Seminar Asuhan Keperawatan
Seminar Asuhan Keperawatan
Seminar Asuhan Keperawatan
Disusun Oleh:
T.A 2024/2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan tentang “ Asuhan Keperawatan pada ny. E
dengan Diagnosis Thypoid Fever “
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun
tata bahasa penyampaian dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Kami berharap semoga laporan yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………….……ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................2
C. MANFAAT PENULISAN...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................................3
A. TINJAUAN TEORI TYPOID FEVER...........................................................................................3
1. Defenisi........................................................................................................................................3
2. Etiologi:.......................................................................................................................................3
3. Tanda Gejala................................................................................................................................4
4. Patofisiologi:................................................................................................................................5
5. Pathway Thypoid Fever..............................................................................................................6
6. Pemeriksaan Laboratorium, Rongent, EKG, CT Scan dll:..........................................................6
7. Penatalaksanaan Medis.............................................................................................................7
B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................................8
1. Pengkajian/PES:..........................................................................................................................8
2. Diagnosa Keperawatan:...............................................................................................................9
3. Intervensi.....................................................................................................................................9
4 .Implementasi..............................................................................................................................13
5. Evaluasi......................................................................................................................................15
BAB III KASUS....................................................................................................................................16
A.PENGKAJIAN...............................................................................................................................16
B.ANALISA DATA..........................................................................................................................26
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN....................................................................................................27
D. INTERVENSI NIC/NOC:.............................................................................................................27
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI...........................................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................................................36
BAB V PENUTUP................................................................................................................................39
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam thypoid, atau yang lebih dikenal sebagai tifus, merupakan salah satu penyakit
infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, di mana
sanitasi yang buruk dan kurangnya akses terhadap air bersih masih menjadi kendala utama.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, insidensi demam thypoid di Indonesia cukup
tinggi, dengan ribuan kasus dilaporkan setiap tahunnya.
Demam thypoid ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi dengan bakteri
Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti demam yang berkepanjangan,
nyeri perut, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan. Jika tidak ditangani dengan tepat,
demam thypoid dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti perforasi usus, perdarahan
gastrointestinal, dan bahkan kematian.
1
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus
thypoid fever secara holistik dengan pendekatan manajemen keperawatan dan melakukan
dokumentasi secara SOAP
Tujuan Khusus
b. Melakukan analisa data dengan berpikir kritis pada pasien dengan kasus thypoid fever.
C. MANFAAT PENULISAN
3. Mahasiswa Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus thypoid
fever secara holistik dengan pendekatan manajemen keperawatan dan melakukan
dokumentasi secara SOAP
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.Defenisi
Demam Thypoid atau thypoid fever ialah suatu sindrom sistemik yang terutama
disebabkan oleh salmonella typhi. Demam tifoid merupakan jenis terbanyak dari
salmonelosis. Jenis lain dari demam enterik adalah demam paratifoid yang
disebabkan oleh S. Paratyphi A, S. Schottmuelleri (semula S.Paratyphi B), dan S.
Hirschfeldii (semula S. Paratyphi C). Demam tifoid memperlihatkan gejala lebih
berat dibandingkan demam enterik yang lain.
Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan demam lebih dari satu minggu,
gangguan pada pencernaan,dan gangguan kesadaran.
2.Etiologi:
Penyakit demam tifoid (Thypoid fever) disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. B
eberapa faktor etiologi yang berkontribusi terhadap penyebaran dan perkembangan p
enyakit ini antara lain:
a.Konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi: Penularan demam tifoid bias
anya terjadi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses ata
u urin individu yang terinfeksi. Kebersihan yang buruk dan sanitasi yang tidak me
madai sangat berperan dalam penyebaran bakteri ini.
b. Kontak langsung dengan individu yang terinfeksi: Demam tifoid juga bisa men
yebar melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi, terutama jika mere
ka tidak menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan dengan benar setelah men
ggunakan toilet.
c. Pembawa bakteri asimtomatik: Beberapa orang yang terinfeksi dapat menjadi pe
mbawa bakteri tanpa menunjukkan gejala apapun. Mereka dapat menularkan bakte
ri kepada orang lain melalui makanan atau minuman yang mereka siapkan
3
d. Kondisi sanitasi dan kebersihan yang buruk: Lingkungan dengan sanitasi yang
buruk, seperti daerah dengan sistem pembuangan limbah yang tidak memadai atau
akses terbatas ke air bersih, memiliki risiko lebih tinggi untuk penyebaran demam t
ifoid.
