan dan penanganan yang lebih baik untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut. Untuk menjaga kualitas dan nilai komersial minyak sawit mentah yang
inggi, penting untuk memantau BI secara berkala dan mengambil langkah- langkah untuk
mengatasi setiap penurunan segera setelah teridentifikasi.
Sampel yang telah homogen dilarutkan dalam isooctane dan absorbansi diukur menggunakan
spektrofotomer pada 446 nm dan 269 nm, nilai DOBI adalah rasio absorbansi 446 nm dan 269 nm.
Pengujian ini merupakan ukuran kemudahan penyulingan minyak sawit mentah nilai dobi yang
rendah dapat menujukkan kesulitan dalam penyulingan minyak kewarna lovbond yang rendah,
absrobansi pada 446 nm digunakan untuk kandungan karoten.
16
❖ Bahan yang digunakan
• Isooktana
• Sampel CPO
Rumus :
𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒂𝒃𝒔 𝟒𝟒𝟔 𝒏𝒎
DOBI= 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒂𝒃𝒔 𝟐𝟔𝟗 𝒏𝒎
17
3.8 Pembahasaan dan Hasil
1. Kadar Air
Kadar air diuji dengan metode oven. Prinsip dari penentuan kadar air yaitu kadar air
dihitung sebagai berat yang hilang setelah sampel uji dipanaskan pada suhu 103°C selama 3
jam atau 130°C selama 30 menit. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2. Pengujian Kadar
Air CPO dilaksanakan dengan acuan SNI 01- 2901-2006 tentang Minyak kelapa sawit mentah
(Crude palm oil) bagian 5.2.1 Penentuan kadar air metode oven. Berdasarkan SNI, kadar air
CPO tidak boleh melebihi 0,5%. Tabel 2 menunjukan bahwa sampel CPO dengan nomor
sampel 46 memenuhi SNI karena hasil pengujian kadar air dibawah 0,5% dengan hasil
pengujian 0,194 % pada sampel 46 A dan 0,198% pada sampel 46 B.
Kadar air dapat mempengaruhi mutu CPO, semakin tinggi kadar air maka semakin rendah
mutu CPO. Kadar air yang tinggi dapat mengakibatkan naiknya kadar Asam lemak bebas
karena air pada CPO dapat menyebabkan terjadinya hidrolisa pada trigliserida dengan bantuan
enzim lipase dalam CPO tersebut. Menurut Keteran (1986), kadar air yang rendah (<0,15%)
juga akan memberikan kerugian mutu minyak, dimana tingkat kadar air yang demikian kecil
akan sangat memudahkan proses oksidasi minyak yang dapat menebabkan ketengikan. Kadar
air pada CPO sangat dipengaruhi oleh usia panen, proses pemanenan dan distribusikelapa sawit.
Kelapa sawit yang sudah dipanen tidak boleh dibiarkan bermalam dikebun karena akan
meningkatkan kadar air pada buah kelapa sawit.
18
2. Kadar Kotoran
Prinsip dari penentuan kadar kotoran yaitu dihitung sebagai bahan yang terkandung dalam
minyak sawit mentah yang tidak larut dalam n- heksan. Hasil pengujian kadar kotoran dapat
dilihat pada Tabel 3. Pengujian Kadar kotoran CPO dilaksanakan dengan acuan SNI 01-2901-
2006 tentang Minyak kelapa sawit mentah (Crude palm oil) bagian 5.3: Penentuan kadar
kotoran. Kadar kotoran diuji dengan sampel yang sudah diuji kadar airnya sehingga berat
sampel yang dihitung adalah berat hasil pengujian kadar air. Berdasarkan SNI, kadar kotoran
CPO tidak boleh melebihi 0,5%. Tabel diatas menunjukan bahwa sampel CPO dengan nomor
sampel 46 memenuhi SNI karena hasil pengujian kadar kotoran dibawah 0,5% dengan hasil
pengujian 0,0102% pada sampel 46 A dan B.
Zat pengotor adalah bahan-bahan yang tidak larut dalam minyak yang dapat disaring
setelah minyak dilarutkan dengan pelarut n-heksan. Pada umumnya, hasil minyak sawit
dilakukan dalam rangkaian proses pengendapan, dengan proses tersebut kotoran-kotoran yang
berukuran besar memang dapat disaring. Akan tetapi, kotoran-kotoran atau serabut-serabut
yang berukuran kecil tidak bisa disaring, hanya melayang-layang didalam minyak sawit sebab
berat jenisnya samadengan minyak sawit. Tingginya kadar zat pengotor pada storage tank atau
tangki penimbunan dapat disebabkan karena tempat penimbunan tidak dijaga kebersihan atau
tidak dijaga dari faktor-faktor pengotor yang dapat merusak mutu CPO dengan tingginya
kadar kotoran CPO pada bak tersebut. Waktu penimbunan yang terlalu lama mengakibatkan
peningkatan kadar zat pengotor karena minyak sawit mentah yang terdapat dalam tangki
timbun terkontaminasi oleh pengotor-pengotor baik yang berasal dari luar maupun pengotor
yang tercampur dalam minyak sawit mentah itu sendiri (Yuniva, 2010).
