Makalah Komponen Baru
Makalah Komponen Baru
Makalah Komponen Baru
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan kepada kita semua. Tak
lupa, penulis bersyukur atas tersusunnya makalah ini yang berjudul “Komponen
dan Sumber Pendidikan Agama Islam”
Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah tidak lain sebagai media
pengkajian ilmu serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang berperan dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................5
A. Kesimpulan ...........................................................................................12
B. Saran ......................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan dalam agama islam
1. Orang Tua
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan
demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.2
2. Guru
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul semua tanggung jawab pendidikan
yang terpikul di pundak para orang tua.
1
A. Rosmiati Azis, ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Sibuku, 2016) hlm 40
2
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) hlm 35
6
B. Peserta Didik Agama dalam Pendidikan Islam
Peserta didik adalah orang-orang yang sedang belajar. Anak didik lebik
dititik beratkan kepada anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan, baik
fisik maupun psikis, belum dewasa dan masih membutuhkan bantuan dan
pertolongan dari orang-orang dewasa disekitarnya. Istilah peserta didik
mengandung makna yang lebih luas, mencakup anak yang belum dewasa dan juga
orang yang sudah dewasa, tetapi masih dalam taraf mencari atau menuntut ilmu
dan keterampilan anak didik atau peserta didik semuanya menjadi salah satu sub
sistem dalam sistem pendidikan. Keberadaan peserta didik dalam sistem
pendidikan merupakan hal yang mutlak untuk berlangsungnya aktivitas
pendidikan. Tanpa peserta didik, pendidikan tidak mungkin berjalan, sebab tidak
ada gunanya guru tanpa anak didik. Peserta didik, selain sebagai objek pendidikan
juga sebagai subjek pendidikan.3
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu curir yang
artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum
berasal dari dunia olahraga pada zaman romawi kuno di yunani, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh para pelari dari
garis star sampai garis finish. Dalam bahasa arab, kata kurikulum bisa
diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh
manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan
(manhaj al-dirasah) dalam kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan
media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan
tujuan pendidikan.6
5
Jasa Unggah Muliawan, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pres,2015) hlm 91
6
Ramayus, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013) hlm 150
7
Agus Pahruddin, Dona Dinda Pratiwi, Pendekatan Sainitifik dalam Implementasi Kurikulum,
2013 dan dampaknya terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran, (Lampung Selatan: Pustaka
Al Imran, 2019) hlm 8-9
8
dapat juga disebut sebagai sarana pendidikan. Sarana pendidikan terbagi menjadi
dua bagian, yaitu :
1. Sarana fisik pendidikan
a. Lembaga pendidikan
Lembaga atau badan pendidikan adalah organisasi atau kelompok
manusia, yang memikul tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan.
Lembaga pendidikan ini dapat berbentuk formal, informal, dan non formal.
b. Media pendidikan
Media disini berarati alat-alat atau benda-benda yang dapat membantu
kelancaran proses pendidikan, seperti computer dan lainnya.
2. Sarana non fisik pendidikan
Yaitu alat pendidikan yang tidak berupa, tapi berupa materi atau pokok-
pokok pikiran yang membantu kelancaran proses pendidikan, seperti : kurikulum,
metode, evaluasi, majement dan mutu pelajaran.
Dalam peraturan mentri pendidikan nasional (PERMENDIKNAS) No. 24
tahun 2007 tentang standar sarana prasarana dijelaskan tentang standar-standar
sarana dan prasarana pendidikan, sebagai berikut : Ruang kelas ,Ruang,
perpustakaan, Laboratorium IPA, Ruang guru, Tempat ibadah, Ruang UKS,
Wc, Gudang, Ruang sirkulasi dan Lapangan olah raga
Pada lembaga pendidikan level MTs/SMP setidaknya kebutuhan
sarana dan prasarana yang harus di penuhi antara lain: Ruang kelas, Ruang,
perpustakaan, Laboratorium IPA, Ruang kepala sekolah, Ruang guru, Ruang,
TU, Tempat ibadah, Ruang BK, Ruang osis, Ruang UKS, Wc, Gudang,
Ruang, sirkulasi, Lapangan olahraga
Sedangkan pada lembaga pendidikan level SMA setidaknya
kebutuhan sarana dan prasarana yang harus dipenuhi antara lain :
Ruang kelas, Ruang perpustakaan, Laboratorium biologi, Laboratorium fisika
Laboratorium kimia, Laboratorium komputer bangunan, Laboratorium bahasa,
Ruang kepala sekolah, Ruang guru, Ruang TU, Tempat ibadah, Ruang BK,
9
Ruang UKS, Ruang organisasi kesiswaan, Wc, Gudang, Ruang sirkulasi dan
Lapangan olahraga.8
8
Jaja Jahari dkk, Managemen Madrasah, teori strategi dan implementasi, ( Bandung, Alfabeta
2013) hlm 67.
9
Agus Zainul Fitri, Manajemen Kurukulum Pendidikan Islam (Bandung, Alfabeta,2013) hlm. 68
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
11
4. Alat/Sarana: Bahan ajar, media pembelajaran, dan fasilitas yang
mendukung proses belajar mengajar, penting untuk menciptakan
lingkungan yang kondusif.
Kesimpulan Umum
B. SARAN
Adapun saran dari materi yang telah kami bahas antra lain:
1. Jika menjadi pendidik jadilah pendidik yang baik dengan cara
mengajarkan pendidikan yang menyeluruh baik secara spiritual, intelektual
dan juga emosional atau adab yang baik.
2. Jika menjadi pendidik diharapkan kita bukan hanya sekedar menyuruh
terhadap peserta didik akan tetapi juga memberikan contoh yang baik
sehingga peserta didik lebih mengikuti arahan dengan maksimal.
Dikarenakan pendidikan dan pengajaran dapat memberikan dampak maka,
seorang pendidik perlu mengajarkan pendidikan dengan akhlak dan materi
pelajaran yang baik- baik sehingga dampaknya terhadap peserta didik juga
baik.
3.
12
DAFTAR PUSTAKA.
13