e. Perjalanan ke daerah endemik: Bepergian ke daerah-daerah di mana demam tifoi
d umum terjadi dapat meningkatkan risiko tertular penyakit ini, terutama jika keber
sihan makanan dan air di daerah tersebut kurang terjamin
3. Tanda Gejala
Thypoid fever atau demam typoid memiliki berbagai tanda dan gejala yang biasanya
muncul secara bertahap setelah masa inkubasi sekitar 6-30 hari setelah terpapar bakt
eri. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala umum dari demam tifoid:
a. Demam tinggi: Demam yang berangsur-angsur meningkat setiap hari hingga me
ncapai suhu tinggi (sekitar 39-40°C) adalah gejala yang paling umum.
b. Kelelahan dan kelemahan: Penderita biasanya merasa sangat lelah dan lema
h.
c. Sakit kepala: Sakit kepala yang terus-menerus adalah gejala umum lainnya.
d. Gangguan pencernaan: Penderita mungkin mengalami sakit perut, mual, munta
h, dan diare atau sembelit. Diare lebih umum pada anak-anak, sementara sembelit
lebih umum pada orang dewasa.
e. Ruam kulit: Beberapa penderita dapat mengalami ruam merah muda datar (rose
spots) pada bagian perut dan dada.
f. Pembesaran hati dan limpa: Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa)
dapat terjadi.
g. Penurunan nafsu makan: Hilangnya nafsu makan sering terjadi, yang dapat me
nyebabkan penurunan berat badan.
h. Batuk kering: Batuk kering mungkin terjadi pada tahap awal penyakit.
i. Nyeri otot: Nyeri pada otot dan sendi juga dapat dirasakan.
j. Disorientasi atau kebingungan: Pada kasus yang parah, penderita dapat mengal
ami disorientasi, kebingungan, dan bahkan delirium.
4
4. Patofisiologi:
Berikut adalah langkah-langkah utama dalam patofisiologi thypoid fever:
a. Masuknya bakteri: Bakteri Salmonella Typhi masuk ke dalam tubuh melalui ko
nsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
b. Invasi mukosa usus: Setelah mencapai usus halus, bakteri menembus mukosa us
us melalui sel-sel M (microfold cells) yang berada di lapisan epitel usus.Bakteri k
emudian diambil oleh makrofag di lamina propria usus.
c. Penyebaran melalui sistem limfatik dan darah: Salmonella Typhi bertahan hid
up dan bereplikasi di dalam makrofag, yang kemudian membawa bakteri ini ke k
elenjar getah bening mesenterika. Dari sini, bakteri memasuki sistem limfatik dan
kemudian menyebar ke aliran darah (bakteremia primer).
d. Multiplikasi dan penyebaran sistemik: Melalui aliran darah, bakteri mencapai
organ-organ retikuloendotelial seperti hati, limpa, dan sumsum tulang, tempat me
reka terus bereplikasi. Pada tahap ini, bakteri dapat menyebabkan demam dan ge
jala awal lainnya.
e. Bakteremia sekunder: Setelah replikasi di organ-organ retikuloendotelial, bakte
ri kembali dilepaskan ke dalam aliran darah (bakteremia sekunder), yang menyeb
abkan demam tinggi yang lebih persisten dan gejala sistemik lainnya.
f. Penetrasi kembali ke usus: Bakteri dapat menyebar kembali ke sistem gastroint
estinal melalui sekresi empedu ke dalam usus.
g. Respons imun: Sistem kekebalan tubuh mulai merespons dengan menghasilkan
antibodi dan mengaktifkan sel-sel imun untuk melawan infeksi.
5
5. Pathway Thypoid Fever
6
untuk menegakkan diagnosis karema titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan
imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh.
7. Penatalaksanaan Medis
a. Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan ekskreta
b. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lam
a, lemah, anoreksia, dan lain-lain
c. Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali
(istirahat total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh berdiri kemu
dian berjalan di ruangan
d. Diet Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Baha
n makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak
menimbulkan gas. Susu 2 gelas sehari.
e. Tirah baring
Tirah baring dengan perawatan sepenunhnya di tempat seperti makan, minum,
mandi, buang air kecil, dan buang air besar akan membantu dan mempercepat
masa penyembuhan.
f. Pemberian antibiotik Dengan tujuan menghentikan dan mencegah penyebaran
Bakteri
8. Pemantauan dan Perawatan Tambahan:
Pemantauan rutin tanda vital, seperti suhu, denyut nadi, dan tekanan darah,
untuk memastikan kondisi pasien stabil.Pemeriksaan laboratorium berkala,
termasuk tes darah untuk memantau fungsi hati dan ginjal, serta kultur darah
untuk memastikan infeksi terkontrol.