19
3. Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas ditentukan dengan prinsip yaitu dihitung sebagai presentase berat (b/b)
dari asam lemak bekas yang terkandung dalam minyak sawit mentah (CPO) dimana berat
molekul asam lemak bebas tersebut dianggap sebesar 256 (sebagai asam palmitat). Hasil
pengujian asam letnak bebas dapat dilihat pada Tabel 5. Pengujian kadar asam lemak bebas
CPO dilaksanakan dengan acuan SNI 01-2901-2006 tentang Minyak kelapa sawit mentah
(Crude palm oil) bagian 5.4: Penentuan kadar asam lemak bebas Pengujian asam lemak bebas
dilakukan dengan melarutkan sampel CPO dengan etanol netral dan dititrasi dengan larutan
NaOH 0,1 N hingga terbantuk warna merah bata. Berdasarkan SNI, kadar asam lemak bebas
CPO tidak boleh melebihi 5%. Tabel diatas menunjukan bahwa sampel CPO dengan nomor
sampel 46 memenuhi SNI karena hasil pengujian kadar asam lemak bebas dibawah 5% yaitu
4,8593% sampel 46 A dan 4,8609 sampel 46 B.
Asam Lemak Bebas (ALB) adalah asam yang dibebaskan pada hidrolisa dari lemak.
Terdapat berbagai macam lemak, tetapi untuk perhitungan kadar ALB minyak sawit dianggap
sebagai Asam Palmitat. Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam
minyak sawit sangat merugikan, tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen
minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas
dalam minyak sawit. Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai saat tandan dipanen sampai
tandan diolah pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak.
Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini dipercepat dengan
adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini
berlangsung. maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk (Silitonga,2019).
20
4. DOBI (Kemerosotan kemampuan pemutihan di India)
Descrioration of bleachabitay index (DOBI) merupakan indeks derajat kepocatan minyak
sawit mentah. Prinsip dari penentuan DOBI adalah sampel homogen dilarutkan dalam
isooktan dan absorbanasi diukur dengan spektrofotometer pada 446 nm dan 269 nm. Hasil
pengujian DOBI dapat dilihat pada Tabel 6. Pengujian DOBI CPO dilaksanakan dengan acuan
ISO 17932: 2011 (E) tentang Minyak Sawit-Penentuan deterioration of Meachability index
(DOBI) dan kadar karoten. Nilai DOBI belum menjadi salah satu syarat mutu pada CPO
dilesdonesia karena belum dimasukkan ke dalam SNI CPO, namun beberapa perusahaan telah
menggunakan DOBI untuk perdagangan domestik dan ekspor. DOBI adalah rasio absorbansi
pada 446 nm dan 269 nm, kandungan karoten diukur paada absorbansi 446 nm sedangkan
produk oksidasi sekunder pada absorbansi 269 nm.
Pengujian DOBI melibatkan pengukuran serapan ultraviolet dari minyak yang telah
dilarutkan dengan suatu pelarut dengan dua panjang gelombang pengukuran yang berbeda.
Uji DOBI yang pertama kali diukur adalah jumlah karoten dalam larutan yang belum berubah
bentuk (karoten mudah rusak karena teroksidasioksigen). Pengukuran lainnya di tujukan untuk
mengukur konsentrasi produk produk oksidasi tertentu dari asam lemak bebas pada CPO.
Perbandingan dari pengukuran pertama dan kedua itu adalah indikator untuk melihat jumlah
oksidasi secara luas pada CPO. Pengujian dilakukan untuk memudahkan pemurnian minyak
sawit mentah dengan menentukan jumlah bleaching earth yang digunakan dan waktu proses
pengolahannya. Nilai DOBI yang rendah menunjukkan kesulitan dalam memurnikan minyak,
sehingga dalam pengujian diharapkan nilai DOBI yang tinggi. Selain itu, DOBI juga dapat
menjadi salah satu parameter untuk mengukurtingkat kerusakan minyak yang disebabkan oleh
oksidasi (Hasibuan, 2016).