7
B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian/PES:
Keluhan utama :
Berupa perasaan yang tidak enak badan, lesu, nyeri kapala, pusing dan kurang
bersemangat, serta nafsu makan kurang (terutama selama masa inkubasi). Pada
kasus yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten,
dan suhu tubuhnya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur baik setiap harinya biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari.
Pemeriksaan fisik:
1. Kepala, Melihat kebersihan kulit kepala, distribusi rambut merata dan warna ram
but.
2. Wajah, melihat ke semetrisan kiri dan kanan.
3. Mata, terlihat sklera putih, konjuntiva merah muda, dan reflek pupil mengecil ket
ika terkena sinar.
4. Mulut, terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering, dan pecah-peca
h (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor, sementara ujung dan tepinya berw
arna kemerahan dan jarang disertai tremor.
5. Leher, tidak adanya distensi vena jugularis.
6. Abdomen, dapat ditemukan keadaan perut kembung. Bisa terjadi konstipasi, atau
mungkin diare atau normal.
7. Hati dan limfe membesar disertai dengan nyeri pada perabaan.
8. Ektermitas, pergerakan baik antara kiri dan kanan.
Pemeriksaan laboratorium:
1. Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia, limfositosis relatif d
an aneosinofillia pada permukaan yang sakit.
2. Darah untuk kultur (biakan darah, empedu) dan widal.
8
3. Biakan empedu basil salmonella typhosa dapat ditemukan dalam darah pasien pa
da minggu pertama sakit. Selanjutnya lebih sering ditemukan dalam urine dan fes
es.
Pemeriksaan widal
1. Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah titer zat anti terhad
ap antigen O yang bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan kenaikan yang progres
i.
2. Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif dan objektif yang
telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang
dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medis, dan pemberi pelayanan kesehatan
yang lain.
Berdasarkan Nanda NIC NOC 2016 diagnosa keperawatan yang muncul yaitu :
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
2. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d Diare tidandai dengan mual dan muntah
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorsi nutrisi
4. Konstisipasi b.d ketidakcukupan asupan cairan
5. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
6. Cemas b.d perpisahan dengan orang tua,lingkungan yang asing,prosedur-prosedur
tindakan.
3. Intervensi
Diagnosa: 1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
Batasan karakteristik:
- Konvulsi
- Kulit kemerahan
- Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
- Kejang
- Takikardi dan Takipnea
- Kulit terasa hangat
Intervensi:
NIC(Nursing Intervention Classification):
9
- Kaji warna kulit
- Monitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam.
- Monitor TD, N dan RR.
- Identifikasi adanya penurunan tingkat kesadaran.
- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.
- Beri kompres hangat pada sekitar axilla dan lipatan paha.
- Beri pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
- Kolaborasi pemberian obat antiperetik,
10
Diagnosa: 3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrisi
Batasan karakteristik :
- Nyeri abdomen
- Menghindari makanan.
- Diare
- Kurang minat pada makanan.
- Membran mukosa pucat.
NIC (Nursing Intervention Classification) :
- Kaji adanya alergi makanan.
- Monitor adanya penurunan berat badan.
- Monitor kulit kering, urgor kulit.
- Catat jika ada mual dan muntah.
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan..
NOC (Nursing Outcome Classification) :
- Adanya peningkatan berat badan.
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi,
- tidak ada tanda malnutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat badan berarti
11
NIC (Nursing Intervention Classification) :
- Identfikasi faktor penyebab dari konstipasi.
- Monitor bising usus.
- Monitor feses, frekuensi, konsistensi dan volume.
- Anjurkan klien/keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi dan
konsistensi tinja.
- Kolaborasi pemberian obat laktasif.
NOC (Nursing Outcome Classification) :
- Mempertahankan bentuk feses yang lunak 1-3 hari.
- Bebas dari ketidaknyamanaan dari konstipasi.
- Feses lunak dan berbentuk.
- Mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi.
12
NOC (Nursing Outcome Classification) :
- Mampu mengontrol nyeri
- Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan menegemen nyeri.
- Mampu mengenali nyeri.
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
4 .Implementasi
Implementasi adalah proses membantu pasien untuk mencapai tujuan yang telah dit
etapkan. Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun. Perawat mengimplem
entasi tindakan yang telah diindentifikasi dalam rencana asuhan keperawtan. Dima
13
na tujuan implementasi keperawatan adalah meningkatkan kesehatan klien, menceg
ah penyakit, pemulihan dan memfasilitasi koping klien.
14
Diagnosa: 5. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
- Melakukakan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
- Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
- Menggunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien.
- Mengkontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan.
- Mengajarkan tehnik non farmakologi.
- Berkoolaborasi dengan dokter untuk pemberin obat nyeri
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan tindakan intel
ektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh dia
gnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakan keperawtan dalam men
capai tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.
1. Evaluasi formatif
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat sete
lah dilakukan tindakan keperawatan, dan ditulis pada catatan perawatan.
2. Evaluasi sumatif SOAP
Kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujua
n, ditulis pada catatan perkembangan.
15
BAB III
KASUS
A.PENGKAJIAN
I. Data Demografi
Nama ( nama lengkap, nama panggilan ) : Endang Supriatini
Usia / tanggal lahir : 18-03-1965 \ 59tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat ( lengkap dengan no.telp ) : jl. klambir V Gg samirujuk
Suku / bangsa : Indonesia
Status pernikahan : Janda
Agama / keyakinan : Islam
Pekerjaan / sumber penghasilan : Ibu rumah tangga
Diagnosa medik : Thypoid Fever
No. medical record : 188303
Tanggal masuk : 29-07-2024
Tanggal pengkajian : 29-07-2024
Therapy medik : Pemasangan infus, pemberian obat
antibiotik Ampisilin,trimoxazole
Penanggung jawab
Nama : Bilfi Balgis
Usia : 35tahun
16
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan / sumber penghasilan : Wirausaha
Hubungan dengan klien : Anak
II. Keluhan Utama : Demam, mual, muntah, sakit kepala, oyong, lemas, tidak selera
makan, mudah lelah
17
Anggota keluarga yang terkena alergi, asma, TBC, hipertensi, penyakit jantung,
stroke, anemia, hemopilia, arthritis, migrain, DM, kanker dan gangguan
emosional:
Tidak ada
Buat bagan dengan genogram
18
Ekspresi wajah, bicara, mood: ceria, responsif, baik
Berpakaian dan kebersihan umum: pasien terlihat rapi
Tinggi badan, BB, gaya berjalan : 155cm, 49kg, normal
Tanda-tanda vital
Suhu : 38derajat selcius Nadi : 70kali\menit
Pernafasan : 20 kali\menit Tekanan darah :100\70mmHg
Sistem pernafasan
Hidung (kesimetrisan, pernafasan cuping hidung, adanya sekret/polip,passase udara):
simetris, Pcuping hidung(-), sekret(-), polip(-)
Leher : Pembesaran kelenjar, tumor: tidak ada
Dada:
Bentuk dada (normal,barrel,pigeon chest) : Normal
Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan transversi : simestris kiri dan kanan
Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah ada retraksi) : Tidak ada
Keadaan proxsesus xipoideus : Normal
Suara nafas (trakhea, bronchial, bronchovesikular) : Normal
Apakah ada suara nafas tambahan ? : Tidak ada
Apakah ada clubbing finger : tidak ada
Sistem Kardiovaskuler
Conjunctiva (anemia/tidak), bibir (pucat, cyanosis) : tidak, pucat
Arteri carotis : -
Tekanan vena jugularis :-
Suara jantung (mitral,tricuspidalis,S1,S2,bising aorta,murmur,gallop) : -
Capillary retilling time : <2 dtk
Sistem Perncernaan
Sklera (ikterus/tidak) : tidak ikterus
Bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis) : nampak pucat dan kering
Mulut (stomatitis, apakah ada palatoskizis, jumlah gigi, kemampuan
menelan,gerakan lidah ) : stomatitis(tidak ada peradangan), platoskizis(tidak
ada kelaianan), gigi masih lengkap, kemampuan menelan baik
Gaster (kembung, gerakan peristaltik ) : tidak ada nyeri tekan
Abdomen (periksa sesuai dengan organ dalam tiap kuadran) ;-
19
Anus (kondisi, spinkter ani, koordinasi) : tidak ada hemoroid
Sistem Indra
1. Mata
Kelopak mata, bulu mata, alis, lipatan epikantus dengan ujung atas telinga :
Normal
Visus (gunakan snellen card) : -
Lapang pandang : normal
2. Hidung
Penciuman, perih dihidung, trauma, mimisan : baik, tidak ada nyeri, tidak ada
mimisan
Sekret yang menghalangi penciuman : mengalami pilek
3. Telinga
Keadaan daun telinga, operasi telinga : normal, tidak pernah operasi telinga
Kanal auditoris : bersih
Membrana tympani :-
Fungsi pendengaran : mampu mendengar dengan baik
Sistem Saraf
1. Fungsi cerebral
Status mental (orientasi, daya ingat, perhatian dan perhitungan, bahasa) :
Baik
Kesadaran (eyes, motorik, verbal) dengan GCS : Compos mentis, GCS:
E4V5M6
Bicara (ekspresive dan resiptive ): Ekspresive
2. Fungsi kranial (saraf kranial I s/d XII) : tidak dikaji
3. Fungsi motorik (massa, tonus dari kekuatan otot) : tidak dikaji
4. Fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posisi dan diskriminasi ) : sehu tidak stabil,
nyeri di bagian perut
5. Fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan) : normal
6. Refleks (ekstremitas atas, bawah dan superficial) : normal
20
7. Iritasi meningen (kaku kuduk, lasaque sign, kernig sign, brudzinski sign) : tidak
dikaji
Sistem Muskuloskeletal
1. Kepala ( bentuk kepala ) : Bentuk kepala normal,muka simestris dan rambut
berwarna hitam serta tidak mudah patah.