Negara Malaysia sebagai salah satu kompetitor telah mempersyaratkan nilai DOBI selain
kadar ALB, air dan kotoran sebagai standar mutu dengan nilai minimum 2,8 (CPO grade
spesial), 2,5 (CPO grade 1) dan 2,2 (CPO grade II) (Malaysian Standard/MS 814-2007). Hal
ini bersesuaian dengan nilai DOBI sebesar 1,78-2,30 disebut sebagai CPO berkualitas rendah,
2,31-2,92 berkualitas cukup baik, 2,93-3,24 berkualitas baik dan di atas 324 berkualitas sangat
21
baik. Selain Malaysia, beberapa perusahaan di Indonesia juga telah menggunakan nilai DOBI
dalam perdagangan CPO Indonesia baik di dalam maupun luar negeri, Bursa Komoditi dan
Derifatif Indonesia (Indonesia Commodity and Derivatives Exchange, ICDX) dalam
spesifikasi kontrak berjangka CPO menetapkan nilai DOBI saat penyerahaan minimum 2,1
(Hasibuan, 2016).
22
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan kegiatan praktik kerja Lapangan di UPT. Pengujian dan Sertifikasi
Mutu Barang salah satunya minyak kelapa sawit mentah dapat disimpulkan bahwa dari hasil
pengujian, pengamatan, dan perhitungan. Mendapat hasil kadar air Sampel No. 666: 0,238% dan
Sampel N0.667:m0,277%, Kadar Kotoran Sampel No. 666: 0,012% dan Sampel No. 667: 0,008,
Asam lemak bebas (ALB) Sampel No. 666: 4,76% dan Sampel No. 667: 8,17, DOBI Sampel No.
666: 2,15 dan Sampel No. 667: 2,23
Hasil dari pengujian Kadar air dan Kotoran Sampel No.5 0,25% dan No.6 0,285% sudah
memenuhi syarat mutu di SNI 01-2901-2006 sedangkan syarat mutu di SNI 0,5% dan ALB Sampel
No. 666 juga sudah memenuhi mutu SNI 01-2901-2006 sedangkan hasil ALB Sampel No. 667
tidak memenuhi syarat mutu di SNI 01-2901-2006 sedangkan syarat mutu di SNI 5,0% dan DOBI
belum ada syarat mutu nya di SNI.
3.2 SARAN
Untuk siswa di tempatkan praktek kerja lapangan kita akan berhubungan langsung dengan
pekerjaan, maka alangkah baiknya kita mempersiapkan secara matang materi-materi yang di
ajarkan di sekolah. Hal inibertujuan agar kita tidak bingung kalua di suruh untuk melakukan
sesuatu.
Untuk di instansi / Perusahaan Di harapkan bagi instansi / Perusahaan yang bersangkutan agar
memberikan peluang pada siswa SMK NEGERI 4 PONTIANAK untuk bisa Kembali praktik kerja
lapangandi UPT.Pengujian Dan Sertifikasi Mutu Barang.
23
DAFTAR PUSTAKA
- http://reposity.ub.ac.ad/11803/6/BAB%20II.pdf
- Codex the commission, 1995 Repost of fourteenth Session of the codex
committee on fats and oils, Food and Agreiculture Organization of the
United Nations, WHO
- Porin (Palm Oil Research instisusi of Malaysia)Test Methods, 1995
- The Palm Oil Refiners Association of Malaysia (PORAM) Contract.
- The American Oil Chemists Society,1998 Official methods and
Recommended Practices of the AOCS 4th ed. AOCS Press Washington
DC.
24
LAMPIRAN
Rumus:
𝒘𝟏−𝒘𝟐
Kadar Air =𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 x 100%
55,3220−55,3155
1. Kadar air = x 100%
5,0001
= 0,13%
55,6754−55,6688
2. Kadar air = x100%
5,0001
= 0,13%
0,13+0,13
Rata-rata = = 0,13%
2
Rumus:
𝑾𝟏−𝑾𝟐
Kadar kotoran % = x 100%
𝑾
38,1583−38,1579
1. Kadar kotoran % = 𝑥100%
20,0000
=0,002%
25
40,9894−40,9891
2. Kadar Kotoran % = x100%
20,0001
=0,001%
38,7975−38,7971
3. Kadar Kotoran % = x100%
20,0003
=0,001%
36,0856−36,0851
4. Kadar Kotoran % = 𝑥100%
20,0003
=0,002%
❖ Perhitungan data hasil uji Asam Lemak Bebas
Rumus :
𝟐𝟓,𝟔𝒙𝑵𝒙𝑽
% Asam Lemak Bebas = 𝑾
25,6𝑥0,1016𝑥3,20
1. ALB % = 2,5001
=3,3290 %
25,6𝑥0,1016𝑥3,20
2. ALB % = 2,5001
=3,3290%
3,3290+3,3290
Rata-rata= =3,329%
2
26
❖ Perhitungan data hasil uji DOBI
Rumus :
0,688
1. DOBI =𝑂,244
= 2,819
0,683
2. DOBI=0,242
= 2,822
2,819+2,822
Rata- rata = = 2,8205
2
27
HASIL DOKUMENTASI:
PROFIL INSTANSI
28
KADAR AIR
29
KADAR KOTORAN
30
PENGUJIAN BIL. ALB
31
PENGUJIAN BIL.DOBI
32