2. Vertebrae (bentuk, gerakan, ROM ) : normal, mampu bergerak, baik
3. Pelvis (Thomas test, trendelenberg test, ortolani/barlow test, ROM) :-
4. Lutut (Mc Murray Test, Ballotement, ROM) : tidak di kaji
Kaki (keutuhan ligamen, ROM) : tidak dikaji
Bahu :. Tidak di kaji
Tangan : tidak di kaji
Sistem Integumen
Rambut ( distribusi ditiap bagian tubuh, texture, kelembaban, kebersihan): hitam,
nampak bersih
Kulit (perubahan warna, temperatur, kelembaban,bulu kulit, erupsi, tahi lalat,
ruam, texture ) : sawo matang, teraba hangat
Kuku ( warna, permukaan kuku, mudah patah, kebersihan ) : tidak dikaji
Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid :-
Percepatan pertumbuhan : -
Gejala kreatinisme atau gigantisme :-
Ekskresi urine berlebihan , polydipsi, poliphagi : tidak ada
Suhu tubuh yang tidak seimbang , keringat berlebihan, leher kaku ) : ya, tidak
Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : tidak ada
Sistem Perkemihan
Edema palpebra : tidak ada adema
Moon face :-
21
Edema anasarka : -
Keadaan kandung kemih : tidak dikaji
Nocturia, dysuria, kencing batu : tidak dikaji
Penyakit hubungan sexual : tidak ada
Sistem Reproduksi
1. Wanita
Payudara (putting, areola mammae, besar, perbandingan kiri dan kanan) :
normal
Labia mayora dan minora : tidak dikaji
Keadaan hymen: tidak dikaji
Haid pertama : tidak dikaji
Siklus haid : Teratur
Sistem Immunologi
Allergi ( cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia ) : tidak ada
Immunisasi : tidak ada
Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Tidak ada
Riwayat transfusi dan reaksinya : Tidak ada
22
Kebutuhan cairan dalam 24 jam : 1500ml
3. Eliminasi ( BAB & BAK )
Tempat pembuangan : WC
Frekuensi ? Kapan ? Teratur ? : 2kali\hari, pagi dan malam, tidak teratur
Konsistensi :-
Kesulitan dan cara menanganinya : memakan buah-buahan dan sayur
Obat-obat untuk memperlancar BAB/BAK : tidak ada
4. Istirahat Tidur
Apakah cepat tertidur : sulit tidur
Jam tidur (siang/malam) : malam hari
Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan : Beribadah
Apakah tidur secara rutin : Tidak
5. Olahraga
Program olahraga tertentu : Tidak ada
Berapa lama melakukan dan jenisnya : Tidak ada
Perasaan setelah melakukan olahraga : Tidak ada
6. Rokok / alkohol dan obat-obatan
Apakah merokok ? jenis ? berapa banyak ? kapan mulai merokok ? : tidak
merokok
Apakah minum minuman keras ? berapa minum /hari/minggu ? jenis
minuman ? apakah banyak minum ketika stress ? apakah minuman keras
mengganggu prestasi kerja?: tidak meminum alkohol dan sejenisnya
Kecanduan kopi, alkohol, tea atau minuman ringan?berapa banyak /hari?:
selalu minum teh manis pada pagi hari
Apakah mengkonsumsi obat dari dokter (marihuana, pil tidur, obat bius): tidak
ada
7. Personal hygiene
Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan, mandiri/dibantu: dua kali sehari,
secara mandiri
Gunting kuku : selalu
Gosok gigi : setiap hari
8. Aktivitas / mobilitas fisik
Kegiatan sehari-hari : membuka kantin disekolah khusus guru
Pengaturan jadwal harian : Teratur
23
Penggunaan alat bantu untuk aktivitas : tidak ada
Kesulitan pergerakan tubuh : tidak ada
9. Rekreasi
Bagaimana perasaan anda saat bekerja ? : senang melakukannya
Berapa banyak waktu luang ? : hanya ketika istirahat dan beribadah
Apakah puas setelah rekreasi ? : YA
Apakah anda dan keluarga menghabiskan waktu senggang ? : ya
Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja ? : ketika hari libur saya
menghabiskan waktu saya dengan cucu-cucu saya
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1.Pemeriksaan Laboratorium :
Nama pasien : Endang Supriatini
Tanggal Pemeriksaan : 29-07-2024
Jenis Kelamin : Perempuan
JENIS PEMERIKSAAN HASIL UNIT\ ANGKA METODE
SATUAN NORMAL
Heamoglobin 10.0 g\dL P:13-18 W:12-16
Leukosit 6.100 Mm3 4.000-11.000
Laju endapan darah 18 Mm/1jam P:0-10 W: 0-20
Hematokrit 32 % P:40-45 W :36-47
Eritrosit 4.5 Juta\mm3 P:4,5-6,5 W:3,9-5,6
MCV 71.0 N 81,0-99,9
MCH 22.1 Pg 27,0-31,0
MCHC 31.2 g\dl 33,0-37’0
Jumlah trombosit 313.000 /uL 150.000-450.000
Hitung jenis leukosit
Eusifonil 3 % 1-3
Basofil 3 % 0-1
N. Batang 3 % 2-6
Segmen 69 % 50-70
Limfosit 16 % 20-40
Monosit 6 % 2-8
24
Glukosa Ad Random 104 Mg\dL <140
25
gejalan seperti
mual,nyeri ulu
hati,kembung
B.ANALISA DATA
26
muntah sedikit dan
mengeluarkan
makanan yang baru
saja di makan
- Bibir pasien terlihat
pucat
DS:
- Os mengatakan lemas
- Os mengatakan mual
dan muntah
- Os menyatakan tidak
nafsu makan
DS:
- Os mengatakan tidak Defisit nutrisi Ketidakmampuan
- Os mengatakan hanya
makan 5 sendok saja
DO:
- Pasien terlihat lemas
- Hb: 10.0 mg\dl
- Ht: 32%
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b.d proses penyakit(mis.infeksi) tidandai dengan suhu tubuh yang naik dan
pucat
2. resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d Diare ditandai dengan mual dan muntah
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorsi nutrisi
D. INTERVENSI NIC/NOC:
27
1. Hipertermia b.d proses penyakit Setelah dilakukan Observasi :
(mis.infeksi) tidandai dengan tindakan keperawatan - Monitor suhu tubuh
suhu tubuh yang naik dan pucat selama 3x 8 jam pasien tiap dua jam,
diharapan demam dapat jikaperlu
teratasi dengan kriteria - Monitor tekanan
hasil : darah, frekuensi
- Suhu tubuh dalam pernafasan dan suhu
rentang normal, antara - Monitor dan catat
36,5 - 37,5 derajat tanda gejala
celsius. hipotermia atau
- Nadi dan pernafasan hipertermia
dalam rentang normal.
- Pucat menurun Nursing :
28
elektrolit intravena,
jika perlu
- Kolaborasi
pemberian antipiretik
2 resiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi Observasi:
elektrolit b.d Diare tidandai selama 3x24 jam maka - Identifikasi
dengan mual dan muntah resiko kemungkinan
ketidakseimbangan elektrolit penyebab
membaik dengan kriteria ketidakseimbangan
hasil : elektrolit
- Serum natrium Membaik - Monitor kadar
- Serum kalium Membaik elektrolit serum
- Serum klorida Membaik - Monitor mual, muntah
- Serum kalsium Membaik dan diare
- Pasien tidak muntah lagi - Monitor kehilangan
- Mual teratasi cairan, jika perlu
Nursing:
- Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
3 Defisit nutrisi b.d Setelah dilakuakan tindakan - Kaji adanya alergi
ketidakmampuan mengabsorsi keperawatan selama 3x8jam makanan.
nutrisi diharapakan nutrisi dapat - Monitor adanya
terpenuhi dengan kriteria penurunan berat
hasil: badan.
- Mampu mengidentifikasi - Monitor kulit kering,
kebutuhan nutrisi, tidak turgor kulit.
ada tanda malnutrisi. - Catat jika ada mual
29
- Tidak terjadi penurunan dan muntah.
berat badan berarti. - Anjurkan makan
sedikit tapi sering
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
30
- Monitor nadi,RR,TD
- Beri kompres hangat
pada sekitar axilla
Rabu\31 juli 1. Hipertermia b.d proses - Mengkaji ttv pasien S:
2024\ jam penyakit (mis.infeksi) - Pemberian cairan - Os mengatakan sudah
07:00 tidandai dengan suhu tubuh infus tidak menggigil lagi
yang naik dan pucat - Menganjurkan pasien - Os mengatakan masih
untuk mengompres pusing
hangat di sekitar O:
axilla - Suhu tubuh pasien
- Menganjurkan pasien masih tidak stabil
untuk memakai baju - Tem: 38 derajat
tipis dan menyerap Celsius
- Td: 110\70
- RR: 20kali\m
- Hr: 80kali\m
A: Masalah belum
teratasi
P:
- Monitor suhu tubuh
- Monitor nadi,RR,TD
- Menganjurkan pasien
untuk minum air
hangat
- Berkolaborasi dengan
dokter
Kamis\01 1. Hipertermia b.d proses - Pengkajian ttv pasien S:
agustus 2024\ penyakit (mis.infeksi) - Os mengatakan sudah
jam 07:00 tidandai dengan suhu tubuh mengompres dengar
yang naik dan pucat air hangat
- Os mengatakan pusing
nya sudah mulai
menghilang
31
O:
- Suhu pasien sudah
mulai normal
- Tem: 36derajat
celcius
- Td:120\80mmHg
- Rr: 20kali\m
- Hr: 90kali\m
A: masalah Sebagian
teratasi
P: intervensi
dilanjutkan
Selasa\30 juli 2.Resiko ketidakseimbangan - Monitor kehilangan S:
2024\ jam elektrolit b.d Diare tidandai cairan - Os mengatakan lemas
07:00 dengan mual dan muntah - Pemasangan infus - Os mengatakan mual
- Memonitor mual dan dan muntah
muntah - Os mengatakan
- Menganjurkan pasien pusing
untuk minum air O:
hangat - Pasien tampak lemah
- Berkolaborasi terlihat dari aktifitas
dengan dokter yang di bantu oleh
keluarga
- Pasien tampak
meringis mengatakan
jika kepala nya
pusing
- Pasien tampak pucat
A: Masalah belum
teratasi
P:
- Monitor kadar
elektrolit pasien
- Monitor mual dan
32
muntah pasien
- Kolaborasi untuk
pemberian obat
Rabu\31 juli 2. resiko ketidakseimbangan - Memonitor mual dan S:
2024\ jam elektrolit b.d Diare tidandai muntah - Os mengatakan
07:00 dengan mual dan muntah - Berkolaborasi masih lemas
dengan dokter - Os mengatakan
pusingnya sudah
mulai berkurang
- Os mengatakan sudah
tidak muntah lagi
- Os mengatakan
masih merasa mual
O:
- Pasien tampak lebih
tenang
A: Masalah Sebagian
teratasi
P: intervensi
dilanjutkan
Kamis\01 2. resiko ketidakseimbangan - Memonitor status S:
agustus 2024\ elektrolit b.d Diare tidandai dehidrasi(kelembaban - Os mengatakan sudah
jam 07:00 dengan mual dan muntah membrane mukosa) mulai bugar
- Menganjurkan pasien - Os mengatakan masih
minum air hangat sedikit mual
O: pasien tampak sudah
membaik
A: masalah Sebagian
teratasi
P: intervensi
dilanjutkan
Selasa\30 juli 3. Defisit nutrisi b.d - Mengkaji adanya S:
2024\jam ketidakmampuan alergi makanan. - Os mengatakan tidak
07:00 mengabsorsi nutrisi - Memonitor adanya nafsu makan
33
penurunan berat - Os mengatakan hanya
badan. makan 5 sendok saja
- Menganjurkan O:
pasian makan - Pasien terlihat lemas
dengan porsi kecil - Hb: 10.0 mg\dl
tapi sering - Ht: 32%
- Berkolaborasi A: masalah belum
dengan ahli gizi teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Monitor kulit kering
dan turgor kulit
- Catat jika ada mual
dan muntah
- Anjurkan makan
sedikit tapi sering
Rabu\31 3. Defisit nutrisi b.d - Memonitor adanya S:
agustus 2024\ ketidakmampuan penurunan berat - Os mengatakan sudah
jam 07:00 mengabsorsi nutrisi badan. mulai nafsu makan
- Menganjurkan O:
pasian makan - terlihat porsi makan
dengan porsi kecil pasien sudah
tapi sering bertambah
- Berkolaborasi A: masalah Sebagian
dengan ahli gizi teratasi
P: intervensi
dilanjutkan
Kamis\01 3. Defisit nutrisi b.d Berkolaborasi dengan S:
agustus 2024\ ketidakmampuan ahli gizi - Os mengatakan sudah
jam 07:00 mengabsorsi nutrisi mulai nafsu makan
O:
- terlihat porsi makan
pasien sudah
bertambah
34
A: masalah Sebagian
teratasi
P: intervensi
dilanjutkan
35
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan Keperawatan pada nya. E dengan usia 59 tahun pada tanggal 18 Maret 1965 di
ruangan mawar 1(H) di RSU Sundari Medan dilakukan pengkajian data subjektif maupun
objektif.
Hasil pengkajian data subjektif didapatkan bahwa pasien mengatakan demam mulai dari 3
hari yang lalu, kulit teraba hangat, pasien juga mengatakan lemas dan oyong, pasien juga
mengalami mual dan muntah dan tidak selera makan.
Hasil pengkajian dari data objektif didapatkan suhu tubuh pasien 38,2°C, Tekanan darah
100/70 mmhg, Nadi 70x/Menit, RR 20x/menit,Tubuh pasien teraba hangat dan pasien juga
tampak pucat. Oleh karena itu Pasien juga Dilakukan pemeriksaan darah ke Laboratorium
dengan Data :
36
Glukosa Ad Random 104 Mg\dL <140
Berdasarkan pengkajian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ibu mengalami demam
typoid / thypoid fever.
Demam Thypoid atau thypoid fever ialah suatu sindrom sistemik yang terutama disebabkan
oleh salmonella typhi. Demam tifoid merupakan jenis terbanyak dari salmonelosis. Tifus
abdominalis (demam tifoid, enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan,dan
gangguan kesadaran.
Pada kasus ini ibu baru saja diopname pada tanggal Senin,29 juli 2024 dikarenakan ibu
tersebut merasa demam kulit teraba hangat, pasien juga mengatakan lemas dan oyong, pasien
juga mengalami mual dan muntah Sera tidak selera makan.
37
Pada saat ibu tersebut opname di Rumah sakit ,ibu diberikan terapi melalui pemberian cairan
infus melalui intravena berupa cairan RL yang bertujuan untuk menggantikan cairan yang
hilang,serta pemberian obat melalui injeksi Tomit yang bertujuan untuk menangani rasa mual
dan muntah pasien. Pada hari selanjutnya diruangan rawat inap pasien diberikan terapi obat
injeksi melalui IV dengan obat yang diberikan adalah ranitidine yang bertujuan untuk
mengurangi rasa mual yang ada dilambung Dan obat ketorolac yang bertujuan untuk
mengurangi rasa nyeri. Adapun obat oral yang diberikan adalah PCT yang bertujuan untuk
mengatasi demam dan meringankan nyerii.
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 29 juli 2024 menunjukkan bahwa hal yang menonjol
dipemeriksaan ini adalah :
kadar HB nya yg rendah yaitu 10,0 gr/dL dengan biasanya 12-16 gr/dL Biasanya jika
kadar HB rendah gejalanya biasanya seperti mudah lelah, sakit kepala,
Hematokrit menurun yaitu 32% yang normalnya 36-47%. Biasanya jika hematokrit
menurun lemas,pucat, mudah lelah dan sering pusing.
Dan salmonella typoid IgM menunjukkan angka 8 yang berarti positif kuat
38
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan yang diberikan adalah asuhan keperawatan pada Ny. E dengan diagnosa
Thypoid fever di RSU Sundari Medan didapatkan kesimpulan:
1. Pada pengkajian data, Hasil pengkajian data objektif:
- Pasien tubuhnya teraba hangat
- Pasien tampak pucat
- Suhu tubuh pasien 38.2derajat celcius
- Nadi: 70kali\menit
- RR: 20kali\menit
- TD: 100\70mmHg
2. Hasil pengkajian data subjektif:
- Os menyatakan deman sejak 3 hari yang lalu
- Os menyatakan meriang dan mengigil
- Os mengatakan pusing
3. Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif ditemukan kesimpulan
diagnosa Ny.E :
- Hipertermi b.d proses penyakit (mis.infeksi) d.d suhu tubuh yang naik dan
pucat
- Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d diare d.d mual muntah
- Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi
4 Setelah ditegakkan diagnosa kemudian dilakukan implementasi yaitu
mengkaji TTV pasien, pemasangan infus, menganjurkan pasien untuk
mengkompres hangat di sekitar axsilla, menganjurkan pasien untuk banyak
istirahat, menganjurkan pasien minum air hangat, dan berkolaborasi dengan
dokter
5 Hasil implementasi didapatkan
- Pada hari 1,pasien mengatakan demam 3 hari yang lalu, meriang, menggigil
dan pusing
- Pada hari 2, pasien mengatakan tidak menggigil namun masih pusing
- Pada hari 3, pasien mengatakan pusing sudah menghilang
39
6. Pendokumentasian dilakukan dengan sistem SOAP
DAFTAR PUSTAKA
40